Anda di halaman 1dari 3

Sublimasi merupakan cara yang digunakan untuk pemurnian senyawa senyawa organic

yang berbentuk padatan.pemanasan yang dilakukan tehadap senyawa organic akan


menyebabkan terjadinya perubahan sebagai berikut: apabila zat tersebut pada suhu kamar
berada dalam keadaan padat, pada tekanan tertentu zat tersebut akan meleleh kemudian
mendidih. Disini terjadi perubahan fase dari padat ke cair lalu kefase gas. Apabila zat tersebut
pada suhu kamar berada dalam keadaan cair. Pada tekanan dan temperature tertentu (pada
titik didihnya) akan berubah menjadi fase gas. Apabila zat tersebut pada suhu kamar berada
dalam keadaan padat, pada tekanan dan temperature tertentu akan lansung berubah menjadi
fase gas tanpa melalui fase cair terlebih dahulu. Zat padat sebagai hasil reaksi biasanya
bercampur dengan zat padat lain. Oleh karena itu, untuk mendapatkan zat-zat padat yang kita
inginkan, perlu dimurnikan terlebih dahulu. Prinsip proses ini adalah perbedaan kelarutan zat
pengotornya. Rekristalisai dapat dilakukan dengan cara melarutkan cuplikan kedalam pelarut
yang sesuai (Underwood,2002:169).
Prinsip dasar dari proses rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang
dimurnikan dengan zat pengotornya. Syarat syarat pelarut yang sesuai adalah : pelarut tidak
bereaksi dengan zat yang dilarutkan, pelarut hanya dapat melarutkan zat yang akan
dimurnikan dan tidak melarutkan zat pencemarnya. Titik didih pelarut harus lebih rendah dari
titik leleh zat yang akan dimurnikan agar zat tersebut tidak terurai (kotz,2006:435-436).
Kristal dapat digolongkan berdasarkan sifat ikatan antara atom-atom, ion-ion atau
molekul-molekul yang menyusunnya. Dan penggolongan seperti ini akan sangat berguna.
Pengolongan ini akan sangat berguna. Penggolongan ini akan lebih mendasar menggunakan
jumlah dan jenis unsure semestinya (symmetry element). Bila hasil rotasi, pantulan atau
inverse suatu benda dapat dengan tepat disuspensi pada benda asalnya, maka struktur itu
dikatakan mengandung unsure seperti simetri tertentu sumbu rotasi, bidang pantulan
(cermin),atau titik pusat (pusat inverse).operasi simetri ini dapat diterapkan pada bentukbentuk geometris, pada siatu benda fisis atau stuktur molekul (Oxtoby,2001:165).
Titik leleh suatu zat adalah temperature pada fase padat dan cair ada dalam
kesetimbangan. Jika kesetimbangan semacam ini diganggu dengan menambahkan atau
menarik energy panas, sistemakan berubah bentuk lebih banyak zat cair atau lebih banyak zat
padat. Namun temperature akan tetap pada titik leleh selama fase itu masih ada perubahan
dari cair menjadi padat disebut pembekuan dan proses kebalikannya disebut pelelehan atau
peleburan. Titik leleh suatu padatan sama dengan titik beku suatu cairan (Chang, 2004:391).
Naftalena (C10H8) merupakan senyawa murni pertama yang diperoleh dari fiksasi
didih lebih tinggi dari batu bara. Naftalen mudah di isolasi karena senyawa ini menyublim
dari gas sebagai padatan Kristal tak bewarna yang indah, dengan titik leleh 800C. naftalen
merupakan molekul planar dengan dua cincin benzene yang berfusi (bergabung). Sedangkan
naftol merupakan senyawa yang mempunyai struktur yang mirip atau hampir sama dengan
naftalen kecuali ada gugus OH yang berada pada struktur naftol sehingga naftalena dan naftol
bukan senyawa yang sama melainkan senyawa yang berbeda. Untuk memisahkan kedua
senyawa ini, metode ekstraksi tidak dapat langsung digunakan melainkan salah satu senyawa

tersebut harus ditransformasi menjadi ion sehingga mempunyai kelarutan berbeda


(Hart,2003;145-146).
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam
suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan
titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan
(Nisa halimah.2009).
Adsorpsi (penyerapan suatu peruses pemisahan dimana komponen dari suatu fase fluida
berpindah kepermukaan zat padat yang menyerap (adsorben). Biasanya partikel-partikel kecil
zat penyerap dan zat yang diserap sehingga tidak mungkin terjadi proses yang bolak balik
(Prawira,2008;21).

http://kusnandini.wordpress.com/2011/04/30/pemisahan-dan-pemurnian-zatpadat/

Ada berbagai cara yang dapat dugunakan untuk memisahkan suatu zat dari campurannya,
yaitu cara destilasi, ekstraksi pelarut dan resin penukar ion. Destilasi adalah proses perubahan
fasa cair menjadi fasa uap atau gas dengan pendidihan, kemudian gas tersebut mengembun
akibat pendinginan. Dasar penting dalam destilasi adalah tekanan uap, yaitu suatu sifat fisika
dari zat cair yang bergantung pada suhu. Ekstraksi pelarut yaitu proses pemisahan dengan
menggunakan minimal dua pelarut yang tidak saling bercampur (Suhendra, 2007:1-3).
Dasar pemisahan dengan destilasi adalah perbedaan titik didih dua campuran atau lebih. Jika
campuran dipanaskan, maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap
terlebih dahulu. Dengan mengatur suhu secara cermat, maka kita dapat menguapkan dan
kemudian mengembunkan komponen demi komponen secara bertahap. Pengembunan terjadi
dengan mengalirkan uap ke tabung pendingin. Bila campuran mengandung komponen lebih
dari dua, maka penguapan dan pengembunan dilakukan bertahap sesuai dengan jumlah
komponen itu, dimulai dari titik didihnya yang paling rendah. Akan tetapi pemisahan
campuran ini sulit dan biasanya hasil yang didapat sedikit tercampur komponen lain yang
titik didihnya berdekatan (Syukri, 1999:16).
Pada proses destilasi yang sederhana dapat dicontohkan dalam pemisahan natrium klorida
dan air misalnya. Maka disini solven yang mudah menguap dari suatu larutan, kemudian
dikondisikan untuk mendapat cairan murni. Bila proses ini dilanjutkan, akhirnya semua
solven dihilangkan sehingga hanya tinggal solute padatnya saja. Suatu cara yang digunakan
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik disebut destilasi bertingkat (James, 2000:68).
Untuk menganalisa komposisi dari suatu sampel yang dianggap sebagai suatu campuran,
maka harus memisahkan/membagi komponen-komponennya dan mengidentifikasi zat
tunggal yang muncul. Cara filtrasi digunakan ketika zat-zat penyusunnya/campuran filtrasi

memiliki perbedaan dalam daya kelarutan (solubility). Zat-zat sampel akan memisah dari
campuran (pelarut) dan selanjutnya mengalir melalui suatu saluran halus, yaitu filter. Zat
yang dapat larut, dilarutkan dalam air dan difilter. Cara ini bisa digunakan untuk memisahkan
gula dari pasir. Karena gula pasir dapat larut dalam air, sedangkan pasir tidak dapat larut
dalam air (Atkins dan Jones, 1997:23-25).

Anda mungkin juga menyukai