MANUSIA
PENGERTIAN DAN HAKIKAT
HAK ASASI MANUSIA
Pengertian HAM; adalah hak yang
melekat pada diri manusia yang
bersifat kodrati dan fundamental
sebagai suatu anugerah Allah yang
harus dihormati, dijaga, dan dilindungi
oleh setiap individu, masyarakat atau
negara.
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN
HAM
A.
Perkembangan
pemikiran
HAM dunia bermula dari:
1.
2.
3.
4.
Magna Charta
The American Declaration
The French Declaration
The Four Declaration
1. Magna Charta
Memuat pandangan bahwa raja yang
tadinya memiliki kekuasaan absolut
(raja yang menciptakan hukum, tetapi
ia sendiri tidak terikat dengan hukum
yang dibuatnya), menjadi dibatasi
kekuasaannya
dan
mulai
dapat
diminta pertanggungjawabannya di
muka hukum (Masyhur Effendi, 1994).
Magna Charta telah menghilangkan
hak absolutisme raja.
Generasi Pertama
Pengertian HAM hanya berpusat pada
bidang hukum dan politik.
Fokus
pemikiran
HAM
generasi
pertama pada bidang hukum dan
politik disebabkan oleh dampak dan
situasi Perang Dunia II, totaliterisme
dan adanya keinginan negara-negara
yang baru merdeka untuk menciptakan
suatu tertib hukum yang baru.
Generasi Kedua
Pemikiran HAM tidak saja menurut hak
yuridis melainkan juga hak-hak sosial,
ekonomi, politik, dan budaya.
Generasi Ketiga
Keadilan dan pemenuhan hak asasi
haruslah
dimulai
sejak
mulainya
pembangunan itu sendiri, bukan setelah
pembangunan itu selesai. Agaknya
pepatah kuno justice delayed, justice
deny tetap berlaku untuk kita semua.
Generasi Keempat
Pemikiran HAM generasi keempat
dipelopori
oleh
negara-negara
di
kawasan Asia yang pada tahun 1983
melahirkan deklarasi hak asasi manusia
yang disebut Declaration of The Basic
Duties of Asia People and Government .
Deklarasi ini lebih maju dari rumusan
generasi ketiga, karena tidak saja
mencakup tuntutan struktural tetapi
juga berpihak kepada terciptanya
tatanan sosial yang berkeadilan.
Partisipasi Rakyat
Suatu persoalan hak asasi yang
sangat
mendesak untuk terus diperjuangkan baik
dalam dunia politik maupun dalam persoalan
publik lainnya.
Hak-hak Budaya
Adanya upaya dan kebijakan penyeragaman
budaya oleh negara merupakan bentuk
pelanggaran terhadap hak asasi berbudaya.
Hak Keadilan Sosial
Keadilan sosial tidak saja berhenti dengan
menaiknya pendapatan perkapita, tetapi
justru baru berhenti pada saat tatanan sosial
yang tidak adil dijungkirbalikkan dan diganti
dengan tatanan sosial yang berkeadilan.
Pada
tanggal
15
Agustus
1998
dicanangkan Rencana Aksi Nasional HAM,
yang didasarkan pada Empat Pilar :
Persiapan
pengesahan
perangkat
internasional di bidang HAM;
Desiminasi informasi dan pendidikan
bidang HAM;
Penentuan skala prioritas pelaksanaan
HAM;
Pelaksanaan isi perangkat internasional
di bidang HAM yang telah diratifikasi
melalui perundang-undangan nasional.
Nilai-nilai HAM
Berkaitan dengan nilai-nilai HAM, paling
tidak ada tiga teori yang dapat dijadikan
kerangka analisis yaitu teori realitas
(realistic theory), teori relativisme
kultural (cultural relativisme theory) dan
teori radikal universalisme (radical
universalisme) (Davies, Peter, 1994).
b.
c.
Penerapan
HAM
yang
lebih
menekankan pada hak sipil, hak politik
dan hak pemilikan pribadi;
Penerapan
HAM
yang
lebih
menekankan pada hak ekonomi dan
hak sosial;
Penerapan
HAM
yang
lebih
menekankan pada hak penentuan
nasib sendiri (self determination) dan
pembangunan ekonomi.
Berinteraksi
secara
baik
dengan
sesama tetangga;
Saling membantu dalam menghadapi
musuh bersama;
Membela mereka yang teraniaya;
Saling menasehati;
Menghormati kebebasan beragama.
PENGATURAN HAM
DALAM KONSTITUSI
Terdapat dalam Amandemen kedua
UUD 1945, ditemukan juga di
beberapa konstitusi yang berlaku
yaitu
UUD
1945
(termasuk
amandemen
I-IV),
Konstitusi
Republik Indonesia Serikat (KRIS),
dan UUDS 1950.
PENGATURAN HAM
DALAM KETETAPAN MPR
Dapat dilihat dalam TAP MPR
Nomor XVII Tahun 1998 tentang
Pandangan dan Sikap Bangsa
Indonesia Terhadap HAM dan
Piagam HAM Nasional.
PENGATURAN HAM
DALAM UNDANG-UNDANG
Pelanggaran HAM
Pelanggaran terhadap hak asasi manusia
dapat dilakukan baik oleh aparatur negara
(state actors) maupun bukan aparatur
negara (non-state actors) (UU No. 26
Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM).
Karena
itu
penindakan
terhadap
pelanggaran hak asasi menusia tidak
boleh hanya ditujukan terhadap aparatur
negara, tetapi juga pelanggaran yang
dilakukan bukan aparatur negara.
Tanggung
jawab
pemajuan,
penghormatan dan perlidungan
HAM tidak saja dibebankan
kepada negara, melainkan juga
kepada individu warga negara.
Artinya negara dan individu samasama memiliki tanggung jawab
terhadap pemajuan, penghormatan
dan perlidungan HAM.
Terima Kasih
Atas
Perhatiannya