Anda di halaman 1dari 6

Pakaian secara umum dipahami sebagai alat untuk melindungi tubuh atau fasilitas

untuk memperinda penampilan. Tetapi selalin untuk memenuhi dua fungsi tersebut, pakaian
pun dapat berfungsi sebagai alat komunikasi yang non-verbal, karena pakaian mengandug
simbol-simbol yang memiliki beragam makna.
Pengertian Akhlak Berpakaian
Pakaian (jawa : sandang) adalah kebutuhan pokok bagi setiap orang sesuai
dengan situasi dan kondisi dimana seorang berada. Pakaian memiliki manfaat
yang sangat besar bagi kehidupan seorang, guna melindungi tubuh dari semua
kemungkinan yang merusak ataupun yang menimbulkan rasa sakit. Dalam
Bahasa Arab pakaian disebut dengan kata "Libaasun-tsiyaabun". Dan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonsia, pakaian diartikan sebagai "barang apa yang biasa
dipakai oleh seorang baik berupa baju, jaket, celana, sarung, selendang,
kerudung, jubah, surban dan lain sebagainya.
Secara istilah, pakaian adalah segala sesuatu yang dikenakan seseoang dalam
bebagai ukuran dan modenya berupa (baju, celana, sarung, jubah ataupun yang
lain), yang disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya untuk suatu tujuan yang
bersifat khusus ataupun umum. Tujuan bersifat khusus artinya pakaian yang
dikenakan lebih berorientasi pada nilai keindahan yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi pemakaian.
Tujuan bersifat umum lebih berorientasi pada keperluan untuk menutup ataupun
melindungi bagian tubuh yang perlu ditutup atau dilindungi, baik menurut
kepatutan adat ataupun agama. Menurut kepatutan adat berarti sesuai mode
ataupun batasan ukuran untuk mengenakan pakaian yang berlaku dalam suatu
wilayah hukum adat yang berlaku. Sedangkan menurut ketentuan agama lebih
mengarah pada keperluan menutup aurat sesuai ketentuan hukum syari'at
dengan tujuan untuk berribadah dan mencari ridho Allah. (Roli A.Rahman, dan M,
Khamzah, 2008 : 30).

Tata Cara Dalam Berpakaian Yang Baik dan Sopan


Budaya ketimuran yang di anut indonesia membuat kita mengharuskan untuk menggunakan
Tata Cara Dalam Berpakaian Yang Baik dan Sopan karna bagaimanapun itu akan
membuat kita akan lebih di hargai dan saling menghormati satu sama lain.

Manusia membutuhkan pakaian (sandang) untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dasar
sehari-hari di samping kebutuhan akan tempat tinggal (papan) dan makanan (pangan).
Pakaian dapat memberikan keindahan, proteksi dari penyakit, kenyamanan, dan lain
sebagainya. Tanpa baju/pakaian dapat mengakibatkan seseorang dikatakan gila.
Etiket Dalam Berpakaian
1. Menutup Aurat Bagian Tubuh
Saat ini banyak kita jumpai gadis dan wanita yang tidak menutup aurat dengan bajunya,
sehingga dapat memunculkan rangsangan kepada kaum laki-laki yang melihatnya. Ada
banyak pilihan pakaian yang tertutup dan sopan yang bisa digunakan tanpa mengurangi
kecantikan perempuan. Seharusnya pemerintah memberikan teguran dan hukuman bagi
orang-orang yang mengumbar tubuhnya.
2. Sesuai Dengan Tujuan, Situasi dan Kondisi Lingkungan
Jika ingin sekolah gunakanlah pakaian seragam sekolah, bukan pakaian untuk tidur (piyama),
renang, kerja, dan lain-lain. Apabila suhu di luar rumah sangat dingin, gunakanlah jaket yang
tebal, bukan memakai pakaian tipis.
3. Tampak Rapi, Bersih, Sehat, dan Ukurannya Pas
Pakaian yang dipakai sebaiknya pakaian yang telah dicuci bersih, disetrika rapi dan jika
dipakai tidak kebesaran maupun kekecilan. Pakaian yang kotor merupakan sarang penyakit
bagi kita diri sendiri maupun kepada oang lain yang ada di sekitarnya.
4. Tidak Mengganggu Orang Lain
Pakailah baju-baju yang biasa-biasa saja tidak mengganggu akivitas maupun kenyamanan
orang lain. Misalnya menggunakan gaun wanita dengan ekor puluhan meter sangat tidak
pantas jika kita gunakan di tempat seperti di bus umum.
5. Tidak Melanggar Hukum Negara dan Hukum Agama
Sebelum memakai pakaian ada baiknya diingat-ingat dulu hukum di dalam maupun di luar
negeri. Hindari memakai pakaian yang bertentangan dengan adat istiadat, hukum budaya
yang berlaku di tempat tersebut. Di mana bumi di pajak, di situ langit di junjung.
Sekian tulisan ini saya buat, jika ada yang mau ditambahkan silahkan ditambahkan melalui
fitur komentar di bawah ini.
Memang kita punya pendapat masing-masing dalam menggunakan busana, namun tidak ada
salahnya jika Tata Cara Dalam Berpakaian Yang Baik dan Sopan diatas bisa menjadi
masukan untuk kita semua agar bisa menjadi lebih baik lagi, semoga artikel diatas bisa
bermanfaat untuk kita semua,

A. Pakaian Dan Kehidupan


Sosial Di Indonesia pakaian merupakan ekspresi tentang gaya hidup dan
mencerminkan perbedaan status sosial. (Henk Schulte Nordholt:hal 1). Cara
seseorang memilih pakaian dapat mencerminkan status, martabat, hirarki,
gender, dan agama, yang mengandung makna simbolik. Barangkali ungkapan
klasik tentang kehormatan diri terletak pada kata-kata dan kehormatan raga
terletak pada pakaian, sangat tepat menggambarkan masalah ini. Pakaian
bukan sekadar menandai perbedaan dan kesamaan di dalam masyarakat, tapi
juga media untuk mengekspresikan sikap tertentu terhadap pengaruh-pengaruh
kebudayaan dan politik asing. Sejarah pakaian adalah sejarah tentang perebutan
panggung publik kekuasaan, pandangan sosial, politik, ideologi, dan bahkan
agama. Semua hal ini melekat-erat dalam pakaian baju, celana, sepatu, topi,
dompet, ikat pinggang, dan lainnya. Sadar atau tidak, pakaian telah membentuk
citra diri dan identitas setiap orang yang membedakan dengan yang lain.
Pakaian laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan karena jika dipandang
secara psikologis dapat dilihat bahwa laki-laki dan perempuan itu berbeda.
Perempuan cenderung tidak tertarik secara visual, sedangkan laki-laki sangat
mudah tertarik secara visual. Karena itu dalam hal ini banyak perempuan yang
tidak bisa mengerti kalau penampilannya akan sangat mempengaruhi laki-laki di
sekitarnya secara psikologis. Wajar sekali kalau bagi perempuan dalam urusan
ini banyak yang akan mengatakan, itu suatu kewajaran hanya pikiran orang
yang melihatnya saja, perempuan seperti ini sebenarnya tidak mempunyai
tujuan menggoda laki-laki sedangkan bagi laki-laki, perempuan sexy tersebut
menggoda bahkan kadang kala merangsang laki-laki. Memang betul bahwa
banyak laki-laki mempunyai pikiran kotor bahkan sebelum melihat si sexy, tetapi
tanpa ada pikiran tersebut pun penampilan perempuan yang terlalu terbuka
tidak bias dipastikan mengganggu para laki-laki. Sekali lagi itu terjadi karena
natur laki- laki yang mudah tertarik secara visual. Perempuan tidak bisa begitu
saja menyalahkan laki-laki akan ketertarikan atau keterangsangan laki- laki
kepada perempuan yang berpakaian minim tersebut. Sebaliknya, laki-laki juga
tidak bisa begitu saja menyalahkan penampilan perempuan yang agak terbuka
tersebut. Mereka mengenakan pakaian tersebut karena berbagai alasan,
misalnya:
1. Tuntutan sosial zaman.
Orang abad 19 akan menganggap kita yang mengenakan pakaian kemeja plus
rok tertutup selutut sebagai perempuan murahan karena zaman mereka orang
memang selalu menggunakan pakaian tertutup yang melebihi sekarang. Zaman
terus berubah, apa yang dulu dibilang terlalu terbuka makin lama makin biasa
dan tidak lagi terasa salah. Ukuran mengenai sopan tidak sopannya pakaian
berubah menurut masa dan relative berbeda-beda tiap pribadi. Selain itu,
sekalipun itu tidak boleh
mengikuti mentah-mentah perkembangan trend mode pakaian, namun secara
social trend mode pakaian ini tidak bisa begitu saja disingkirkan, atau

perkembangan psikologi dari perempuan tersebut bisa terganggu.(http://


asksophia.wordpress.com/2008/ 03/31/masalah-pakaian sexy)
2. Tuntutan Para Laki-laki.
Para pria lebih tertarik kepada perempuan sexy sehingga wanita sexy relatif
lebih mudah mendapatkan pasangan daripada perempuan berpenampilan
tertutup. Jadi wajar saja para
perempuan akhirnya juga secara tidak langsung terpaksa mengikuti tuntutan
tersebut. Demikian juga banyak laki-laki yang menuntut pasangannya untuk
berpenampilan menarik di depan banyak orang.Jadi ini adalah kesalahan para
laki-laki sendiri juga. http://asksophia.wordpress.com/2008/03/31/masalahpakaian-sexyB. Fungsi Pakaian
Pakaian berfungsi menutup tubuh,pakaian juga merupakan pernyataan
perlambangan seseorang dalam masyarakat. Sebab berpakaian merupakan
perwujudan dari sifat dasar manusia yang mempunyai rasa malu sehingga
berusaha selalu menutupi aurat. Dari sekian banyak ayat Al-Quran
yang berbicara tentang pakaian,dapat ditemukan paling tidak ada empat fungsi
pakaian:
a. Al-Quran surat Al-A'raf (7): 26
menjelaskan dua fungsi pakaian: Wahai putra putri Adam, sesungguhnya Kami
telah menurunkan kepada kamu pakaian yang menutup auratmu dan juga
(pakaian) bulu (untuk menjadi perhiasan), dan pakaian takwa itulah yang paling
baik.
Ayat ini setidaknya menjelaskan dua fungsi pakaian, yaitu penutup aurat dan
perhiasan.
b. Al-Quran surat Al-A'raf (7): 27
Wahai putra-putra Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan
sebagaimana ia (telah menipu orang tuamu Adam dan Hawa) sehingga ia telah
mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga. Ia menanggalkan pakaian
keduanya untuk memperlihatkan kepada keduanya aurat mereka berdua.
(QS Al-A'raf [7]: 27) berbicara tentang larangan mengikuti setan yang
menyebabkan terbukanya aurat orang tua manusia (Adam dan Hawa).
c. Al-Quran surat Al-A'raf (7): 31
memerintahkan memakai pakaian indah pada saat memasuki masjid.
d. Ayat 35 adalah kewajiban taat
kepada tuntunan Allah yang disampaikan oleh para rasul-Nya (tentu termasuk
tuntunan berpakaian).
Ini menunjukkan bahwa sejak dini Allah Swt telah mengilhami manusia sehingga
timbul dalam dirinya dorongan untuk berpakaian, bahkan kebutuhan untuk

berpakaian, seperti diisyaratkan oleh surat Thaha (20): 117-118, yang


mengingatkan Adam bahwa jika ia terusir dari surga karena setan, tentu ia akan
bersusah payah di dunia untuk mencari sandang, pangan,dan papan. Dorongan
tersebut diciptakan Allah dalam naluri manusia yang memiliki kesadaran
kemanusiaan. Itu sebabnya terlihat bahwa manusia primitif pun selalu menutupi
apa yang dinilainya sebagai aurat.
C. Etika Berpakaian Tangani
Gejala Sosial Pihak Berkuasa Tempatan (PBT) seluruh negara sebaiknya
membuat undang-undang untuk mengambil tindakan terhadap remaja yang
berpakaian kurang sopan atau mencolok mata di lembaga-lembaga pendidikan.
Beberapa lembaga menganggap itu menjadi suatu yang pantas untuk dilakukan.
Selain untuk mendidik remaja juga berfungsi memperkukuh jati diri agar tidak
ikut- ikutan dengan gaya, cara berpakaian dan trend negara Barat. http://
www.harakahdaily.net/
Dalam sebuah surat kabar melaporkan bahwa lembaga pendidikan perlu
menetapkan etika berpakaian. Presiden Persatuan Penggerak Pembangunan
Komuniti Malaysia (Macom), Norizan
Sharif, misalnya akan membuat definisi yang dimaksudkan sebagai pakaian tidak
sopan atau pakaian yang dilarang oleh Pemerintah. Persatuan Mahasiswa Islam
Universiti Putra Malaysia (PMIUPM) mendukung gagasan yang dibuat NGO itu.
PMIUPM melihat perkara yang dibuat itu sebagai sesuatu
yang penting dan perlu diteliti dan diambil tindakan PBT. Saat ini jika dilihat
corak berpakaian masyarakat Malaysia di lembaga- lembaga pendidikan
terutama di Bandar besar semakin rusak dan tidak sopan.
Banyak yang berpakaian mencolok mata sehingga menimbulkan masalah seperti
pelecehan terhadap kaum wanita dan pemerkosaan. Aturan berpakaian yang
dibentuk bertujuan mendukung cara berpakaian remaja saat ini. Tetapi jika
dilihat ini lebih ditekankan kepada usaha mewujudkan kesadaran bersama agar
setiap individu dalam masyarakat menghormati hak anggota masyarakat lain.
Seperti dibangkitkan oleh NGO, pembentukan aturan berpakaian itu juga penting
dari sudut bagi mengukuhkan jati diri dan gaya hidup di kalangan remaja. Jika
diperhatikan, kebanyakan remaja lebih terpengaruh dengan cara berpakaian
trend Negara Barat. Hal ini menimbulkan kekhawtiran
karena akan menghancurkan kebudayaan yang berkembang di negara Malaysia
pada khususnya.
Kepentingan mewujudkan peraturan berpakaian ini tidak boleh ditunda lagi.
PMIUPM juga melihat pewujudan etika berpakaian di lembaga pendidikan perlu
dan penting untuk ditekankan baik di
sekolah maupun Perguruan Tinggi. Justru, PMIUPM menyeru agar pihak yang
bertanggungjawab
memperteguhkan pelaksanaan etika berpakaian dan etika pergaulan demi
menyelamatkan generasi muda yang akan mewarisi negara ini. (Moh Hassan
Sukiman, Presiden Persatuan Mahasiswa Islam UPM)

D. Etika Berpakaian
Mahasiswa Di Universitas Negeri Malang Phenix (1964) dalam materi PKPT
Universitas Negeri alang 2005: menyatakan bahwa dunia etik itu termasuk
makna-makna moral yang mengekspresikan kewajiban, bentuk- bentuk
perseptual, atau kesadaran relasional. Djahiri (1992) dalam materi
PKPT Universitas Negeri Malang 2005: dalam materi PKPT Universitas Negeri
Malang 2005 memandang bahwa jika nilai dan moral menjadi ketetapan hati,
kemudian menjadi ketetapan
perbuatan, maka akan menjadi tugas dan kewajiban. Etika itu berkaitan dengan
dengan prinsip-prinsip baik buruk, benar salah, yang diterima oleh sekelompok
orang tertentu.Etika Perguruan Tinggi dengan demikian dapat diartikan sebagai
prinsip-prisip benar salah, baik buruk yang diterima
oleh komunitas Perguruan Tinggi. Salah satu etika yang dilaksanakan di
Universitas Negeri Malang adalah etika berpakaian. Pada saat PKPT (Pengenalan
Kehidupan Perguruan Tinggi) telah disampaikan tata cara berpakaian di
lingkungan kampus.
(Semiawan, 1984) dalam materi PKPT Universitas Negeri Malang 2005:
Menyatakan bahwa Potongan baju, warna, dan dandanan seseorang akan
menggambarkan dan memberi ciri-ciri
khusus terhadap penampilan lahiriah seseorang. Memakai pakaian yang sopan
dan cocok dengan tempat, situasi, dan waktu akan menunjukkan bahwa
seseorang itu mempunyai tatakrama. Pergi kuliah hendaknya mengenakan
pakaian yang potongannya sopan, dan dari bahan yang tidak mewah. Selain itu
juga perlu diperhatikan kombinasi warna, ukuran, potongan pakaian, sehingga
itu pantas untuk digunakan karena akan terlihat bersih, rapi, sopan, sederhana.
Bersih rapi dan sopan dalam
berpakaian akan memberi nilai tambah tersendiri bagi penampilan seseorang.
Pakaian membawa kesan pertama yang dilihat seseorang dan merupakan
penentu penilaian seseorang.

Anda mungkin juga menyukai