Anda di halaman 1dari 39

PENGARUH VARIASI METODE YANG DITERAPKAN GURU

TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI


SMK BUSTANUDDIN DESA PANGILEN KECAMATAN GALIS
KABUPATEN PAMEKASAN

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh
Innaniawati
NIM :18201001010225

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2014

A. PENGARUH VARIASI METODE YANG DITERAPKAN GURU TERHADAP


PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMK BUSTANUDDIN
DESA PANGILEN KECAMATAN GALIS KABUPATEN PAMEKASAN.
B. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan teknologi pada saat ini pembelajaran terus
mengalami perkembangan yang pada dasarnya pembelajaran merupakan
suatu upaya untuk membantu peserta didik agar dapat tumbuh dan
berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara sederhana dapat
diartikan sebagai usaha sadar manusia untuk membina kepribadiannya
sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kebudayaannya. Pada hakekatnya
pendidikan adalah upaya manusia untuk memanusiakan manusia. Nana
Sudjana mengatakan bahwa pendidikan sebagai upaya memanusiakan
manusia pada dasarnya adalah mengembangkan kemampuan atau potensi
individu sehingga bisa hidup optimal baik sebagai pribadi maupun sebagai
anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai
pedoman hidupnya.1
Sebenarnya harapan yang paling utama dalam proses belajar
mengajar di sekolah adalah peserta didik dapat mencapai hasil yang
memuaskan atau hasil yang baik. Namun banyak kita jumpai peserta didik
yang mengalami kesulitan ataupun hambatan dalam proses belajarnya.
Pada umumnya kesulitan belajar merupakan suatu kondisi yang ditandai
adanya

hambatan

dalam mencapai

tujuan

yang

diinginkan.

Untuk

mencegah timbulnya kesulitan atau hambatan dalam belajar tersebut


peserta didik serta orang yang bertanggung jawab dalam pendidikan
diharapkan dapat mengurangi timbulnya kesulitan tersebut.
Dalam hal ini guru dengan sadar berusaha untuk mengatur
lingkungan belajar agar anak didik tetap bersemangat dalam menerima

11Nana Sudjana, Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah, Sinar Baru


Algesindo, Bandung, 1998, hal 2.

pelajaran dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki guru,


seperti mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis.
Salah satu usaha guru yang dilakukan dalam mengantisipasi
munculnya kesulitan atau hambatan adalah dengan memahami kedudukan
metode sebagai salah satu komponen dalam menentukan keberhasilan
kegiatan belajar mengajar. James L. Mursell mengatakan bahwa macam
metode apapun dapat digunakan, akan tetapi yang penting adalah
bagaimana cara guru mengorganisir belajar anak. Tetapi metode apapun
harus dipilih juga, sebab hal ini akan memberikan efisiensi mengajar,
sedang

usaha

mengorganisir

belajar

anak

berperan

di

dalam

hal

efektifitasnya, sehingga dapat berkesan didalam jiwa anak, dan keduanya


saling melengkapi.2
Seorang
pandangan

guru

dan

yang

memperhatikan

jangkauan

peserta

didik

situasi,
ialah

kondisi,

toleransi,

mendorong

atau

menimbulkan variasi dalam mengajar, yang mana salah satunya adalah


dengan

mengkombinasi

atau

memvariasi

metode

pengajaran

yang

digunakan sehingga dalam proses mengajar guru tidak terpaku dalam satu
metode saja dan ini bertujuan agar peserta didik tidak merasa bosan
dalam belajar.
Dalam hal ini metode menempati peranan yang tidak kalah
pentingnya dari komponen-komponen yang ada dalam kegiatan belajar
mengajar. Metode merupakan suatu alat untuk memotivasi dan sebagai
alat untuk mencapai tujuan dalam pengajaran. Suprihadi Saputro dalam
bukunya mengenai pengembangan proses belajar mengajar mengatakan
bahwa metode adalah cara, yang didalam fungsinya merupakan alat untuk
mencapai tujuan. Metode adalah cara-cara yang dilaksanakan untuk
mengadakan interaksi belajar-mengajar dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran.3

22Abu Ahmad, Pengantar Metodik Didaktik, (C.V. Armico: Bandung. 1998), 131.

Menerapan metode belajar yang baik ini di jelaskan juga dalam alQuran khususnya dalam surah An-Nahl ayat ke 125 sebagaimana berikut:

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan


pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Dalam kegiatan proses belajar mengajar, metode menempati posisi
yang sangat penting dan menempati posisi yang strategis dalam
menentukan berhasil atau tidaknya sebuah pelaksanaan proses kegiatan
pendidikan. Penggunaan metode dalam belajar yang telah dilakukan oleh
para praktisi pendidikan mempunyai berbagai macam, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah berikut diantaranya adalah 1)
Metode proyek, 2) Metode tugas, 3) Metode tugas dan resitasi, 4) Metode
diskusi, 5) Metode sosio drama, 6) Metode demonstrasi, 7) Metode problem
solving, 8) Metode karya wisata, 9) Metode tanya jawab, 10) Metode
latihan, 11) Metode ceramah.
Pernyataan diatas dapat dimengerti bahwa metode adalah suatu
cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan
penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah
pengajaran berakhir.3
33Suprihadi Saputro, Dasar-Dasar Metodologi pengajaran Umum, (Malang: IKIP
Malang, 1993) 143.
33Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar-Mengajar (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006),hlm. 82-104.

Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa seorang guru tidak akan


dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode
mengajar yang telah dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikolog
pendidikan.4 Mengajar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan
metode dan penggunaan metode mengajar yang serasi dengan tujuan
mengajar. Oleh karena itu kompetensi guru diperlukan dalam pemilihan
metode yang tepat.
Dan akhirnya dapat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat
dan bervariasi dapat dijadikan sebagai alat motivasi serta dianggap
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan prestasi belajar peserta didik
dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga dapat dijadikan
sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.
Fenomena variasi metode yang diterapkan guru dan peningkatan
motivasi belajar siswa tersebut disadari betul oleh lembaga pendidikan
yang berupa SMK Bustanuddin Desa Pangilen Kecamatan Galis Kabupaten
Pamekasan

tersebut,

sehingga

dalam

mengelola

dan

menjalankan

lembaga pendidikan tersebut, lembaga ini selalu mengadakan reformulasi


penerapan variasi metode yang diterapkan guru seperti 1) Metode tugas,
2) Metode sosio drama, 3) Metode demonstrasi, 4) Metode problem
solving, 5) Metode karya wisata, 6) Metode tanya jawab, 7) Metode latihan,
8) Metode cerita dan lain sebagainya. Dengan demikian, pada akhirnya
akan berdampak terhadap peningkatan motivasi belajar siswa dilembaga
tersebut.
Hal ini dibuktikan dari hasil pengamatan sementara peneliti
dilembaga ini, para guru selalu dibimbing dan bermusyawarah bersama
antar guru dan juga kepala sekolah agar pelaksanaan kegiatan pendidikan
tersebut dapat berjalan dengan baik dan maksimal. Fenomena ini cukup
menarik menurut peneliti, karena keterlibatan para orang tua siswa dalam
meningkatkan minat belajar siswa tersebut masih belum diteliti, sehingga
44Ibid, hlm, 53.

hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk meneliti fenomena tersebut,


sehingga akhirnya peneliti berinisiatif untuk memberikan judul penelitian
ini dengan judul: Pengaruh Variasi Metode Yang Diterapkan Guru
Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa di SMK Bustanuddin
Desa Pangilen Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut di atas, maka peneliti
dapat mengajukan rumusan masalah, yang akan diformulasikan sebagai
berikut:
1.

Adakah pengaruh variasi metode yang diterapkan guru terhadap


peningkatan motivasi belajar siswa di SMK Bustanuddin Desa Pangilen
Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan?
2. Seberapa besar pengaruh variasi metode yang diterapkan guru
terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di SMK Bustanuddin Desa
Pangilen Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan?
D. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan yang dilakukan seseorang pasti mempunyai suatu
tujuan, begitu juga dengan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1.

Ada tidaknya pengaruh variasi metode yang diterapkan guru terhadap


peningkatan motivasi belajar siswa di SMK Bustanuddin Desa Pangilen
Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan.

2.

Besarnya pengaruh variasi metode yang diterapkan guru terhadap


peningkatan motivasi belajar siswa di SMK Bustanuddin Desa Pangilen
Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan.

E. Asumsi Penelitian

Asumsi atau anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini


kebenarannya oleh peneliti.1 Dalam suatu penelitian, asumsi merupakan
suatu hal yang sangat penting untuk dirumuskan secara jelas sebelum
melangkah pada sesi pengumpulan data yang selanjutnya. Hal ini
dimaksudkan agar ada dasar yang kemudian bisa dijadikan suatu pijakan
yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti oleh peneliti, dan juga untuk
mempertegas variabel yang ada dalam suatu penelitian, dan juga untuk
menentukan dan merumuskan hipotesis.
Adapun asumsi yang diajukan dalam penelitian kali ini adalah:
1. Dalam menajalani tugas pengajaran, sukses atau tidaknya akan sangat
dipengaruhi oleh variasi metode yang diterapkan guru.
2. Penggunaan variasi metode yang baik dan sesuai dengan kebutuhan
anak didik maka akan berakibat kepada peningkatan motivasi belajar
siswa.
3. Pengaruh variasi metode yang diterapkan guru terhadap peningkatan
motivasi belajar siswa akan baik, jika ditunjang oleh berbagai elemen
yang lain yang ada dalam komponen pendidikan dan pengajaran.
F. Hipotesis Penelitian
Yang

dimaksud

dengan

hipotesis

adalah

jawaban

sementara

terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin


atau paling tinggi tingkat kebenarannya. Kata hipotesa berasal dari dua
kata yaitu hypo yang artinya adalah dibawah dan kata thesa yang
artinya adalah kebenaran atau pendapat yang kemudian berkembang
menjadi hipotesa yang disempurnakan menurut ejaan bahasa Indonesia
yang dibakukan.
Secara teknik, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan
populasi yang akan diuji kebenarannya melalui data yang diperoleh dari
sampel sebuah pelaksanaan kegiatan penelitian. Secara teoritis, hipotesis

1Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Reneka


Cipta, 2006) hal. 68

merupakan pernyataan keadaan parameter yang akan diuji melalui


statistik dengan menggunakan analisis sampel.2
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian kali ini adalah
hipotesis kerja (Ha) dan hipotesis terarah yaitu:
1. Ada

pengaruh

variasi

metode

yang

diterapkan

guru

terhadap

peningkatan motivasi belajar siswa di SMK Bustanuddin Desa Pangilen


Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan.
2. Variasi metode yang diterapkan guru akan mempunyai pengaruh yang
cukup terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di SMK Bustanuddin
Desa Pangilen Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan.
G. Kegunaan Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan akan dapat mempunyai dua manfaat
atau nilai guna yaitu nilai guna secara teoritis dan nilai guna secara teoritis
dan praktis. Nilai guna secara teoritis, dari hasil kegiatan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti saat ini diharapkan akan dapat menjadikan salah
satu

bahan

masukan

bagi

pengembangan

pengetahuan

khususnya

tentang bahasan pengaruh variasi metode yang diterapkan guru terhadap


peningkatan motivasi belajar siswa, begitu juga pengaruh variasi metode
yang diterapkan guru terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di SMK
Bustanuddin Desa Pangilen Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan yang
sedang diteliti oleh peneliti saat ini.
Adapun kegunaan hasil penelitian yang peneliti lakukan secara
praktis, hasil kegiatan penelitian ini diharapkan akan memungkinkan untuk
memberikan makna dan manfaat pada beberapa kalangan, yang di
antaranya adalah:
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini akan menjadikan salah satu pengalaman yang
akan memperluas cakrawala pemikiran dan wawasan pengetahuan dan
2S. Margono, Metodolgi Penelitian Pendidikan (Jakarta : PT Reneka Cipta, 2004) Hal.
67-68.

keilmuan, khususnya dalam masalah pengaruh variasi metode yang


diterapkan guru terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di SMK
Bustanuddin Desa Pangilen Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan dan
juga kegiatan pendidikan yang lain yang dilaksanakan di berbagai
lembaga pendidikan baik di pondok pesantren ataupun lembaga
pendidikan Islam yang lainnya.
2. Bagi STAIN Pamekasan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber
kajian bagi kalangan dosen dan mahasiswa baik sebagai bahan kajian
lanjutan utamanya dalam perkuliahan pendidikan agama maupun untuk
kepentingan penelitian yang mungkin mengenai pokok kajiannya hampir
atau bahkan ada kesamaan dengan penelitian yang penulis lakukan saat
ini.
Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan
masukan untuk didiskusikan dalam kajian-kajian ilmu keagamaan serta
sebagai bahan tambahan dan wawasan mengenai pengaruh variasi
metode yang diterapkan guru terhadap peningkatan motivasi belajar
siswa di SMK Bustanuddin Desa Pangilen Kecamatan Galis Kabupaten
Pamekasan, atau bahkan ditempat-tempat penyelenggaraan pendidikan
yang lainnya yang masih terkait dengan kajian ini.
Dan juga diharapkan akan menjadi input atau masukan yang sangat
penting sebagai temuan yang ilmiah yang kemudian dapat menambah
koleksi perpustakaan yang dapat dijadikan bahan bacaan dan referensi
bagi kalangan yang membutuhkan utamanya yang berkaitan dengan
pengaruh variasi metode yang diterapkan guru terhadap peningkatan
motivasi belajar siswa di SMK Bustanuddin Desa Pangilen Kecamatan
Galis Kabupaten Pamekasan.
3.

Bagi SMK Bustanuddin Desa Pangilen Kecamatan Galis Kabupaten


Pamekasan.

Hasil kegiatan penelitian ini diharapkan agar dapat dijadikan bahan


tambahan dan penyempurna bagi pelaksanaan kegiatan pendidikan,
khususnya hal-hal yang terkait dengan penggunaan variasi metode
pembelajaran seperti penggunaan variasi metode belajar siswa sehingga
dapat memberikan efek atau pengaruh terhadap peningkatan motivasi
belajar siswa di SMK Bustanuddin Desa Pangilen Kecamatan Galis
Kabupaten Pamekasan.
H. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini, ruang
lingkup yang terdapat dalam sebuah penelitian tebagi kedalam dua
katagori, yaitu ruang lingkup secara materi penelitian dan ruang lingkup
lokasi penelitian. Adapun ruang lingkup tersebut dapat peneliti jelaskan
sebagai berikut:
1. Ruang Lingkup Materi Yaitu:
a. Tinjauan tentang Penggunaan variasi metode dengan indikatorindikator sebagai berikut:
1) Menggunakan bermacam-macam metode belajar dalam belajar,
2) Sarana belajar menunjang terhadap penggunaan metode belajar,
3) Pelaksanaan PBM lancar.
b. Tinjauan tentang

peningkatan

motivasi

belajar

siswa

dengan

indikator-indikator sebagai berikut:


1) Siswa lebih semangat untuk belajar,
2) Hasil belajar yang baik,
3) Siswa berprestasi,
c. Tinjauan tentang pengaruh variasi metode yang diterapkan guru
terhadap peningkatan motivasi belajar siswa.
2. Ruang Lingkup Lokasi.
Adapun ruang lingkup lokasi penelitian yang dilakukan oleh
peneliti saat ini adalah berlokasi di lembaga pendidikan Islam yang
berupa Lembaga Pendidikan Islam Sekolah menengah kejuruan (SMK)
Bustanuddin Desa Pangilen Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan.

10

Pemilian lokasi ini, peneliti bertujuan untuk lebih mengetahui tingkat


kemajuan yang dicapai oleh lembaga ini.
I. Definisi Oprasional
Ada beberapa istilah yang perlu untuk didefinisikan oleh peneliti
agar para pembaca dan peneliti sendiri dapat memahami istilah-istilah
yang akan digunakan dalam kegiatan penelitian ini, dan agar supaya para
pembaca memiliki persepsi dan pemahaman-pemahaman yang sama dan
sejalan antara penulis atau peneliti dan juga para pembaca.
1. Pengaruh
Pengaruh adalah sebuah hubungan yang terjadi secara timbal
balik atau sebab akibat dalam suatu hubungan, sehingga korelasi dalam
kegiatan penelitian yang saat ini peneliti lakukan adalah adanya
hubungan timbal balik atau sebab akibat dalam melakukan variasi
metode yang diterapkan guru dalam proses belajar mengajar terhadap .
2. Variasi metode
Variasi metode merupakan suatu keterampilan yang dimiliki oleh para guru di
dalam menggunakan bermacam-macam metode atau cara untuk mewujudkan suatu tujuan
belajar peserta didik dan sekaligus mengatasi kebosanan yang menimbulkan suatu minat,
gairah, dan aktifitas belajar yang efektif.
3. Peningkatan motivasi belajar siswa
Peningkatan adalah merupakan proses, perbuatan, mendorong, memberi semangat
dan sebagainya,3 sedangkan belajar adalah proses proses penggalian pengetahuan guna
mendapatkan kepandaian kecakapan dan sebagainya,4 dan pengertian atau siswa murid
adalah suatu organisme yang hidup, yang mereaksi, berbuat, dan sebagainya yang memiliki
suatu kebutuhan, minat, kemampuan, intelek dan masalah-masalah tertentu, yang bersifat
aktif dan unik. Jadi yang dimaksud dengan siswa disini adalah murid atau pelajar atau
manusia yang memiliki keinginan, kebutuhan dan intelektualitas.
Sehingga dari berdasarkan pengertian diatas, maka pengaruh variasi metode
yang diterapkan guru terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di SMK
3Tim penyusun pusat bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Jakarta: Balai
pustaka, 2008),hlm.695
4Ibid, hlm.14

11

Bustanuddin Desa Pangilen Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan ini


dapat diartikan sebagai sebuah upaya penggunaan berbagai macam
metode yang diterapakn di sekolah tersebut memberikan pengaruh
terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di SMK tersebut.

J. Kajian Pustaka
1. Kajian Teoritik
a. Tinjauan tentang Penggunaan variasi metode
1) Pengertian penggunaan variasi metode belajar
Secara etimologi kata variasi adalah selingan, selang seling
dan pergantian atau perubahan,5 sedangkan kata metode belajar
dapat diartikan sebagai perbuatan mencari suatu pengetahuan
yang belum mereka ketahui, karena kata belajar berasal dari kata
ajar yang mempunyai sebuah petunjuk yang diberikan kepada
orang agar dapat diketahui.6
Namun secara epistimologi, kata belajar dapat diartikan
sebagai suatu perbuatan untuk mencari ilmu pengetahuan, agar
mereka

yang

mencari

ilmu

pengetahuan

tersebut,

lebih

mengatahui hal-hal yang belum mereka ketahui sebelumnya,


sedangkan mandiri dapat

diartikan sebagai perbuatan yang

dilakukan sendiri dan tidak membutuhkan bantuan dari orang


lain, artinya mereka sudah faham betul terhadap apa yang
mereka lakukan, baik dari sisi manfaat ataupun resiko yang harus
mereka terima setelahnya.
Sehingga perbuatan belajar
diartikan sebagai sebuah upaya

mandiri

itu

sendiri

dapat

dan usaha untuk belajar agar

mereka nantinya dapat menambah wawasan pengetahuan yang


sebelumnya tidak diketahui, dan perbuatan

belajar tersebut

5Pius A Partanto dan M Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkolla,
2001), 773.
6Tim Penyusun pusat bahasa, hlm, 17.

12

dilakukan secara mandiri atau sendiri dan tidah dibantu oleh tutor
atau guru pengajar dan lain sebagainya.
2) Penerapan macam-macam metode belajar
Dalam kegiatan proses belajar mengajar,

metode

menempati posisi yang sangat penting dan menempati posisi


yang strategis dalam menentukan berhasil atau tidaknya sebuah
pelaksanaan proses kegiatan

pendidikan. Penggunaan metode

dalam belajar yang telah dilakukan oleh para praktisi pendidikan


mempunyai berbagai macam, sebagaimana yang diungkapkan
oleh Syaiful Bahri Djamarah berikut diantaranya:
1. Metode proyek,
2. Metode tugas,
3. Metode tugas dan resitasi,
4. Metode diskusi,
5. Metode sosio drama,
6. Metode demonstrasi,
7. Metode problem solving,
8. Metode karya wisata,
9. Metode tanya jawab,
10. Metode latihan,
11. Metode ceramah.7
Sehingga dari berbagai macam teori

metode

yang

diungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah tersebut dapat kita


ketahui bahwa kekayaan metode belajar yang di miliki oleh
seorang guru akan meningkatkan indikator pencapaian targettarget pembelajaran, dan pencapaian target pembelajaran akan
menigkatkan

keberhasilan

proses

belajar

mengajar

yang

dilakukan dalam suatu lembaga pendidikan.


3) Pelaksanaan strategi dalam proses belajar
Tujuan pelaksanaan kegiatan evaluasi pendidikan salah
satunya adalah untuk perbaikan kualitas pendidikan itu sendiri,
sedangkan perbaikan kualitas pendidikan itu harusnya melalui
proses perbika n pendidikan, sehingga pelaksanaan kegiatan
pembelajaran

berjalan

dengan

baik

dan

hasilnya

dapat

7Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006),hlm. 82-104.

13

diandalkan,

maka

perbaikan

pengajaran

diarahkan

kepada

sebuah pengelolaan proses pembelajaran itu sendiri, 8 sehingga


dalam hal ini terkait dengan peran dan strategi pembelajaran
yang

dikembangkan

disekolah

sehingga

akhirnya

dapat

menghasilkan keluaran atau outputi pendidikan yang sesuai


dengan apa yang mereka harapkan.
Pelaksanaan strategi pembelajaran merupakan salah satu
dari variabel pembelajaran yang dilaksanakan dalam satuan
kegiatan proses pendidikan, disamping variabel kondisi dan
variabel hasil pembelajaran. Hal ini sebagaimana di ungkapkan
oleh Simon dan Uno yang dikutib oleh Hamzah B yang
mengatakan bahwa variabel belajar berfungsi sebagai komponen
yang paling utama dari ilmu rancangan pendidikan (disign
education), sehingga mereka mengklasifikannya menjadi tiga
komponen bagian yang diantanya adalah pertama alternative
goals or requirment, kedua adalah posibilities for instruction, dan
yang ke empat adalah fixed parameters or containts.9
Lain halnya sebagaimana yang diungkapkan oleh Glaser,
sebagaimana yang dikutib oleh Hamzah B, dalam bukunya yang
mengatakan bahwa komponen pembelajaran itu terdiri dari
empat macam komponen atau components of a pshichology of
instruction, ke empat macam komponen tersebut diantaranya
adalah pertama analisis isi bidang studi, kedua adalah diagnosis
kemampuan awal siswa dan ketiga adalah proses pengajaran dan
keempat adalah pengukuran hasil belajar.10

8Hamzah B, Model Pembelajaran-Menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif


dan efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),hlm.153.
9Ibid, hlm.153.
10Ibid, hlm.153.

14

Istilah strategi pada awalnya digunakan dalam dunia


kemiliteran yang diartikan sebagai cara penggunaan sebuah
kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan atau
pertempuran, sehingga istilah strategi ini digunakan untuk
memperoleh suatu kesuksesan atau suatu keberhasilan untuk
mencapai suatu keberhasilan.11
Dalam dunia pendidikan, istilah stategi dapat diartikan
sebagaimana diungkapkan oleh J.R.David yang dikutin oleh Wina
Sanjaya mengatakan bahwa strategi pendidikan adalah a pland,
metod, or series activities disigned to achives a particular of
educational goals.12 (sebuah perencanaa, metode atau berbagai
macam aktivitas kegiatab siswa dalam kpelaksanaan kegiatan
pendidikan). Sehingga strategi pembelajaran diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesign untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Ada beberapa hal yang patut kita cermati dari beberapa
pengertian diatas, yang diantaranya adalah pertama strategi
pembelajaran
kegiatan)

merupakan

termsuk

suatu

dengan

tindakan
penggunaan

atau

(rangkaian

metode

dan

pemanfatannya sebagai sumber daya atau kekuatan dalam


kegiatan pembelajaran, hal ini artinya adalah penysusunan suatu
strategi baru akan sampai kepada suatu penyusunan rencana
kerja dan belum sampai kepada tindakan.
Kedua adalah, strategi disusun untuk mencapau tujuan
tertentu, artinya arah dari semua keputusan penyusunan strategi
adalah pencapaian suatu tujuan, sehingga dengan demikian
11Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran-Berorientasi Standar Proses Pendidikan
(Jakarta: Kencana, 2006), hlm.124. pengertian strategi juga bisa dilihat di M Andre
Martin, Kamus Bahasa Indonesia Melenium (Surabaya: Karina,2002),hlm.556.
12Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran-Berorientasi Standat Proses Pendidikan,
hlm.124.

15

penyusunan suatu langkah-langkah pembelajaran, pemamfaatan


berbagai sumber belajar semuanya diarahkan untuk mencapai
tujuan pembelajaran, sehingga sebelum merencanakan strategi
pembelajaran, maka perlu diketahui dulu tujuan yang jelas yang
dapat

diukur

tingkat

keberhasilannya,

karena

tujuan

itu

merupakan roh dari pelaksanaan kegiatan penyusunan strategi


pembelajaran.
Pelaksanaan kegiatan pendidikan, bukan hanya bertujuan
untuk

mentransfer

ilmu

pengetahuan

kepada

orang

lain,

melainkan lebih dari sekedar pemberian efek pengatahuan, akan


tetapi

juga

untuk

merangsang

kemapuan

(abilities)

yang

tersimpan didalam diri peserta didik itu sendiri.


Hal itu akhirnya melahirkan berbagai macam metode,
konsep dan strategi pendidikan demi untuk dapat menggali
potensi-potensi yang dimiliki oleh para masing-masing siswa itu
sendiri, seperti sistem pendidikan sepanjang hayat (long life
education), pendidikan life skills, hingga sistem pendidikan sistem
ganda dan lain sebagainya.13
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pendidikan itu sendiri,
akan sangat ditentukan keberhasilannya dari sistem metode
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang diterapkannya dalan
satuan pelaksanaan kegiatan pendidikan itu sendiri, sehingga ini
menuntut kreativitas para guru untuk memenuhi kebuthan dari
masing-masing indvidu siswa itu sendiri untuk meningkatkan
keinginan mereka untuk belajar yang akhirnya potensi mereka
dapat tersalurkan.
Sistem belajar adalah salah satu alternatif yang bisa
digunakan oleh para guru, agar mereka para siswa tidak merasa
bosan dan jenuh jika harus dituntun dan diguru setiap hari,
dengan model pemberian tugas belajar mandiri juga diharapkan
13Pola dan macam pendidikan ini dapat dilihat di Anwar, Pendidikan Kecakapan
Hidup-Long Life Education (Bandung: Alfabeta, 2004), hlm, 28-61.

16

mereka akan bisa menciptakan daya kreatvitas belajar mereka


sendiri, sehingga mereka dapat lebih menggali potensi-potensi
yang mereka miliki, termasuk juga dalam sistem pendidikan.
b. Tinjauan tentang peningkatan motivasi belajar siswa
1) Pengertian motivasi belajar siswa
Kata
motivasi
merupakan
sebuah
usaha
memberikan

dorongan

dan

semangat

untuk

untuk

meningkatkan

kepandaian, kecakapan, mutu dari suatu proses pendidikan, 14


sedangkan belajar adalah suatu proses penggalian keilmuan agar
para siswa mendapatkan suatu ilmu pengetahua,15 sehingga
motivasi

belajar

siswa

yang

dimaksudkan

dalam

kegiatan

penelitian ini adalah usaha untuk mendorong agar para siswa


yang menuntut ilmu dilembaga pendidikan Islam ini lebih
semangat untuk melaksanakan tugas kegiatan belajar di SMK
tersebut.
Secara etimologi motivasi dapat diartikan sebagai suatu
pendorong yang mengubah energy dalam diri seseorang kedalam
bentuk aktifitas nyata untuk mencapai suatu tujuan tertentu.16
Sedangkan pengertian belajar menurut James O. Whittaker
adalah sebagai sebuah proses dimana tingkah laku ditimbulkan
atau diubah melalui latihan atau pengalaman.17
Pendapat tersebut diperkuat oleh

Slameto

yang

mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang


dilakukan

oleh

seorang

individu

untuk

memperoleh

suatu

14Tim penyusun pusat bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Jakarta: Balai
pustaka, 2008),hlm. 695
15Ibid, 695.
16Syaiful Bahri Djamarah, 2005, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif suatu
pendekatanteoritis Psikologis, Jakarta: PT Rineka Cipta, 148.
17Ibid, 12.

17

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai


hasil pengalaman individu itu sendiri dalam proses interaksi
dengan lingkungannya. Sehingga motivasi belajar dapat diartikan
sebagai suatu aktivitas pendorong untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam proses interaksi
dengan lingkungannya.
Dalam melaksanakan kegiatan aktivitas belajar secara
terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan
motivasi instrinsik yang sangat penting dalam proses aktivitas
belajar, namun seseorang yang tidak mempunyai keinginan
untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi
ekstrinsik yang diharapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik
diperlukan jika motivasi instrinsik tidak ada dalam diri seseorang
sebagai subjek belajar.
2) Macam-macam motivasi belajar
Motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Motivasi Instrinsik, adapun yang dimaksud dengan motivasi Instrinsik ini
adalah motivasi yang timbul dari dalam diri peserta didik, artinya siswa
memiliki kemauan untuk belajar, karena menganggap belajar itu sangat
bermakna dan bermanfaat bagi dirinya dan untuk masa depannya. Motivasi ini
dapat terjadi karena dorongan rasa ingin tahu, keinginan mencoba, dan sikap
mandiri anak didik itu sendiri.
b. Motivasi Ekstrinsik, adapun yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang timbul dari luar diri peserta didik, misalnya dorongan dari guru
dan lingkungan sekitar peserta didik, tujuan dari motivasi ini bukan karena
semangat belajar tetapi karena faktor lain seperti ingin mendapat nilai baik,
hadiah, penghargaan dan lain-lain.
Meski pada kenyataannya motivasi instrinsik lebih baik dari motivasi
ekstrinsik, namun motivasi ekstrinsik juga diperlukan di sekolah. Sebab
pembelajaran disekolah tidak selalu menarik perhatian siswa atau sesuai dengan
kebutuhan siswa, ada kalanya siswa belum menyadari akan pentingnya belajar

18

bagi masa depannya. Dalam keadaan seperti itu perlu adanya motivasi, dan tugas
guru adalah membangkitkan motivasi belajar siswa sesuai dengan keadaan siswa
itu sendiri.
Antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sulit untuk menentukan
mana yang lebih baik, timbulnya motivasi intrinsik pada diri siswa adalah satu hal
yang diharapkan namun motivasi ini tidak bisa dengan mudah muncul pada diri
siswa, maka perlu adanya dorongan dari luar agar nantinya timbul kesadaran
sendiri untuk melakukan kegiatan belajar.
Ada beberapa cara untuk membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam
menumbuhkan motivasi intrinsik, yaitu:
1. Kompetensi (persaingan): guru menciptakan persaingan di antara siswa untuk
meningkatkan prestasi belajarnya.
2. pace making (membuat tujuan sementara atau dekat): sebelum memulai
pelajaran. Guru diharapkan untuk menyampaikan tujuan khusus yang akan
dicapai, sehingga siswa akan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.
3. tujuan yang jelas: bila tujuan dalam proses belajar itu jelas, maka siswa
termotivasi untuk melakukan suatu perbuatan.
4. kesempurnaan untuk sukses: kesuksesan akan menimbulkan kepuasan pada diri
siswa, maka guru hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk meraih
kesuksesan.
5. minat yang besar: motivasi akan timbul jika siswa memiliki minat yang besar.
6. Mengadakan penilaian atau tes: nilai yang baik dari seorang guru akan
memotivasi siswa untuk lebih giat belajar.
Motivasi ekstrinsik diperlukan untuk mendorong kegiatan belajar siswa,
sebagai mana yang telah dijelaskan bahwa motivasi ekstrinsik merupakan
dorongan dari luar diri siswa, yang salah satunya berasal dari dorongan pendidik.
Seorang guru dapat memberikan bermacam-macam motivasi ekstrinsik terhadap
siswa, namun tidak semua motivasi baik bagi perkembangan jiwa mereka, maka
guru harus mengetahui dan memahami secara pasti kapan dan bilakah sebaiknya
motivasi tersebut di berikan.
3) Prinsip-prinsip motivasi dalam belajar

19

Motivasi

mempunyai

peranan

yang

strategis

dalam

aktivitas belajar seseorang. Tidak seorangpun yang belajar tanpa


motivasi, tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar,
agar

peranan

motivasi

lebih

optimal,

maka

prinsip-prinsip

motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, akan tetapi


harus diterapkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada beberapa
prinsip motivasi dalam belajar sebagaimana berikut:
a. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivas
belajar,
b. Motivasi instrinsik, lebih utama daripada motivasi ekstrinsik
dalam kegiatan proses belajar,
c. Motivasi berupa pujian, lebih baik daripada motivasi dalam
bentuk hukuman,
d. Motivasi sangat berhubungan erat dengan kebutuhan dalam
belajar,
e. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar,
f. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.18
4) Faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa,
yaitu:
a. Faktor Internal, adalah faktor yang timbul dari diri siswa, seperti kesehatan,
emosi, minat yang kuat, kompetensi inter pribadi (self cometition), kejelasan
dan kedekatan tujuan belajar pada diri siswa, dan lain-lain. Faktor-faktor
internal berwujud sebagai kebutuhan dari diri siswa itu sendiri.
b. Faktor Eksternal, adalah faktor yang datang dari luar diri siswa. Seperti
kebersihan rumah, cuaca, lingkungan, dan lain sebagainya.
Selain faktor yang bersifat fisik tersebut, faktor eksternal dapat juga
berupa hal-hal sebagai berikut:
a. Lingkungan sekolah antara lain
1)

Interaksi Guru dan Siswa, thomas Gordon dalam bukunya yang


terbitkan tahun 1976 menyebutkan bahwa titik terpenting yang perlu
diperhatikan dalam hubungan guru dan siswa adalah dimilikinya

18Ibid, 153.

20

keterampilan istimewa untuk berkomunikasi oleh guru tersebut. Yang dalam


kompetensi guru disebut interaksi belajar mengajar. Interaksi antara guru dan
siswa yang dimaksud tidak hanya dalam arti sempit disaat proses belajar
mengajar saja, tetapi dalam segala sisi kehidupan guru. Karena berbicara
atau berkomunikasi sangat menentukan dalam kehidupan manusia, apalagi
ketika berkomunikasi dengan siswa. Guru juga perlu memahami hubungan
kekuasaan antara dirinya dan siswa, karena seseorang akan dapat
mempengaruhi motivasi orang lain bila ia memiliki suatu bentuk kekuasaan
sosial. Oleh karena itu, interaksi yang diberikan guru dapat menjadi motivasi
bagi siswa dalam belajar, karena siswa akan merasa diperhatikan oleh guru
2)

itu sendiri.
Perilaku Guru dan Keteladanan, perilaku seorang guru akan
berpengaruh terhadap perilaku siswa, perilaku yang positif akan sangat
membantu dalam motivasi belajar siswa. Demikian juga dengan perilaku
yang negatif akan membuat keinginan siswa untuk belajar menjadi lemah.
Sehubungan dengan hal tersebut, sangat diharapkan agar perilaku guru dapat
menjadi sumber keteladanan bagi siswa, karena contoh yang lebih baik

meningkatkan motivasi belajar siswa.


3)
Cara Penyajian, dalam penyajian pengajaran, guru harus bisa
memodifikasi berbagai metode yang digunakan agar dapat menimbulkan
dorongan untuk belajar. Misalnya dengan mengadakan pelajaran, karya
wisata dan lain sebagainya, sehingga siswa dapat terlatih dan semangat
untuk belajar.
4)
Kompetisi antara siswa, adalah persaingan antara individu yang
satu dengan yang lain. Persaingan yang positif dapat menimbulkan motivasi
dalam diri siswa seperti perlombaan-perlombaan. Siswa teladan dan lain
sebagainya. Seorang guru juga dapat memberikan ganjaran atas kesuksesan
siswa ketika melakukan kompetensi untuk meningkatkan motivasi belajar,
karena sebuah kesuksesan apabila diberikan ganjaran cenderung akan
5)

meningkatkan motivasi seseorang.


Keadaan Sarana dan Prasarana, dalam suatu lembaga pendidikan,
terkadang keberadaan gedung dan ruang kelas kurang memenuhi standar.
Seperti banyaknya siswa dalam satu kelas berlebihan, dan penataan ruangan

21

yang kurang benar. Keadaan seperti ini akan membuat motivasi belajar siswa
menurun karena merasa tidak nyaman, dengan demikian sarana yang
memadai dapat juga merangsang motivasi siswa dalam belajar.
6)
Waktu Sekolah, waktu sekolah atau dalam pelaksanaan belajar
mengajar yang efektif adalah pagi hari, dimana kondisi fisik dan psikis siswa
masih baik dan segar, kondisi seperti ini akan membuat siswa terdorong
untuk giat belajar. Akan tetapi ada juga lembaga yang melaksakan kegiatan
belajar mengajar sore hari, dimana seharusnya siswa memanfaatkan waktu
untuk istirahat, namun dipaksa untuk belajar dan berkonsentrasi sehingga
berakibat pada kurang begusnya nilai atau hasil yang dicapai Siswa.
b. Lingkungan Masyarakat, antara lain:
1) Mass media, lingkungan siswa yang terbiasa dengan budaya media seperti
surat kabar, majalah, radio dan televisi akan membuat anak terangsang untuk
belajar ketika melihat sebuah prestasi gemilang yang ditayangkan oleh
media tersebut. Media tidak selalu menampilkan sesuatu yang buruk, ada
kalanya isi dari sebuah media dapat memotivasi anak untuk belajar, apalagi
tayangan tersebut sesuai dengan minat yang dimiliki anak. Oleh karena itu,
guru harus bisa memanfaatkan surat kabar, majalah, siaran radio, televisi,
dan sumber belajar di sekitar sekolah untuk memotivasi belajar siswa.
2) Teman bergaul, teman bergaul sebagai lingkungan sosial bagi siswa
mempunyai

peranan

yang

cukup

penting

bagi

perkembangan

kepribadiannya. Mengkaji persahabatan diantara sekelompok remaja/ siswa


menunjukkan bahwa faktor utama yang menentukan daya tarik hubungan
interpersonal diantara para remaja/siswa pada umumnya adalah adanya
kesamaan dalam minat, nilai-nilai, pendapat, dan sifat-sifat kepribadian.
Menurut kandel (adam dam gulloffa), karakteristik persahabatan remaja
adalah dipengaruhi oleh kesamaan usia, jenis kelamin, dan ras. Sedangkan
disekolah dipengaruhi oleh kesamaan dalam faktor-faktor harapan, aspirasi
pendidikan, prestasi belajar, absensi, dan pekerjaan rumah. Pendapat lain
dikemukakan oleh hans sebald (sigelman dan saffer) bahwa teman sebaya
lebih memberikan pengaruh dalam memilih cara berpakaian, hobi,
perkumpulan, dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya.

22

3) Cara Hidup Lingkungan, Cara hidup lingkungan sekitar tempat tinggal, akan
besar pengaruhnya terhadap perkembangan siswa, seorang siswa akan malas
belajar bila disekitar tempat tinggalnya terdapat hal-hal yang dapat
mengganggu konsentrasi belajar, seperti tempat tinggal yang kumuh,
bencana alam dan lain-lain, apalagi bagi anak yang perkembangannya
kurang baik atau cacat, maka lingkungan tersebut yang sangat penting bagi
anak-anak tersebut. Lingkungan yang kondusif akan memberi pengaruh
positif pada siswa dan akan memperkuat motivasinya untuk belajar.
4) Lingkungan Keluarga, antara lain:
a) Suasana keluarga, orang tua hendaknya tampil sebagai faktor pemberi
semangat pertama bagi motivasi belajar, karena akan memberikan
pengaruh besar pada perkembangan anak itu sendiri. Sebagai pendidikan
yang pertama dan utama, keluarga sangat besar pengaruhnya dalam
membentuk jiwa anak, sesuai dengan hadits Nabi yang berbunyi:

,
Artinya "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang
tuanyalah yang menjadikan dia yahudi, nasrani, atau majusi."
(HR. bukhari). (Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin AlMughirati Al-Bukhori, Abu Abdilah, Shohih Bukhori)
Membentuk jiwa seorang anak tidak cukup dengan selalu
memberikan materi akan tetapi bagaimana akan menjadi seorang anak
yang shaleh atau shalehah karena selain merupakan rahmat dari Allah
swt. Anak adalah titipan yang memang harus dijaga sebaik-baiknya. Anak
shaleh shalehah yang akan menyelamatkan orang tuanya ketika sudah
meninggal. Sesuai sabda Rasulullah Muhammad SAW yang berbunyi:

.
:
.
Artinya Dari abu Hurairah RA. Bahwasannya rasulullah saw. Telah
Bersabda: Jika manusia telah mati maka putuslah amalnya
kecuali tiga hal: yaitu shadaqah jariyah atau ilmu yang
bermanfaat atau anak shaleh yang mendoakannya.(Muslim bin

23

Al-Hajjaj Abu Al-Hasan Al-Qusyairi An-Nisaburi, Shohih


Muslim).
Oleh karena itu, hubungan antar anggota keluarga menjadi sangat
penting, jika keluarga kurang akrab, akan menyebabkan suasana kaku dan
tegang, sehingga anak menjadi tidak memiliki semangat belajar.
Sebaliknya, suasana yang hangat dan akrab akan menimbulkan motivasi
dan semangat belajar pada anak.
b) Partisipasi orang tua, dalam belajar, anak membutuhkan dorongan dan
perhatian dari orang tua, sebagaimana yang dilakukan oleh luqman dan
tertera dalam Al-Quran.







Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah
kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
Jadi di saat anak belajar, orang tua harus memperhatikan jangan
sampai diganggu dengan tugas-tugas rumah. Dan ketika anak mengalami
kemunduran dan patah semangat, maka kewajiban orang tua memberikan
motivasi padanya.
c) Keadaan ekonomi, keadaan ekonomi juga akan mempengaruhi motivasi
belajar anak, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses belajar anak
memerlukan alat atau sarana baik yang berharga murah sampai yang
mahal. Karena belajar tidak akan bisa lancar dan tidak akan memperoleh
hasil yang baik tanpa alat-alat yang memadai. Sebagai orang tua, harus
bisa memberikan pengertian kepada anak. Dan bila memungkinkan maka
cukuplah sarana yang dibutuhkan oleh anak dalam belajar, karena anak
akan semangat dan terdorong untuk belajar bila segala sarana yang
dibutuhkan terpenuhi.
c. Tinjauan tentang pengaruh variasi metode yang diterapkan
guru terhadap peningkatan motivasi belajar siswa

24

Salah satu tugas tenaga pengajar atau guru dalam mewujudkan tujuan-tujuan
pendidikan di sekolah adalah dengan mengembangkan strategi belajar mengajar yang
efektif dan membuat peserta didik merasa senang dalam mengikuti proses
pembelajaran sehingga akhirnya mereka dapat termotivasi dengan baik. Namun dalam
pelaksanaannya, ada beberapa masalah yang dihadapi oleh guru maupun peserta didik.
Salah satunya adalah rasa bosan atau jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal
tersebut tentu saja menghambat proses transfer dan penyerapan ilmu sehingga hasil
yang didapat pun tidak maksimal.
Untuk

mengatasi

hal

tersebut,

seorang

pendidik

diharapkan

bisa

menumbuhkan minat belajar dan mengalahkan rasa bosan yang ada pada diri peserta
didik. Maka dari itu, dalam proses belajar mengajar, sangatlah penting bagi seorang
pendidik untuk menguasai berbagai ketrampilan dalam mengajar. Hal tersebut
dimaksudkan agar proses penyampaian ilmu pengetahuan terhadap peserta didik bisa
berjalan lancar. Adapun macam ketrampilan yang harus dikuasai salah satunya adalah
ketrampilan menggunakan variasi.
Penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar dimaksudkan agar peserta
didik terhindar dari perasaan bosan dan jenuh, yang menyebabkan munculnya rasa
malas. Pengajaran sebaiknya tidak monoton, berulang-ulang dan menimbulkan rasa
jengkel pada diri peserta didik. Karena itu keterampilan menggunakan variasi adalah
sangat penting bagi guru sekolah dasar dalam upaya memelihara dan meningkatkan
mutu kegiatan belajar mengajarnya ang lebih baik.
Pengertian penggunaan variasi merupakan keterampilan guru di dalam
menggunakan bermacam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar peserta didik
sekaligus mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat, gairah, dan aktifitas belajar
yang efektif.
Tujuan dari penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk:
1. Mempertahankan kondisi optimal belajar.
2. Menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar.
3. Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik.
4. Memudahkan pencapaian tujuan pengajaran.

25

Motivasi belajar siswa sangat ditentukan oleh perilaku kita


terhadap mereka saat ini. Maju mundurnya suatu bangsa dimasa
depan sangat dipengaruhi oleh kesiapan mental, intelektual, fisik,
maupun sosial generasi yang saat ini dalam fase bimbingan kita,
baik sebagai guru maupun sebagai orang tua. Kebanyakan siswa
pada lembaga pendidikan kita belum mandiri (dependent) dalam hal
belajar. Mereka belum punya pola pikir (mind set) bahwa belajar itu
penting, belajar itu untuk dirinya sendiri dan merupakan kebutuhan
hidup (need of life). Rata-rata siswa kita sebelum belajar mereka
harus dimotivasi dulu baru mereka belajar.
Mengajar adalah membimbing kegiatan siswa untuk belajar.
Untuk melakukan interaksi belajar mengajar, guru tidak hanya
membutuhkan kepandaian dibidang materi yang diajarkan saja,
tetapi mereka dituntut untuk memiliki sejumlah ketrampilan dalam
mengajar, salah satunya adalah ketrampilan memberi variasi dalam
mengajar.
Perencananaan dan pelaksanaan ketrampilan variasi mengajar
dalam meningkatkan proses belajar mengajar cukup baik, namun
dalam variasi pola interaksi antara guru dan murid serta variasi
media pembelajaran belum bisa diterapkan secara maksimal. Dalam
proses belajar mengajar mata pelajaran Aaqidah Akhlak pelaksanaan
variasi mengajar mempunyai pengaruh terhadap kualitas proses
belajar mengajar yang dampaknya dapat kita lihat dari prestasi
belajar siswa, motivasi siswa dan berkurangnya tingkat kejenuhan
siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. adapun yang
menjadi faktor pendukung pelaksanaan ketrampilan variasi mengajar
adalah tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, guru yang
mengajar sesuai dengan bidangnya, dalam proses belajar mengajar
siswa dikelompokkan dalam kelas-kelas sesuai dengan tingkat
kemampuannya dan kualitas sumber daya manusianya yang cukup
baik.

26

2. Kajian Terdahulu
Penelitian tentang pengaruh variasi metode yang diterapkan guru
terhadap peningkatan motivasi belajar siswa menurut peneliti masih
tergolong relatif jarang untuk di kaji dan di teliti sebelumnya, namun
menurut pantauan dan pengetahuan peneliti, ada beberapa penelitian
tentang metode yang diterapkan dalam proses pendidikan yang
menurut peneliti memiliki titik relevansi, kesamaan dan perbedaan
dengan penelitian yang peneliti lakukan, penelitian tersebut salah satu
diantaranya adalah penelitian skripsi yang dilakukan oleh saudara
Amiruddin dengan judul skripsinya adalah Implementasi belajar dengan
menggunakan metode mandiri.19
Dalam

kegiatan

penelitian

yang

dilakukan

oleh

saudara

Amiruddin tersebut, dalam penelitiannya beliau telah berupaya untuk


mengungkap masalah metode belajar mandiri dalam kaitannya dengan
peningkatan

kreatifitas

belajar

siswa

yang.

Sehingga

kegiatan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu ini memiliki kesamaan


dan juga perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Persamaan tersebut diantaranya adalah sama-sama meneliti
tentang pendidikan metode belajar dalam suatu pendidikan. Selain itu
juga sama-sama untuk perkembangan pendidikan.
Selain

persamaan-persamaan,

penelitian

tersebut

juga

mempunyai sisi perbedaan, dimana penelitian yang dilakukan oleh


peneliti dengan penelitian yang dilakukan oleh saudara Amiruddin, titik
perbedaan tersebut diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh
amiruddin adalah objek penelitiannya yang dilakukan pada pelajaran
pada tingkat pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti adalah dilaksanakan di tingkat SMK. Selain
19Amiruddin dengan judul skripsinya adalah Efektivitas Metode Belajar Mandiri Dalam
Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al-Quran Hadits di SDI alFahmiyah Teja Barat Pamekasan, (Pamekasan, STAIN PAmekasan, 2012.)

27

perbedaan itu, rentetan waktu yang berbeda, dimana penelitian


terdahulu dilakukan pada tahun 2012, sedangkan penelitian yang kami
lakukan dilakukan pada tahun 2013 sekarang ini.
K. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Adapun analisis penelitian ini kami menggunakan pendekatan kuantitatif
yaitu menggunakan analisis data-data statistik, sedangkan sifatnya adalah
korelasi product moment, yaitu mencari hubungan antara variabel yang satu
dengan variabel yang lainnya, yaitu variabel X yaitu variasi metode yang
diterapkan guru dan variabel Y yaitu peningkatan motivasi belajar siswa.
Karena ini merupakan penelitian kuantitatif, maka variabel yang dilibatkan
dalam penelitian ini ada dua macam yaitu variabel X (Variasi Metode yang
diterapkan guru) dan variabel Y (peningkatan motivasi belajar siswa). Artinya
variabel X ini memberikan pengaruh terhadap variabel Y yang dalam hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan variasi metode yang diterapkan guru
memberikan pengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di
SMK

Bustanuddin

Desa

Pangilen

Kecamatan

Galis

Kabupaten

Pamekasan.
2. Populasi Dan Sampel
Yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada
dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya adalah seluruh siswa dan
guru yang ada di SMK Bustanuddin Desa Pangilen Kecamatan Galis
Kabupaten Pamekasan.

28

Adapun jumlah siswa yang ada di SMK Bustanuddin Desa


Pangilen Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan berjumlah sekitar 95
orang siswa,20 dengan rincian sebagai berikut:

No
1
2
3

Kelas
X
XI

Jml Siswa
43
52

Jml Rombel
2
2

95

Jumlah

Prosenta

Respond

se
25%
25%

en
11
13
24

Berdasarkan data tersebut, subyek penelitian yang akan menjadi


responden dalam kegiatan penelitian ini tergolong katagori banyak dan
lebih dari 100 orang, sehingga dalam konteks penelitian ini, peneliti
menggunakan sample. Sedangkan sample menurut Suharsimi Arikunto
adalah sebagian dari subyek yang diteliti.21 Adapun subyek penelitian yang
diambil dalam kegiatan penelitian ini berjumlah 25% sehingga jumlah
sampel yang akan diteliti dalam kegiatan penelitian ini berjumlah 33 orang
dengan dipilih secara acak oleh peneliti.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini memakai instrumen angket sebagai instrumen
primer atau (instrumen utama) guna memperoleh data variabel X dan Y adapun
teknik interview, dokumentasi dan observasi adalah sebagai instrumen skunder
atau

(pendukung),

sedangkan

dalam

sub

bahasan

ini

penulis

akan

mengemukakan alat atau pendekatan yang digunakan dalam mengumpulkan datadata atau instrumen penelitian yang penulis pilih dan yang akan digunakan antara
lain:
20Data ini diperoleh peneliti ketikan melakukan Observasi awal di SMK Bustanuddin
Pangilen Galis Pamekasan.
21Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT
Reneka Cipta, 2006) hlm. 130-131

29

a) Angket
Suharsimi mengatakan bahwa angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tetang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.22 Angket dapat dibedakan atas
beberapa jenis tergantung pada sudut pandangan.
1.

Dipandang dari cara menjawabnya, maka angket ada:


a)

Angket terbuka, adapun yang memberikan kesempatan kepada


responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

b)

Angket tertutup adapun yang sudah disediakan jawabannya sehingga


responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakannya.

2.

Dipandang dari jawaban yang diberikan maka ada:


a)

Angket langsung, adapun yang dimaksud dengan kuesioner


langsung yaitu responden menjawab pertanyaan yang menyangkut dirinya
sendiri,

b)

Angket tidak langsung, yaitu jika responden menjawab pertanyaan


tentang orang lain

3.

Dipandang dari bentuknya maka ada:


a)

Angket pilihan ganda, yang dimaksud kuesioner pilihan ganda


adalah sama dengan kuesioner tertutup.

b)

angket isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka,

c)

Chek lish, sebuah daftar dimana responden tinggal menambahkan


tanda ( ) pada kolom yang sesuai.

d)

Rating-scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan yang


diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan misalnya
dari sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju.23

22 Ibid. 151
23 Ibid hal 152

30

Angket dalam penelitian ini berfungsi sebagai instrumen utama yang


berfungsi dan digunakan untuk mengumpulkan data dari variabel-variabel.
Yaitu variabel X yang meliputi penggunaan variasi metode dan varibel
Y yang meliputi tentang peningkatan motivasi belajar siswa.
Kemudian jenis angket yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam Kegiatan penelitian ini adalah angket langsung dengan sifatnya
tertutup dengan pilihan ganda. Artinya angket tersebut diberikan kepada
para siswa yang ada di SMK Bustanuddin Desa Pangilen Kecamatan
Galis Kabupaten Pamekasan dan di dalam angket itu sendiri telah pula
di sediakan jawaban-jawabannya sehingga para responden tinggal
memilihnya, baik variabel Y maupun variabel X menggunakan angket
langsung dan tertutup dan diberikan pada responden untuk memilih
alternatif jawaban-jawaban yang sudah disediakan.

Untuk pembuatan soal angket baik variabel X (penggunaan


variasi metode) maupun variabel Y (peningkatan motivasi belajar
siswa) terlebih dahulu bahwa variabel X adalah penggunaan variasi
metode verbal dengan indikator-indikator:
1) Guru menggunakan macam-macam metode belajar,
2) Melengkapi sarana penunjang terhadap proses belajar,
3) Pelaksanaan PBM lancar.
Sedangkan variabel Y adalah tentang peningkatan
motivasi belajar siswa siswa dengan indikator-indikator:
1) Siswa lebih semangat untuk belajar,
2) Hasil belajar lebih baik,
3) Siswa berprestasi.
Dengan altenatif jawaban tersebut diberikan kode A, B, dan C. dengan
sekor masing-masing A=3, B=2, C=1.
b) Observasi
Observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan terhadap obyek baik secara langsung maupun tidak langsung.

31

Sedangkan menurut Husaini Usman, observasi adalah pengamatan dan


pencatatan yang dilakukan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang
diselidiki. Observasi merupakan proses yang kompleks, yang tersusun dari
proses biologis dan psikologis. Dalam menggunakan teknik observasi yang
terpenting adalah mengandalkan pengamatan dan ingatan sipeneliti.24
Menurut jenis-jenis teknik observasi ada beberapa macam yaitu:
1.

Partisipasi lawannya nonpartisipasi

2.

Sistematis lawannya nonsistematis

3.

Eksperimental lawannya non ekperimental.


Observasi partisipasi (observation

participation) adalah jika

observatory terlibat langsung secara aktif dalam obyek yang diteliti. Keadaan
yang sebaliknya disebut non observasi. Observasi sistematis atau observasi
berkerangka (structure observation) adalah observasi yang ditentukan
terlebih dahulu karangkanya, kerangka itu memuat faktor-faktor yang akan
diobservasi menurut katagorinya.
Observasi eksperimen ialah observasi yang dilakukan terhadap situasi
yang disiapkan sedemikian rupa untuk meneliti sesuatu yang dicobakan25.
Pedoman

observasi

dalam

penelitian

ini

dijadikan

sebagai

instrumen penunjang atau pelengkap kemudian jenis observasi


yang digunakan adalah observasi sistematis, sedangkan data yang
ingin dikumpulkan melalui penggunaan pedoman observasi ini
adalah keadaan siswa dan siswi di SMK Bustanuddin Desa Pangilen
Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan yang meliputi dan terkait
dengan penggunaan metode belajar dengan peningkatan motivasi
belajar siswa. Dengan teknik ini penulis mencatat data yang
berhubungan

dengan kegiatan aktivitas siswa dan siswi di SMK

24Husaini Usman dan Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara
2003) hal. 54
25 Ibid 55-56

32

Bustanuddin

Desa

Pangilen

Kecamatan

Galis

Kabupaten

Pamekasan.
Sedangkan

observasi

yang

digunakan

dalam

kegiatan

penelitian ini adalah observasi tidak langsung dengan jenis


observasinya adalah observasi nonpartisipatoris atau observasi
yang tidak berperan, artinya peneliti dalam melakukan kegiatan
pengumpulan data-data terkait dengan efektivitas pengunaan
variasi metode terhadap penigkatan motivasi belajar siswa di SMK
Bustanuddin Desa Pangilen Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan
dengan melakukan kegiatan pengamatan saja dan tidak ikut
didalamnya.
b) Interview
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuisioner
lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer)
untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewee). Interview
digunakan oleh peneliti untuk mencari data tentang variabel-variabel seperti
latar belakang murid, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.26
Adapun alasan penggunaan metode ini antara lain:
1)

Sebagai pendukung untuk memperoleh data secara lisan dari


responden

2)

Untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh data yang


dilakukan secara face to face (tatap muka)

3)

Kebenaran metode ini dapat dipertanggung jawabkan baik bagi


peneliti maupun bagi responden itu sendiri
Metode interview dalam penelitian ini dipergunakan untuk keyakinan,

pendapat dan sebagainya. Metode ini sebagai pendukung dari metodemetode yang digunakan seperti observasi dan lain sebagainya.
c) Dokumentasi

26 Ibid hal. 155

33

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data


yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.27 Dokumentasi asal katanya
dokumen yang artinya barang-barang yang tertulis. Di dalam melaksanakan
metode dokumentasi peneliti meneliti benda-benda tertulis seperti buku-buku,
majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat dan catatan harian dan
sebagainya.28
Disamping itu dokumen dapat juga diartikan sebagai metode yang
digunakan oleh peneliti yang digunakan untuk menyelidiki atau menelusuri
data sejarah (historis) seperti berbentuk surat-surat, catatan harian, kenangkenangan, laporan harian dan sebagainya.
Selanjutnya pedoman dokumentasi dalam penelitian ini juga
digunakan sebagai instrumen penunjang dan digunakan untuk
mengumpulkan data tentang segala hal yang bersangkutan dengan
pengaruh

variasi

metode

yang

diterapkan

guru

terhadap

peningkatan motivasi belajar siswa di SMK Bustanuddin Desa Pangilen


Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan.
4. Pengumpulan Data
Setelah pembuatan instrumen penelitian ini selesai maka peneliti datang
ke lokasi menemui subjek peneliti sedangkan pihak yang terkait ikut membantu
dalam pengumpulan data ini adalah:
1) Kepala SMK Bustanuddin Desa Pangilen Kecamatan Galis Kabupaten
Pamekasan.
2) Para guru yang menjadi responden
3) Para siswa yang menjadi responden
Namun sasaran utama yang menjadi responden dalam penelitian ini
seperti yang telah dikemukakan di awal sebelumnya yaitu para siswa yang ada
di SMK

Bustanuddin

Desa

Pangilen

27 Husaini Usman dan Purnomo; Ibid hal. 158


28 Suharsimi Arikunto, Ibid hal. 158

Kecamatan

Galis

Kabupaten

34

Pamekasan dan para guru yang ada di SMK Bustanuddin Desa Pangilen
Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan. Sedangkan pihak yang terkait
lainnya hanya sebagai pendukung.
Sedangkan langkah-langkah pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a.Pengumpulan data melalui angket
1) Peneliti mengumpulkan responden untuk memberikan penjelasan
tentang

cara-cara

mengisian

angket

tersebut

termasuk

juga

alternatif jawaban yang sudah disedian oleh peneliti.


2) Peneliti memberikan angket kepada para siswa yang ada di SMK
Bustanuddin Desa Pangilen Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan
yang kebetulan menjadi responden dalam kegiatan penelitian ini.
3) Setelah selesai di jawab oleh para responden, maka peneliti
mengambil kembali angket dari para responden sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti.
b.Pengumpulan data melalui kegiatan observasi
1) Peneliti mendatangi lokasi penelitian yaitu di SMK Bustanuddin Desa
Pangilen Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan,
2) Peneliti mengamati kedalam situasi proses belajar mengajar di kelas
karena hal tersebut sangat berkaitan dengan faktor pendukung
terhadap tema tentang pengaruh variasi metode yang diterapkan
guru

terhadap

Bustanuddin

peningkatan

Desa

motivasi

Pangilen

Pamekasan.
3) Peneliti mengamati aktifitas

belajar

Kecamatan

siswa

Galis

di

SMK

Kabupaten

siswa di SMK Bustanuddin Desa

Pangilen Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan.


c. Pengumpulan data melalui Interview
1) Peneliti membuat pedoman wawancara terkait dengan pengaruh
variasi
motivasi

metode
belajar

yang
siswa

diterapkan
di

SMK

guru

terhadap

Bustanuddin

Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan.

peningkatan

Desa

Pangilen

35

2) Peneliti mendatangi para responden dan kemudian memberikan


pertanyaan-

Pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya oleh

peneliti.
3) Peneliti mencatat jawaban-jawaban yang diungkapkan oleh para
responden dalam bentuk transkrip data yang disediakan peneliti.
d.Pengumpulan data melalui dokumentasi
1) Peneliti mendatangi lokasi penelitian yaitu di SMK Bustanuddin Desa
Pangilen Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan.
2) Peneliti bertanya pada bagian tata usaha (sumber informasi) untuk
mendapatkan data yang berhubungan dengan arsip-arsip.
3) Peneliti mencari informasi untuk dicatat sesuai dengan variabel
yang telah ditentukan.
5. Analisis Data
Untuk menganalisis data, digunakan hitungan dengan teknik analisis statistik
product moment. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan uraian yang konkrit terhadap
hasil penggalian data dengan teknik angket dalam bentuk klasifikasi bentuk skor
jawaban responden.
Alasan penulis memilih dan menggunakan teknik analisis statistik product
moment karena yang akan diperoleh dan dianalisis adalah bentuk angka-angka
sedangkan rumus yang dipakai adalah:
x.y
r=

(x2) . (y2)

Keterangan:
r

= Koefisien korelasi product moment

x.y

= Jumlah hasil kali x dengan y

x2

= Jumlah dari x yang dikuadratkan

y2

= Jumlah y yang dikuadratkan

= Jumlah subjek
Untuk memberikan makna terhadap penelitian ini, maka digunakan pedoman

sebagai berikut:

36

1)

Hipotesis kerja diterima apabila r kerja lebih besar atau sama dengan nilai r
tabel

2) Hipotesis kerja ditolak apabila r kerja lebih kecil dari nilai r tabel
Untuk mengetahui besar tidaknya pengaruh variasi metode yang
diterapkan guru terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di SMK
Bustanuddin Desa Pangilen Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan dan
pedoman yang digunakan adalah:
INTERPRETASI r PRODUCT MOMENT
BESARNYA NILAI r
PRODUCT MOMENT
0,90 s/d 1,00
0,70 s/d 0,90
0,40 s/d 0,70
0,20 s/d 0,40
0,00 s/d 0,20

INTERPRETASI
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup / sedang
Rendah / lemah
Sangat rendah

37

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Pengantar Metodik Didaktik, C.V. Armico: Bandung, 1998.
Amiruddin, Efektivitas Metode Belajar Mandiri Dalam Meningkatkan
Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al-Quran Hadits di
SDI al-Fahmiyah Teja Barat Pamekasan, Pamekasan, STAIN
PAmekasan, 2012.
Anwar, Pendidikan Kecakapan Hidup-Long Life Education Bandung: Alfabeta,
2004.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Reneka Cipta, 2006.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2006.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Azwan Zain, Strategi Belajar-Mengajar, Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2006.
Hamzah B, Model Pembelajaran-Menciptakan proses belajar mengajar yang
kreatif dan efektif, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Husaini Usman dan Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi
Aksara 2003.
Margono, Metodolgi Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT Reneka Cipta, 2004.
Martin, M Andre, Kamus Bahasa Indonesia Melenium, Surabaya: Karina,2002.
Pius A Partanto dan M Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya:
Arkolla, 2001.
Sanjaya,

Wina,
Strategi Pembelajaran-Berorientasi
Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2006.

Standar

Proses

Saputro, Suprihadi, Dasar-Dasar Metodologi pengajaran Umum, Malang: IKIP


Malang, 1993.
Sudjana, Nana, Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah, Sinar
Baru Algesindo, Bandung, 1998.
Tim penyusun pusat bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Jakarta:
Balai pustaka, 2008.

38

Anda mungkin juga menyukai