Tinjauan pustaka
Riset
Kasus
Diskusi
Presentasi dan diskusi E-mail
Data pasien:
Nama: Tn.K
Nama klinik: dr. Githa Ayu Astarika
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
No registrasi: 0-23-58-9
Telp: 082242020777 Terdaftar sejak:
Audit
Pos
: Compos mentis
Suhu
: 36,5 C
Pernapasan
: 28 x/menit, reguler,
Status Generalis
Kepala : Venektasi temporal +
Mata
: Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, RCL +/+, RCTL +/+, diameter pupil
3mm/3mm.
: sianosis (-)
Leher
KGB
: Tidak teraba.
Tiroid
Dada
:
Paru : I:
P:
P:
Sonor (+/+)
P:
P:
Batas jantung kiri bawah di SIC VI 2 jari lateral linea parasternal sinistra
Batas jantung kiri atas di SIC VI 1 jari lateral linea parasternal sinistra,
Batas jantung kanan bawah di ICS V 2 jari lateral linea parasternalis
dextra.
Batas jantung kanan atas di SIC VI 1 jari lateral linea parasternal dextra,
Jakarta: 1503-1504
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis Edema Paru Akut Kardiogenik pada CHF
2. Patofisiologi Edema Paru Akut Kardiogenik pada CHF
3. Penatalaksanaan Edema Paru Akut Kardiogenik pada CHF
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:
1. Subyektif:
Sesak napas pasien yang disertai suara ngik-ngik menunjukkan adanya bronkokonstriksi pada
pasien.
Sesak napas yang disertai rasa tercekik dan tenggelam menunjukkan dugaan adanya edema
paru akut.
Gejala bronkonstriksi dapat menjadi bagian dari edema paru akut.
Tidak adanya riwayat asma dan gejala yang sama sebelumnya memperkuatnya bukan sebagai
penyebabnya
Pasien telah merasakan keluhan sesak napas sejak 3 tahun yang lalu yang makin memberat
hingga sekarang. Berawal dari aktivitas berat, pasien baru merasa sesak hingga tertidur pun
sudah merasa sesak sekarang ini. Sesak biasanya tidak disertai suara ngik-ngik. Pasien
memiliki kebiasaan tidur dengan dua bantal. Sesak napas yang kronik dan bersifat progresif
yang terkait dengan aktivitas menunjukkan dugaan pada gagal jantung. Sesak napas yang
2. Objektif:
Tanda-tanda Vital
Keadaan umum : tampak sesak
Kesadaran
: Compos mentis
Suhu
: 36,5 C
Pernapasan
Status Generalis
: Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, RCL +/+, RCTL +/+, diameter pupil
3mm/3mm.
: sianosis (-)
Leher
KGB
: Tidak teraba.
Tiroid
Dada
:
Paru : I:
P:
P:
P:
P:
Batas jantung kiri bawah di SIC VI 2 jari lateral linea midclavicularis sinistra,
Batas jantung kiri atas di SIC VI 1 jari lateral linea parasternal sinistra,
tanda LVH
Batas jantung kanan bawah di ICS V 2 jari lateral linea sternalis dextra.
Batas jantung kanan atas di SIC VI 1 jari lateral linea parasternal dextra,
tanda RVH
Retraksi
Intercostal
Sedang
Supraclavicular
Berat
Suprasternal
Benda asing
Tidak
Assisted ventilation dengan suplementasiHeimlich
oksigen
Napas pendek dan tidak responsif terhadap rangsangan
maneuver /
Pengambilan dengan laringoskop/
Bila tidak berhasil krikotomi
Tidak
Pneumothorax
Tidak
Bronkospasme
Oksigen
Inhalasi agonis
Kortikosteroid i.v.
Pertimbangkan magnesium i.v.
Jika ada indikasi ventilasi mekanik
Tidak
Oksigen
Nitrat
Morfin
Furosemid
Jika ada indikasi ventilasi mekanik
Dari jantung
Klasifikasi
state)
Stenosis mitral
Gagal ventrikel kiri
tekanan arterial pulmo
Hipoalbumin
Stage II
Stage III
tekanan atriu
Stage I
Stage
II daerah interstitial yang longgar dengan jaringan perivaskuler dari pembuluh darah yang besar
Cairan
pada
Edema interstitial
Hilangnya gambaran paru yang normal
Refleks bronkokonstriksi
Hipoksemia
Saluran napas
Jumlah cairan
Stage III
Dapat berlanjut
Pertukaran gas abnormal
Sering hipokapnea
Hipoksemia berat
Gagal napas
Kapasitas vital paru
Pada kasus ini pasien diduga mengalami edema paru kardiogenik akut berdasarkan penalaran klinis
yang telah dijelaskan sebelumnya. Lebih tepatnya pasien mengalami edema pulmo kardiogenik stage
II.
Edema paru merupakan tanda dari forward failure yang merupakan tanda dari gagal jantung kiri.
Dugaan penyebab dari edema paru kardiogenik pasien adalah gagal jantung kiri. Dari hasil
pemeriksaan fisik didapatkan tanda backward failure yang merupakan tanda dari gagal jantung kanan.
Pasien dalam kasus ini memiliki tanda forward failure dan backward failure yang mengarahkan pada
kelainan keseluruhan jantung baik kiri maupun kanan sehingga dapat disimpulkan pasien mengalami
gagal jantung atau decompensatio cordis atau congestive heart failure. Untuk memastikan diagnosis
tersebut digunakan kriteria diagnostic Framingham, yakni sebagai berikut :
Kriteria Framingham
Mayor
Minor
No
.
1.
2.
3.
4.
Kriteria Mayor
Paroksismal nocturnal dispneu
Distensi vena leher
Ronki paru
Kardiomegali
1 Mayor
No
.
1.
2.
3.
4.
Kriteria Minor
Edema ekstremitas
Batuk malam hari
Dyspneu de effort
Hepatomegali
2 Minor
5.
6.
7.
8.
5.
6.
7.
Efusi pleura
kapasitas vital 1/3 dari normal
Takikardia (>120 x/menit)
Kriteria mayor yang terpenuhi dalam kasus adalah paroksismal nocturnal dispneu, ronki paru,
kardiomegali, edema paru akut, peningkatan tekanan vena jugularis sedangkan kriteria minor yang
terpenuhi adalah dispneu de effort, edema ekstremitas, dan hepatomegali.
Klasifikasi fungsional pasien dengan penyakit jantung berdasar NYHA (New York Heart Associaton).
Lelah
Berdebar-debar
Gejala nyata berdasar NYHA
Sesak
Nyeri angina
NYHA
Class I
Class II
Class III
Class IV
Istirahat
(-)
Memperingan
Memperingan
Tetap muncul
Kesimpulan sementara yang didapatkan adalah pasien mengalami dugaan edema pulmo kardiogenik
akut dengan decompensatio cordis. Penyebab dari decompensatio cordis ini penting diketahui agar
dapat dilakukan intervensi penatalaksanaan pada penyebabnya.
Berikut adalah beberapa etiologi dari decompensatio cordis.
Cardiomypathy
Cor pulmonale
RVH
Decomp kanan
Decomp cordis
Defek kongenital
Infark ventrikel dx
Hipertensi
LVH
Decomp kiri
Kesimpulan diagnosis :
Edema pulmo kardiogenik akut pada pasien decompensatio cordis.
Dx etiologi : Penyakit jantung hipertensi, hipertensi stage I
Dx anatomis : LVH dan RVH
Dx fungsional : NYHA IV
4. Plan:
Pengobatan: pengobatan bertujuan untuk:
1
Pasang DC
Foto rntgen thorax AP
Pemeriksaan EKG
5. Follow Up
27 Januari 2015
S : sesak berkurang
O:
Status Generalis :
Keadaan umum : sudah tidak tampak sesak/sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Suhu
: 36,5 C
Pernapasan
: 22 x/menit, reguler
Status lokalis :
Kepala : Venektasi temporal +
Mata
: Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, RCL +/+, RCTL +/+, diameter pupil
3mm/3mm.
: sianosis (-)
Leher
KGB
: Tidak teraba.
Tiroid
Dada
:
Paru : I:
P:
P:
P:
P:
Batas jantung kiri bawah di SIC VI 2 jari lateral linea midclavicularis sinistra,
Batas jantung kiri atas di SIC VI 1 jari lateral linea parasternal sinistra,
Batas jantung kanan bawah di ICS V 2 jari lateral linea sternalis dextra.
Batas jantung kanan atas di SIC VI 1 jari lateral linea parasternal dextra,
A
: Compos mentis
Nadi
Suhu
: 36,5 C
Pernapasan
: 22 x/menit, reguler
Status lokalis :
Kepala : Venektasi temporal +
Mata
: Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, RCL +/+, RCTL +/+, diameter pupil
3mm/3mm.
: sianosis (-)
Leher
KGB
: Tidak teraba.
Tiroid
Dada
:
Paru : I:
P:
P:
P:
P:
Batas jantung kiri bawah di SIC VI 2 jari lateral linea midclavicularis sinistra,
Batas jantung kiri atas di SIC VI 1 jari lateral linea parasternal sinistra,
Batas jantung kanan bawah di ICS V 2 jari lateral linea sternalis dextra.
Batas jantung kanan atas di SIC VI 1 jari lateral linea parasternal dextra,
Ekstremitas: CRT <2, edema pitting inferior (+), akral dingin, turgor kulit
baik, tidak ada gangguan gerak pada ekstrimitas superior dan inferior, clubbing
finger (-/-), sianosis (-/-)
Assessment :
Edema pulmo kardiogenik akut perbaikan pada pasien decompensatio cordis.
Dx etiologi : Penyakit jantung hipertensi, hipertensi stage I
Dx anatomis : LVH dan RVH
Dx fungsional : NYHA IV
Planning :
Meiact 2x1
Dexamet 2x1
Furosemid pagi
Pepzol 1x1
Tonicard 1x1
BLPL dengan pengobatan selam 7 hari
Kontrol 7 hari
DOKTER PENDAMPING
dr. Ratmawati
LAPORAN KASUS
EDEMA PULMO KARDIOGENIK AKUT
PADA PENDERITA DECOMPENSATIO CORDIS
Pendamping:
dr.Ratmawati
Disusun oleh:
dr. Githa Ayu Astarika
RSUD MAJENANG
KABUPATEN CILACAP
2015