Anda di halaman 1dari 17

Hemorroid GITHA AYU ASTARIKA

Definisi Hemorrhoid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemorroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik. Hemorrhoid merupakan pembengkakan submukosa pada lubang anus yang mengandung pleksus vena, arteri kecil, dan jaringan areola yang melebar. Secara anatomi ambeien bukanlah penyakit, melainkan perubahan fisiologis yang terjadi pada bantalan pembuluh darah di dubur, berupa pelebaran dan pembengkakan pembuluh darah dan jaringan sekitarnya. Etiologi Peningkatan tekanan vena akibat mengedan ( diet rendah serat ) atau perubahan hemodinamik ( selama hamil ) menyebabkan dilatasi kronis dari pleksus vena submukosa. Ditemukan pada posisi jam 3, 7, dan 11 pada lubang anus. Selain itu hemorrhoid juga disebabkan karena : 1. Faktor keturunan 2. Kehamilan karena perubahan hormonal 3. Obstipasi (konstipasi/sembelit) yang menahun. 4. Penyakit yang membuat penderita sering mengejan, misalnya:

pembesaran prostat jinak ataupun kenker prostat, penyempitan saluran kemih, dan sering melahirkan anak. 5. Penekanan kembali aliran darah vena, seperti pada kanker dubur, radang dubur, penyempitan dubur, kenaikan tekanan pembuluh darah

porta (di dalam rongga perut), sakit lever jenis sirosis (mengkerut), lemah jantung, dan limpa bengkak. 6. Banyak duduk. 7. Diare menahun. 8. Peregangan. melakukan Klasifikasi Secara umum, hemorroid dibagi dua yaitu hemorroid Internal dan hemorroid eksternal. 1. Hemorroid Internal, pembengkakan terjadi dalam rektum sehingga tidak bisa dilihat atau diraba. Pembengkakan jenis ini tidak menimbulkan rasa sakit karena hanya ada sedikit syaraf di daerah rektum. Tanda yang dapat diketahui adalah pendarahan saat buang air besar. Masalahnya jadi tidak sederhana lagi, bila ambeien internal ini membesar dan keluar ke bibir anus yang menyebabkan kesakitan. Ambeien yang terlihat berwarna pink ini setelah sembuh dapat masuk sendiri, tetapi bisa juga didorong masuk. Klasifikasi hemorrhoid internal : Gr a d e 1 Grade 2 Grade 3 Grade 4 Ini misalnya terjadi pada seseorang yang suka

hubungan seksual yang tidak lazim yaitu anogenital.

Ba b ke lu ar da ra h (a no sk op i)

Bab darah spontan

keluar Keluar

Bab berdarah Keluar benjolan Dimasukkan jari

Prolaps Tidak dpt masuk

benjolan Masuk

2. Hemorroid

Eksternal, menyerang anus sehingga menimbulkan

rasa sakit, perih, dan gatal. Jika terdorong keluar oleh feses, ambeien ini dapat mengakibatkan penggumpalan (trombosis), yang menjadikan ambeien berwarna biru-ungu. Tabel 1. Derajat hemoroid berdasarkan prolaps bantalan anus Derajat I Bantalan anus tidak turun sampai ke linea dentate saat mengedan, sering disertai perdarahan. Derajat Bantalan anus prolaps sampai di bawah linea dentate saat II mengedan, dapat terlihat dari luar dan langsung menghilang bila mengedan dihentikan.

Derajat III Derajat IV

Bantalan anus hingga keluar saat mengedan atau defekasi dan tetap di luar sampai direposisi secara manual, dan akan kembali turun saat mengedan berikutnya. Prolaps tidak dapat direposisi secara manual, memberikan gambaran bantalan interna yang ditutupi mukosa.

3. KLINIS:

- Nyeri hebat perianal acute - Purple black - Edematous - Masa perianal subkutan - Kulit ischemic dan necrosi terjadi perdarahan

Manifestasi klinis 1. Pendarahan dubur, darah yang keluar bisa berupa tetesan namun juga bisa mengalir deras, darah berwarna merah muda, penderita biasanya tidak merasa sakit. 2. Rasa mengganjal, setelah BAB (buang air besar) ada sensasi rasa mengganjal, kondisi ini menciptakan kesan bahwa proses BAB belum berakhir, sehingga seseorang mengejan lebih kuat, tindakan ini justru membuat ambeien semakin parah.
3. Gatal, karena bagian yang terasa nyeri di dubur sulit dibersihkan, virus

akan sangat mudah menyebabkan infeksi kulit yang memicu rasa gatal. Gambaran klinis pada ibu hamil 1. Derajat I : Perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri dan rasa gatal.

2. Derajat II 3. Derajat III


4. Derajat IV

: Perdarahan, menonjol, nyeri, dan reposisi spontan. : Perdarahan, mononjol, sangat nyeri, dan reposisi manual. : Perdarahan, tonjolan tetap, nyeri terus menerus, dan

tidak dapat reposisi. Patogenesis Hemorroid timbul karena adanya dilatasi, pembengkakan, atau inflamasi vena hemoroidalis yang disebabkan oleh factor-faktor risiko/pencetus. Suatu pembengkakan daninflamasi yang terjadi pada vena hemoroidalis adlah bukan suatu pelebaran pada vena saja tapi terjadi juga suatu pelebaran pada pembuluh darah, jaringan lunak, otot kanalis anus. Diagnosis Sebelum dapat dilakukan pengobatan, diperlukan pemeriksaan yang teliti :
1. Anamnesa atau riwayat penyakit. 2. Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur). 3. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anuskopi atau proktoskopi dan

rektoskopi.
4. Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi. 5. Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai pemeriksaan penunjang.

Konfirmasi secara visual dari wasir dapat dilakukan dengan tehnik anoskopi, yaitu dengan memasukkan suatu alat yang dinamakan anuskop (suatu tabung panjang yang diujungnya terpasang lampu) melalui anus sehingga memungkinkan dokter melihat secara langsung wasir yang letaknya didalam (hemorrhoid interna). Untuk pemeriksaan lebih lanjut (menyingkirkan kemungkinan penyakit lain seperti sigmoidoskopi atau polip, infeksi usus, atau tumor),

kolonoskopi dapat dilakukan. Pada sigmoidoskopi,

sekitar 60 cm dari usus besar dapat terlihat. Sedangkan dengan kolonoskopi, seluruh usus dapat terlihat. Untuk pemeriksaan memastikan kelainan di usus halus maka akan dilakukan pemeriksaan rontgen usus halus atau entroskopi. Sedangkan untuk memastikan kelainan di kolon diperlukan pemeriksaan rontgen barium enema atau kolonoskopi total. Diagnosis banding Keganasan colorectal Inflamatory bowel disease Diverticulitis Edematous polyp Rectal ulcer Anal fissure Rectal prolaps

Penatalaksanaan PENCEGAHAN Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah berulangnya

kekambuhan wasir. Di antaranya: 1. Hindari mengejan terlalu kuat saat BAB. 2. Cegah konstipasi / sembelit dengan banyak mengonsumsi makanan kaya serat (sayur dan buah serta kacang-kacangan) serta banyak minum air putih minimal delapan gelas sehari untuk melancarkan BAB.

3. Segera ke belakang jika niat BAB muncul, jangan menunda-nunda sebelum feses menjadi keras. 4. Makan sayur dan buah yang cukup banyak. 5. Kurangi konsumsi cabe dan makanan pedas. 6. Tidur cukup. 7. Jangan duduk terlalu lama.
8. Senam/olahraga rutin.

Terapi Ada dua macam pengobatan yaitu tanpa operasi dan dengan cara operasi. Kedua macam cara ada keuntungan dan kerugiannya. Pada cara pertama dapat dilakukan dalam rangka rawat jalan sedang pada cara kedua pasien harus dirawat karena dilakukan dalam pembiusan.Terapi sederhana dapat dilakukan dengan pencahar dan diet tinggi serat. Sedangkan terapi yang kompleks dapat dilakukan skleroterapi, ligasi dengan ikatan Barron, bedah krio / beku, dan hemorrhoidektomi. SKLEROTERAPI Adalah penyuntikan larutan kimia yang merangsang, misalnya 5% fenol dalam minyak nabati. Penyuntikan diberikan ke submukosa di dalam jaringan areolar yang longgar di bwah hemorrhoid intern dengan tujuan menimbulkan peradangan steril yang kemudian menjadi fibrotik dan meninggalkan parut. Penyuntikan dilakukan diatas di sebelah atas dari garis mukokutan dengan jarum yang panjang melalui anuskop. Apabila penyuntikan dilakukan di tempat yang tepat maka tidak akan terasa nyeri. Penyulit penyuntikan merupakan infeksi, prostatitis akut jika masuk kedalam prostat, dan reaksi hipersensitivitas terhadap obat yang disuntikkan. LIGASI dengan gelang karet / IKATAN BARRON

Hemorrhoid yang besar atau yang mengalami prolaps dapat ditangani dengan ligasi gelang karet menurut Barron. Dengan bantuan anuskop, mukosa di atas hemorrhoid yang menonjol dijepit dan ditarik atau dihisap ke dalam tabung ligator khusus. Gelang karet didorong dari ligator dan ditempatkan secara rapat disekeliling mukosa pleksus hemorrhoidalis tersebut. Nekrosis karena iskemia terjadi dalam beberapa hari. Mukosa bersama karet akan lepas sendiri. Fibrosis dan parut akan terjadi pada pangkal hemorrhoid tersebut. Pada satu kali terapi hanya diikat satu kompleks hemorrhoid, sedangkan ligasi berikutnya dilakukan dalam jarak waktu dua sampai empat minggu. Penyulit utama dari ligasi ini ialah timbulnya nyeri karena terkenanya garis mukokutan. Nyeri yang hebat dapat pula disebabkan oleh infeksi, Perdarahan dapat terjadi pada waktu hemorrhoid mengalami nekrosis, biasanya tujuh sampai sepuluh hari.

BEDAH BEKU / KRIO Hemorrhoid dapat pula dibekukan dengan pendinginan pada suhu yang rendah sekali. Bedah beku ini tidak dipakai secara luas oleh karena mukosa yang nekrotik sukar ditentukan luasnya. Bedah krio ini lebih cocok untuk terapi paliatif pada karsinoma rektum yang inoperabel. HEMORRHOIDEKTOMI Terapi bedah ini dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan menahun dan pada penderita hemorrhoid derajat III atau IV. Terapi bedah juga dapat dilakukan pada penderita dengan peradangan berulang dan anemia yang tidak sembuh dengan cara terapi lainnya yang lebih sederhana. Penderita hemorrhoid derajat IV yang mengalami trombosis dan kesakitan hebat dapat ditolong segera dengan hemorrhoidektomi.

Prinsip yang harus diperhatikan pada hemorrhoidektomi adalah eksisi yang hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan. Eksisi sehemat mungkin dilakukan pada anoderm dan kulit yang normal dengan tidak mengganggu sfingter anus. 1. Infeksi 2. Perdarahan sekunder 3. Selulitis 4. Abses 5. Fistula 6. Fissura 7. Inkontinens Pengobatan Medikamentosa Obat-obat farmakologis hemorrhoid dibagi menjadi 4, yaitu : untuk memperbaiki defekasi, meredakan keluhan subyektif, menghentikan perdarahan, menekan atau mencegah timbulnya keluhan dan gejala. 1. Obat memperbaiki defekasi Ada 2 macam obat yang diikutkan dalam BMP yaitu suplemen serat dan pelincir (pelicin). Suplemen serat komersial yang banyak dipakai antara lain psyllium atau isphagula husk yang berasal dari kulit biji plantago ovate yang dikeringkan dan digiling menjadi bubuk. Dalam saluran cerna bubuk ini agak menyerap air dan bersifat bulk laxative, yang bekerja membesarkan volume tinja dan meningkatkan peristaltis. Efek samping antara lain : kentut, kembung, konstipasi. Obat kedua yaitu obat laksan atau pencahar antara lain natrium natrium dioktil sulfosuksinat, dulcolax, microlax, dkk. Natrium dioktil sulfosuksinat bekerja sebagai anionic surfactant, merangsang sekresi

mukosa usus halus dan meningkatkan penetrasi cairan ke dalam tinja. Dosis 300 mg/hari. 2. Obat simptomatik Pengobatan simptomatik bertujuan menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau kerusakan kulit di daerah anus. Obat perangsang keluhan seringkali dicampur pelumas, vasokontriktor, dan antiseptic lemah. Untuk menghilangkan nyeri, tersedia sediaan yang mengandung anestesi local. Pemberian anestesi local tersebut dilakukan sesingkat mungkin untuk menghindarkan iritasi kulit anus. Sediaan penenang keluhan yang ada di pasar dalam bentuk ointment atau suppositoria. Antara lain anusol, boraginol N/S, dan faktu. Bila perlu dapat digunakan sediaan yang mengandung kortikosteroid untuk mengurangi digunakan radang untuk daerah hemorrhoid interna, atau anus antara lain ultraproct, anusol HC, scheriproct. Sediaan berbentuk suppositoria hemorrhoid sedangkan sediaan ointment/krem digunakan untuk hemorrhoid eksterna. 3. Obat menghentikan pendarahan Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau

pecahnya vena hemorrhoid yang dindingnya tipis. Bioflavonids yang berasal dari kulit jeruk lemon dan paprika pada pasien hemorrhoid berdarah, ternyata dapat memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh darah, antara lain : diosmin, heperidin, rutin, naringin, tangerine, diosmetin, neohesperidin, quercetin. 4. Obat penyembuh dan pencegah serangan hemorrhoid Aridium 500 mg dan placebo diberikan tiga kali 2 tablet selama empat hari, lalu 2 kali 2 tablet selama 3 hari. Perbaikan menyeluruh keluhan dan gejala terjadi pada kedua kelompok pengobatan.

Terapi Menangani hemoroid tak melulu perlu tindakan invasif. Dengan obat juga bisa. Namun, pemilihan jenis terapi (obat atau invasif) sangat bergantung dari keluhan penderita serta derajat hemoroidnya [Tabel 1]. Tidak ada indikasi mutlak dalam terapi invasif dan diusahakan menjadi pilihan terakhir. Salah satu obat hemoroid adalah diosmin dan hesperidin yang dimikronisasi. Layaknya noradrenalin, obat ini mengakibatkan kontraksi vena, menurunkan ekstravasasi dari kapiler dan menghambat reaksi inflamasi terhadap prostaglandin (PGE2, PGF2). Kehadiran obat ini tentu memberi angin segar bagi penderita hemoroid yang takut atau enggan dioperasi. Sebuah studi acak bahkan membuktikan obat ini sama efektif dengan rubber band ligation. Malah dengan efek samping lebih kecil. Bila obat sudah tak mempan atau terjadi perdarahan dan prolaps, tindakan invasif menjadi pilihan terakhir. Prinsip dari tindakan invasif ada 2 yaitu fiksasi dan eksisi. Fiksasi dilakukan pada derajat I dan II. Dan selebihnya eksisi. Fiksasi Meliputi skleroterapi, rubber band ligation, cryosurgery, infrared thermocoagulation, photocoagulation, dan Doppler ultrasound guided haemorrhoid artery ligation. Skleroterapi. Dilakukan untuk menghentikan perdarahan. Metode ini menggunakan zat sklerosan yang disuntikan para vasal. Setelah itu, sklerosan merangsang pembentukan jaringan parut sehingga sehingga menghambat aliran darah ke vena-vena hemoroidalis. Akibatnya, perdarahan berhenti. Sklerosan yang dipakai adalah 5% phenol in almond oil dan 1% polidocanol. Metode ini mudah dilaksanakan, aman dan memberikan hasil baik. Rubber band ligation. Kerja dari metode ini adalah akan mengabliterasi lokal vena hemoroidalis sampai terjadi ulserasi (710 hari) yang diikuti terjadinya jaringan parut (3-4 minggu). Prosedur ini dilakukan pada hemoroid derajat 1-3. Infrared thermocoagulation. Prinsipnya adalah mendenaturasi protein melalui efek panas dari infrared, yang selanjutnya mengakibatkan jaringan terkoagulasi. Untuk mencegah efek samping dari infrared berupa kerusakan jaringan sekitar yang sehat, maka jangka waktu paparan dan kedalamannya perlu diukur akurat. Metode ini diperuntukkan pada derajat 1-2. Laser haemorrhoidectomy. Metode ini mirip dengan infrared. Hanya saja mempunyai kelebihan dalam kemampuan memotong. Namun, biayanya mahal.

Doppler ultrasound guided haemorrhoid artery ligation. Metode ini menjadi pilihan utama saat terjadi perdarahan karena dapat mengetahui secara tepat lokasi arteri hemoroidalis yang hendak dijahit. Cryotherapy. Metode ini kurang direkomendasikan karena seringkali kurang akurat dalam menentukan area freezing. Eksisi Terdapat beberapa teknik yaitu St. Marks Milligan Morgan technique, submucosal haemorrhoidectomy (Parks method), dan yang terbaru adalah circular stapler anopexy (teknik Longo). Teknik circular stapler anopexy atau dikenal dengan procedure for prolapse and haemorrhoids (PPH) baru dikembangkan sekitar tahun 1993. Teknik ini bekerja dengan mendorong jaringan hemoroid yang merosot ke arah atas dan dijahitkan ke selaput lendir dinding anus. Kemudian sebuah gelang dari bahan titanium diselipkan di jahitan dan ditanamkan di bagian atas saluran anus untuk mengokohkan posisi jaringan hemoroid tersebut. PPH memiliki beberapa keuntungan dibandingkan operasi konvensional diantaranya nyeri minimal karena tindakan dilakukan di luar bagian sensitif, tindakan cepat karena hanya menghabiskan 12-45 menit, dan pasien dapat pulih lebih cepat paska operasi. Namun risiko perdarahan, trombosis, serta penyempitan saluran anus masih dapat terjadi. Kontraindikasi PPH adalah fistula anus, bengkak, gangren, penyempitan anus, prolaps jaringan hemoroid yang tebal, serta pada pasien dengan gangguan koagulasi (pembekuan darah). Komplikasi yang dapat timbul paska tindakan invasif adalah perdarahan sekunder, selulitis, abses, fistula, fissura, dan inkontinensia. Hemoroid bukan penyakit yang tak mungkin dicegah. Diet tinggi serat seperti banyak sayur dan buah akan membuat feses lembek sehingga tidak perlu mengedan saat buang hajat. Farmacia Edisi September 2006

Referensi :

1. Pierce A, Grace & Neil R Borley. 2007. At a Glance : Ilmu Bedah Ed.3.
Jakarta : EMS. Hlm. 672 - 674

2. R. Syamsuhidajat & Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Ed.2.

Jakarta : EGC. Hlm. 114 3...Anonim.. http://www.conectique.com/tips_solution/health/disease/article . php?article_id=4971 (printed in 10th November 2007 on 13.22 WIB) 4. Anonim. http://www.hemorrhoid.net (printed in 10th November 2007 on 13.25 WIB)

Karsinoma kolon Etiologi Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor resiko telah teridentifikasi, termasuk riwayat atau riwayat kanker kolon atau polip dalam keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak, rotein dan daging serta rendah serat. Manifestasi Klinis Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan defekasi. Pasase darah dalam feses adalah gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga mencakup anemia yang tidak diketahu penyebabnya, anoreksia, penurunan berat badan dan keletihan. Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan melena (feses hitam seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi dan distensi) serta adanya datah merah segar dalam feses. Gejala yang dihubungkan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian serta feses berdarah. Patofisiologi

Kanker kolon dan rektum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus) dimulai sebagai polop jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam struktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke dalam tubuh yang lain (paling sering ke hati). Pertimbangan Gerontologi Insidens karsinoma kolon dan rektum meningkat sesuai usia. Kanker ini biasanya ganas pada lansia kecuali untuk kanker prostatik pada pria. Gejala sering tersembunyi. Keletihan hampir selalu ada, akibat anemia defisiensi besi primer. Gejala yang sering dilaporkan oleh lansia adalah nyeri abdomen, obstruksi, tenesmus dan perdarahan rektal. Kanker kolon pada lansia berhubungan erat dengan karsinogen diet. Kekurangan serat adalah faktor penyebab utama karena hal ini menyebabkan pasase feses melalui saluran usus menjadi lama, sehingga terpajan karsinogen cukup lama. Kelebihan lemak diyakini mengubah flora bakteri dan mengubah steroid menjadi senyawa yang mempunyai sifat karsinogen. Evaluasi Diagnostik Bersamaan dengan pemeriksaan abdomen dan rektal, prosedur diagnostik paling penting untuk kanker kolon adalah pengujian darah samar, enema barium, proktosigmoidoskopi, dan kolonoskopi. Sebanyak 60% dari kasus kanker kolorektal dapat diidentifikasi dengan sigmoidoskopi dengan biopsi atau apusan sitologi. Pemeriksaan Antigen Karsinoembrionik Pemeriksaan antigen karsinoembrionik (CEA) dapat juga dilakukan, meskipun antigen karsinoembrionik mungkin bukan indikator yang dapat dipercaya dalam mendiagnosa kanker kolon karena tidak semua lesi menyekresi CEA. Pemeriksaan menunjukkan bahwa kadar CEA dapat dipercaya dalam diagnosis prediksi. Pada eksisi tumor komplet, kadar CEA yang meningkat

harus kembali ke normal dalam 48 jam. Peningkatan CEA pada tanggal selanjutnya menunjukkan kekambuhan. Penatalaksanaan Medis Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan nasogastrik. Apabila terdapat perdarahan yang cukup bermakna, terpai komponen darah dapat diberikan. Pengobatan tergantung pada tahap penyakit dan komplikasi yang

berhubungan. Endoskopi, ultrasonografi dan laparoskopi telah terbukti berhasil dalam pentahapan kanker kolorektal pada periode praoperatif. Metode pentahapan yang dapat digunakan secara luas adalah klasifikasi Duke: a. Kelas A tumor dibatasi pada mukosa dan sub mukosa b. Kelas B penetrasi melalui dinding usus c. Kelas C Invasi ke dalam sistem limfe yang mengalir regional d. Kelas D metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung atau terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan selain pengobatan bedah. Pilihan mencakup kemoterapi, terapi radiasi atau imunoterapi. Terapi ajufan standar yang diberikan untuk pasien dengan kanker kolon kelas C adalah program 5-FU/ Levamesole. Pasien dengan kanker rektal Kelas B dan C diberikan 5-FU dan metil CCNU dan dosis tinggi radiasi pelvis. Terapi radiasi sekarang digunakan pada periode praoperatif, intraoperatif dan pascaoperatif untuk memperkecil tumor, mencapai hasil yang lebih baik dari pembedahan, dan untuk mengurangi resiko kekambuhan. Untuk tumor yang tidak dioperasi atau tidak dapat disekresi, radiasi digunakan untuk menghilangkan gejala secara bermakna. Alat radiasi intrakavitas yang dapat diimplantasikan dapat digunakan.

Data paling baru menunjukkan adanya pelambatan periode kekambuhan tumor dan peningkatan waktu bertahan hidup untuk pasien yang mendapat beberapa bentuk terapi ajufan. Penatalaksanaan Bedah Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebnayakan kanker kolon dan rektal. Pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi, suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam menbuat keputusan di kolon; massa tumor kemudian di eksisi. Laser Nd: YAG telah terbukti efektif pada beberapa lesi. Reseksi usus diindikasikan ntuk kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B serta lesi C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kakker koon kelas D. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor telah menyebar dan mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan. Tipe pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran tumor. Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut (Doughty & Jackson, 1993) : a. b. Reseksi segmental dengan anostomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus pada sisis pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik) Reseksi anal) c. Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anostomosis serta reanastomosis lanjut dari kolostomi (memungkinkan dekompresi usus awal dan persiapan usus sebelum reseksi) d. Kolostomi permanen atau ileostomi (untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang tidak dapat direseksi) abdominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen (pengangkatan tumor dan porsi sigmoid dan semua rektum serta sfingter

Komplikasi Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang menyebabkan hemoragi. Perforasi dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses. menimbulkan syok. Diversi Fekal Untuk Kanker Kolon Dan Rektum Berkenaan dengan teknik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan pada kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah pembuatan lubang (stoma)vpada kolon secara bedah. Stoma ini dapat berfungsi sebagai diversi sementara atau permanen. Ini memungkinkan drainase atau evakuasi isi kolon keluar tubuh. Peritonitis dan atau sepsis dapat

Anda mungkin juga menyukai