Latar Belakang
Kultur embrio adalah isolasi secara steril embrio matang ataupun belum
matang dengan tujuan memperoleh tanaman yang viabel. Ada 2 macam didalam
kultur embrio yaitu kultur embrio yang belum matang untuk mencegak
keguguran (embrio rescue) dan kultur embrio matang untuk merangsang
perkecambahan (embrio culture). Aplikasi kultur embrio akan bertujuan untuk
memecahkan dormansi, perkecambahn parasit obligat, memerpendek siklus
pemuliaan tanaman, menghasilkan tanaman haploid, mencegah aborsi pada
buah, mencegah
aborsi pada persilangan interspesifik dan pembiakan
vegetatif (htttp://www.wikipedia.com.Pengertian Kultur Embrio, 2009).
Faktor faktor yang mempengaruhi kesuksesan didalam kultur embrio
adalah : Genotipe (contohnya pada suatu species embrio mudah diisolasi dan
tumbuh sementara tanaman lain susah), tahap embrio diisolasi, tergantung
tumbuh tanaman inang (sebaiknya ditumbuhkan dirumah kaca atau kondisi
terkontrol, embrio harus cukup besar dan berkualitas tinggi), kondisi media (hara
makro dan mikro, ph 5 6), sukrosa sebagai sumber energi, zat pengatur
tumbuh yang digunakan GA (Giberelin) untuk memecahkan dormansi, vitamin
dan senyawa organik dan lingkungan (cahaya, oksigen, suhu kadang untuk
perlakuan dingin atau vernilisasi) untuk memecahkan dormansi
(Nigel and Fowler, 2007).
Durian adalah tumbuhan tanaman tropis yang berasal dari Asia Tenggara.
Dutian berasal dari Malaysia, Indonesia, dan Brunei meskipun pohonnya dapat
tumbuh disembarang cuaca yang serupa. Penanaman durian secara komersial
diperkebunan dilakukan dengan jarak tanam 10 m x 10 m hingga 12 m x 12 m,
tergantung dari ukuran tanamannya. Perbanyakan durian dapat dilakukan
dengan biji juga dilakukan untuk memperoleh batang bawah dalam perbanyakan
vegetatif. Pohon durian mulai berbuah setelah 4 5 tahun, dalam budidaya
dapat dipercepat jika menggunakan bahan tanaman hasil perbanyakan vegetatif
(http://www.wikipedia.com.Durian, 2009).
Giberelin merupakan jenis hormon yang dapat mempercepat
pertumbuhan bagian bagian tanaman dapat menyebabkan tanaman cepat
besar. Saat ini terdapat 37 macam senyawa yang termasuk giberelin, karena
giberelin bersifat asam maka disebut giberelin acid (GA) tetapi yang paling
populer adalah GA3 (Widarto, 1996).
Dalam kultur embrio, benih disterilkan pada larutan clorox 15 % selama 10
menit, clorox 10 % selama 15 menit. Benih dibilas tiga kali dalam air steril dan
dikecambahkan dalam media MS. Pengamatan yang dilakukan pada 10
kultur
per perlakuan meliputi persen tumbuh, persen kultur yang
bermutiplikasi,
jumlah pucuk yang terbentuk jumlah persen Vitrous
dan Nekrosis (http://www.eshaflora.com.Sterilisasi Kultur Jaringan, 2009) .
Perbanyakan in vitro memberi alternatif lingkungan terproteksi, nutrisi
yang cukup dan bebas serangan bakteri atau jamur. Lebih baik memakai benih
dari kapsul yang terbuka karena sterilisasi lebih muda
dan
hanya mensterilisasi kapsul dengan merendamnya
pada alkohol 96 %
(http://www.FP.Unud.ac.id. Sterilisasi, 2009).
Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menguji kecepatan
viabilitas biji, untuk penyelamatan embrio, untuk memperpendek siklus
breeding, untuk memperbanyak tanaman dan untuk memperoleh hybrid yang
langka.
Kegunaan Percobaan
Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal tes di
Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Sebagai bahan informasi bagi pihak pihak yang memerlukan.
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa sumber kontaminasi miroorganisme pada sistem kultur jaringan
dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.
Medium sebagai akibat proses sterilisasi yang tidak sempurna.
2.
Lingkungan kerja dan pelaksaan penanaman yang kurang hati hati.
3.
Eksplan
Secara eksternal
4.
Serangga atau hewan kecil yang berhasil masuk kedalam botol
kultur setelah diletakkan didalam ruanng kultur ataupun ruang stok.
(Zulkarnain, 2009).
Kultur embrio yang belum matang yang diambil dari biji memiliki 2 macam
aplikasi. Dalam beberapa hal, inkompatabilitas antar species atau kultivar yang
timbul setelah pembentukan embrio yang akan aborsi embrio. Embrio yang
seperti ini dapat diselamatkan dengan cara mengkulturkan embrio yang belum
matang dan menumbuhkannya pada media yang sesuai. Aplikasi
lain
kultur embrio adalah untuk menyelamatkan embrio yang
sudah matang
agar tidak mati akibat serangan jamur, bakteri dan
virus
(http:www.kr.co.id/web.Kultur Embrio, 2009).
Setiap buah memiliki lima ruang yang menunjukkan jumlah buah durian.
Masing masing ruangan terisi oleh beberapa biji. Biji durian terbungkus oleh
radius yang disebut daging buah berwarna putih hingga kuning terang dengan
ketebalan yang bervariasi. Namun pada kultivar unggul ketebalan daging buah
mencapai 3 cm. Pemuliaan tanaman menghasilkan biji yang kecil dengan daging
buah yang tebal karena salut biji inilah bagian yang dimakan
(http://www.arsip.pontianak.post.com. Morfologi Durian, 2009).
Giberelin adalah zat pengatur tumbuh yang mempunyai peranan penting
bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yaitu untuk mengatur
pembungaan pada tanaman, perkecambahan pada biji, pertumbuhan batang,
Direndam eksplan dalam larutan betadine 5 % selama 10 menit
sambil digojok terus menerus kemudian dibilas dengan aquadest steril minimal
sebanyak 3 kali.
b.
Penanaman Eksplan
Diamati perkembanganya.
x 100 %
x 100 %
KESIMPULAN
1.
Dari percobaan yang telah dilakukan didapat bahwa % pertumbuhan
kultur embrio pada biji durian adalah 100 %.
2.
Dari percobaan yang telah dilakukan didapat bahwa % kontaminasi
kultur embrio pada biji durian adalah 0 %.
3.
Dari hasil percobaan yang dilakukan kultur embrio bertujuan untuk
menguji viabilitas biji, memperbanyak tanaman dan memperoleh tanaman
hybrid.
4.
Pada percobaan kultur embrio media yang digunakan adalah
media
MS + GA3 yang dapat menumbuhkan embrio pada
eksplan embrio durian.
5.
Kontaminasi dapat terjadi akibat adanya mikroorganisme yang
terdapat pada media maupun eksplan serta kurangnya ketelitian pada saat
sterilisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hendaryono, D. P. S dan Wijayati, A., 2006. Teknik Kultur Jaringan. Kanisius.
Jakarta.
http://www.arsip.pontianakpost.com.Morfologi Durian., 2009.
Diakses Tanggal 26 Oktober 2009.
http://www.eshaflora.com.Sterilisasi Kultur Jaringan., 2009. Diakses
tanggal 26 Oktober 2009.
http://www.FP.Unud.ac.id.Sterilisasi., 2009. Diakses Tanggal 26 Oktober
2009.
http://www.kr.co.id/web/detail.Kultur Embrio., 2009. Diakses Tanggal 26
Oktober 2009.
http://www.wikipedia.com.Pengertian Kultur Embrio., 2009. Diakses
Tanggal 26 Oktober 2009.