Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PRAKTIKUM

EPIDEMIOLOGI ANALITIS 1
Kajian Epidemiologi Observasional dan
Analisis Asosiasi

OLEH :
1. Maria Astisari R Rafe (22/495365/PKH/00801)
2. Yayan Taufiq Hidayat (22/500661/PKH/00812)
Problem set-b

 Kepala Rumah Potong Hewan (RPH) kota Y mendapat


keluhan banyaknya hati
yang rusak dari sapi-sapi yang dipotong di RPH
tersebut. Dimulailah kajian tentang
kemungkinan penyebab kerusakan hati tersebut. Dari
sebanyak 200 hati sapi yang rusak,
diamati ada 120 yang kedapatan cacing Fasciola di
dalamnya. Kepada Kepala RPH juga
diserahkan 300 hepar yang tidak mengalami kerusakan.
Dari 300 tersebut, ada 30 hepar
yang kedapatan Fasciola di dalamnya.
1. TABEL 2 X 2
Sebanyak 200 hati sapi yang rusak, diamati ada 120 yang kedapatan cacing
Fasciola di dalamnya. Kepada Kepala RPH juga diserahkan 300 hepar yang
tidak mengalami kerusakan. Dari 300 tersebut, ada 30 heparyang kedapatan
Fasciola di dalamnya.

D+ D-

F+ 120 30 150

F- 80 270 350

200 300 500


2. TUJUAN PENYIDIKAN DAN JENIS
KAJIAN
 Tujuan Penyidikan : menyelidiki penyebab kerusakan hati di RPH kota
Y
 Jenis Kajian : kajian observasional kasus kontrol
 Kajian yang menganalisis hubungan kausal menggunakan penyakit
(outcome) terlebih dahulu kemudian mengidentifikasi penyebab resiko
 Kajian retrospektif
 Kasus adalah individu yang berpenyakit
 Kontrol adalah kelompok tidak berpenyakit untuk dibandingkan

Berdasarkan problem set-2 :


 Total ada 500 sampel hepar sapi yang diperiksa di RPH Kota Y yaitu 200
sampel yang mengalami kerusakan hepar sebagai kasus dan 300 sampel
tanpa kerusakan hepar sebagai kontrol
 diamati ada 120 yang kedapatan cacing Fasciola dan pada kasus ada 30
hepar yang kedapatan Fasciola pada kontrol
3. Kelebihan kajian Lintas Seksional
dibandingkan dengan yang lain
 Waktu penelitian relatif singkat
 Murah
 Status pendedahan atau faktor risiko tertentu dapat disidik dan
digali informasinya
 Dapat meneliti kasus yang jarang atau yang masa latennya
panjang
4. Rate/tingkat apa saja yang dapat
diperoleh pada kajian
 Tingkat penyakit pada populasi (True prevalence) =
Penyakit Tingkat (D+) = (a + c)/n
 Tingkat faktor pada populasi (Apparent prevalence)=
Terdedah Tingkat (F+) = (a + b)/n
 Tingkat faktor/terdedah pada kelompok sakit Tingkat
(F+/D+) = a/(a + c)
 Tingkat faktor/terdedah pada kelompok tidak sakit
Tingkat (F+/D-) = b/(b + d)
 Tingkat penyakit pada populasi (True prevalence) =
Penyakit Tingkat (D+) = (a + c)/n
= (120 + 80)/500
= 0,4 = 40%
 Tingkat faktor pada populasi (Apparent prevalence)=
Terdedah Tingkat (F+) = (a + b)/n
= (120 +30)/500
= 0,3 = 30%
 Tingkat faktor/terdedah pada kelompok sakit
Tingkat (F+/D+) = a/(a + c)
(F+/D+) = 120/(120 + 80)
= 0,6 = 60%
 Tingkat faktor/terdedah pada kelompok tidak sakit

Tingkat (F+/D-) = b/(b + d)


(F+/D-) = 30/(30 + 270)
= 0,1 = 10%
Cross sectional Study
D+ D-

F+ 120 (a) 30 (b) 150 (a+b)

F- 80 (c) 270 (d) 350 (c+d)

200 (a+c) 300 (b + d) 500

(F+/D+) (F+/D-) =
= a/(a + c) b/(b + d)
= 60% = 10%
5. Bagaimana anda menunjukkan hubungan antara
kerusakan hati dan keberadaan cacing fasciola
 Mengukur kekuatan asosiasi antar penyakit dan faktor
penyebab
yaitu Odss Ratio (OR)

OR =
 Interpretasi:
OR < 1 efek negatif
OR = 1 tidak ada efek
OR > 1 asosiasi positif faktor dan penyakit
(risiko/kecepatan)
5. Bagaimana anda menunjukkan hubungan antara
kerusakan hati dan keberadaan cacing fasciola

 OR =

 OR = = 13,5

Interpretasi :
OR > 1 asosiasi positif faktor dan penyakit
Interpretasi :
Ada hubungan antara kerusakan hepar dengan
adanya cacingnya Fasciola
Risiko sapi mengalami kerusakan hepar karena
adanya cacing Fasciola 13,5 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan tanpa adanya cacing fasciola.
5. Bagaimana anda menunjukkan hubungan antara kerusakan
hati dan keberadaan cacing fasciola tersebut sekaligus
menjelaskannya kepada kepala RPH kota Y?
 Berdasarkan hasil pemeriksaan di RPH Kota Y yaitu 500 sampel
organ hepar sapi ditemukan bahwa 200 sampel yang mengalami
kerusakan hepar diamati ada 120 yang kedapatan cacing Fasciola
di dalamnya dan 300 sampel tanpa kerusakan hepar ada 30 hepar
yang kedapatan Fasciola di dalamnya. Hal ini menunjukan bahwa
1. Ada positif kejadian fasciolosis pada sampel organ hati yang
diperiksa yaitu 150 sampel positif baik pada sampel yang
mengalami kerusakan hepar dan tanpa kerusakan hepar
2. Ada hubungan asosiasi positif antara kerusakan hepar dan
ditemukannya cacing fasciola
3. Risiko sapi mengalami kerusakan hepar karena adanya
cacing Fasciola lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa
adanya cacing fasciola.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai