PAKAIAN
Pakaian adalah kebutuhan sandang manusia yang merupakan salah satu kebutuhan
pokok manusia disamping kebutuhan pangan (makanan) dan kebutuhan papan (tempat
tinggal). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pakaian memiliki arti sebagai segala barang
yang biasa dipakai seseorang baik berupa baju, jaket, celana, sarung, selendang, kerudung,
jubah,
surban,
dan
lain
sebagainya.
Secara istilah, pakaian adalah segala sesuatu yang dikenakan seseorang yang terdiri dari
berbagai ukuran dan mode seperti baju, celana, sarung, dan jubah, serta disesuaikan dengan
kebutuhan pemakainya baik untuk tujuan yang bersifat khusus maupun yang umum. Tujuan
bersifat khusus artinya pakaian yang dikenakan lebih berorientasi pada nilai keindahan yang
disesuaikan
dengan
situasi
dan
kondisi
pemakainya.
Tujuan bersifat umum memiliki arti bahwa pakaian yang dikenakan lebih berorientasi untuk
menutup atau melindungi bagian tubuh yang perlu ditutup atau dilindungi, baik menurut
ketentuan adat maupun agama. Menurut ketentuan adat memiliki arti bahwa pakaian yang
dikenakan harus sesuai dengan mode ataupun batasan ukuran dalam wilayah dimana hukum
adat itu berlaku, sedangkan menurut ketentuan agama lebih mengarah pada keperluan untuk
menutup aurat sesuai ketentuan dalam berpakaian pada tiap - tiap agama.
2.2 Fungsi Pakaian
Pakaian yang biasa dikenakan setiap hari memiliki beberapa fungsi atau kegunaan, seperti:
a. Melindungi tubuh dari cuaca, sinar matahari, debu, gangguan binatang, dan
berbagai benda yang membahayakan kulit.
untuk melindungi tubuhnya dari cuaca dingin dan menjaga kondisi tubuhnya tetap
hangat.
b. Menutupi atau menyamarkan kekurangan pemakai pakaian tersebut
Dengan menggunakan pakaiaan yang tepat dapat menutupi kekurangan dan menonjolkan
kelebihan yang ada pada diri si pemakai. Contohnya seseorang yang bertubuh kurus pendek
akan menghindari memakai pakaian yang longgar atau lebih besar, rok yang terlalu
pendek (rok mini), dan rok span karena hal ini akan memberikan kesan lebih kurus dan lebih
pendek, melainkan dapat memberikan kesan langsing dengan menggunakan model rok
pias, model kerah yang dapat menutupi tulang leher, sepatu dengan hak tinggi,
memakai perhiasan
yang
berukuran
kecil
atau
sedang,
dan
memakai
atasan yang tidak menonjolkan bentuk tubuh yang kurus dan pendek tersebut.
Dalam beberapa budaya, hukum mengatur apa yang pria dan wanita diharuskan memakai. Di
negara-negara industri modern, wanita lebih cenderung memakai rias wajah, perhiasan, dan
pakaian berwarna-warni, sedangkan menurut budaya tradisional wanita diwajibkan
mengenakan pakaian sederhana untuk melindungi diri dari tatapan para pria.
d. Agama
Pakaian Agama mungkin dianggap sebagai pakaian spesial. Pakaian agama terkadang dipakai
hanya selama kinerja upacara keagamaan. Namun, juga dapat dipakai sehari-hari sebagai
penanda status agama khusus. Contohnya agama Islam mengajarkan wanita untuk memakai
jilbab dalam melakukan kegiatan sehari - hari.
c. Status Sosial
Di sebagian masyarakat, pakaian dapat digunakan untuk menunjukkan peringkat atau status.
Misalnya para pegawai mengenakan seragam warna hijau tua, sedangkan para kepala bagian
divisi mengenakan seragam biru tua.
D. Menunjukan Identitas
Pakaian sebagai media informasi untuk menunjukan identitas seseorang maupun suatu
instansi atau lembaga. Seperti seseorang yang berasal dari korps kepolisian
menggunakan seragam tertentu yang berbeda dengan yang
atau pelajar menggunakan seragam
dari pakaian yang kita kenakan dapat menjadi cermin dari diri kita sendiri. Contohnya
dengan melihat pakaian seseorang kita dapat mengetahui sedikit kepribadian dari
orang tersebut, asal daerah, dan usia orang tersebut.
Ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan dari kebiasaan berpakaian baik dan sopan,
seperti:
1. Terhindar diri dari dosa akibat mengumbar aurat
Banyak gosip gosip negatif mengenai kebiasaan remaja wanita yang berpakaian ketat atau
terbuka maupun laki laki yang mengenakan pakaian ketat dan sobek sobek yang
merupakan model model baju dari luar negeri. Bahkan untuk beberapa orang menganggap
kebiasaan berpakaian yang tidak sopan atau senonoh ini merupakan dosa yang berat karena
melanggar aturan aturan agama maupun kesusilaan.
3. Terhindar dari timbulnya hawa nafsu lawan jenis maupun sesama jenis
Secara umum laki-laki normal akan terangsang melihat wanita yang memakai pakaian ketat,
celana pendek atau rok mini ketat, dan sebagainya.
Penyakit-penyakit yang dapat muncul jika kita tampil terbuka di ruang terbuka adalah kanker
kulit, kulit terbakar, kulit menjadi hitam, dan noda flek di kulit. Cegah penyakit dan
gangguan kesehatan tersebut dengan memakai pakaian yang tertutup yang dapat melindungi
tubuh dari faktor - faktor penyebab penyakit atau gangguan kesehatan tersebut.
adalah
seluruh
tubuh
kecuali
muka
dan
telapak
tangan.
Mengenai bentuk atau model pakaian, Islam tidak memberi batasan, karena hal ini berkaitan
dengan budaya setempat. Oleh karena itu, kita diperkenankan memakai pakaian dengan
model apapun, selama pakaian tersebut memenuhi persyaratan sebagai penutup aurat.
Pakaian merupakan penutup tubuh untuk memberikan proteksi dari bahaya asusila,
memberikan perlindungan dari sengatan matahari dan terpaan hujan, sebagai identitas
seseorang, sebagai harga diri seseorang, dan sebuah kebutuhan untuk mengungkapkan rasa
malu seseorang. Dahulu, pakaian yang sopan adalah pakaian yang menutup aurat, dan juga
longgar sehingga tidak memberikan gambaran atau relief bentuk tubuh seseorang terutama
untuk kaum wanita. Sekarang orang-orang sudah menyebut pakaian seperti itu sudah dibilang
kuno dan tidak mengikuti mode zaman sekarang atau tidak modis.
Maksudnya bahwa Allah menurunkan pakaian kepada kita itu fungsinya ada dua, yaitu : 1.
Untuk menutupi aurat kita, dan 2. Untuk perhiasan tubuh kita
Fungsi pertama dari pakaian ialah untuk menutupi aurat. Yang dimaksud dengan aurat itu
ialah segala sesuatu yang tidak layak dilihat oleh orang lain, dan bahkan haram dilihat oleh
orang lain.
Aurat rumah tangga misalnya, adalah bagian dari rumah tangga kita yang tidak layak dilihat
oleh orang lain, sehingga biasanya apabila ada tamu, maka tamu itu tidak langsung kita
persilakan masuk rumah kita sebelum kita benahi atau kita tutupi atau kita singkirkan terlebih
dahulu sesuatu dari rumah tangga kita yang tidak layak dilihat oleh tamu. Itulah sekedar
contoh aurat rumah tangga, yakni bagian dari rumah tangga yg. tak layak dilihat oleh orang
lain.
Kemudian aurat yang haram dilihat oleh orang lain adalah aurat yang ada pada tubuh kita
masing-masing. Aurat orang lelaki ialah bagian dari tubuh orang lelaki yang haram dilihat
oleh orang lain, yaitu bagian yang terletak antara pusat dan lutut orang lelaki. Sedangkan
aurat orang wanita adalah bagian dari tubuh orang wanita yang haram dilihat oleh orang lain,
yaitu seluruh tubuh orang wanita kecuali wajah dan telapak tangannya yang biasa nampak.
Nah aurat dari tubuh kita itu wajib kita tutupi dengan kain yang telah Alloh turunkan kepada
kita. Itulah maksud kalimat Liyuwaari sauaatikum, yakni untuk menutupi auratmu.
Pakaian yang kita pakai menutupi aurat harus kain yang rapat, bukan kain yang tembus
pandang seperti kebanyakan pakaian yang dipakai oleh selebritis. Maka dari itu wanitawanita mukmin jangan berpakaian seperti selebritis, dimana umumnya selebritis itu
berpakaian sepertinya tidak berpakaian saja. Mereka mempertontonkan dadanya sampai
buah dadanya, punggungnya, pahanya, dan bahkan pusatnya atau wudelnya. Marilah kita
ikuti petunjuk Alloh :
.(31 : 24)
Kecuali untuk menutup aurat, pakaian berfungsi untuk perhiasan tubuh kita. Hal ini akan
terwujud apabila kita pandai-pandai mengatur cara berpakaian sehingga tampak rapi dan
anggun. Itulah maksud kalimat Warisya (dan pakaian indah untuk perhiasan). Nabi tidak
suka berpakaian tidak teratur melainkan beliau suka berpakaian yang teratur dan rapi. Nabi
bersabda :
.( 3089 58 / 4: )
Artinya : Sebagus-bagus orang lelaki itu adalah Khuraim Al Asadi andaikan dia tidak
gondrong rambutnya dan tidak isbal pakaiannya. (H.R. Abu Dawud : juz 4, halaman 58,
nomor hadisnya 3089). PAKAIAN ISBAL = LEBIH RENDAH DARI MATAKAKI.
Dari sabda Nabi itu kita dapat mengerti bahwa Nabi tidak suka kepada orang yang tidak
dapat menata dirinya dan caranya berpakaian. Lagi pesannya kepada kita dengan sabdanya :
.(3089 4/58 : )
Artinya : Dan rapikanlah pakaianmu sehingga kamu menjadi seolah-olah tahi lalat di tengahtengah manusia. (H.R. Abu Dawud : juz 4, hl. 58, no. 3089).
Dari hadis ini kita diperintah oleh Nabi supaya berpakaian yang rapi sehingga tampak
simpatik dan anggun, tidak seperti Khuraim Al Asadi yang orangnya bagus tetapi sayang
ramburnya tidak teratur dan pakaiannya gedodoran. Nabi memberi ingat kepada kita bahwa
Alloh itu suka kepada yang indah. Sabdanya :
.( )
Artinya : Sesungguhnya Alloh itu Maha Indah, Dia Suka kepada yang indah-iondah. (H.R.
Muslim).
Kemudian kalimat Walibasuttaqwa Dzalika Khair (dan pakaian taqwa itu lebih baik) itu
maksudnya adalah pakaian untuk hati kita, yakni pakaian untuk hati kita adalah bertaqwa
kepada Alloh, yaitu siap melaksanakan perintah Alloh dan siap juga menjauhi larangannya,
baik sendirian maupu ada kawannya. Marilah kita menyesuaikan dengan petunjuk Alloh dan
Rasul-Nya !
b.
Adab
Berpakaian
Islam melarang umatnya berpakaian terlalu tipis atau ketat (sempit sehingga membentuk
tubuhnya yang asli). Kendati pun fungsi utama (sebagai penutup aurat) telah dipenuhi, namun
apabila pakaian tersebut dibuat secara ketat (sempit) maka hal itu dilarang oleh Islam.
Demikian juga halnya pakaian yang terlalu tipis. Pakaian yang ketat akan menampilkan
bentuk tubuh pemakainya, sedangkan pakaian yang terlalu tipis akan menampakkan warna
kulit pemakainya. Kedua cara tersebut dilarang oleh Islam karena hanya akan menarik
perhatian dan menggugah nafsu syahwat bagi lawan jenisnya. Dalam hal ini Rasulullah SAW
bersabda:
( )
Artinya: Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya, yaitu 1)
kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang
(penguasa yang kejam, 2) wanita-wanita yang berpakaian, tetapi telanjang, yang cenderung
kepada perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka itu tidak bisa masuk surga
dan tidak akan mencium bau surga padahal bau surga itu dapat tercium sejauh perjalanan
demikian
dan
demikian.
(HR
Muslim)
Ada dua maksud yang menjadi kesimpulan pada hadits ini, yaitu sebagai berikut:
1. Maksud kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi ialah wanita-wanita yang suka
menggunakan rambut sambungan (cemara dalam bahasa jawa), dengan maksud agar
rambutnya tampak banyak dan panjang sebagaimana wanita lainnya. Selanjutnya, yang
dimaksud rambutnya seperti atau sebesar punuk unta adalah sebutan bagi wanita yang suka
menyanggul rambutnya. Kedua macam cara tersebut (memakai cemara dan menyanggul)
termasuk
perkara
yang
tecela
dalam
Islam
tipis
dan
ketat)
termasuk
Ciri-ciri
pakaian
wanita
itu
menutup
Pakaian
haruslah
perkara
Islam
aurat
yang
di
sebagaimana
dilarang
dalam
luar
rumah
yang
dikehendaki
Islam.
ialah:
syariat.
* Pakaian itu tidak terlalu tipis sehingga kelihatan bayang-bayang tubuh badan dari luar.
* Pakaian itu tidak ketat atau sempit tapi longgar dan enak dipakai. la haruslah menutup
bagian-bagian
bentuk
badan
yang
menggiurkan
nafsu
laki-laki.
* Warna pakaian tsb suram atau gelap seperti hitam, kelabu asap atau perang.
*
Pakaian
itu
tidak
sekali-kali
dipakai
dengan
bau-bauan
yang
harum
* Pakaian itu tdak bertasyabbuh (bersamaan atau menyerupai)dengan pakaian laki-laki yaitu
tidak
*
Pakaian
meniru-niru
itu
tidak
atau
menyerupai
menyerupai
pakaian
wanita-wanita
pakaian
kafir
laki-laki.
dan
musyrik.
* Pakaian itu bukanlah pakaian untuk bermegah-megah atau untuk menunjuk-nunjuk atau
berhias-hias.
Aurat wanita yang merdeka (demikian juga khunsa) dalam sholat adalah seluruh badan
kecuali muka dan telapak tangan yang lahir dan batin hingga pergelangan tangannya. Oleh
karena itu jika nampak rambut yang keluar ketika sholat atau nampak batin telapak kaki
ketika
rukuk
dan
sujud,
maka
batallah
sholatnya.
Aurat wanita merdeka di luar sholat Di hadapan laki-laki ajnabi atau bukan muhram
Yaitu seluruh badan. Artinya, termasuklah muka, rambut, kedua telapak tangan (lahir dan
batin) dan kedua telapak kaki (lahir dan batin). Maka wajiblah ditutup atau dilindungi seluruh
badan dari pandangan laki-laki yang ajnabi untuk mengelakkan dari fitnah. Demikian
menurut
mahzab
Syafei.
Di hadapan wanita yang kafir Auratnya adalah seperti aurat bekerja yaitu seluruh badan
kecuali kepala, muka, leher, dua telapak tangan sampai kedua siku dan kedua telapak
kakinya. Demikianlah juga aurat ketika di hadapan wanita yang tidak jelas pribadi atau
wataknya
atau
wanita
yang
rosak
akhlaknya.
Ketika sendirian, sesama wanita dan laki-laki yang menjadi muhramnya Auratnya adalah di
antara pusat dan lutut Walau bagaimanapun, untuk menjaga adab dan untuk memelihara dan
berlakunya hal yang tidak diingini, maka perlulah ditutup lebih dari itu agar tidak
menggiurkan
nafsu.
Ini
adalah
penting
untuk
menghindarkan
fitnah.
Salah satu permasalahan yang kerap kali dialami oleh kebanyakan manusia dalam
kesehariannya adalah melepas dan memakai pakaian baik untuk tujuan pencucian pakaian,
tidur, atau yang selainnya. Sunnah-sunnah yang berkaitan dengan melepas dan memakai
pakaian adalah sebagai berikut : Mengucapkan Bismillah. Hal itu diucapkan baik ketika
melepas maupun memakai pakaian. Imam An-Nawawy berkata : Mengucapkan bismillah
adalah sangat dianjurkan dalam seluruh perbuatan. Memulai Dengan Yang Sebelah Kanan
Ketika Akan Memakai Pakaian. Berdasarkan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Apabila
kalian
memakai
Kaum
Lelaki
pakaian
Dilarang
maka
mulailah
Memakai
Cincin
dengan
yang
Emas
dan
sebelah
kanan.
Pakaian
Sutra
Dalam hal ini, cincin emas dan pakaian sutra yang dipakai oleh kaum lelaki, Khalifah Ali r.a
pernah
berkata:
( )
Artinya: Rasulullah SAW pernah melarang aku memakai cincin emas dan pakaian sutra
serta
pakaian
yang
dicelup
dengan
ashfar.
(HR
Thabrani)
Yang dimaksud dengan ashfar ialah semacam wenter berwarna kuning yang kebanyakan
dipakai oleh wanita kafir pada zaman itu. Ibnu umar meriwayatkan sebagai berikut:
Artinya: Rasulullah SAW pernah melihat aku memakai dua pakaian yang dicelup dengn
ashfar maka sabda beliau: Ini adalah pakaian orang-orang kafir, oleh karena itu janganlah
engkau
pakai.
Larangan bagi laki-laki memakai cincin emas dan pakaian dari sutra adalah suatu didikan
moral yang tinggi. Allah telah menciptakan kaum lelaki yang memiliki naluri berbeda dengan
wanita, memiliki susunan tubuh yang berbeda dengan tubuh wanita. Lelaki memiliki naluri
untuk melindungi kaum wanita yang relatif lemah kondosi fisiknya. Oleh sebab itu, sangat
tidak layak kiranya apabila lelaki meniru tingkah laku wanita yang suka berhias dan
berpakaian indaah serta suka dimanja. Dari sisi lain, larangan ini sekaligus sebagai upaya
pencegahan terhadap sikap hidup bermewah-mewahan, sementara masih banyak rakyat yang
hidup
dibawah
garis
kemiskinan.
Harus memperhatikan syarat-syarat pakaian yang islami, yaitu yang dapat menutupi
Pakailah pakaian yang bersih dan rapi, sehingga tidak terkesan kumal dan dekil, yang
Hendaklah mendahulukan anggota badan yang sebelah kanan, baru kemudian sebelah
kiri
d)
Tidak menyerupai pakaian wanita bagi laki-laki, atau pakaian laki-laki bagi wanita
e)
Tidak meyerupai pakaian Pendeta Yahudi atau Nasrani, dan atau melambangkan
f)
Tidak terlalu ketat dan transparan, sehingga terkesan ingin memperlihatkan lekuk
Tidak terlalu berlebihan atau sengaja melebihkan lebar kainnya, sehingga terkesan berat
dan rikuh menggunakannya, disamping bisa mengurangi nilai kepantasan dan keindahan
pemakainya
h)
Artinya :
Segala puji bagi Allah yang telah memberi pakaian dan rezeki kepadaku tanpa jerih
payahku dan kekuatanku
3.
Sebagiana muslim yang beriman, hendaknya kamu berpakaian sesuai dengan ajaran Islam.
Bagi wanita, pakaiannya harus menutupi seluruh aurat. Artinya, seluruh tubuhnya harus
tertutup oleh pakaian (busana), kecuali muka dan kedua telapak tangan. Selain itu, seorang
muslim juga harus menggunakan pakaian yang pantas dan menarik untuk dipandang, sesuai
dengan ukuran tubuhnya. Begitu pula bagi seorang muslim, pakaiannya harus menutupi aurat
dan tidak berlebihan.
Sebagi remaja mesjid, hendaknya kamu yang mulai membiasakan diri berpakaian secara
islami sesuai adab berpakaian dalam Islam. Bagi yang sudah melakukannya, pertahankan
sampai akhir hayatmu, bagi yang belum, mulailah dari sekarang berpakaian secara Islam.
ridak ada kata terlambat untuk berbuat kebaikan . Kamu tidask perlu merasa malu untuk
mempraktekkan adab pakaian secara islami, bahkan sebaliknya harus merasa bangga dan
percaya diri terhadap apa yang kamu lakukan.
untuk mebiasakan diri mempraktikkan adab berpakaian secara Islami, hendaklah terlebih
dahulu untuk [erhatikan hal berikut ini :
a)
Tanamkan keimanan yang kuat dalam hati, agar niat niat yang baik tidak tergoyahkan
b)
Yakinkan dalam hati bahwa menutup aurat bagi seorang muslim dan muslimah adalah
berpakaian, bahkan sebaliknya memberikan kebebasan dan perlindungan bagi harkat dan
martabat umatnya.
d)
Tanamkan rasa bangga telah berpakaian sesuai ajaran Islam, sebagai perwujudan
Tuhan (1 Kor 6:13) oleh karena itu, kita selayaknya melihat tubuh ini bukan sebagai obyek
kesenangan mata, tetapi sebagai ciptaan Tuhan yang mulia, sebab tubuh kita adalah bait
Allah:
tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu,
Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab
kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan
tubuhmu! (1 Kor 6:19- 20).
Dengan demikian, tubuh kita merupakan cerminan jiwa: apa yang kita hayati di dalam jiwa
kita, terpancar ke luar dengan cara bagaimana kita bersikap dengan tubuh kita.
Nah, hal berpakaian sopan/ bersahaja, itu berkaitan dengan prinsip dasar ini. Kitab Suci lebih
lanjut menyebutkan beberapa prinsip selanjutnya tentang hal berpakaian yang tidak dapat
dilepaskan dengan perbuatan baik lainnya:
Demikian juga hendaknya wanita. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan
dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara
ataupun pakaian yang mahal-mahal, tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik,
seperti yang layak bagi wanita yang beribadah. (1 Tim 2:9-10)
Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai
perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah
manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh
yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. Sebab demikianlah
caranya wanita-wanita kudus dahulu berdandan, yaitu wanita-wanita yang menaruh
pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya (1 Pet 3:5)
Selanjutnya, Katekismus Gereja Katolik mengajarkan bahwa cara berpakaian yang sopan
(modesty) merupakan bagian dari kebajikan kemurnian, demikian:
KGK 2521
Kemurnian menuntut sikap yang sopan/ bersahaja. Ini adalah bagian hakiki dari
pengekangan diri. Sikap yang sopan/ bersahaja memelihara hal-hal pribadi manusia. Ia
menolak membuka apa yang harus disembunyikan. Ia diarahkan kepada kemurnian yang
perasaan halusnya ia nyatakan. Ia mengatur pandangan dan gerakan sesuai dengan martabat
manusia dan hubungan di antara mereka.
KGK 2522
mengundang untuk bersabar dan mengekang diri dalam hubungan cinta kasih; ia menuntut,
bahwa prasyarat-prasyarat untuk ikatan definitif dan penyerahan timbal balik dari suami dan
isteri dipenuhi. Dalam sikap sopan itu termasuk pula kerendahan hati. Ia mempengaruhi
pemilihan busana. Di mana ia mengira bahwa ada bahaya sikap ingin tahu yang tidak sehat,
di sana ia berdiam diri dan bersikap hati-hati. Ia menjaga keintiman orang lain.
KGK 2523
Ada sifat sopan/ bersahaja dalam perasaan dan terhadap badan. Sifat ini
Bentuk ungkapan sikap sopan ini berbeda dari kultur ke kultur. Tetapi di mana-
mana terkandung gagasan mengenai martabat rohani yang khas untuk manusia. Ia tumbuh
melalui tumbuhnya kesadaran pribadi. Mendidik anak-anak dan kaum remaja dalam sikap
sopan/ bersahaja ini berarti membangkitkan hormat terhadap pribadi manusia.
KGK 2533
Kemurnian hati menuntut sikap yang sopan/ bersahaja, yang terdiri dari
kesabaran, kerendahan hati, dan perasaan halus. Sikap yang sopan/ bersahaja melindungi
keintiman seseorang.
Sepanjang pengetahuan saya, tatacara dan ukuran berpakaian umat secara umum tidak
disebutkan di dalam Kitab Suci. Namun prinsip dasarnya diajarkan, yaitu kita harus
menghargai tubuh kita, dan memperlakukannya sebagai milik Tuhan, sebab kita telah ditebus
oleh-Nya.
Patut disayangkan memang, banyak orang (terutama wanita) tidak berpakaian yang
layak/sopan, bahkan pada saat mereka sedang beribadah di gereja. Padahal Katekismus
Gereja Katolik juga mensyaratkan cara berpakaian yang sopan untuk menerima sakramen
Ekaristi:
KGK 1387
Supaya mempersiapkan diri secara wajar untuk menerima Sakramen ini, umat
beriman perlu memperhatikan pantang (Bdk. KHK, kan. 919) yang diwajibkan Gereja. Di
dalam sikap (gerak-gerik, pakaian) akan terungkap penghormatan, kekhidmatan, dan
kegembiraan yang sesuai dengan saat di mana Kristus menjadi tamu kita.
Dalam hal ini, mungkin imam selaku pemimpin umat dapat memberi peringatan, dan para
orang tua hendaknya mengajarkan kepada anak- anak mereka dengan teladan mereka sendiri,
sebab kesopanan dalam berpakaian merupakan bagian dari kebajikan kemurnian.
HINDU
Pura adalah tempat suci umat Hindu di Bali yang digunakan sebagai tempat
persembahyangan. Tentu saja ketika persembahyangan akan dilakukan yang perlu
dipersiapkan dari segi sarana sembahyang, dan pakaian, yang merupakan suatu simbol kita
benar-benar ada persiapan yang begitu dalam untuk memuja Beliau (Ida Hyang Widhi Wasa).
Makna pakaian adat ketika mengunjungi pura:
a. Atas : Kepala (Dewa)
Untuk putra mengenakan udeng, dan wanita rambutnya diikat rapi. Di bagian kepala yang
kerap diistilahkan Prabu, adalah tempat bersemayamnya Dewa. Akal, Pikiran, serta awal dari
semua perbuatan yang diberkati oleh Hyang Widhi. Awalnya agar adanya keseragaman PHDI
(Parisadha Hindu Darma Indonesia) menetapkan udeng untuk ke pura haruslah berwarna
Putih agar menciptakan kesan kejernihan pikiran dan kedamaian pikiran. Serta ujung udeng,
atau muncuk udeng harus lurus keatas. Mengapa? Karena itu simbol sang pemakai
memantapkan sang pemakai berfikir lurus, memuja Yang Diatas. Tapi simbol penting itu
sekarang mulai bergeser dengan berbagai variasi (mereng ke-kiri atau ke-kanan, hehe).
c.
Bhuta atau raksasa yang menempati alam bawah, simbol keburukan yang tidak akan pernah
lepas dari diri manusia. Umumnya dikenakan Kamen atau kain yang membalut dari pinggang
sampai kaki. Yang perlu diperhatikan adalah ikatan selendang yang mengikat pinggang,
haruslah kuat karena simbol bhuta tidak akan bisa memasuki tubuh manusia keatas apalagi ke
dewa.
BUDHA
Menurut Peraturan Kedisipilinan B h i k k h u tentang panduan bagi umat
awam
bagian
etika
b e r p a k a i a n ( http://dhammacitta.org/dcpedia/Peraturan_Kedisiplinan_Bhikkhu:_Panduan_
Bagi_Umat_Awam_(Dhammavuddho) . Diakses hari Minggu, 27 April 2014 ) dikatakan
bahwa seseorang harus berpakaian yang sopan ketika memasuki Vihra. Pakaian tidak boleh
yang terbuka atau memancing / mengundang.
Vihara
adalah
tempat
dimana
kita
mengadakan
puja
bhakti,
tentu
kita
perlu berpakaian sopan. Sepengetahuan saya, dalam agama Buddha tidak ada
ketentuan
bahwa
tertentu
vihara
kita
juga
seharusnya
berpakaian
Namun
yang
ada
Pengurus
dalam
satu
vihara
ada
hal
para
berbusana.
bhikkhu
ikut
mendukung
tidak
menonjolkan
solusi
yang
menyediakan
yang
Tetapi
seperti
kita
ketahui
tinggal.
Sebagai
umat
Buddha
bhikkhu
dengan
kehidupan
organ
dapat
yang
ditiru
semacam
suci
para
dapat
seperti
sarung
membangkitkan
yang
yang
dapat
ada
di
birahi.
Thailand.
dipakai
apabila
memasuki vihara. Tetapi ini hanya utk menutupi bagian pinggang ke bawah
saja.
Agar
tidak
berpakaian
setidaknya
golf
aja
terkesan
bagi
kaus
tidak
diskriminasi,
kaum
yang
pria,
berkerah,
diijinkan,
apalagi
ada
baiknya
yaitu
sebaiknya
karena
kaus
ke
vihara
juga
tanpa
yang
diberikan
menggunakan
krah
untuk
merupakan
tata
cara
hem
atau
ke
tempat
tempat
yang
seharusnya
kita
berlaku
sopan
Juga
agar
menggunakan
celana
panjang,
niat
kita
bahwa
pergi
ke
kita
semuanya
tempat
yang
ini
dan
hormat.
untuk
memperlihatkan
terhormat,
yaitu
vihara.
Keberadaan
norma
memaksa
individu
atau
suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada
dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat
berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.
Norma tata kelakukan dipergunakan sebagai alat pengawasan baik secara langsung ataupun
tidka langsung oleh masyarakat terhadap anggotanya.Dengan demikian,dikatakan bahwa tata
kelakukan
ialah
aturan
yang
mendasarkan
pada
ajaran
agama,filsafat,atau
Tata kelakuan yang kekal serta kuatnya integrasi dengan pola-pola perilaku masyarakat dapat
meningkat menjadi adapt istiadat (custom).Anggota masyarakat yang melanggar adapt
istiadat
dapat
memperoleh
sanksi
yang
berat,misalnya
dikucilkan
dari
kematian.apabila
seseorang
dalam
masyarakat
tidak
Norma hokum adalah suatau rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat
yang berisi ketentuan-ketentuan,perintah,kewajiban,dan larangan,agar dalam masyarakat
tercipta suatu ketertiban dankeadilan.Norma hokum ada dua macam,yaitu hokum tertulis
(pidana dan perdata) dan hokum tidak tertulis (hokum adapt).Karena sebagian besar nom\rma
hokum adalah tertulis,sanksinya akan lebih tegas apabila dibandingkan dengan norma
lain.Apabila
melanggar
norma
itu,seseorang
akan
dikenai
hukuman
berupa
Mode
atau
fashion
biasanya
dimulai
dengan
meniru
terhadap
sesuatu
yang
dianggap terbaru.Ciri khas mode ini ialah tidak hanya tampak pada cara orang memotong dan
menggunakan pakaian,serta cara mengatur rambut,tetapi juga tampak dalam hal mengejar
hal-hal baru di bidang lain.Misalnya,meniru kca mata,nyanyian,model motor,arsitektur
rumah,dan gaya hidup.
Norma sosial juga sering kali dihubungkan dengan norma kesopanan dan norma
kesusilaan
Norma kesopanan
Norma kesopanan adalah sekumpulan peraturan social yang mengarah pada hal-hal yang
berkenaan dengan bagaimana seseorang harus bertingkah laku yang wajar dalam kehidupan
bermasyarakat. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapatkan celaan, kritik, dan lainlain, tergantung pada tingkat pelanggaran. Contohnya: tidak membuang ludah sembarangan
dan selalu mengucapkan terima kasih jika diberi sesuatu.
Norma kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani. Norma ini
menghasilkan akhlak, sehingga seseorang dapat membedakan apa yang dianggap baik apa
yang dianggap jelek. Norma kesusilaan bersandar pada suatu nilai kebudayaan.
Pelanggaran terhadap norma ini berakibat sanksi pengucilan secara fisik (diusir) ataupun
batin (dijauhi). Contohnya berpegangan tangan, berpelukan di tempat umum antara laki-laki
dengan wanita, telanjang di tempat umum.
tingkah laku mereka. Unsur pokok suatu norma adalah tekanan sosial terhadap anggotaanggota masyarakat untuk menjalankan norma-norma. Norma sosial lebih merupakan aturanaturan yang mempunyai sanksi-sanksi yang dimaksudkan untuk mendorong bahkan menekan
perseorangan, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan dalam mencapai nilai-nilai
sosial.
2.2.3 Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. [1] Budayaterbentuk dari banyak
unsur
yang
rumit,
dan
adat
sebagaimana
istiadat, bahasa,
juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan
bahwa budaya itu dipelajari.[1]
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini
tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.[2]
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang
dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilainilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas
keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut
ahli antropologi Cateora, yaitu :
Kebudayaan
material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret.
Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari
suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya.
Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang,
stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
Kebudayaan
nonmaterial
Lembaga
social
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek
berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam
suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social
masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak
perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di
kota kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
Sistem
kepercayaan
Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari
tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap
masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam
segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif.
Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan
jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah buahan, sebagai symbol yang arti
disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat
masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah,
bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi
bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat
unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi
keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi
lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
bahwa
sanksi
tersebut
dicabut
dan
menjadi
peringatan
saja.
Untuk ke depannya, praktikan diingatkan kembali atas imbauan mengenakan pakaian yang
sopan dan sesuai etika (i.e. pakaian berkerah dan sepatu tertutup). Praktikan yang masih tidak
mengenakan pakaian yang sesuai dapat menerima sanksi sebagaimana telah ditetapkan.