Anda di halaman 1dari 14

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Anther atau tepung sari secara alamiah berfungsi menyerbuki maupun
membuahi. Teknik kultur anther relative sederhana dan efesien yang paling
penting dalam metode ini adalah penentuan tingkat perkembangan yang paling
tepat untuk dijadikan sebagai eksplan sehingga androgenesis dapat terjadi. Anther
angiospermae secara skematis dan pembentukan tanaman haploid melalui kultur
(Santoso dan Nursandi, 2005).
Kultur adalah inisiasi umum dari tumbuh-tumbuhan yang memiliki
bagian-bagian yang dapat ditumbuhkan pada media kultur dan dapat disterilkan,
sementara eksplan adalah ketika dikulturkan pada medium yang sesuai, biasanya
media terdiri dari bahan-bahan auksin dan sitokinin yang dapat memberikan suatu
nutrisi bagi tanaman agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman bar .
(Sugito dan Nugroho, 2004).
Saat ini kultur anther merupakan salah satu dari teknik-teknik kultur
jaringan dan merupakan teknik yang sangat menjaanjikan untuk pemuliaan
tanaman dantelah diaplikasikan secara meluas pada tanaman serelia dan beberapa
tanaman lain. Teknik ini memberikan peluang mendapatkan tanaman homozigot
murni atau homozigot haploid ganda yang dapat digunakan sebagai tetua
persilangan

maupun

tanaman

donor

untuk

produksi

benih

(Winarto dan Rachmawati, 2007).


Tanaman haploid dapat dikembangkan dengan menggunakan teknik kultur
invitro anther dan pollen. Anther diperoleh dari tunas bunga dan dapat dikulturkan
pada medium padat atau cair sehingga terjadi embryogenesis. Selain itu pollen

juga dapat diambil secara asseptik dan dikulturkan pada medium cair proses
perbanyakan tanamna haploid dengan menggunakan gametofit jantan semacam ini
disebut sebagai androgenesis (Wetter dan Constabel, 1991).
Kultur anther bisa menghasilkan anggrek dengan genetic haploid (1n)
sehingga bentuknya lenbih kecil jika dibandingkan dengan anggrek diploid (2n).
dengan demikian sangat dimungkinkan untuk menghasilkan tanman anggrek mini
dengan memunculkan sifat resesif unggul (Mayamurti dkk, 2011).
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum adalah untuk Mengetahui cara kultur anther
pada bunga lili (Lilium Brownii F. E. Brown.)
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan adalh untuk memenuhi komponen penilaian
di Laboratorium Bioteknologi Pertanian Sub Pemuliaan Tanaman, Program Studi
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan dan
sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Adapun

klasifikasi

dari

bunga

lili

adalah

kingdom:

plantae;

divisi: spermatophyta; subdivis: angiospermae; kelas: monocotyledoneae;


ordo: alismatales; Famili: liliaceae; genus; lilium; spesies: Lilium Brownii F. E.
Brown. (Marlina, 2009).
Bunga lili memiliki system perakaran serabut yang dapat membentuk
umbi pada perakarannya. Umbi yang terbentuk akibat perubahan dari akar
tersebut. Umbi tersebut berwarna putih kekuningan (Wayan dkk., 2012).
Batang pada bunga lili bersifat tegak, bulat berwarna hijau dan permukaan
batang terdapat bekas dudukan daun tanaman lili. Tinggi tanaman lili dapat
mencapai sekitar 50-100cm (Marlina, 2009).
Daun bunga lili merupakan daun tunggal, berseling berbentuk lanset,
ujung daun runcing, tepi daun rata, panjang daun antara 10-15cm, dan lebar daun
antara

2-3cm.

permukaan

daun

licin

dan

daun

berwarna

hijau

(Wayan dkk., 2012).


Bunga pada lili merupakan bunga majemuk, yang berbentuk panjang
atauterompet, dalam satu tangkai terdapat 3-5 bunga. Terdapat daun penumpu
setiap tangkai bunga benang sari 6, kepala putik terbelah 3, berwarna putih, dasar
mahkota berlekatan, ujung lepas, 6 helai mahkota (Marlina, 2009).
Buah pada bunga lili berbentuk kotak yang memiliki ruang tiga. Dalam
buah terdapat banyak biji, panjang buah antara 1-2 cm, buah yang sudah tua
berwarna coklat atau hitam (Wayan dkk., 2012).

Biji pada bunga lili berukuran sangat kecil yang berbentuk bulat pipih dan
berwarna hitam, panjang biji antara 0,2-0,5 cm. biji terdapat banyak dalam satu
buah (Marlina, 2009).
Syarat Tumbuh
Iklim
Lili sangat mudah tumbuh, beberapa varietas dapat ditemukan tumbuh liar
dalam jumlah besar. Lili membutuhkan masa aktif dingin untuk berkembang. Ini
berarti bahwa mereka tumbuh terbaik di daerah-daerah yang mendapatkan
setidaknya udara dingin yang sejuk suhu 20-30 derajat celcius. Lili membutuhkan
udara lembab dan sedikit asam tanah (Wayan dkk., 2012).
Biasanya bunga lily tumbuh menyesuaikan diri dengan habitatnya, seperti
daerah berhutan, pegunungan atau terkadang daerah rerumputan. Bahkan
beberapa dapat bertahan hidup di tanah rawa dan memiliki akar mengambang
seperti yang terkenal di Asia Tenggara (Lilium Arboricola). Tetapi pada umumnya
tanaman ini dapat tumbuh baik di tanah yang gembur (Marlina, 2009).
Tanah
Sebenarnya lily tidak terlalu memilih jenis tanah. Namun sebagaimana
tanaman berumbi lain, lily lebih menyukai tanah yang subur, banyak mengandung
bahan organik, gembur, dan berpasir. Tanaman tumbuh baik pada daerah yang
sejuk (lebih dari 1.000 m dpl), tetapi dapat pula tumbuh didaerah yang panas
(sekitar 300 m dpl) (Wayan dkk., 2012).
Di daerah yang panas, umbi mudah membusuk karena serangan penyakit
yang disebabkan bakteri Erwinia aroidea. Iklim yang lembap dengan hujan yang
merata akan mendorong tanaman tumbuhopti-mal. Tanaman ini dapat juga

ditanam di dalam rumah kaca atau plastik dengan pemberian air dan penyinaran
yang cukup (Marlina, 2009).
Kultur Anther
Anther adalah kepala sari. Anther mangandung serbuk sari (polen)
sehingga kultur anther berarti mengikutsertakan pollen didalamnya pollen yang
masioh muida (immature) atau mikrospora yang terkandung didalam anther dapat
secara langsung berregenerasi membentuk embrio, disebut androgenesis, atau
membentuk jaringan kalus yang berregenerasi menjadi tanaman (hanarida, 2002).
Tanaman haploid adalah tanaman yang mempunyai jumlah kromosom
yang sama dengan kromosom gamet (n). Tanaman haploid yang diperoleh dari
kultur anther dapat digunakan untuk mendeteksi mutasi rekombinan yang unik,
Karena mutasi yang resesif tidak muncul dalam keadaan diploid dan pada
penggandaan jumlah kromosom akan diperoleh tanaman yang homozigot
(Iswari, 2010).
Factor-faktor yang menenentukan hasil akhir kultur anther adalah kondisi
pertumbuhan tanaman donor seperti temperature, fotoperiodisasi dan intensitas
cahaya, umur tanaman donor (tunas yang digunakan berasal dari perkembangan
awal) dan tingkat pembelahan mitosis pertama, untuk menghasilkan haploid
terbaik, kondisi optimum yang harus diperhatikan yaitu tahap perkembangan
mikrospora,

komposisi

media,

sumber,

kondisi

dan

umur

tanaman

(Yuwono, 2008).
Langkah terpenting dan kritias dari teknik kultur anther adalah
pembentukan tingkat perkembangan serbuk sari yang paling tebal untuk
digunakan eksplan sehingga androgenesis dapat berlangsung. Anther yang

diinginkan adalah anther dengan serbuk sari pada fase mid uninclaete. Fase
tersebut memiliki ciri yaitu hanya ada satu nucleus untuk tiap sel yang berada
ditengah. Pengamatan dilakukan dibawah mikroskop dan melakukan pewarnaan
tertentu ( Zulkarnain, 2009).
Kegunaan kultur anther antara lain mampu menghasilkan tanaman
monohaploid yang dapat digunakan untuk pemuliaan tanaman selanjutnya dan
dapat mengahsilkan sifat resesif, serta dari monohaploid dapat dihasilkan derivate
yang diploiddengan cara merangkapkan kromosom dengan perlakuan kolkisin
dang mengadakan tanaman monohaploid dan untuk membuat tanaman homozigot
(Nasir, 2002).

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Pertanian Sub
Pemuliaan Tanaman, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan Pada Ketinggian 25 meter diatas permukaan
laut. Praktikum dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2014 Pukul 13.00WIB
sampai dengan selesai.
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan pada peraktikum ini adalah bunga lili
sebagai objek praktimum, media dasar MS untuk media kultur eksplan, benlate
2g/l + dithane M-45 2g/l senbagai larutan fungisida, Clorox sebagai larutan untuk
mensterilkan eksplan, betadine untuk mensterilkan eksplan, aquadest untuk
pengencer dan pembilas.
Adapun Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah botolkultur untuk
media kultur, petridish untuk tempat calon eksplan, Erlenmeyer untuk
pengenceran larutan, scalpel dan pipt untuk mengambil kepala sari, pinset untuk
mengambil eksplan, hansprayer untuk menyemprot alcohol, laminar ir flow
tempat penanaman eksplan agar tetap steril, bunsen untuk mensterilkan pinset,
sarung tangan, shower cup dan masker merupakan alat pendukung.
Prosedur Praktikuum
-Sterilisasi Eksplan
1. Eksplan dicuci dengan detergen selama 30 menit dan dibilas dengan air
mengalir.
2. Dibersihlan laminar air flow dengan alcohol 96%

3. Dirtendam eksplan dalamlarutan fungisida benlate 2g/l + dithane M-45


2g/l + tween 20 sebanyak 2-3 tetes. Kemudian dibilas dengan aquadest
mengalir.
4. Eksplan direndam dengan Clorox 20% + tween 20 selama 10 menit
kemudian dibilas dengan aquadest mengalir sebanyak 3 kali
5. Eksplan direndam dalam larutan betadine 5% selama 10 menit dogosok
dan dibilas dengan aquadest mengalir
-Penanaman Eksplan
1. Kuncup bunga yang steril dipindahkan kedalam petridish
2. Kepala saru dikeluarkan dari kuncup bunga dengan mengguanakan scalpel
dan pinset
3. Kemudia kepala sari ditanam pada media NS diinkubasi pada suhu 25
derjat celcius pada keadaan terang dan diamati terus perkembangannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil

Persentase eksplan tumbuh

= Jumlah eksplan yang tumbuh


X 100%
Jumlah eksplan seluruhnya
= 0/15 x 100% = 0%

Persentase eksplan tidak tumbuh = Jumlah eksplan yang tidak tumbuh


Jumlah eksplan seluruhnya
= 13/15 x 100% = 86,6%
Persentase eksplan kontaminan

= Jumlah eksplan yang kontaminasi


Jumlah eksplan seluruhnya
= 2/15 x 100% = 13,3%

X 100%

X 100%

Pembahasan
Adapun factor-faktor yang menetukan keberhasilan dari kuktur anther
yaitu diantaranya kondisi dan umur tanaman, pollen yang digunakan pada tingkat
pembelahan pertama,, dan tingkat perkembangan pollen yang paling baik. Kondisi
media kultur. Hal ini sesuai dengan literatur Yuwono (2008) yang menyatakan
bahwa faktor-faktor yang menenentukan hasil akhir kultur anther adalah kondisi
pertumbuhan tanaman donor seperti temperature, fotoperiodisasi dan intensitas
cahaya, umur tanaman.
Kegunaan dari kultur anther pada praktikum ini adalah menghasilkan
tanaman yang monohaploid dapat digunakan untuk pemuliaan tanaman
selanjutnya dan dapat menghasilkan sifat resesif. Hal ini sesuai dengan literatur
Nasir (2012) yang menyatakan bahwa Kegunaan kultur anther antara lain mampu
menghasilkan tanaman monohaploid yang dapat digunakan untuk pemuliaan
tanaman selanjutnya dan dapat mengahsilkan sifat resesif.
Dari hasil praktikum diperoleh keberhasilan yang tumbuh adalah 0%
dikarenakana adanya kegagalan dari tingkat perkembangan atau pemilihan pollen.
Hal ini sesuai dengan literatur Zulkarnain (2009) yang menyatakan bahwa

10

Langkah terpenting dan kritias dari teknik kultur anther adalah pembentukan
tingkat perkembangan serbuk sari yang paling tebal untuk digunakan eksplan
Tanaman haploid merupakan tanaman yang memiliki satu genom
(monohaploid). Tanaman ini diperkirakan dapat menghilangkan sifat resesif dan
membuat tanaman menjadi homozigot. Hal ini sesuai dengan literatur
Iswari (2010) yang menyatakan bahwa tanaman haploid adalah tanaman yang
mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan kromosom gamet (n), karena
mutasi yang resesif tidak muncul.
Pada praktikum yang dilakukan terjadi banyak kontaminasi sebesar 13,3%.
Ini disebabkan eksplan yang belum steril dan alat atau media yang tidak steril,
sehingga dapat menimbulkan kontaminasi. Hal ini sesuai dengan literatur
Hanarida (2012) yang menyatakan bahwa sumber kontaminan dapat berasal dari
eksplan, alat, media dan propagator.
Dari praktikum yang telah dilakukan adapun hasil persentase yang didapat
untuk eksplan yang tumbuh 0%, untuk eksplan yang tidak tumbuh 86,6%,
sedangkan eksplan kontaminan adalh 13,3%. Ini disebabkan kegagalan dalam
kulturisasi dan pemilihan eksplan. Hal ini sesuai dengan literatur Zulkarnain
(2009) yang menyatakan bahwa pemilihan eksplan dari serbuk sari yang tebal
sehingga androgenesis dapat berlangsung.

KESIMPULAN

11

Kesimpulan
1. Kultur anther adalah teknik kultur jaringan untuk memperbanyak tanaman
dengan menggunakan organ reproduktif tanaman sebagai eksplan
2. Kegunaan kultur anther adalah perbanyakan tanaman dengan
menggunakan tanaman haploid (monohaploid)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kultur anther adalah umur tanaman
donor, fotoperiodisasi, intensitas cahaya, kondisi media, pollen masi dalan
keadaan mitosis
4. Dari hasil praktikum tingkat keberhasilan kultur anthe 0% karena pollen
belum berkembang baik.
5. Tanaman haploid adalah tanaman yang memiliki genom satu dan
memutasi sfat resesif.
6. Kontaminasi daoat terjadi karena ketidaksterilan alat media eksplan dan
propagator.
Saran
Dalam kulturisasi anther dipilih tanaman donor yang memiliki sifat
dominan tinggi atau unggul agar dihasilkan plantlet atau individu baru yang
monohaploid.

DAFTAR PUSATAKA
Hanarida, p. 2012. Induksi Kalus dan Regenerasi Tanaman Melalui Kultur Anther
pada Silangan Padi Tipe Baru. Balai Penelitian Bioteknologi dan sumber
Daya Genetika Petani.

12

Iswari,

S. 2010. Galur Padi Beras Hitam Hasil Kultur Anther.


http://pustaka.litbang.deptan.go.id. diakses tanggal 23 Maret 2015

Mayamurti, R. S. K., Indah, T. Pangertisari, U. Avandy.Kultur Anther; Tugas


Kuliah. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret.
Nasir, M. 2002. Bioteknologi Potensi dan Keberhasilannya dalam Bidang
Pertanian. Grafindo, Jakarta.
Santoso, U. dan U. Nursandi. 2005. Kultur Jarigan Tanaman. UMM Press, Malang
Sugito, H dan A. Nugroho, 2004. Teknik Kultur Jaringan. Penebar Swadaya,
Jakarta
Winarto, B., dan F. Rachmawati. 2007. Teknik Kultur Anther pada Pemuliaan
Anthurium. Balai Penelitian Tanaman Hias, Cianjur.
Wetter, L. R. dan F. Constabel. 1991. Metode Kultur Jaringan. ITB Press.
Bandung
Yuwono, T. 2008. Bioteknologi Pertanian. UGM Press, Yogyakarta
Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tanaman. Bumi Aksara, Jakarta

KATA PENGANTAR

13

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tepat pada
waktunya.
Adapun judul laporan ini adalah Kultur Anther yang merupakan salah
satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Bioteknologi
Pertanian Sub Pemuliaan tanaman , Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
matakuliah Bioteknologi Pertanian yakni Luthfi Aziz Mahmud, SP., MS., PhD;
Prof. Dr. Ir. Rosmayati, MS.; Dr. Ir. Lollie Agustina P. Putri, M.Si; Ir. Revandy
Damanik, M. Sc., PhD.; Ir. Eva Sartini Bayu, MP., dan kepada abang dan kakak
asisten yang telah membantu penulis dalam praktikum dan menyelesaikan laporan
ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan penulisan kedepannya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih,
semoga paper ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2015

Penulis
DAFTAR ISI

14

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................ 1
Tujuan Praktikum ............................................................................ 2
Kegunaan Penulisan ........................................................................ 2
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3
Botani Tanaman............................................................................... 3
Syarat Tumbuh................................................................................. 4
Iklim........................................................................................... 4
Tanah.......................................................................................... 4
Kultur Anther............................................................................. 5
BAHAN DAN METODE .......................................................................... 7
Waktu dan Tempat Percobaan ......................................................... 7
Bahan dan Alat ................................................................................ 7
Prosedur Percobaan ......................................................................... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 9
Hasil ................................................................................................ 9
Pembahasan ..................................................................................... 9
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................11
Kesimpulan......................................................................................11
Saran.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai