Anda di halaman 1dari 18

Topik: Edema pulmo kardiogenik akut pada penderita decompensatio cordis

Tanggal (kasus): 26 Januari 2015


Persenter: dr. Githa Ayu Astarika
Tangal presentasi: 20 Maret 2015
Penyelia: dr. Ratmawati
Tempat presentasi: RSUD Majenang
Obyektif presentasi:
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi:
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pria, 75 thn, pasien rawat inap ruang Flamboyan mengeluhkan sesak napas. Keluhan ini telah
dirasa sejak 5 jam yang lalu. Onset awal keluhan, pasien telah dikonsulkan ke dokter jaga dan
telah diberikan obat aminophyllin bolus dan drip. Pasien masih belum merasakan perbaikan
dari sesaknya bahkan makin bertambah. Keluhan lainnya pasien merasakan tercekik dan
merasa akan tenggelam. Ucapan kata per kata hanya mampu disampaikan oleh pasien tanpa
membentuk kalimat lengkap. Sesak disertai suara ngik-ngik dan batuk kering. Posisi duduk
dirasa lebih nyaman pada pasien.
Pasien sebelum masuk ke ruang Flamboyan masuk ke IGD dengan keluhan lemas dan selama
perawatan di rumah sakit terdiagnosis sebagai gagal jantung. Keluhan sesak napas telah
dirasa sejak 3 tahun yang lalu yang makin memberat hingga sekarang. Berawal dari aktivitas
berat, pasien baru merasa sesak hingga tertidur pun sudah merasa sesak sekarang ini. Sesak
biasanya tidak disertai suara ngik-ngik. Pasien memiliki kebiasaan tidur dengan meninggikan
kepalanya saat tertidur yakni dengan dua bantal. Batuk malam hari disangkal. Pasien merasa
lebih nyaman dengan posisi setengah duduk dalam 1 bulan terakhir dibanding berbaring dan
terbangun sesak malam hari.
Tujuan:
Mengetahui penegakkan diagnosis penatalaksanaan edema pulmo kardiogenik akut pada

penderita decompensatio cordis


Bahan bahasan:
Cara membahas:

Tinjauan pustaka
Riset
Kasus
Diskusi
Presentasi dan diskusi E-mail

Data pasien:
Nama: Tn.K
Nama klinik: dr. Githa Ayu Astarika
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:

No registrasi: 0-23-58-9
Telp: 082242020777 Terdaftar sejak:

Edema Pulmo Kardiogenik Akut pada pasien decompensatio cordis


Diagnosis etiologis : Penyakit Jantung Hipertensi, Hipertensi stage I
Diagnosis anatomis : LVH dan RVH

Audit
Pos

Diagnosis fungsional : NYHA IV


2. Riwayat Pengobatan:
Pernah mengonsumsi obat-obatan antihipertensi (pasien tidak tahu nama obat antihipertensi
yang digunakan)
3. Riwayat kesehatan/Penyakit:
Belum pernah mengalami keluhan serupa.
Riwayat nyeri ulu hati/penyakit maag -, riwayat sakit kuning -, riwayat hipertensi + (tekanan
darah sistol rata-rata 140-150 mmHg), riwayat diabetes melitus -, riwayat asma -, riwayat
alergi -, riwayat penyakit jantung atau paru -, riwayat operasi -, riwayat batuk lama berulang ,
Riwayat perdarahan sebelumnya -, Riwayat nyeri dada Riwayat merokok sejak umur 12 tahun, 58 tahun yang lalu. Kebiasaan merokok pasien adalah
menghabiskan 1 bungkus rokok per hari
4. Riwayat keluarga:
Tidak ada keluarga yang mengeluhkan hal serupa
5. Riwayat pekerjaan:
Petani
6. Lain-lain:
Tanda-tanda Vital
Keadaan umum : tampak sesak, gelisah
Kesadaran

: Compos mentis

Tekanan darah : 140/80 mmHg


Nadi

: 76 x/menit, isi dan tegangan cukup, reguler

Suhu

: 36,5 C

Pernapasan

: 28 x/menit, reguler,

Status Generalis
Kepala : Venektasi temporal +
Mata

: Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, RCL +/+, RCTL +/+, diameter pupil
3mm/3mm.

Hidung : NCH (-/-)


Mulut

: sianosis (-)

Leher

: retraksi supraclavicular (+), retraksi suprasternal (+), JVP 5 + 3 cmH2O

KGB

: Tidak teraba.

Tiroid

: Tidak terdapat pembesaran.

Dada

:
Paru : I:

Pergerakan dinding dada simetris kanan=kiri, retraksi (+) intercostalis,


ketinggalan gerak (-), pectus excavatum (-), pectus carinatum(-), sikatriks
(-), barrel chest (-)

P:

Krepitasi (-), massa (-), Vokal fremitus lapang paru kiri=kanan.

P:

Sonor (+/+)

A: SD vesikuler +/+, Rbk -/-, Rbh+/+ seluruh area paru, Wh+/+


Jantung: I :

Ictus cordis terlihat di SIC VI 2 jari lateral linea midclavicularis sinistra

P:

Ictus cordis teraba di SIC VI 2 jari lateral linea midclavicularis sinistra

P:

Batas jantung kiri bawah di SIC VI 2 jari lateral linea parasternal sinistra
Batas jantung kiri atas di SIC VI 1 jari lateral linea parasternal sinistra,
Batas jantung kanan bawah di ICS V 2 jari lateral linea parasternalis
dextra.
Batas jantung kanan atas di SIC VI 1 jari lateral linea parasternal dextra,

:S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-).

Abdomen: I : Abdomen datar, sikatriks -,


A : Bising usus +, 6 kali per menit.
P : timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)
P : Dinding abdomen supel, nyeri tekan + regio epigastrium,
Costae angle < 90o
Hepar : teraba 3 jari bawah arcus costae dextra, tepi tumpul
Lien : tidak teraba
Ekstremitas: CRT <2, edema pitting inferior (+), akral dingin, turgor kulit baik, tidak ada
gangguan gerak pada ekstrimitas superior dan inferior, clubbing finger (-/-),
sianosis (-/-)
Daftar Pustaka:
1. Alsagaff, H. dan H.A. Mukty. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Airlangga
University Press.
2. Harun, S. dan S.A.Nasution. 2006. Edema Paru Akut. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta: 1636-1638
3. Irawan, C. dkk. 2013. IMELS (Internal Medicine Emergency & Life Support) Basic 2.
Jakarta : Tim Internal Medicine Emergency and Life Support.
4. Panggabean, M. M. 2006. Gagal Jantung. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Jakarta: 1503-1504
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis Edema Paru Akut Kardiogenik pada CHF
2. Patofisiologi Edema Paru Akut Kardiogenik pada CHF
3. Penatalaksanaan Edema Paru Akut Kardiogenik pada CHF
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:
1. Subyektif:

Sesak napas pasien yang disertai suara ngik-ngik menunjukkan adanya bronkokonstriksi pada

pasien.
Sesak napas yang disertai rasa tercekik dan tenggelam menunjukkan dugaan adanya edema

paru akut.
Gejala bronkonstriksi dapat menjadi bagian dari edema paru akut.
Tidak adanya riwayat asma dan gejala yang sama sebelumnya memperkuatnya bukan sebagai

penyebabnya
Pasien telah merasakan keluhan sesak napas sejak 3 tahun yang lalu yang makin memberat
hingga sekarang. Berawal dari aktivitas berat, pasien baru merasa sesak hingga tertidur pun
sudah merasa sesak sekarang ini. Sesak biasanya tidak disertai suara ngik-ngik. Pasien
memiliki kebiasaan tidur dengan dua bantal. Sesak napas yang kronik dan bersifat progresif
yang terkait dengan aktivitas menunjukkan dugaan pada gagal jantung. Sesak napas yang

muncul ketika istirahat dapat disimpulkan sebagai derjat NYHA IV.


Pasien merasa lebih nyaman dengan posisi setengah duduk dalam 1 bulan terakhir dibanding
berbaring terduga dengan gejala ortopneu.
terbangun sesak malam hari terduga dengan gejala paroxysmal nocturna dyspneu
Riwayat sebagai perokok berat mengarahkan pada faktor risiko hipertensi
Riwayat hipertensi diakui pasien dengan tekanan darah sistol sekitar 140-150 mmHg

2. Objektif:
Tanda-tanda Vital
Keadaan umum : tampak sesak
Kesadaran

: Compos mentis

Tekanan darah : 140/80 mmHg


Nadi

: 76 x/menit, isi dan tegangan cukup, reguler

Suhu

: 36,5 C

Pernapasan

: 28 x/menit, reguler (takipneu)

Status Generalis

Kepala : Venektasi temporal + tanda backward failure


Mata

: Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, RCL +/+, RCTL +/+, diameter pupil
3mm/3mm.

Hidung : NCH (-/-)


Mulut

: sianosis (-)

Leher

: retraksi supraclavicular (+), retraksi suprasternal (+) distress pernapasan berat


JVP 5 + 3 cmH2O tanda backward failure

KGB

: Tidak teraba.

Tiroid

: Tidak terdapat pembesaran.

Dada

:
Paru : I:

Pergerakan dinding dada simetris kanan=kiri, retraksi (+) intercostalis tanda


distress pernapasan, ketinggalan gerak (-), pectus excavatum (-), pectus
carinatum(-), sikatriks (-),barrel chest (-)

P:

Krepitasi (-), massa (-), Vokal fremitus lapang paru kiri=kanan.

P:

Sonor pada seluruh lapang paru.

A: SD vesikuler +/+, Rbk -/-,


Rbh+/+ seluruh area paru tanda edema pulmo kardiogenik
Wh+/+ tanda bronkokonstriksi
Jantung: I :

Ictus cordis terlihat di SIC VI 2 jari lateral linea midclavicularis sinistra


tanda LVH

P:

Ictus cordis teraba di SIC VI 2 jari lateral linea midclavicularis sinistra


tanda LVH

P:

Batas jantung kiri bawah di SIC VI 2 jari lateral linea midclavicularis sinistra,
Batas jantung kiri atas di SIC VI 1 jari lateral linea parasternal sinistra,
tanda LVH
Batas jantung kanan bawah di ICS V 2 jari lateral linea sternalis dextra.
Batas jantung kanan atas di SIC VI 1 jari lateral linea parasternal dextra,
tanda RVH

:S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-).

Abdomen: I : Abdomen datar, sikatriks -,


A : Bising usus +, 6 kali per menit.
P : timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-) ascites (-)

P : Dinding abdomen supel, nyeri tekan + regio epigastrium,


Costae angle < 90o
Hepar : teraba 3 jari bawah arcus costae dextra, tepi tumpul hepatomegali
tanda backward failure
Lien : tidak teraba
Ekstremitas: CRT <2, edema pitting inferior (+) tanda backward failure, akral dingin, turgor
kulit baik, tidak ada gangguan gerak pada ekstrimitas superior dan inferior, clubbing finger (-/-),
sianosis (-/-)
3. Assessment(penalaran klinis):
Subcostal
Ringan
Substernal
Tambahan

Retraksi

Intercostal

Sedang

Supraclavicular
Berat
Suprasternal

Distress pernapasan terbagi menjadi tiga macam, yakni :


1. Ringan melibatkan retraksi subcostal dan substernal
2. Sedang melibatkan retraksi ringan ditambah retraksi intercostal
3. Berat melibatkan retraksi sedang ditambah supraclavicular dan suprasternal
Napas cuping hidung menyatakan usaha maksimal tubuh menggunakan seluruh bantuan alat
napas. Distress pernapasan berat merupakan salah satu kegawatdaruratan yang peru penanganan
segera dan penegakkan diagnosis dilakukan seiring penatalaksanaan kegawatdaruratan tersebut
dilakukan.

Distress pernapasan berat

Obstruksi jalan napas, stridor

Amankan jalan napas


Oksigenasi

Benda asing

Tidak
Assisted ventilation dengan suplementasiHeimlich
oksigen
Napas pendek dan tidak responsif terhadap rangsangan

maneuver /
Pengambilan dengan laringoskop/
Bila tidak berhasil krikotomi

Tidak
Pneumothorax
Tidak
Bronkospasme

Pipa / jarum torakostomi oksigen

Oksigen
Inhalasi agonis
Kortikosteroid i.v.
Pertimbangkan magnesium i.v.
Jika ada indikasi ventilasi mekanik

Tidak

Edema paru berat

Oksigen
Nitrat
Morfin
Furosemid
Jika ada indikasi ventilasi mekanik

Edem pulmo kardiak

Dari jantung

Edem pulmo non kardiak

Dari luar jantung

Klasifikasi

Perbedaan edema paru kardiogenik dan nonkardiogenik


No. Parameter
EPK
EPNK
Anamnesis
1.
Acute cardiac event
(+)
(-)
Pemeriksaan Fisik
1.
JVP
meningkat
Tidak meningkat
2.
Ronki
Basah
Kering (tanpa penyakit dasar)
3.
S3 gallop/kardiomegali
(+)
(-)
4.
Ekstremitas
Dingin (low flow
Hangat (high flow state)

state)

Ketidakseimbangan starling force

Stenosis mitral
Gagal ventrikel kiri
tekanan arterial pulmo

Hipoalbumin

Perpindahan yang cepat pada pengobatan penumothorax dengan

Obstruksi jalan napas akut


Volume ekspirasi akhir

Contoh: Asma bronkial


Stage I
Staging edema paru

Stage II
Stage III

tekanan atriu

Stage I

Stage
II daerah interstitial yang longgar dengan jaringan perivaskuler dari pembuluh darah yang besar
Cairan
pada

Edema interstitial
Hilangnya gambaran paru yang normal

Hilangnya demarkasi dari bayangan hilus paru

Penebalan septa interlobular


Pembuluh darah
Terjadi kompetisi antara :

Pengisian lumen sal. napas

Refleks bronkokonstriksi

Ketidakseimbangan ventilasi & perfusi

Hipoksemia

Sesak napas (takipneu)

Saluran napas
Jumlah cairan

Stage III

Dapat berlanjut
Pertukaran gas abnormal

Sering hipokapnea

Hipoksemia berat

Diperburuk dari PPOK

Gagal napas
Kapasitas vital paru

Hiperkapnea dengan asidosis respiratorik

Pada kasus ini pasien diduga mengalami edema paru kardiogenik akut berdasarkan penalaran klinis
yang telah dijelaskan sebelumnya. Lebih tepatnya pasien mengalami edema pulmo kardiogenik stage
II.
Edema paru merupakan tanda dari forward failure yang merupakan tanda dari gagal jantung kiri.
Dugaan penyebab dari edema paru kardiogenik pasien adalah gagal jantung kiri. Dari hasil
pemeriksaan fisik didapatkan tanda backward failure yang merupakan tanda dari gagal jantung kanan.
Pasien dalam kasus ini memiliki tanda forward failure dan backward failure yang mengarahkan pada
kelainan keseluruhan jantung baik kiri maupun kanan sehingga dapat disimpulkan pasien mengalami
gagal jantung atau decompensatio cordis atau congestive heart failure. Untuk memastikan diagnosis
tersebut digunakan kriteria diagnostic Framingham, yakni sebagai berikut :

Kriteria Framingham

Mayor

Congestive heart failure

Minor

No
.
1.
2.
3.
4.

Kriteria Mayor
Paroksismal nocturnal dispneu
Distensi vena leher
Ronki paru
Kardiomegali

1 Mayor

No
.
1.
2.
3.
4.

Kriteria Minor
Edema ekstremitas
Batuk malam hari
Dyspneu de effort
Hepatomegali

2 Minor

5.
6.
7.
8.

Edema paru akut


Gallop S3
Tekanan vena jugularis
Refluks hepatojugular

5.
6.
7.

Efusi pleura
kapasitas vital 1/3 dari normal
Takikardia (>120 x/menit)

Kriteria mayor yang terpenuhi dalam kasus adalah paroksismal nocturnal dispneu, ronki paru,
kardiomegali, edema paru akut, peningkatan tekanan vena jugularis sedangkan kriteria minor yang
terpenuhi adalah dispneu de effort, edema ekstremitas, dan hepatomegali.
Klasifikasi fungsional pasien dengan penyakit jantung berdasar NYHA (New York Heart Associaton).

Lelah
Berdebar-debar
Gejala nyata berdasar NYHA
Sesak
Nyeri angina

NYHA
Class I
Class II
Class III
Class IV

Pembatasan akt. fisik


(-)
Sedikit
Nyata
Sangat nyata

Derajat fungsional NYHA


Aktivitas keseharian
Tidak keluar gejala
Bila berat keluar gejala
Bila ringan keluar gejala
Tidak mampu karena discomfort

Istirahat
(-)
Memperingan
Memperingan
Tetap muncul

Kesimpulan sementara yang didapatkan adalah pasien mengalami dugaan edema pulmo kardiogenik
akut dengan decompensatio cordis. Penyebab dari decompensatio cordis ini penting diketahui agar
dapat dilakukan intervensi penatalaksanaan pada penyebabnya.
Berikut adalah beberapa etiologi dari decompensatio cordis.

Stenosis/regurgitasi katup tricuspid/pulmo valve

Cardiomypathy
Cor pulmonale

RVH

Decomp kanan
Decomp cordis

Defek kongenital
Infark ventrikel dx

Hipertensi

LVH

Decomp kiri

Infark miokard akut

Kesimpulan diagnosis :
Edema pulmo kardiogenik akut pada pasien decompensatio cordis.
Dx etiologi : Penyakit jantung hipertensi, hipertensi stage I
Dx anatomis : LVH dan RVH
Dx fungsional : NYHA IV
4. Plan:
Pengobatan: pengobatan bertujuan untuk:
1

Optimalisasi oksigen arterial

Pengobatan penyebab sesak napas

Terapi dan planning :


Posisi setengah duduk atau duduk
O2 2-4 liter/menit
Nebulisasi
Inj. Aminophyllin drip lanjut
Inj. Dexamethason 10 mg
Inj Furosemid 40 mg

Pasang DC
Foto rntgen thorax AP
Pemeriksaan EKG
5. Follow Up
27 Januari 2015
S : sesak berkurang
O:
Status Generalis :
Keadaan umum : sudah tidak tampak sesak/sakit sedang
Kesadaran

: Compos mentis

Tekanan darah : 150/90 mmHg


Nadi

: 80 x/menit, isi dan tegangan cukup, reguler

Suhu

: 36,5 C

Pernapasan

: 22 x/menit, reguler

Status lokalis :
Kepala : Venektasi temporal +
Mata

: Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, RCL +/+, RCTL +/+, diameter pupil
3mm/3mm.

Hidung : NCH (-/-)


Mulut

: sianosis (-)

Leher

: retraksi supraclavicular (-), retraksi suprasternal (-), JVP 5 + 3 cmH2O

KGB

: Tidak teraba.

Tiroid

: Tidak terdapat pembesaran.

Dada

:
Paru : I:

Pergerakan dinding dada simetris kanan=kiri, retraksi (-) intercostalis


ketinggalan gerak (-), pectus excavatum (-), pectus carinatum(-), sikatriks
(-),barrel chest (-)

P:

Krepitasi (-), massa (-), Vokal fremitus lapang paru kiri=kanan.

P:

Sonor pada seluruh lapang paru.

A: SD vesikuler +/+, Rbk -/-, Rbh+/+ minimal, Wh-/Jantung: I :

Ictus cordis terlihat di SIC VI 2 jari lateral linea midclavicularis sinistra

P:

Ictus cordis teraba di SIC VI 2 jari lateral linea midclavicularis sinistra

P:

Batas jantung kiri bawah di SIC VI 2 jari lateral linea midclavicularis sinistra,

Batas jantung kiri atas di SIC VI 1 jari lateral linea parasternal sinistra,
Batas jantung kanan bawah di ICS V 2 jari lateral linea sternalis dextra.
Batas jantung kanan atas di SIC VI 1 jari lateral linea parasternal dextra,
A

:S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-).

Abdomen: I : Abdomen datar, sikatriks -,


A : Bising usus +, 6 kali per menit.
P : timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)
P : Dinding abdomen supel, nyeri tekan + regio epigastrium,
Costae angle < 90o
Hepar : teraba 3 jari bawah arcus costae dextra, tepi tumpul
Lien : tidak teraba
Ekstremitas: CRT <2, edema pitting inferior (+), akral dingin, turgor kulit
baik, tidak ada gangguan gerak pada ekstrimitas superior dan inferior, clubbing
finger (-/-), sianosis (-/-)
Assessment :
Edema pulmo kardiogenik akut perbaikan pada pasien decompensatio cordis.
Dx etiologi : Penyakit jantung hipertensi, hipertensi stage I
Dx anatomis : LVH dan RVH
Dx fungsional : NYHA IV
Planning :
Meiact 2x1
Dexamet 2x1
Furosemid pagi
Pepzol 1x1
Tonicard 1x1
28 Januari 2015
S : sesak berkurang
O:
Status Generalis :
Keadaan umum : sudah tidak tampak sesak/sakit sedang
Kesadaran

: Compos mentis

Tekanan darah : 120/90 mmHg

Nadi

: 72 x/menit, isi dan tegangan cukup, reguler

Suhu

: 36,5 C

Pernapasan

: 22 x/menit, reguler

Status lokalis :
Kepala : Venektasi temporal +
Mata

: Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, RCL +/+, RCTL +/+, diameter pupil
3mm/3mm.

Hidung : NCH (-/-)


Mulut

: sianosis (-)

Leher

: retraksi supraclavicular (-), retraksi suprasternal (-), JVP 5 + 3 cmH2O

KGB

: Tidak teraba.

Tiroid

: Tidak terdapat pembesaran.

Dada

:
Paru : I:

Pergerakan dinding dada simetris kanan=kiri, retraksi (-) intercostalis


ketinggalan gerak (-), pectus excavatum (-), pectus carinatum(-), sikatriks
(-),barrel chest (-)

P:

Krepitasi (-), massa (-), Vokal fremitus lapang paru kiri=kanan.

P:

Sonor pada seluruh lapang paru.

A: SD vesikuler +/+, Rbk -/-, Rbh+/+ minimal, Wh-/Jantung: I :

Ictus cordis terlihat di SIC VI 2 jari lateral linea midclavicularis sinistra

P:

Ictus cordis teraba di SIC VI 2 jari lateral linea midclavicularis sinistra

P:

Batas jantung kiri bawah di SIC VI 2 jari lateral linea midclavicularis sinistra,
Batas jantung kiri atas di SIC VI 1 jari lateral linea parasternal sinistra,
Batas jantung kanan bawah di ICS V 2 jari lateral linea sternalis dextra.
Batas jantung kanan atas di SIC VI 1 jari lateral linea parasternal dextra,

:S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-).

Abdomen: I : Abdomen datar, sikatriks -,


A : Bising usus +, 6 kali per menit.
P : timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)
P : Dinding abdomen supel, nyeri tekan + regio epigastrium,
Costae angle < 90o
Hepar : teraba 3 jari bawah arcus costae dextra, tepi tumpul
Lien : tidak teraba

Ekstremitas: CRT <2, edema pitting inferior (+), akral dingin, turgor kulit
baik, tidak ada gangguan gerak pada ekstrimitas superior dan inferior, clubbing
finger (-/-), sianosis (-/-)
Assessment :
Edema pulmo kardiogenik akut perbaikan pada pasien decompensatio cordis.
Dx etiologi : Penyakit jantung hipertensi, hipertensi stage I
Dx anatomis : LVH dan RVH
Dx fungsional : NYHA IV
Planning :
Meiact 2x1
Dexamet 2x1
Furosemid pagi
Pepzol 1x1
Tonicard 1x1
BLPL dengan pengobatan selam 7 hari
Kontrol 7 hari

Majenang, Oktober 2015


DOKTER INTERNSHIP

dr. Githa Ayu Astarika

DOKTER PENDAMPING

dr. Ratmawati

LAPORAN KASUS
EDEMA PULMO KARDIOGENIK AKUT
PADA PENDERITA DECOMPENSATIO CORDIS

Pendamping:
dr.Ratmawati

Disusun oleh:
dr. Githa Ayu Astarika

RSUD MAJENANG
KABUPATEN CILACAP
2015

Anda mungkin juga menyukai