Fisiologi
kebuntingan
Fisiologi kelahiran
Kejadian postpartum
plasentasi
Plasenta
Plasenta
TUJUAN
INSTRUKSIONAL UMUM :
SUBPOKOK
Struktur
BAHASAN
Plasenta
Endotheliochoriale
LAMA KEBUNTINGAN
Servik
Perubahan pada servik terjadi setelah
fertilisasi yaitu kripta-kripta servik
menghasilkan lendir kental, semakin
tua umur kebuntingan semakin kental
lendir yang dihasilkan. Perubahan lain
adalah terjadi kontraksi tonus dari
muskulatur servik menjelang
kelahiran. Pada sapi, 2 5 hari
sebelum partus otot servik merileks
dan servik mulai terbuka.
Uterus
Perubahan yang terjadi pada uterus setelah
fertilisasi adalah peningkatan vaskularisasi
pada endometrium, kelenjar-kelenjarnya
tumbuh lebih panjang dan berkelok serta
akan menghasilkan susu uterus ( histotroph),
muskulatur uterus lebih tenang karena
pengaruh progesteron
d. Ovarium
Setelah ovulasi terbentuklah kawah bekas folikel yang
pecah disebut korpus haemorrhagicum atau
korpus rubrum. Selanjutnya terjadi proses
luteinisasi dari sel granulosa dan sel teka
membentuk sel-sel baru disebut sel lutein, sel lutein
berproliferasi dan akhirnya memenuhi seluruh kawah
dan membentuk jendolan diatas permukaan ovarium
disebut korpus luteum.
Hampir
PEMERIKSAAN
KEBUNTINGAN PADA TERNAK
Karena keinginan manusia untuk
mengetahui kebuntingan hewannya
secara dini setelah dikawinkan maka
ada beberapa teknik untuk
mengetahui kebuntingan pada ternak.
PEMERIKSAAN
KEBUNTINGAN PADA TERNAK
SECARA
KLINIS
1. INSPEKSI VISUAL
2. PALPASI REKTAL
SECARA LABORATORIS
1. PEMERIKSAAN HORMON
2. USG
3. RADIOGRAFI
4. IMUNOLOGIS
Adalah
LETAK
TAHAP-TAHAP KELAHIRAN
1.
PUERPURIUM
TAHAP PERMULAAN /
TAHAP
PERSIAPAN
Pada
I. Faktor Mekanik
Semakin tua umur kebuntingan semakin besar pula
volume fetus dalam kandungan. Kebuntingan
kembar pada hewan monotocous umumnya
mengalami proses kelahiran lebih awal. Tetapi pada
hewan polytocous, bila terjadi pengurangan jumlah
anak yang dikandungnya tidak terjadi perlambatan
atau kelahiran lebih awal. Teori mekanik ini dapat
dibantah karena adanya kejadian hydrops yaitu
suatu kejadian patologik dimana volume cairan
allantois atau amnion atau keduanya mengalami
pertambahan yang abnormal. Pertambahan ini
terjadi secara lambat tetapi tetap dan melebihi
volume normal. Pertambahan volume cairan
allantois atau amnion ini menyebabkan peregangan
uterus yang bisa melebihi peregangan yang
disebabkan oleh pertambahan volume fetus.
II.
Faktor Hormonal
Oksitosin
Oksitosin dinyatakan sebagai hormon yang
memegang peranan penting dalam
merangsang uterus untuk memulai
berkontraksi.
Progesteron
Progesteron merupakan hormon yang
memegang peranan penting dalam menjaga
kebuntingan dengan jalan mencegah
terjadinya kontraksi urat daging uterus
hingga uterus menjadi tenang.
Estrogen
III.
FAKTOR FETUS
FETUS MAKIN BESAR
UTERUS MAKIN MEREGANG
RANGSANGAN KORTISOL FETUS
2.
TAHAP PEREJANAN
Stadium
Persiapan
puerpurium
Waktu dan perubahan-perubahan
yang terjadi pada induk hewan
setelah selesai melahirkan anak
beserta plasentanya sampai hewan
itu kembali masuk ke dalam siklus
birahinya yang normal
Perubahan dalam
puerpurium
Regenerasi
endometrium
Involutio uteri
Birahi postpartum
Regenerasi endometrium (7
minggu)
Setelah
plasenta terlepas
Kripta dalam endometrium mendangkal
Vili plasenta anak yang tersisa terlepas
bercampur dengan serum, limfe,
reruntuhan sel endometrium dalam
lumen uterus
Pembuluh darah uterus menyempit
endometrium memadatkan diri epitel
degenerasi, terlepas bercampur
dengan cairan uterus
1.
2.
3.
graviditatum mengalami
regresi dengan cepat
Jarak bisa panjang pada hewan
menyusui
Atau terdapat kelainan saat
melahirkan
Menghadapi kelahiran
Pertimbangan
normal jika :
1. mengenal tanda-tanda partus
2. memperhitungkan waktu/umur
kebuntingan
3. perhatikan tahap dan stadium
kelahiran