PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
Innaniawati
NIM :18201001010225
hambatan
dalam mencapai
tujuan
yang
diinginkan.
Untuk
usaha
mengorganisir
belajar
anak
berperan
di
dalam
hal
guru
dan
yang
memperhatikan
jangkauan
peserta
didik
situasi,
ialah
kondisi,
toleransi,
mendorong
atau
mengkombinasi
atau
memvariasi
metode
pengajaran
yang
digunakan sehingga dalam proses mengajar guru tidak terpaku dalam satu
metode saja dan ini bertujuan agar peserta didik tidak merasa bosan
dalam belajar.
Dalam hal ini metode menempati peranan yang tidak kalah
pentingnya dari komponen-komponen yang ada dalam kegiatan belajar
mengajar. Metode merupakan suatu alat untuk memotivasi dan sebagai
alat untuk mencapai tujuan dalam pengajaran. Suprihadi Saputro dalam
bukunya mengenai pengembangan proses belajar mengajar mengatakan
bahwa metode adalah cara, yang didalam fungsinya merupakan alat untuk
mencapai tujuan. Metode adalah cara-cara yang dilaksanakan untuk
mengadakan interaksi belajar-mengajar dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran.3
22Abu Ahmad, Pengantar Metodik Didaktik, (C.V. Armico: Bandung. 1998), 131.
Menerapan metode belajar yang baik ini di jelaskan juga dalam alQuran khususnya dalam surah An-Nahl ayat ke 125 sebagaimana berikut:
tersebut,
sehingga
dalam
mengelola
dan
menjalankan
1.
2.
E. Asumsi Penelitian
dimaksud
dengan
hipotesis
adalah
jawaban
sementara
pengaruh
variasi
metode
yang
diterapkan
guru
terhadap
bahan
masukan
bagi
pengembangan
pengetahuan
khususnya
peningkatan
motivasi
belajar
siswa
dengan
10
11
J. Kajian Pustaka
1. Kajian Teoritik
a. Tinjauan tentang Penggunaan variasi metode
1) Pengertian penggunaan variasi metode belajar
Secara etimologi kata variasi adalah selingan, selang seling
dan pergantian atau perubahan,5 sedangkan kata metode belajar
dapat diartikan sebagai perbuatan mencari suatu pengetahuan
yang belum mereka ketahui, karena kata belajar berasal dari kata
ajar yang mempunyai sebuah petunjuk yang diberikan kepada
orang agar dapat diketahui.6
Namun secara epistimologi, kata belajar dapat diartikan
sebagai suatu perbuatan untuk mencari ilmu pengetahuan, agar
mereka
yang
mencari
ilmu
pengetahuan
tersebut,
lebih
mandiri
itu
sendiri
dapat
belajar tersebut
5Pius A Partanto dan M Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkolla,
2001), 773.
6Tim Penyusun pusat bahasa, hlm, 17.
12
dilakukan secara mandiri atau sendiri dan tidah dibantu oleh tutor
atau guru pengajar dan lain sebagainya.
2) Penerapan macam-macam metode belajar
Dalam kegiatan proses belajar mengajar,
metode
metode
yang
keberhasilan
proses
belajar
mengajar
yang
berjalan
dengan
baik
dan
hasilnya
dapat
7Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006),hlm. 82-104.
13
diandalkan,
maka
perbaikan
pengajaran
diarahkan
kepada
dikembangkan
disekolah
sehingga
akhirnya
dapat
14
merupakan
termsuk
suatu
dengan
tindakan
penggunaan
atau
(rangkaian
metode
dan
15
diukur
tingkat
keberhasilannya,
karena
tujuan
itu
mentransfer
ilmu
pengetahuan
kepada
orang
lain,
juga
untuk
merangsang
kemapuan
(abilities)
yang
16
dorongan
dan
semangat
untuk
untuk
meningkatkan
belajar
siswa
yang
dimaksudkan
dalam
kegiatan
Slameto
yang
oleh
seorang
individu
untuk
memperoleh
suatu
14Tim penyusun pusat bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Jakarta: Balai
pustaka, 2008),hlm. 695
15Ibid, 695.
16Syaiful Bahri Djamarah, 2005, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif suatu
pendekatanteoritis Psikologis, Jakarta: PT Rineka Cipta, 148.
17Ibid, 12.
17
18
bagi masa depannya. Dalam keadaan seperti itu perlu adanya motivasi, dan tugas
guru adalah membangkitkan motivasi belajar siswa sesuai dengan keadaan siswa
itu sendiri.
Antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sulit untuk menentukan
mana yang lebih baik, timbulnya motivasi intrinsik pada diri siswa adalah satu hal
yang diharapkan namun motivasi ini tidak bisa dengan mudah muncul pada diri
siswa, maka perlu adanya dorongan dari luar agar nantinya timbul kesadaran
sendiri untuk melakukan kegiatan belajar.
Ada beberapa cara untuk membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam
menumbuhkan motivasi intrinsik, yaitu:
1. Kompetensi (persaingan): guru menciptakan persaingan di antara siswa untuk
meningkatkan prestasi belajarnya.
2. pace making (membuat tujuan sementara atau dekat): sebelum memulai
pelajaran. Guru diharapkan untuk menyampaikan tujuan khusus yang akan
dicapai, sehingga siswa akan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.
3. tujuan yang jelas: bila tujuan dalam proses belajar itu jelas, maka siswa
termotivasi untuk melakukan suatu perbuatan.
4. kesempurnaan untuk sukses: kesuksesan akan menimbulkan kepuasan pada diri
siswa, maka guru hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk meraih
kesuksesan.
5. minat yang besar: motivasi akan timbul jika siswa memiliki minat yang besar.
6. Mengadakan penilaian atau tes: nilai yang baik dari seorang guru akan
memotivasi siswa untuk lebih giat belajar.
Motivasi ekstrinsik diperlukan untuk mendorong kegiatan belajar siswa,
sebagai mana yang telah dijelaskan bahwa motivasi ekstrinsik merupakan
dorongan dari luar diri siswa, yang salah satunya berasal dari dorongan pendidik.
Seorang guru dapat memberikan bermacam-macam motivasi ekstrinsik terhadap
siswa, namun tidak semua motivasi baik bagi perkembangan jiwa mereka, maka
guru harus mengetahui dan memahami secara pasti kapan dan bilakah sebaiknya
motivasi tersebut di berikan.
3) Prinsip-prinsip motivasi dalam belajar
19
Motivasi
mempunyai
peranan
yang
strategis
dalam
peranan
motivasi
lebih
optimal,
maka
prinsip-prinsip
18Ibid, 153.
20
itu sendiri.
Perilaku Guru dan Keteladanan, perilaku seorang guru akan
berpengaruh terhadap perilaku siswa, perilaku yang positif akan sangat
membantu dalam motivasi belajar siswa. Demikian juga dengan perilaku
yang negatif akan membuat keinginan siswa untuk belajar menjadi lemah.
Sehubungan dengan hal tersebut, sangat diharapkan agar perilaku guru dapat
menjadi sumber keteladanan bagi siswa, karena contoh yang lebih baik
21
yang kurang benar. Keadaan seperti ini akan membuat motivasi belajar siswa
menurun karena merasa tidak nyaman, dengan demikian sarana yang
memadai dapat juga merangsang motivasi siswa dalam belajar.
6)
Waktu Sekolah, waktu sekolah atau dalam pelaksanaan belajar
mengajar yang efektif adalah pagi hari, dimana kondisi fisik dan psikis siswa
masih baik dan segar, kondisi seperti ini akan membuat siswa terdorong
untuk giat belajar. Akan tetapi ada juga lembaga yang melaksakan kegiatan
belajar mengajar sore hari, dimana seharusnya siswa memanfaatkan waktu
untuk istirahat, namun dipaksa untuk belajar dan berkonsentrasi sehingga
berakibat pada kurang begusnya nilai atau hasil yang dicapai Siswa.
b. Lingkungan Masyarakat, antara lain:
1) Mass media, lingkungan siswa yang terbiasa dengan budaya media seperti
surat kabar, majalah, radio dan televisi akan membuat anak terangsang untuk
belajar ketika melihat sebuah prestasi gemilang yang ditayangkan oleh
media tersebut. Media tidak selalu menampilkan sesuatu yang buruk, ada
kalanya isi dari sebuah media dapat memotivasi anak untuk belajar, apalagi
tayangan tersebut sesuai dengan minat yang dimiliki anak. Oleh karena itu,
guru harus bisa memanfaatkan surat kabar, majalah, siaran radio, televisi,
dan sumber belajar di sekitar sekolah untuk memotivasi belajar siswa.
2) Teman bergaul, teman bergaul sebagai lingkungan sosial bagi siswa
mempunyai
peranan
yang
cukup
penting
bagi
perkembangan
22
3) Cara Hidup Lingkungan, Cara hidup lingkungan sekitar tempat tinggal, akan
besar pengaruhnya terhadap perkembangan siswa, seorang siswa akan malas
belajar bila disekitar tempat tinggalnya terdapat hal-hal yang dapat
mengganggu konsentrasi belajar, seperti tempat tinggal yang kumuh,
bencana alam dan lain-lain, apalagi bagi anak yang perkembangannya
kurang baik atau cacat, maka lingkungan tersebut yang sangat penting bagi
anak-anak tersebut. Lingkungan yang kondusif akan memberi pengaruh
positif pada siswa dan akan memperkuat motivasinya untuk belajar.
4) Lingkungan Keluarga, antara lain:
a) Suasana keluarga, orang tua hendaknya tampil sebagai faktor pemberi
semangat pertama bagi motivasi belajar, karena akan memberikan
pengaruh besar pada perkembangan anak itu sendiri. Sebagai pendidikan
yang pertama dan utama, keluarga sangat besar pengaruhnya dalam
membentuk jiwa anak, sesuai dengan hadits Nabi yang berbunyi:
,
Artinya "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang
tuanyalah yang menjadikan dia yahudi, nasrani, atau majusi."
(HR. bukhari). (Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin AlMughirati Al-Bukhori, Abu Abdilah, Shohih Bukhori)
Membentuk jiwa seorang anak tidak cukup dengan selalu
memberikan materi akan tetapi bagaimana akan menjadi seorang anak
yang shaleh atau shalehah karena selain merupakan rahmat dari Allah
swt. Anak adalah titipan yang memang harus dijaga sebaik-baiknya. Anak
shaleh shalehah yang akan menyelamatkan orang tuanya ketika sudah
meninggal. Sesuai sabda Rasulullah Muhammad SAW yang berbunyi:
.
:
.
Artinya Dari abu Hurairah RA. Bahwasannya rasulullah saw. Telah
Bersabda: Jika manusia telah mati maka putuslah amalnya
kecuali tiga hal: yaitu shadaqah jariyah atau ilmu yang
bermanfaat atau anak shaleh yang mendoakannya.(Muslim bin
23
24
Salah satu tugas tenaga pengajar atau guru dalam mewujudkan tujuan-tujuan
pendidikan di sekolah adalah dengan mengembangkan strategi belajar mengajar yang
efektif dan membuat peserta didik merasa senang dalam mengikuti proses
pembelajaran sehingga akhirnya mereka dapat termotivasi dengan baik. Namun dalam
pelaksanaannya, ada beberapa masalah yang dihadapi oleh guru maupun peserta didik.
Salah satunya adalah rasa bosan atau jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal
tersebut tentu saja menghambat proses transfer dan penyerapan ilmu sehingga hasil
yang didapat pun tidak maksimal.
Untuk
mengatasi
hal
tersebut,
seorang
pendidik
diharapkan
bisa
menumbuhkan minat belajar dan mengalahkan rasa bosan yang ada pada diri peserta
didik. Maka dari itu, dalam proses belajar mengajar, sangatlah penting bagi seorang
pendidik untuk menguasai berbagai ketrampilan dalam mengajar. Hal tersebut
dimaksudkan agar proses penyampaian ilmu pengetahuan terhadap peserta didik bisa
berjalan lancar. Adapun macam ketrampilan yang harus dikuasai salah satunya adalah
ketrampilan menggunakan variasi.
Penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar dimaksudkan agar peserta
didik terhindar dari perasaan bosan dan jenuh, yang menyebabkan munculnya rasa
malas. Pengajaran sebaiknya tidak monoton, berulang-ulang dan menimbulkan rasa
jengkel pada diri peserta didik. Karena itu keterampilan menggunakan variasi adalah
sangat penting bagi guru sekolah dasar dalam upaya memelihara dan meningkatkan
mutu kegiatan belajar mengajarnya ang lebih baik.
Pengertian penggunaan variasi merupakan keterampilan guru di dalam
menggunakan bermacam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar peserta didik
sekaligus mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat, gairah, dan aktifitas belajar
yang efektif.
Tujuan dari penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk:
1. Mempertahankan kondisi optimal belajar.
2. Menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar.
3. Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik.
4. Memudahkan pencapaian tujuan pengajaran.
25
26
2. Kajian Terdahulu
Penelitian tentang pengaruh variasi metode yang diterapkan guru
terhadap peningkatan motivasi belajar siswa menurut peneliti masih
tergolong relatif jarang untuk di kaji dan di teliti sebelumnya, namun
menurut pantauan dan pengetahuan peneliti, ada beberapa penelitian
tentang metode yang diterapkan dalam proses pendidikan yang
menurut peneliti memiliki titik relevansi, kesamaan dan perbedaan
dengan penelitian yang peneliti lakukan, penelitian tersebut salah satu
diantaranya adalah penelitian skripsi yang dilakukan oleh saudara
Amiruddin dengan judul skripsinya adalah Implementasi belajar dengan
menggunakan metode mandiri.19
Dalam
kegiatan
penelitian
yang
dilakukan
oleh
saudara
kreatifitas
belajar
siswa
yang.
Sehingga
kegiatan
persamaan-persamaan,
penelitian
tersebut
juga
27
Bustanuddin
Desa
Pangilen
Kecamatan
Galis
Kabupaten
Pamekasan.
2. Populasi Dan Sampel
Yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada
dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya adalah seluruh siswa dan
guru yang ada di SMK Bustanuddin Desa Pangilen Kecamatan Galis
Kabupaten Pamekasan.
28
No
1
2
3
Kelas
X
XI
Jml Siswa
43
52
Jml Rombel
2
2
95
Jumlah
Prosenta
Respond
se
25%
25%
en
11
13
24
(pendukung),
sedangkan
dalam
sub
bahasan
ini
penulis
akan
mengemukakan alat atau pendekatan yang digunakan dalam mengumpulkan datadata atau instrumen penelitian yang penulis pilih dan yang akan digunakan antara
lain:
20Data ini diperoleh peneliti ketikan melakukan Observasi awal di SMK Bustanuddin
Pangilen Galis Pamekasan.
21Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT
Reneka Cipta, 2006) hlm. 130-131
29
a) Angket
Suharsimi mengatakan bahwa angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tetang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.22 Angket dapat dibedakan atas
beberapa jenis tergantung pada sudut pandangan.
1.
b)
2.
b)
3.
b)
c)
d)
22 Ibid. 151
23 Ibid hal 152
30
31
2.
3.
observatory terlibat langsung secara aktif dalam obyek yang diteliti. Keadaan
yang sebaliknya disebut non observasi. Observasi sistematis atau observasi
berkerangka (structure observation) adalah observasi yang ditentukan
terlebih dahulu karangkanya, kerangka itu memuat faktor-faktor yang akan
diobservasi menurut katagorinya.
Observasi eksperimen ialah observasi yang dilakukan terhadap situasi
yang disiapkan sedemikian rupa untuk meneliti sesuatu yang dicobakan25.
Pedoman
observasi
dalam
penelitian
ini
dijadikan
sebagai
24Husaini Usman dan Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara
2003) hal. 54
25 Ibid 55-56
32
Bustanuddin
Desa
Pangilen
Kecamatan
Galis
Kabupaten
Pamekasan.
Sedangkan
observasi
yang
digunakan
dalam
kegiatan
2)
3)
pendapat dan sebagainya. Metode ini sebagai pendukung dari metodemetode yang digunakan seperti observasi dan lain sebagainya.
c) Dokumentasi
33
variasi
metode
yang
diterapkan
guru
terhadap
Bustanuddin
Desa
Pangilen
Kecamatan
Galis
Kabupaten
34
Pamekasan dan para guru yang ada di SMK Bustanuddin Desa Pangilen
Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan. Sedangkan pihak yang terkait
lainnya hanya sebagai pendukung.
Sedangkan langkah-langkah pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a.Pengumpulan data melalui angket
1) Peneliti mengumpulkan responden untuk memberikan penjelasan
tentang
cara-cara
mengisian
angket
tersebut
termasuk
juga
terhadap
Bustanuddin
peningkatan
Desa
motivasi
Pangilen
Pamekasan.
3) Peneliti mengamati aktifitas
belajar
Kecamatan
siswa
Galis
di
SMK
Kabupaten
metode
belajar
yang
siswa
diterapkan
di
SMK
guru
terhadap
Bustanuddin
peningkatan
Desa
Pangilen
35
peneliti.
3) Peneliti mencatat jawaban-jawaban yang diungkapkan oleh para
responden dalam bentuk transkrip data yang disediakan peneliti.
d.Pengumpulan data melalui dokumentasi
1) Peneliti mendatangi lokasi penelitian yaitu di SMK Bustanuddin Desa
Pangilen Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan.
2) Peneliti bertanya pada bagian tata usaha (sumber informasi) untuk
mendapatkan data yang berhubungan dengan arsip-arsip.
3) Peneliti mencari informasi untuk dicatat sesuai dengan variabel
yang telah ditentukan.
5. Analisis Data
Untuk menganalisis data, digunakan hitungan dengan teknik analisis statistik
product moment. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan uraian yang konkrit terhadap
hasil penggalian data dengan teknik angket dalam bentuk klasifikasi bentuk skor
jawaban responden.
Alasan penulis memilih dan menggunakan teknik analisis statistik product
moment karena yang akan diperoleh dan dianalisis adalah bentuk angka-angka
sedangkan rumus yang dipakai adalah:
x.y
r=
(x2) . (y2)
Keterangan:
r
x.y
x2
y2
= Jumlah subjek
Untuk memberikan makna terhadap penelitian ini, maka digunakan pedoman
sebagai berikut:
36
1)
Hipotesis kerja diterima apabila r kerja lebih besar atau sama dengan nilai r
tabel
2) Hipotesis kerja ditolak apabila r kerja lebih kecil dari nilai r tabel
Untuk mengetahui besar tidaknya pengaruh variasi metode yang
diterapkan guru terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di SMK
Bustanuddin Desa Pangilen Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan dan
pedoman yang digunakan adalah:
INTERPRETASI r PRODUCT MOMENT
BESARNYA NILAI r
PRODUCT MOMENT
0,90 s/d 1,00
0,70 s/d 0,90
0,40 s/d 0,70
0,20 s/d 0,40
0,00 s/d 0,20
INTERPRETASI
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup / sedang
Rendah / lemah
Sangat rendah
37
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Pengantar Metodik Didaktik, C.V. Armico: Bandung, 1998.
Amiruddin, Efektivitas Metode Belajar Mandiri Dalam Meningkatkan
Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al-Quran Hadits di
SDI al-Fahmiyah Teja Barat Pamekasan, Pamekasan, STAIN
PAmekasan, 2012.
Anwar, Pendidikan Kecakapan Hidup-Long Life Education Bandung: Alfabeta,
2004.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Reneka Cipta, 2006.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2006.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Azwan Zain, Strategi Belajar-Mengajar, Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2006.
Hamzah B, Model Pembelajaran-Menciptakan proses belajar mengajar yang
kreatif dan efektif, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Husaini Usman dan Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi
Aksara 2003.
Margono, Metodolgi Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT Reneka Cipta, 2004.
Martin, M Andre, Kamus Bahasa Indonesia Melenium, Surabaya: Karina,2002.
Pius A Partanto dan M Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya:
Arkolla, 2001.
Sanjaya,
Wina,
Strategi Pembelajaran-Berorientasi
Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2006.
Standar
Proses
38