Anda di halaman 1dari 2

SIAPAKAH TUHAN ?

Frederikus Niko Sutandi - 13713031


Menurut saya, Tuhan adalah Bapa yang Maha Kuasa dan Adil yang mengatur dan
menuntun kehidupan saya. Saya selalu mencintai dan menghormati Tuhan
karena saya bisa seperti sekarang ini, masih hidup, bisa lulus SMA, dan masuk
ITB, semuanya berkat Tuhan. Saya merasa Tuhan begitu menyayangi dan
memperhatikan saya, bagaikan orang tua yang menyayangi anaknya. Keluarga
saya yang begitu mencintai saya dan sahabat sahabat yang setia membantu
saya adalah bukti nyata kasih dan perhatian Tuhan kepada saya.
Namun dari pengalaman pengalaman saya beberapa waktu lalu, saya
menyadari bahwa ternyata rasa cinta dan hormat saya kepada Tuhan tidak
dengan tulus ikhlas. Perasaan cinta dan hormat saya ada hanya ketika saya
merasa bahagia dan merasa bahwa hidup saya ini benar benar diberkati oleh
Tuhan. Namun sebaliknya ketika saya sedang merasa sedih, sesat, dan merasa
bahwa dunia ini tidak adil, saya justru malah menyalah nyalahkan Tuhan. Disini
saya sadar bahwa saya yang salah. Kasih sayang dan perhatian Tuhan yang
dibuktikan dengan adanya keluarga dan sahabat yang sangat mencintai saya
serta banyak hal lainnya masih tetap saya rasakan. Tapi saya masih merasa
kurang dan menuntut lebih.
Saya merasa bahwa Tuhan mulai tidak adil. Entah mengapa, saya merasa bahwa
saya selalu dipenuhi dengan cobaan. Saya tahu bahwa Tuhan akan selalu
memberikan cobaan kepada kita, karena dari situlah kita bisa berkembang. Tapi
cobaan yang diberikan kali ini saya rasa terlalu berat. cobaan yang saya
terima adalah segala yang menurut saya penting selalu berakhir di kemungkinan
terburuk. Seperti, hanya dari perselisihan kecil, kini orang yang dulu teman
menjadi musuh; tugas besar yang sudah saya cicil sejak lama dan saya harapkan
bisa menjadi penopang untuk nilai saya kelak, gagal karena laptop rusak; ujian
yang sudah saya persiapkan matang matang, tetap ada saja ada materi yang
terlupakan, atau ada kesalahan yang bodoh tapi sangat mempengaruhi hasilnya,
atau tidak selesai ketika waktu habis (3 kali ujian, 3 kemungkinan terburuk diatas
terjadi); di kondisi yang menurut saya sangat butuh istirahat, malah dipenuhi
dengan kegiatan himpunan ; dan masih sangat banyak lagi. Saya merasa sudah
begitu besar usaha yang saya lakukan, tapi mengapa hasilnya jauh dari harapan.
Disinilah yang saya rasa tidak adil. Setahu saya, hidup tidak seperti matematika,
yang diperhatikan hanya dari jawaban akhir, tapi hidup itu dipenuhi oleh proses.
Nah, mengapa proses yang saya lakukan sudah maksimal, tapi hasil yang saya
dapatkan malah minimal?
Dari pengalaman pengalaman inilah, hubungan saya dengan Tuhan semakin
jauh. Saya merasa bahwa rasa cinta dan percaya saya kepada Tuhan mulai
luntur. Walaupun saya masih berdoa dan beribadah, namun saya susah
merasakan kehadiran Tuhan dan rahmat kasih sayang Nya dalam hidup saya
lagi. Saya menganggap Tuhan ternyata sangat tidak adil. Itulah yang saya
rasakan akhir akhir ini.

Namun dari awal, saya menyadari bahwa saya yang salah, karena hanya melihat
kasih sayang Tuhan dari hal hal positif yang terjadi saja, dan menganggap bila
yang terjadi adalah hal negatif maka Tuhan tidak mencintai saya. Maka dari itu
saya mencoba untuk memperbaikinya. Saya berusaha untuk menerima apapun
yang terjadi di kehidupan saya, karena semua yang terjadi di kehidupan saya itu
pasti berguna bagi saya kelak. Tidak hanya itu, karena Tuhan mencintai saya,
maka segala yang Ia berikan pasti akan bermanfaat bagi saya, bentuknya bisa
bermacam macam, namun yang pasti tidak akan membuat saya hancur. Dari
pemikiran inilah saya memutuskan untuk tidak akan menyerah dan tetap
menjalani hidup saya dengan semaksimal mungkin serta saya berusaha
mengeratkan hubungan saya dengan Tuhan kembali.
Pemikiran saya yang negatif itu sudah saya rasakan sejak TPB, jadi
pengalaman pengalaman itu adalah pengalaman saya dari TPB sampai masa
masa ujian tengah semester 1 kemarin. Saya yang sekarang ini bisa dikatakan
lebih positif dari kemarin, mungkin masih sering pertanyaan pertanyaan yang
lalu terulang lagi, tapi saya mulai bisa mengatasinya sendiri dan tidak menyalah
nyalahkan Tuhan lagi. Jadi, jika ditanya siapakah Tuhan menurut saya sekarang
ini, Tuhan adalah Bapa yang Maha Kuasa dan Adil yang selalu mencintai dan
memperhatikan saya. Bentuk kecintaan dan perhatiannya bisa bermacam
macam, salah satu bukti nyatanya dari keluarga dan sahabat sahabat saya.
Saya akan selalu mencintai dan menghormati Tuhan dan berusaha untuk tidak
semata mata dari hal baik saja, tapi benar benar dari lubuk hati.

Anda mungkin juga menyukai