Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Epidemiologi Analitis I

Latihan 5
Kajian Epidemiologi Observasional dan Analisis Asosiasi
Probleum-Set B

Dosen Pengampu :
Dr. Roza Azizah Primatika, S.Si., M.Si

1. Maria Astisari R Rafe (22/495365/PKH/00801)


2. Yayan Taufiq Hidayat (22/500661/PKH/00812)

Program Pascasarjana Sain Veteriner


Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2022
Problem Set-B

Problem :

Kepala Rumah Potong Hewan (RPH) kota Y mendapat keluhan banyaknya hati yang
rusak dari sapi-sapi yang dipotong di RPH tersebut. Dimulailah kajian tentang
kemungkinan penyebab kerusakan hati tersebut. Dari sebanyak 200 hati sapi yang
rusak, diamati ada 120 yang kedapatan cacing Fasciola di dalamnya. Kepada Kepala
RPH juga diserahkan 300 hepar yang tidak mengalami kerusakan. Dari 300 tersebut,
ada 30 hepar yang kedapatan Fasciola di dalamnya.

Pertanyaan :

1. Buat/istilah table yang tepat menggambarkan keadaan ini? Tabel 2x2

2. Apa tujuan penyidikan ini dan jenis kajian apa yang tepat?

3. Apa kelebihan jenis kajian tersebut dibandingkan dengan yang lain?

4. Rate/tingkat apa saja yang dapat diperoleh pada kajian tersebut?

5. Bagaimana Anda menunjukkan hubungan antara kerusakan hati dan keberadaan


cacing Fasciola tersebut sekaligus menjelaskan kepada kepala RPH kota Y?

Jawaban :

1. Tabel 2x2

D+ D-
F+ 120 (a) 30 (b) 150 (a+b)
F- 80 (c) 270 (d) 350 (c+d)
200 (a+c) 300 (b+d) 500 (n)

2. Tujuan penyelidikan ini adalah Untuk menyelidiki penyebab kerusakan hepar di


RPH kota Y

Jenis kajian yang tepat adalah Kajian lintas-seksional

Alasannya :

kejadian yang diteliti mencari hubungan antara penyakit (kerusakan hepar)


dengan faktor/pendedah (cacing Fasciola).

Kejadian yang diteliti merupakan rancangan waktu sekarang (at a point of time).
Kajian lintas seksional membandingkan sekaligus 2 kelompok yaitu kelompok
sakit vs kelompok tidak sakit dan kelompok terdedah vs kelompok tidak terdedah
dalam kasus ini yaitu sapi yang mengalami kerusakan hepar dan sapi yang tidak
mengalami kerusakan hepar vs sapi yang terdedah cacing Fasciola dan sapi
tidak terdedah cacing Fasciola.

Dalam kasus ini, total terdapat 500 sampel hepar yang diperiksa di RPH kota Y,
dengan rincian yakni 200 sampel yang mengalami kerusakan hepar, dan diamati
ada 120 yang terdapat Fasciola di dalamnya, sedangkan 80 lainnya tidak
terdapat Fasciola. Sebanyak 300 sampel tidak mengalami kerusakan, dan
diamati sebanyak 30 ditemukan Fasciola, sedangkan 270 lainnya tidak
ditemukan Fasciola.

3. Kelebihan kajian Lintas Seksional, antara lain mudah, murah, tidak memerlukan
waktu lama, serta metode paling baik untuk mengkaji faktor hospes penyebab
terjadinya penyakit (pada kasus ini menganalisa hubungan antara kerusakan hepar
dengan adanya cacing Fasciola pada sampel hepar yang diperiksa di RPH Kota Y).

4. Tingkat yang dapat diketahui pada kasus tersebut, antara lain

a. Prevalensi

jumlah sakit waktu tertentu a


prevalensi ( P )= atau ( P )=
population at risk pada satu watu n

120
P= × 100 %
500

P=24 %

Interpretasi : tingkat prevalensi atau kejadian kerusakan hepar adalah


sebesar 24% dari keseluruhan sampel hepar yang diperiksa di RPH kota Y

b. True Prevalence

a+c
true prevalence=
n

200
true prevalence= ×100 %
500
true prevalence=40 %

Interpretasi : tingkat prevalensi atau kejadian kerusakan hepar yang sebenar-


benarnya adalah sebesar 40% dari keseluruhan sampel hepar yang diperiksa
di RPH kota Y.

c. Apparent Prevalence
a+b
apparent prevalence=
n
150
apparent prevalence= ×100 %
500

apparent prevalence=30 %

Interpretasi : tingkat prevalensi atau kejadian kerusakan hepar yang nampak


adalah sebesar 30% dari total sampel hepar yang diperiksa di RPH Kota Y

d. Tingkat penyakit pada kelompok faktor/terdedah


tingkat ¿
tingkat ¿
tingkat ¿

Interpretasi : tingkat kejadian kerusakan hepar pada sapi yang terdedah


cacing Fasciola adalah sebesar 80% di RPH kota Y

e. Tingkat penyakit pada kelompok tanpa faktor/tidak terdedah

tingkat ¿

tingkat ¿

tingkat ¿

Interpretasi : tingkat kejadian kerusakan hepar pada sapi yang tidak terdedah
cacing Fasciola adalah sebesar 22,85% di RPH kota Y

f. Tingkat faktor/terdedah pada kelompok sakit

tingkat ¿

tingkat ¿

tingkat ¿

Interpretasi : tingkat faktor cacing Fasciola yang mempengaruhi kejadian


kerusakan hepar yang diperiksa di RPH kota Y adalah sebesar 60%
g. Tingkat faktor/terdedah pada kelompok tidak sakit

tingkat ¿

tingkat ¿

tingkat ¿

Interpretasi : tingkat faktor cacing Fasciola pada sampel hepar yang tidak
rusak yang diperiksa di RPH kota Y adalah sebesar 10%

5. Cara menunjukkan hubungan antara kerusakan hati dan keberadaan cacing


Fasciola adalah analisis chi square dan dengan mengukur kekuatan asosiasi.

H0 : tidak ada hubungan kerusakan hepar dengan ditemukannya cacing Fasciola

Ha : ada hubungan antara ditemukannya cacing Fasciola dengan kerusakan hepar

Penggunaan tabel 2x2 pada openepi untuk kasus ini diperoleh :

1. Chi square and exact measure of association

2. Risk-Based* Estimates and 95% Confidence Intervals (RR)

3. Odds-Based Estimates and Confidence Limits (OR)

Berdasarkan pengunaan tabel 2x2 pada openepi didapatkan signifikan( Nilai-P


<0,05 dan 95% Confidence Intervals) dengan Conditional maximum likelihood
estimate of Odds Ratio sebesar 13.41 dengan Mid P exact dan Fisher exact artinya
ho ditolak dan Ha diterima. Kasus ini menunjukan bahwa ada hubungan antara
cacing fasciola dan kejadian kerusakan hepar pada sapi di RPH Kota Y.

Analisis Data Kategorik adalah Analisis tentang Proporsi, Pengujian hipotesis


proporsi tunggal (exact test) menggunakan distribusi binomial untuk pengambilan
keputusan. Pengambilan keputusan didasarkan pada p-value atau peluang ekstrim
dari suatu nilai statistik atau estimator titik.

Nilai mid P exact menunjukan nilai P dipengaruhi oleh kedua sisi yaitu menunjukkan
nilai P satu sisi untuk Protektif atau asosiasi negatif; jika tidak, nilai-P tepat satu sisi
adalah untuk asosiasi positif. (Kerusakan hepar yang dipengaruhi adanya cacing
Fasciola dan tanpa kerusakan hepar dengan adanya cacing Fasciola).
Fisher exact rest digunakan ketika nilai total table 2x2 kecil dan niali total kolom dan
baris kurang dari 15. Fisher exact tes paling baik untung menghitung exact
probabilitas.
Kekuatan asosiasi digunakan untuk mengukur perbedaan risiko antara penyebab
dan faktor (Sumiarto & Budiharta, 2018).

a. Relative Risk (RR)

a /(a+ b)
RR=
c /(c+ d)

120/(120+ 30)
RR=
80/( 80+270)

RR=3,48

Nilai RR menunjukan > 1, yang artinya terdapat asosiasi/hubungan positif


antara cacing Fasciola dengan kerusakan hepar yang diperiksa di RPH kota
Y.

b. Population Relative Risk

a+c
[ ]
n
Population RR=
c
[ ]
c+ d

120+ 80
[ ]
500
Population RR=
80
[ ]
80+ 270

Population RR=1,4

Nilai population RR menunjukkan nilai > 1, yang menunjukkan hubungan


tingkat kerusakan hepar pada keseluruhan sampel yang diperiksa di RPH
kota Y pada kelompok sampel yang terdedah cacing Fasciola.

c. Odds Ratio (OR)

a× d
¿=
b×c

120 ×270
¿=
30 × 80
¿=13,5

Nilai OR menunjukkan nilai > 1, yang bermakna memiliki hubungan positif


antara faktor dan penyakit,.

Interpretasi : Hepar sapi yang terdedah cacing Fasciola memiliki risiko


sebesar 13,5 kali lebih besar mengalami kerusakan hepar, dibandingankan
dengan hepar yang tidak terdedah cacing Fasciola

d. Population Odds Ratio

d ×(a+c )
Population∨¿
c ×( b+d )

270 ×(120+ 80)


Population∨¿
80 ×(30+270)

population∨¿2,25

Nilai population OR menunjukkan nilai > 1,

Interpretasi : memiliki hubungan positif tingkat kerusakan hati pada seluruh


sampel hati yang diperiksa di RPH kota Y adalah 2,25 kali lebih besar
disebabkan oleh terdedah cacing Fasciola.

e. Attributable Risk (AR)


a c
AR= −
a+b c+ d
120 80
AR= −
120+30 80+270
120 80
AR= −
120+30 80+270
AR=0,577

Interpretasi : Nilai AR menunjukkan nilai 57,7%, yang bermakna kerusakan


hepar dapat meningkat sebesar 57,7% akibat terdedah cacing Fasciola, bila
dibandingkan sampel yang tidak terdedah cacing Fasciola.

f. Attributable Fraction
a c
[ − ]
a+ b c+ d
AF=
a
[ ]
a+b

120 80
[ − ]
120+30 80+270
AF=
120
[ ]
120+30

120 80
[ − ]
120+30 80+270
AF=
120
[ ]
120+30

AF=0,7 = 70%

Interpretasi : Nilai AF menunjukkan nilai 70%, yang bermakna proporsi


sampel hati yang mengalami kerusakan yang disebabkan terdedah cacing
Fasciola adalah sebesar 70% dibandingkan dengan yang tidak terdedah
cacing Fasciola.

Penjelasan yang dapat diberikan kepada Kepala RPH Kota Y, yakni

Berdasarkan hasil pemeriksaan di RPH Kota Y yaitu 500 sampel organ hepar
sapi ditemukan bahwa 200 sampel yang mengalami kerusakan hepar diamati
ada 120 yang kedapatan cacing Fasciola di dalamnya dan 300 sampel tanpa
kerusakan hepar ada 30 hepar yang kedapatan Fasciola di dalamnya. Hal ini
menunjukan bahwa

1. Ada positif kejadian fasciolosis pada sampel organ hati yang diperiksa
yaitu 150 sampel positif baik pada sampel yang mengalami kerusakan
hepar dan tanpa kerusakan hepar

2. Ada hubungan antara kerusakan hepar dan ditemukannya cacing


Fasciola

3. Risiko sapi mengalami kerusakan hepar karena adanya cacing Fasciola


lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa adanya cacing fasciola.

Anda mungkin juga menyukai