Case Jiwa
Case Jiwa
Kepaniteraan Klinik
Status Ilmu Jiwa
Fakultas Kedokteran UKRIDA
SMF Ilmu Jiwa
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat
Nama : Ari Filologus Sugiarto
Tanda Tangan
NIM : 11-2013-204
........................
Dr. Pembimbing :
dr. Meutia Laksiminingrum, Sp.KJ
I.
II.
........................
Identitas Pasien
Nama (inisial)
Tempat & tanggal lahir
Jenis Kelamin
Suku
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Status Perkawinan
Alamat
: Tn. P
: Bandung, 28 12 1981
: Laki-laki
: Sunda
: Islam
: SLTA
: Wiraswasta
: Belum kawin
: Kp. Cibadak RT05/RW05,
Kelurahan
Andir,
Riwayat Psikiatrik
Autoanamnesis : keterangan dari pasien, 23 September 2015 jam 15.15 WIB.
1
Alloanamesis : keterangan dari Tn. Hairul (adik kandung pasien), 25 September 2015
pukul 17.00 WIB.
A. Keluhan Utama
Sering melamun dan murung tidak bicara dan tidak merespon obrolan, tapi
bisa tiba-tiba Marah-marah dan memaki orang lain (agresivitas verbal),
memukul orang, merusak dan memecahkan kaca (agresivitas motorik) tanpa
sebab
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Sejak 3 bulan terakhir ini, pasien menunjukkan gejala-gejala marah-marah
dan memaki orang lain (agresivitas verbal), memukul orang, merusak dan
memecahkan kaca (agresivitas motorik) dan susah tidur (insomnia)
Pasien tidak rutin berobat jalan dan meminum obat lima bulan terakhir karena
dianggap sudah berperilaku normal dan bisa diajak bicara
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1.
Gangguan psikiatrik
Pasien pertama kali dirawat di RSJ Riau pada tanggal 30 Desember
2001 bulan karena perubahan tingkah laku pasien yang belakangan sering
mengamuk, tidur kurang (insomnia), sering menyendiri dan tidak banyak
bicara, marah-marah dan memaki orang (agresivitas verbal), dan menyerang
orang lain (agresivitas motorik). Setelah di rawat selama dua bulan os di
bolehkan pulang dan pasien rutin control setiap satu bulan sekali dan patuh
minum obat
Pada tahun 2011 pasien dirawat lagi di RSJ Provinsi Jawa Barat
dengan keluhan yang sama seperti diatas namun dirasa lebih agresif dan
mengancam orang disekitarnya. Pasien sempat dirawat selama satu bulan dan
kemudian diijinkan pulang karena perubahan yang membaik dari pasien,
namun pasien harus tetap control berobat jalan dan meminum obat. Selama
dirumah pasien rutin meminum obat dan rajin control ssatu bulan sekali.
Karena dirasa keluarga bahwa Os sudah menunjukan perbaikan maka os
tidak rutin control dan meminum obat karena dirasa sudah sembuh dan bisa
bersosialisasi dengan orang disekitarnya (menurut keluarga). Namun lima
2
3.
4.
2001
2011
2015
2.
3.
Riwayat pendidikan
Pasien bersekolah sampai tamat SLTA. Pasien sering bertengkar
sampai beradu fisik dengan teman-temannya
3
4.
Riwayat pekerjaan
Pasien pernah bekerja sebagai buruh pabrik di sebuah perusahaan
swasta di bandung, namun karena pasien sakit demam tinggi dan dirawat di
rumah sakit selama dua minggu maka os memutuskan untuk mengundurkan
diri.
5. Kehidupan beragama
Pasien rajin beribadah sholat 5 waktu dan rajin mengaji.
6.
laki-laki
perempuan
pasien
III.
Status Mental
A. Deskripsi Umum
1.
2.
Kesadaran
a. Kesadaran sensorium/neurologik : compos mentis.
b. Kesadaran psikiatrik : tampak terganggu, tidak tenang
3.
4.
5.
Pembicaraan
a. Cara berbicara : spontan, lancar, tidak cepat, tidak lambat, tidak berbisik,
tidak bergumam, tidak monoton, intensitas sedang.
b. Gangguan berbicara : tidak ada afasia, disatria/pelo, gagap.
6. Daya ingat :
6
a. Tingkat :
- Jangka panjang : baik (pasien ingat tahun kelahirannya).
- Jangka pendek : baik (pasien ingat apa yang dimakan sebelumnya).
- Segera : baik (pasien ingat jika ia tadi sudah makan).
b. Gangguan : tidak ada.
7. Pikiran abstraktif : pasien ditanya ibukota Jawa Barat bisa menjawab.
8. Visuospatial : baik (pasien tahu jika jam sepuluh jarum pendek ke angka
sepuluh dan panjang ke angka 12).
9. Kemampuan menolong diri sendiri : makan, mandi, mengganti pakaian
sendiri.
E. Proses Pikir
1. Arus pikir :
a. Produktivitas : kaya (pasien dapat bercerita panjang lebar).
b. Kontinuitas : lancar (cerita pasien tidak terputus-putus).
c. Hendaya bahasa : tidak ada disatria, tidak gagap, tidak ada afasia.
2. Isi pikiran :
a. Preokupasi dalam pikiran :
b. Waham : tidak ada.
c. Obsesi : tidak ada.
d. Fobia : tidak ada.
e. Gagasan rujukan : tidak ada.
f. Gagasan pengaruh : tidak ada.
h. Gagasan bunuh diri : tidak ada.
F. Pengendalian Impuls
Baik, bisa mengendalikan impulsnya.
G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : baik (pasien tahu memukul orang lain itu tidak boleh).
2. Uji daya nilai : baik (pasien mengatakan jika menemukan dompet di jalan ada
isinya maka uangnya untuk sedekah).
3. Daya nilai realita : terganggu.
H. Tilikan
Derajat 4 (pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan tapi tidak
memahami penyebab sakitnya).
I. Reliabilitas
Baik. Halusinasi yang diceritakan oleh pasien terlihat jelas dari apa yang
disampaikannya, bukan hanya karangan pasien saja.
IV.
Pemeriksaan Fisik
A. Status Internus
1. Keadaan umum : tampak sakit sedang.
2. Kesadaran : compos mentis.
3. TD : 120/80 mmHg.
4. Frekuensi nadi : 96 kali per menit.
5. Suhu badan : 36,5 derajat Celcius.
6. Frekuensi pernapasan : 22 kali per menit.
7. Bentuk tubuh : habitus atletikus.
8. Sistem kardiovaskuler : BJ 1 dan BJ 2 murni, reguler, gallop (-), murmur (-).
9. Sistem respiratorius : suara napas vesikuler, wheezing -/-, ronkhi -/10. Sistem gastrointestinal : bising usus 10 kali/menit, nyeri tekan tidak ada,
hepar, lien, dan ginjal tidak teraba, nyeri ketok CVA tidak ada.
11. Sistem muskuloskeletal : dalam batas normal.
12. Sistem urogenital : kandung kemih tidak teraba, nyeri tekan suprapubis tidak
8
ada.
B. Status Neurologik
1. Saraf kranial (I-XII) : dalam batas normal.
2. Gejala rangsang meningeal : tidak ada.
3. Mata : konjungktiva anemis tidak ada, sklera ikterik tidak ada.
4. Pupil : isokor, diameter 2-3 mm, refleks cahaya langsung +/+.
5. Oftalmoscopy : tidak dilakukan.
6. Motorik : tidak ada hambatan gerak.
7. Sensibilitas : tidak ada anestesia/hiperestesia.
8. Sistem saraf vegetatif : dalam batas normal.
9. Fungsi luhur : dalam batas normal.
10. Gangguan khusus : tidak ada.
V.
Pemeriksaan Penunjang
VI.
Formulasi Diagnostik
Aksis I : berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, kasus ini dapat dinyatakan
mengalami :
1.
Gangguan jiwa:
- pasien mengamuk, marah marah memaki orang
- merusak barang, memukul orang
- terdapat halusinasi auditorik dan halusinasi visual
- terdapat waham kejar
2.
3.
GMNO ini termasuk psikosis karena adanya gangguan daya nilai realitas
(halusinasi auditorik, halusinasi visual dan waham kejar).
4.
Menurut PPDGJ III, GMNO ini termasuk skizofrenia paranoid karena memenuhi
kriteria diagnostik yaitu :
a.
b.
Skizofren paranoid:
Halusinasi / waham yang harus menonjol
1. Suara suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi
perintah atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verban berupa
bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi
tawa (laughing)
2. Halusinasi pembauan dan pengecapan rasa, atau bersifat
seksualatau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual namun
tidak begitu menonjol
10
Evaluasi Multiaksial
Aksis I : F20.0 Skizofrenia paranoid
Aksis II : Z03.2 Tidak ada.
Aksis III : Tidak ada (none).
Aksis IV : Masalah psikososial dan lingkungan lainnya
Aksis V : GAF = 60-51.
VIII.
Prognosis
Faktor yang mendukung ke arah prognosis baik yaitu keluarga yang masih
menjaga, peduli, dan menemani pasien berobat jalan teratur.
Faktor yang mendukung ke arah prognosis buruk yaitu putus obat.
Ad vitam
: ad bonam.
11
IX.
Daftar Problem
Organobiologi : tidak terdapat masalah fisik pada pasien ini.
Psikiatri/psikologi : halusinasi dan waham
Sosial/keluarga : tidak ada masalah sosial atau keluarga.
X.
Terapi
1.
2.
Psikofarmaka :
Nama dokter : dr. Ari Filologus Sugiarto
R/ Haloperidol tab. 5 mg No. XXI
3 dd tab I
R/ Triheksilphenidil tab 2 mg No. XIV
2 dd tab I
R/ Chlorpromazin tab 100 mg No.VII
0-0-1
Pro. Tn. Pian Apriansyah (33 tahun)
3.
Psikoterapi : terus membangun trust dari pasien agar ia mau bersikap lebih
terbuka dan memotivasi pasien agar mau minum obat secara teratur setiap hari.
4.
5.
XI.
Lampiran
12
14