Kelompok B3 :
1.
2.
3.
4.
5.
Yunita A. Milla
Agnes L. Tandjung
Sarrah A. Joseph
Jeane J. Konda Malik
Agnes Y. Taek
(1309012003)
(1309012004)
(1309012007)
(1309012011)
(1309012027)
permeabilitas
membran
parasit
terhadap
ion
klorida,
sehingga
akan
mengakibatkan saluran klorida terbuka dan mencegah pengeluaran neurotransmitter gama amino
butyric acid (GABA). Sebagai akibatnya neurotansmitter terblokir dan polaritas neuron
terganggu, sehingga akan mengakibatkan terjadinya paralisis dan kematian dari parasit.
Penelitian ini menggunakan kucing yang menderita scabies sebanyak 15 ekor dengan
berat badan kurang lebih 1-2 kg. Batasan scabies yang dimaksud ditemukannya infestasi tungau
ada kerokan kulit ditandai dengan lesi kulit yang terbatas pada daerah kepala. Bahan yang
dipakai adalah alcohol 70%, objek glass, skalpel, dan Dectomec (Doramectin 1%). Kucing
kemudian dibagi secara acak dalam 3 kelompok. Kelompok 1 diinjeksi subkutan Doramectin
dengan dosis 150g/kg, kelompok 2 dinijeksi subkutan Doramectin dengan dosis 200g/kg,
kelompok 3 dinijeksi subkutan Doramectin dengan dosis 250g/kg. Pengobatan diulang bila
masih menunjukkan positif adanya tungau dalam kerokan kulit. Hasil penelitian secara deskriptif
dengan menyatakan sembuh atau tidak sembuh. Sembuh apabila terjadi respon yang baik
terhadap pengobatan dan menunjukkan hasil negative pada pemeriksaan kulit, dan tidak sembuh
apabila respon yang kurang baik terhadap pengobatan dan menunjukkan hasil positif pada
pemeriksaan kulit.
Hasil yang didapat pada kelompok 1 pengobatan dilakukan sebanyak 4 kali dan tidak
memberikan hasil pengobatan yang baik, sedangkan kelompok 2 dan 3 dilakukan pengobatan
bervariasi 2-3 kali menunjukkan perkembangan adanya perbaikan lesi kulit yang menuju ke arah
normal. Pada kelompok 2 dosis 200 g/kg memberikan hasil yang sama dengan kelompok 3
dosis 250g/kg. Berdasarkan hasil penelitian ini dianjurkan untuk pengobatan scabies kucing
dengan tingkat infestasi yang terbatas pada daerah kepala dapat digunakan doramectin dengan
dosis 200g/kg.
Hasil pemeriksaan darah rata-rata yang dilakukan sebelum dan sesudah sangat bervariasi
sehingga tidak dipakai untuk pedoman dasar pengobatan, hal ini karena status keseragaman
kucing yang digunakan dalam penelitian ini tidak berdasarkan umur, status gizi, asal-usul,
kepemilikan yang sama, namun berdasar pada tingkat keseragaman infestasi ektoparasit pada
daerah kepala. Berdasarkan pada hasil diatas dapat disimpulkan bahwa doramectin dengan dosis
200g/kg berat badan dapat dipakai seagai alternatif untuk pemberantasan scabies pada kucing.