Anda di halaman 1dari 21

0

KASUS
KEHAMILAN ABDOMINAL

DISUSUN OLEH :
HUSEIKHA VELAYAZULFAHD
030.08.122

PEMBIMBING : dr. RONALD LATUASAN, Sp. OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN


RUMAH SAKIT UMUM BUDHI ASIH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
PERIODE 26 AGUSTUS 2 NOVEMBER 2013

BAB I
STATUS PASIEN
1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. A

Umur : 19 tahun

JK

: Perempuan

TTL

: Jakarta, 13/09/1994

Agama : Islam

Alamat : Jalan Rawa Kuning RT/RW 08/02, Pulo Gebang Cakung

No RM : 89 71 75

Tanggal masuk RS : 26/09/2013


2. ANAMNESIS
Autoanamnesis pada tanggal 29 September 2013 pada pukul 07.30
A. Keluhan Utama
Nyeri perut sejak 1 hari SMRS
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD Rumah Sakit Budhi Asih dengan rujukan dari Rumah Sakit
Citra Harapan atas alasan biaya, dengan keluhan nyeri perut sejak 1 hari SMRS.
Nyeri perut muncul tiba-tiba pada perut bagian bawah kiri dan kanan secara terus
menerus seperti kram. Disertai dengan perdarahan dari jalan lahir sejak 1 hari SMRS,
awalnya sedikit berwarna merah kehitaman, hari ini perdarahan bertambah banyak.
HPHT 26/08/13. Pasien juga merasa mual sejak 1 minggu SMRS, tidak muntah.

C. Riwayat Penyakit Dahulu


Diabetes Mellitus (-), hipertensi (-), penyakit jantung (-), penyakit ginjal (-), asma
(-), alergi (-)

D. Riwayat Operasi
Operasi section caesarea 2 tahun yang lalu atas indikasi panggul sempit
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Diabetes Mellitus (-), hipertensi (-), penyakit jantung (-), penyakit ginjal (-), asma
(-), alergi (-)
F. Riwayat Menstruasi dan Ginekologi
a. Haid pertama
: 13 tahun
b. Siklus haid
: 30 hari
c. Durasi haid
: 7 hari
d. Volume haid
: 2-3 kali ganti pembalut dalam 1 hari
e. Dismenorea
: tidak ada
f. HPHT
: 26/08/13
g. Riwayat keputihan
: tidak ada
G. Riwayat Obstetrik
Menikah 1 kali tahun 2011 pada saat pasien berusia 16 tahun. Lamanya menikah
sudah 3 tahun.
Riwayat kehamilan lalu:
1. Perempuan , 2 tahun, hamil cukup bulan, berat lahir 3200 gram, operasi S.C.
atas indikasi panggul sempit.
2. Hamil ini.
H. Riwayat KB
Pasien belum pernah memakai KB
I. Riwayat Antenatal Care
Pasien sudah tes kehamilan di RS Citra Harapan tadi pagi (26/09/13) dan
dinyatakan (+), pemeriksaan USG juga telah dilakukan dan dinyatakan Kehamilan
ektopik terganggu.
J. Riwayat Kebiasaan
Merokok (-), Alkohol (-), Narkoba (-).
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan Umum

: Tampak sakit berat

Kesadaran

: Compos mentis

Tekanan Darah

:120/80 mmHg

Frekuensi Nadi

: 100 x/menit

Frekuensi Respirasi

: 20 x/menit

Suhu

: 36,8oC

B. Pemeriksaan Generalisata
Kepala :
Bentuk dan ukuran

: Normocephali

Rambut dan kulit kepala

: Hitam, distribusi merata, dan tidak mudah dicabut

Mata

: konjungtiva pucat,
sclera tidak ikterik, reflek cahaya langsung +/+,
reflek cahaya tidak langsung +/+.

Telinga

: Normotia, tidak tampak serumen dan tidak tampak


sekret.

Hidung

: Tidak ada deformitas, septum deviasi (-), sekret (-)

Bibir

: Tidak kering, tidak sianosis

Mulut

: Stomatitis (-), mukosa mulut tidak kering, gigi


geligi lengkap

Lidah

: tidak kotor,

Faring

: tidak hiperemis

Leher

: KGB dan kelenjar tiroid tidak teraba membesar

Toraks:
Mammae

: Simetris, tidak bengkak

Paru

: Suara nafas vesikuler di kedua lapang paru, ronkhi -/-,


wheezing -/-

Jantung

: BJ I normal, BJ II normal, regular, tidak ada splitting, tidak


ada murmur, tidak ada gallop

Abdomen:

Inspeksi

: datar

Palpasi

: ada nyeri tekan

Perkusi

: Timpani , shifting dulnes (-)

Auskultasi

: bising usus (+) normal

Anggota gerak

: atas

: akral hangat, deformitas (-),oedem (-)

bawah : akral hangat, deformitas (-),oedem (-)


C. Status Obstetri
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : perut tidak tampak membuncit, linea nigra (-), striae gravidarum (-)
Palpasi

: nyeri tekan pada abdomen bagian bawah kiri dan kanan, hepar dan lien
tidak teraba.

Auskultasi: Bising usus (+) 3x/menit


Pemeriksaan Genital
Inspeksi

: Vulva, uretra dan vagina dalam keadaan tenang.

Inspekulo

: Tidak dilakukan

VT

: Tidak dilakukan

D. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil Lab tanggal 26/09/ 2013 15.14
Pemeriksaan darah rutin
Leukosit

: 10.300 u/l

(3.600-11.000)

Hemoglobin

: 9.2 g/dL

(11,7-15,5)

Hematokrit

: 27 %

(35-47)

Trombosit

: 365.000 u/l (154.000-386.000)

Faal Hemostasis
Waktu Perdarahan

: 2 menit

(1-6)

Waktu Pembekuan

: 10 menit

(5-15)

Gravindex test (+)

b. USG TV
Uterus sedikit lebih besar dari normal
Cavum uteri kosong
Cairan bebas (+)

E. Resume
Pasien seorang wanita umur 19 tahun datang dengan keluhan nyeri perut sejak 1 hari
SMRS. Nyeri perut muncul tiba-tiba pada abdomen kuadran bawah kanan dan kiri secara
terus menerus seperti kram. Disertai perdarahan pervaginam 1 hari SMRS, awalnya sedikit
berwarna merah kehitaman, hari ini perdarahan bertambah banyak. HPHT 26/08/13. Diserati
mual sejak 1 minggu SMRS.
Pada pemeriksaan didapatkan konjungtiva pucat, abdomen tidak tampak membuncit,
didapatkan nyeri tekan pada kuadran abdomen bawah kanan dan kiri, Pemeriksaan
laboratorium menunjukkan adanya anemia, gravindex test menunjukkan pasien hamil.
Pemeriksaan USG menunjukkan adanya cairan bebas intra abdomen.

F. Diagnosis
Diagnosis: G2P1A0, 19 tahun, hamil 4 minggu, suspek KET

G. Penatalaksanaan
Laparotomi Eksplorasi Cito
Laporan operasi
Waktu operasi
Ahli Bedah
Diagnosa pre-op
Diagnosa post-op

: 26 September 2013, pukul 15.30


: dr. Eddi Junaidi, SpOG, SH, Mkes
: G2P1A0, KET
: Kehamilan abdominal

Tindakan operasi

- Dilakukan tindakan asepsis dan antisepstik pada daerah abdomen dan sekitarnya
- Dilakukan insisi Pfannenstiel +- 10 cm di dinding abdomen
- Stelah peritoneum dibuka tampak bekuan darah +- 250 cc mengisi sampai cavum
Douglas
- Dilakukan eksplorasi uterus, tuba dan ovarium dalam batas normal. Tidak ditemukan
kehamilan pada luka adneksa
- Saat di eksplorasi lanjut tampak massa bekuan darah menempel pada usus dan rectum
serta dinding belakang uterus
- Kesan: kehamilan abdominal
- Diputuskan untuk mengeluarkan bekuan darah semaksimal mungkin
- Banyak perdarahan kecil-kecil pada dinding usus dan rectum dipasang spongostan
perdarahan berkurang
- Tutup dinding abdomen lapis demi lapis dan dipasang drain.

H. Follow Up

TGL
26/09

Subjective
-Nyeri perut

/13

-Perdarahan

tahun, hamil 4 cito

15.14

dari jalan lahir

minggu, KET

26/09

Operasi selesai

/13
16.45

Objective
Hemoglobin : 9.2 g/dL

Pasien sadar
TD: 123/75
Nadi: 120 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 37C
Sp02: 100%
Terpasang drain

Assesment
P
G2P1A0,
19 Laparotomi eksplorasi

P1A1,19

tahun, Awasi tanda-tanda

post laparotomi vital


eksplorasi

Awasi tanda-tanda

Kehamilan
abdominal

perdarahan
IVFD RL:D5=2:1
30 tpm
Evaluasi drain dan Hb
Th/Amoxicillin 3x500
Metronidazol 3x500
Asam Mefenamat

26/09

Os dikirim ke

/13

ruang

18.00

perawatan Lt 8
barat

Kes: CM
TD: 110/60
Nadi: 96 x/menit

P1A1,19

3x500
tahun, Cek darah rutin post

post laparotomi operasi


eksplorasi

Leukosit:

11.700

u/l Kehamilan

(3.600-11.000)
Hemoglobin

abdominal

:7.9 g/dL

(11,7-15,5)
Hematokrit

: 26 %

(35-47)
Trombosit:220.000u/l(1
54.000-386.000)

27/09

Tidak ada

/13

keluhan

Kes: CM
TD: 120/90
Nadi: 80 x/menit
RR: 18 x/menit
Suhu: 36.1C
Konjungtiva pucat
Sklera tidak ikterik

P1A1,19

tahun, Th/

post laparotomi Amoxicillin 3x500


eksplorasi

Metronidazol 3x500

Kehamilan
abdominal

Asam Mefenamat
3x500

Drain: darah 10cc


28/09

Tidak ada

/13

keluhan

Kes: CM
TD: 120/80
Nadi: 80 x/menit

P1A1,19

tahun, Th/

post laparotomi Amoxicillin 3x500

I. Prognosis
Ad Vitam
Ad Fungsionam
Ad Sanationam

: Ad Bonam
: Ad Bonam
: Dubia ad bonam

BAB II
ANALISA KASUS

Pada pasien ini, wanita G2P1A0, 19 tahun, hamil 4 minggu, suspek KET. Diagnosis tersebut
ditegakkan berdasarkaan :
I.

Anamnesis
Usia kehamilan pasien saat ini sesuai dengan HPHT yaitu 26 Agustus 2013 adalah 4
minggu
Pada pasien diketahui keluhan

Nyeri perut sejak 1 hari SMRS, muncul tiba-tiba, di kuadran bawah kanan dan
kiri.
Disertai perdarahan pervaginam berwarna merah kehitaman sejak 1 hari SMRS
Mual sejak 1 minggu SMRS
Hal ini sesuai dengan gejala klinis kehamilan ektopik terganggu, nyeri perut
merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Nyeri perut yang muncul
tiba-tiba pada kuadran bawah kanan dan kiri dapat menunjukkan terjadinya perdarahan
yang berasal dari organ reproduksi. Pada kehamilan ektopik perdarahan ini terjadi akibat
implantasi gestasi yang tidak pada tempatnya. Perdarahan dapat berlangsung terus
menerus sehingga pasien mengalami anemia bahkan dapat jatuh dalam keadaan syok.
Perdarahan pervaginam merupakan tanda penting kedua pada kehamilan ektopik
terganggu. Hal ini menunjukkan kematian janin, dan berasal dari kavum uteri karena
pelepasan desidua. Perdarahan dari uterus biasanya tidak banyak dan berwarna coklat tua.
Perdarahan ini menandakan gangguan pembentukan HCG.
Pada kehamilan ektopik biasanya terdapat gejala-gejala kehamilan muda.
Kehamilan sering ditandai oleh gangguan pencernaan yang berupa mual dan muntah.
Mual dengan atau tanpa muntah pada pagi hari sering disebut dengan morning sickness.
Gejala ini sering dimulai pada usia kehamilan 6 minggu. Wanita yang sedang
hamil muda mengalami mual disebabkan adanya adaptasi hormon. Proses pembentukan
placenta menimbulkan peningkatan HCG (Hormone Chorionic Gonadotropin). Setelah
placenta terbentuk dengan baik maka HCG menurun. Kadar HCG yang turun dapat
mengurangi rasa mual.
II.

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan:
Konjungtiva pucat
Nyeri tekan abdomen kuadran bawah kanan kiri
Konjungtiva pucat dan nyeri tekan abdomen mendukung bahwa sedang berlangsung
perdarahan intra abdomen. Perdarahan abdomen akan merangsang peritoneum visceral
sehingga menimbulkan nyeri.

10

III.

Pemeriksaan Penunjang
Dari pemeriksaan penunjang didapatkan:
Anemia (Hb 9.2 g/dl)
Test Gravindex (+)
USG TV:
Uterus sedikit lebih besar dari normal
Cavum uteri kosong
Cairan bebas (+)

PENATALAKSANAAN
-

Terapi perbaikan keadaan umum

Memberikan konseling dan membuat persetujuan / penolakan tindakan

Operasi laparotomi eksplorasi (salpingostomi, salpingektomi, evakuasi perdarahan,


menghentikan sumber perdarahan, ambil bagian biopsi.

Pasca bedah, pengawasan tanda-tanda vital, tanda-tanda perdarahan. Pemberian antibiotik


dan analgetik

PROGNOSIS
Prognosis pada kehamilan abdominal tergantung dari kecepatan menegakkan
diagnosis dan pelaksanaan tindakan. Pada pasien ini:
Ad vitam: Ad Bonam, Penegakan diagnosis cepat dan diikuti dengan tindakan
operatif yang responsive sehingga perdarahan dapat dihentikan.
Ad fungtionam: Ad Bonam, pada operasi didapatkan tuba dan ovarium dalam batas
normal. Tidak ditemukan kehamilan pada luka adneksa sehingga fungsi reproduktif pasien

11

ini tidak terganggu. Fungsi pencernaan baik karena perdarahan pada dinding usus dan
rectum dapat dikendalikan.
Ad sanationam: Dubia Ad Bonam, kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik
berulang adalah 0-14.6 %.

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Kehamilan ekstrauterin di mana konsepsi berkembang dalam rongga perut setelah
keluar fimbriae dari ujung tuba falopi atau melalui defek pada tuba fallopi/rahim. Plasenta
bisa tertanam pada lapisan peritoneum atau visceral abdomen. Kehamilan abdomen bisa
dicurigai saat perut sudah membesar namun rahim tetap kecil untuk usia kehamilan.

12

Kehamilan abdomen terjadi 2% dari kehamilan ektopik dan 0,01% dari seluruh kehamilan.
Kejadian kehamilan abdominal adalah satu dari 8000 kelahiran. Kondisi ini merupakan
penyebab kematian perinatal terbanyak, sedangakan kasus kematian ibu sekitar 6%. Karena
kehamilan abdomen sangat jarang ditemukan, kasusnya tidak dapat diduga, dan diagnosis
sering tertunda. USG atau x-ray menunjukkan visualisasi gas dalam usus ibu bawah janin
merupakan diagnosis yang mengarah kehamilan abdominal. Operasi pengangkatan plasenta,
kantung, dan embrio diperlukan jika melekat pada bagian posterior dari tuba fallopi,
ovarium, ligamentum latum, atau uterus. Prosedur ini sering dipersulit oleh perdarahan
masif, karena plasenta cenderung untuk menempel erat pada peritoneum dan usus,
pengangkatan lengkap jarang dilakukan karena plasenta bisa diserap tubuh sehingga tidak
menjadi masalah. Kelanjutan dari pasca operasi antara lain tertinggalnya jaringan plasenta,
infeksi, perdarahan terus menerus dan sterilitas.1,2,3
B. ETIOLOGI
Dalam sebagian besar kasus, kehamilan abdominal yang terjadi merupakan akibat dari
implantasi sekunder dari suatu kehamilan tuba yang pecah. Jarang sekali dijumpai
kehamilan abdominal primer langsung dari kavum abdomen.1,2,3,4,5,6
Kehamilan ektopik biasanya disebabkan oleh terjadinya hambatan pada perjalanan sel telur,
dari indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Pada kasus yang jarang, kehamilan ektopik
disebabkan oleh terjadinya perpindahan sel telur dari indung telur sisi yang satu, masuk ke
saluran telur sisi seberangnya.2,6,7
Berdasar etiologinya kehamilan abdominal terbagi dua, yaitu:
(1) Kehamilan abdominal primer; Terjadi apabila ovum difertilisasi dan berimplantasi
langsung dikavum abdomen. Studdiford (1942) membuat suatu kriteria untuk memastikan
kehamilan abdominal primer, yaitu tuba dan ovum normal tanpa dijumpai bekas trauma,
tidak dijumpai adanya fistula uteroplasenta, dan hasil konsepsi benar-benar murni melengket
di permukaaan peritoneal.
(2) Kehamilan abdominal sekunder; Ini terjadi bila fetus keluar dari tempat inplantasi
primernya melalui suatu robekan ataupun melalui ujung fimbria dan berimplantasi di kavum
abdomen. Sebagian besar kehamilan abdominal merupakan jenis ini.

13

C. FAKTOR RISIKO
1. Infeksi dan kerusakan tuba
Pada pasien dengan kerusakan tuba memiliki kemungkinan 3,5 kali mengalami kehamilan
ektopik. Gangguan tuba biasanya disebabkan oleh infeksi pelvis.
2. Salpingitis isthmica nodosa
Adalah suatu gangguan berupa penebalan pada bagian proksimal tubafalopi dengan
divertikula luminal multiple. Patologi ini meningkatkan kemungkinan kehamilan ektopik
52% lebih tinggi.
3. Kelainan zigot
Yaitu kelainan kromosom dan malformasi.
4. Faktor ovarium
Yaitu migrasi luar ovum (perjalanan ovum dari ovarium kanan ke tuba kiri atau sebaliknya),
pembesaran ovarium dan unextruded ovum.
5. Merokok
Pasien merokok memiliki peningkatan kemungkinan kehamilan ektopik, diduga disebabkan
oleh adanya gangguan imunitas sehingga mudah terkena infeksi pelvis.
6. Penggunaan hormon eksogen (estrogen) seperti pada kontrasepsi oral, IUD, sterilisasi tuba
dengan elektrokoagulasi meningkatkan kemungkinan untuk kehamilan ektopik. Sedangkan
kontrasepsi barrier menurunkan kemungkinan untuk kehamilan ektopik dengan menurunkan
kemungkinan infeksi pelvis.
7. Riwayat menderita kehamilan ektopik sebelumnya
8. Riwayat operasi tuba
9. Endometriosis
10. Cacat bawaan (abnormalitas kongenital) dari saluran telur
D. PATOFISIOLOGI
Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi
dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu saat kebutuhan embrio dalam tuba
tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba itu. Ada beberapa
kemungkinan akibat dari hal ini yaitu :2,4,6

14

1. Kemungkinan tubal abortion, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke ujung distal
(fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya terjadi pada kehamilan ampulla,
darah yang keluar dan kemudian masuk ke rongga peritoneum biasanya tidak begitu banyak
karena dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba.
2. Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat dari distensi
berlebihan tuba.
3. Faktor abortus ke dalam lumen tuba. Ruptur dinding tuba sering terjadi bila ovum
berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan muda. Ruptur dapat terjadi secara
spontan atau karena trauma koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi
perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit hingga banyak, sampai
menimbulkan syok dan kematian.
E. MANIFESTASI KLINIK
Trias gejala klinis hamil ektopik terganggu sebagai berikut :
1. Amenorea. Lamanya amenorea bervariasi dari beberapa hari sampai beberapa bulan.
Dengan aminorea dapat dijumpai tanda-tanda hamil muda, yaitu morning sickness, mual
atau muntah, terjadi perasaan ngidam. Biasanya darah berwarna gelap kecoklatan dan
keluarnya intermitten atapun kontinyu.
2. Terjadi nyeri abdomen.
Nyeri abdomen disebabkan oleh kehamilan tuba yang pecah. Timbunan darah menimbulkan
iritasi dan manifestasi rasa nyeri, darah dalam ruangan perut tidak berfungsi dan
menyebabkan pasien tampak pucat (anemia), TD turun sampai shock, bagian ujung-ujung
anggota badan terasa dingin, perut kembung karena darah. Nyeri dapat menjalar keseluruh
abdomen bergantung pada perdarahan di dalamnya. Bila rangsangan darah dalam abdomen
mencapai diafragma, dapat terjadi nyeri di daerah bahu. Bila darahnya membentuk
hematokel (timbunan di daerah kavum douglas) akan terjadi rasa nyeri di bagian bawah dan
saat devekasi.
3. Perdarahan.
Terjadinya abortus atau ruptura kehamilan tuba menimbulkan perdarahan kedalam kavum
abdomen dalam jumlah yang bervariasi. Darah yang tertimbun dalam kavum abdomen tidak
berfungsi sehingga terjadi gangguan dalam sirkulasi umum yang menyebabkan frekuensi

15

nadi meningkat, tekanan darah menurun, hingga shock. Hilangnya darah dari peredaran
darah umum mengakibatkan penderita tampak anemis, daerah ujung ekstremitas dingin,
berkeringat dingin, kesadaran menurun, dan pada abdomen terdapat timbunan darah.
Gejala-gejala kehamilan ektopik lainnya :1,3,5,6
1. Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digerakkan,nyeri pada perabaan
dan kavum douglas menonjol karena ada bekuan darah.
2. Pleuritic chest pain, bisa terjadi akibat iritasi diafragma akibat perdarahan
3. Perubahan uterus
Uterus dapat tumbuh membesar pada 3 bulan pertama akibat hormone yang dilepaskan
plasenta. Uterus dapat terdesak ke sisi yang berlawanan dengan masa ektopik
4. Tekanan darah normal
Kecuali bila terjadi ruptur, perubahan yang terjadi antara lain adanya peningkatan ringan,
respon vasovagal seperti bradikardi dan hipertensi ataupun penurunan tensi tajam disertai
peningkatan nadi bila perdarahan terus berlangsung dan hipovolemia
5. Temperatur
Setelah perdarahan akut suhu tubuh dapat turun atau meningkat > 38Cbila terjadi infeksi.
Gejala
Amenorrhea
Nyeri perut
Mual & muntah
Malaise
Nyeri pada gerakan janin
Perdarahan uterus abnormal

F. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
-

Nyeri perut

Terlambat haid

Perdarahan pervaginam

pingsan

2. Pemeriksaan Fisik

Rahman
(1982)
100
70
40
40
-

%
Delke
(1982)
100
100
40
70

Costa
(1991)
79
20
20
48
31

16

Tanda-tanda syok hipovolemik

Tanda-tanda akut abdomen (tegang bagian bawah perut, nyeri tekan, cairan bebas intra
abdomen)

Ditemukan janin dalam letak tidak normal

Tes oksitosin
VT :

Fluxus (+)

Portio lembut, nyeri goyang & putar (slinger pain)

Adnexa massa konsistensi lunak keras, ada nyeri tekan

CD menonjol & fluktuasi (cairan) hematokel

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit serial tiap satu jam menunjukkan penurunan kadar
Hb akibat perdarahan.
Adanya leukositosis ( dapat mencapai > 30.000/L).
Urinary Pregnancy Test, dengan metode inhibisi aglutinasi hanya menunjukkan positif pada
kehamilan ektopik sebesar 50-69%.
Serum -hCG assay.
Serum progesteron, pada kehamilan ektopik, kadarnya lebih rendah dibanding kehamilan
normal intrauterin. Kadar < 5 mg/L menunjukkan kemungkinan besar adanya kehamilan
abnormal.
Kuldosintesis bila hasil aspirasi dari kavum douglas didapatkan jendalan darah dan darah
apapun penyebabnya.
b. Ultrasound Imaging
USG abdominal, kehamilan tuba sulit dideteksi dengan metode ini.
USG vaginal, untuk mendeteksi letak gestational sac. Pada usia kehamilan 6 minggu, bila
tidak dijumpai gestational sac maka bisa dicurigai kehamilan ektopik.
Color and Pulsed Doppler Ultrasound, untuk mengidentifikasi karakteristik warna vaskular,
apakah terletak di intrauterine atau ekstrauterine.
c. Kombinasi Serum -hCG dan Sonography

17

Peningkatan serum hCG> 2000 mIU/mL disertai gestational sac intrauterine yang tidak
dapat diidentifikasi, kemungkinan adanya kehamilan ekstrauterine sangat besar.
d. Laparoskopi
Merupakan gold standar untuk mendiagnosis kehamilan ektopik. Laparoskopi dilakukan jika
dengan pemeriksaan lain diagnosis kehamilan ektopik masih belum dapat ditegakkan.
Dengan metode ini tuba falopi dan ovarium dapat tervisualisasi dengan baik.
Akhan dkk. (1990) membuat suatu kriteria untuk kehamilan abdominal, adalah
sebagai berikut: 4,8
-

Tampak janin terpisah dari uterus.

Tidak terlihatnya dinding uterus antara janin dan kandung kemih.

Jarak antara bagian-bagian janin dengan dinding abdomen yang sangat dekat.

Posisi yang tidak wajar (janin terhadap uterus), sikap janin yang tidak wajar, dan dijumpai
plasenta di ekstra uterin.

Yang paling baik sebenarnya pada USG kehamilan abdominal adalah dijumpai kantong
gestasi atau janin di luar kavum uteri 1,9

G. PENATALAKSANAAN4,5,8
-

Terapi perbaikan keadaan umum

Memberikan konseling dan membuat persetujuan / penolakan tindakan

Operasi laparotomi eksplorasi (salpingostomi, salpingektomi, wedge resection konus uterus,


ooforektomi, ambil bagian biopsi gangguan lain

Pasca bedah, pengawasan tanda-tanda vital, tanda-tanda perdarahan. Pemberian antibiotik


dan analgetik

H. KOMPLIKASI8
1. Jaringan tropoblastik persisten
2. Kehamilan ektopik persisten. Merupakan komplikasi yang tersering
I. PROGNOSIS
Tergantung kecepatan diagnosis dan penanganan.

18

19

BAB III
KESIMPULAN
Kehamilan ternyata tidak selalu berada di dalam rongga rahim atau kavum uteri,
terdapat pula kehamilan yang berada di luar rahim yang disebut sebagai kehamilan ektopik.
Kehamilan ektopik merupakan suatu kegawatdaruratan di bidang obstetri dan ginekologi.
Gejala dan tanda klinis yang terlihat juga tergantung dari lokasi tumbuh dan berkembangnya
embrio. Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah adanya rasa nyeri pada daerah perut.
Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya embrio. Misalnya,
bila terjadi kehamilan tuba, komplikasi yang tersering adalah pecahnya tuba falopii. Terapi
umumnya berupa tindakan pembedahan. Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG
(kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus menandakan masih adanya
jaringan ektopik yang belum terangkat.
Kehamilan ektopik lanjut merupakan kehamilan ektopik dimana janin dapat tumbuh
terus karena mendapat cukup zat-zat makanan dan oksigen dari plasenta yang meluaskan
implantasinya ke jaringan sekitar misalnya ligamentum latum, uterus, dasar panggul, usus
dan sebagainya. Kehamilan ektopik lanjut biasanya terjadi sekunder dari kehamilan tuba
yang mengalami abortus atau ruptur dan janin dikeluarkan dari tuba dalam keadaan masih
diselubungi oleh kantung ketuban dengan plasenta masih utuh yang akan terus tumbuh di
tempat implantasi barunya.

20

DAFTAR PUSTAKA
1. Joseph HK, M. Nugroho S. 2010. Catatan Kuliah GINEKOLOGI DANOBSTETRI
(OBSGYN ). Yogyakarta : Nuha Medika
2. Wiknjosastro, Prof. Dr. Hanifa,SpOG. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT.Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
3. Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : MediaAesculapius
4. Manuaba, Prof. Dr. Ida Bagus Gede, SpOG. 1998. Memahami KesehatanReproduksi
Wanita. Jakarta : Arcan
5. Kusmiyati, Yuni, S.ST. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil).Yogyakarta:
FitramayaSuryasaputra Manuaba, dr. I.A Sri Kusuma Dewi. 2006. Buku AjarGinekologi
Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : EGC
6. Kehamilan Ektopik Lanjut. Diunduh dari : www.scribd.com. 28 Maret 2012
7. Prawirohardjo, Sarwono.Buku Acuan Nasional Pelayanan KesehatanMaternal Dan
Neonatal. 2006. Jakarta: PT. Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo
8. Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF. Obstetri Williams (Williams Obstetrics).Edisi
ke-18. Alih Bahasa: Suyono J, Hartono A. EGC. Jakarta. 1995; 599-623.

Anda mungkin juga menyukai