THALASSEMIA
Kelompok 11 :
SITI ANNISA Z.N.
(220110080145)
SALAS AULADI
(220110080138)
(220110080105)
SILVIA JUNIANTY
(220110080097)
(220110080079)
SELLA GITA A
(220110080052)
SUSI HANIFAH
(220110080035)
SARAH RIDASHA F
(220110080013)
TIARA RACHMAWATI
(220110080118)
TIARA TRI P
(220110080108)
TRIANDINI
(220110080095)
TAMMY
(220110080053)
(220110080050)
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
JATINANGOR
2009
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan baik Makalah ini berjudul Makalah Kasus 1 Penyakit Thalasemia
makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dan diajukan untuk memenuhi standar proses
pembelajaran pada mata kuliah Sistem Hematologi dan Imunitas
Dalam penyusunan makalah ini , penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Wiwi Mardiah, S.Kp .M.Kes. selaku koordinator sistem hematologi dan imunitas
serta dosen yang memberikan bimbingan kepada penulis.
2. Orang tua kami tercinta yang selalu membeikan doa restu dan dukungan dalam proses
pembelajaran kami di Fakultas Ilmu Keperawatan.
3. Teman-teman penulis kelompok 11 yang meluangkan waktu untuk menyusun
makalah ini.
4. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas
dukungannya, Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang lebih baik.
Meskipun telah berusaha segenap kemampuan, namun penulis menyadari bahwa
makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik dari semua pihak demi perbaikan di hari kemudian.
Akhir kata, penulis berharap makalah semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam
proses pembelajaran di Fakultas Ilmu Keperawatan.
Jatinangor, September 2009
penulis
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Thalassemia berasal dari kata Yunani, yaitu talassa yang berarti laut. Yang dimaksud
dengan laut tersebut ialah Laut Tengah, oleh karena penyakit ini pertama kali dikenal di
daerah sekitar Laut Tengah. Penyakit ini pertama sekali ditemukan oleh seorang dokter di
Detroit USA yang bernama Thomas B.1
Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang diwariskan oleh orangtua kepada
anak. Thalassemia mempengaruhi kemampuan dalam menghasilkan hemoglobin yang
berakibat pada penyakit anemia. Hemoglobin adalah suatu protein dalam sel darah merah
yang mengangkut oksigen dan nutrisi lainnya ke sel-sel lainnya dalam tubuh. Sekitar 100.000
bayi di seluruh dunia terlahir dengan jenis thalassemia berbahaya setiap tahunnya.
Thalassemia terutama menimpa keturunan Italia, Yunani, Timur Tengah, Asia dan Afrika.
Ada dua jenis thalassemia yaitu alpha dan beta. Kedua jenis thalassemia ini diwariskan
dengan cara yang sama. Penyakit ini diturunkan oleh orangtua yang memiliki mutated gen
atau gen mutasi thalassemia. Seorang anak yang mewarisi satu gen mutasi disebut pembawa
atau carrier, atau yang disebut juga dengan thalassemia trait (sifat thalassemia). Kebanyakan
pembawa ini hidup normal dan sehat. Anak yang mewarisi dua sifat gen, di mana satu dari
ibu dan satu dari ayah, akan mempunyai penyakit thalassemia. Jika baik ibu maupun ayah
adalah pembawa, kemungkinan anak mewarisi dua sifat gen, atau dengan kata lain
mempunyai penyakit thalassemia, adalah sebesar 25 persen. Anak dari pasangan pembawa
juga mempunyai 50 persen kemungkinan lahir sebagai pembawa.
Jenis paling berbahaya dari alpha thalassemia yang terutama menimpa keturunan Asia
Tenggara, Cina dan Filipina menyebabkan kematian pada jabang bayi atau bayi baru lahir.
Sementara itu, anak yang mewarisi dua gen mutasi beta thalassemia akan menderita penyakit
beta thalassemia. Anak ini memiliki penyakit thalassemia ringan yang disebut dengan
thalassemia intermedia yang menyebabkan anemia ringan sehingga si anak tidak memerlukan
transfusi darah. Jenis thalassemia yang lebih berat adalah thalassemia major atau disebut juga
dengan Cooley's Anemia. Penderita penyakit ini memerlukan transfusi darah dan perawatan
yang intensif. Anak-anak yang menderita thalassemia major mulai menunjukkan gejala-gejala
penyakit ini pada usia dua tahun pertama. Anak-anak ini terlihat pucat, lesu dan mempunyai
nafsu makan rendah, sehingga menyebabkan pertumbuhannya terlambat.
Tanpa perawatan medik, limpa, jantung dan hati menjadi membesar. Di samping itu,
tulang-tulang tumbuh kecil dan rapuh. Gagal jantung dan infeksi menjadi penyebab utama
kematian anak-anak penderita thalassemia major yang tidak mendapat perawatan semestinya.
Bagi anak-anak penderita thalassemia major, transfusi darah dan suntikan antibiotic,sangat
diperlukan.
Transfusi darah yang rutin menjaga tingkat hemoglobin darah mendekati normal.
Namun, transfusi darah yang dilakukan berkali-kali juga mempunyai efek samping, yaitu
pengendapan besi dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan hati, jantung dan organorgan tubuh lain.
B. Tujuan
Mahasiswa mengetahui konsep umum penyakit thalassemia.
Mahasiswa mengetahui gejala-gejala dari penyakit thalassemia.
Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan terhadap penderita.
Mahasiswa mampu memberikan tindakan keperawatan dengan tepat.
C. Identifikasi kasus
Anton (5 tahun) datang ke poli hematologi dibawa ibunya, dengan keluhan lemas,
mudah lelah ketika beraktivitas, berat badan yang sangat kurang. Meskipun berusia 5
tahun tetapi posturnya tidak sesuai dengan anak seusianya BB 14 kg, kulit bersisik
kehitaman
pada beberapa
II TINJAUAN
PUSTAKA
A. Hemoglobin
Hemoglobin adalah suatu protein tetramer (protein yang terdiri dari 4 rantai
polipeptida). Pada manusia dewasa hemoglobin utama disebut Hb A, yang terdiri dari
dua rantai dan dua rantai (22) (Slamet Suyono, 2001).
Selain Hb A pada manusia dewasa terdapat hemoglobin pendamping (minor)
yang disebut Hb A2 (22). Pada bayi (neonatus) dan janin (embrio) terdapat bentuk
hemoglobin lain yaitu: Hb F (alfa2 gamma2) dan hemoglobin embrional : Hb Gowers
1 (zeta2 epsilon2), Hb Gowers 2 (alfa2 epsilon2), dan Hb Portland (zeta2 gamma2).
Kadar Hb normal dewasa yaitu:
Hb A : 96-98 %
Hb A2 : 1,5 3,2 %
Hb F : 0,5 0,8 % (A.V. Hoffbrand, et al., 2005)
Pada tahap perkembangan hemoglobin manusia dimulai dengan pembentukan
Hb Gowers 1 kemudian pembentukan Hb Gowers 2 yang bekerja sama dengan Hb
Portland dalam masa transisi menuju Hb F. Pada saatnya adanya pergantian
pembentukan rantai gamma pada Hb F oleh rantai alfa globin sehingga terbentuk Hb
A. Perubahan utama dari hemoglobin fetus ke hemoglobin dewasa terjadi 3-6 bulan
setelah kelahiran (A.V. Hoffbrand,et al., 2005).
Terjadi penurunan kadar Hb F mulai bayi berumur 20 minggu post partum
(setelah kelahiran). Pada manusia dewasa normal Hb F masih ditemukan walaupun
dalam jumlah yang sangat kecil (kurang dari 1%). Hemoglobin embrional hanya
bertahan sampai umur janin 10 minggu saja (Slamet Suyono, 2001).
Hemoglobin terdiri dari hemoglobin normal dan hemoglobin patologis.
Hemoglobin normal diantaranya, yaitu:
1. Hb A (hemoglobin normal dewasa, terdiri 2 rantai alfa dan 2 rantai beta)
2. Hb A2 (hemoglobin normal dewasa, terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai delta)
3. Hb F (Hb normal pada janin, terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gamma)
4. Hb Gowers (Hb normal pada awal khidupan embrio dan hilang sebelum lahir)
5. Hb Portland (Hb normal pada janin akhir trimester pertama) (Newman Dorland,
2005).
dua rantai globin yang memiliki bagian rantai pada terminal N dan rantai
pada terminal C.
6. Hb C
B. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik merupakan anemia yang disebabkan oleh proses hemolisis.
Hemolisis adalah pemecahan eritrosit dalam pembuluh darah sebelum waktunya (sebelum
masa hidup rata-rata eritrosit yaitu 120 hari) sehingga menyebabkan terjadinya pelepasan
hemoglobin dan isi sel lainnya dari eritrosit. Hemolisis ini menyebabkan terjadinya kerusakan
eritrosit lebih cepat dari kemampuan sumsum tulang untuk menggantikannya. Proses
hemolisis ini akan menimbulkan penuruanan kadar hemoglobin yang akan mengakibatkan
anemia, peningkatan pemecahan eritrosit dalam tubuh, dan kompensasi sumsum tulang untuk
meningkatkan eritropoesis (I Made Bakta, 2006).
Anemia ini dapat disebabkan oleh adanya defek molekuler (hemoglobinopati atau
enzimopati), abnormalitas struktur dan fungsi-fungsi membran, dan faktor lingkungan seperti
trauma mekanik atau autoantibodi (Ikhwan Rinaldi; Aru W.S., 2006).
Secara etiologi, anemia hemolitik dikelompokkan menjadi:
1. Anemia hemolitik herediter
a. Defek enzim/Enzimopati
b. Hemoglobinopati
Thalassemia
III
ISI
A. KASUS THALASEMIA
Anton 5 tahun dating ke poli hematologi untuk kesekian kalinya dengan
keluhan lemas, mudah lelah ketika beraktivitas. Berat badan sangat kurang,
meskipun berusia 5 tahun tapi posturnya tidak sesuai dengan anak seusianya. Berat
badannya 14 kg. kulit bersisik kehitaman pada beberapa tempat dengan wajah
tampak facies cooley, hepasteinomegali yang mengakibatkan perut terlihat buncit.
Hasil lab didapatkan HB 7%, Fe 1000 gr/dl, Ht 22%. Klien biasanya dating tiga kali
seminggu ke poliklinik untuk diberi darah dan pemasangan desveral, SGOT 11/ml,
SGPT 70 IU/l.
Step 1 unfamiliar terms
1) Face cooley
2) Hepatosplenomegali
3) SGOT dan SGPT
4) Desperal
5) Ht: hematokrit
Jawaban:
1) Face cooley= ????
2) Hepatosplenomegali= Pembengkakan hati dan limpa
3) SGOT dan SGPT = ????
4) Desperal= Obat yang disuntikan untuk mengatasi penumpukan Fe
5) Hematokrit=??.
Step 2
1) Bagaimana nilai normal hasil lab?
2) Apakah penyebab adanya kulit bersisik kehitaman?
3) Kenapa postur tubuh dan berat badan tidak sesuai?
4) Kenapa terjadi hepatosplenomegali?
5) Kenapa harus dibrikan darah dan pemasangan despeal?
6) Apa alasan pasien harus dating ke klinik 3 minggu sekali?
7) Bagaimana Etiologi dan factor resiko dari thalasemia?
ini dapat
B. ISTILAH PENTING
No.
Istilah
1.
Desferal
Definisi
Semacam obat untuk mengikat Fe dalam tubuh
yang dibuang melalui urin atau infuse
2.
face cooley
3.
Hepatospleinomegali
4.
Hematokrit
5.
SGOT
(serum glutamic-oxaloacetic
transminase)
6.
SGPT
(serum glutamic-piruvic
transminase
C. PENJELASAN KASUS
1. DEFINISI THALASEMIA
Thalasemia adalah sekelompok heterogen gangguan genetik pada sintesis
hemoglobin yang ditandai dengan tidak ada atau berkurangnya sintesis rantai
globin. (robbins,2007)
Thalasemia adalah penyakit darah bawaan (keturuna) yang menyebabkan sel
darah merah (eritrosit) pecah/hemolisa. (suryo,2005)
2. KLASIFIKASI THALASEMIA
a. Thalassemia- (gangguan pembentukan rantai )
Sindrom thalassemia- disebabkan oleh delesi pada gen globin pada
kromosom 16 (terdapat 2 gen globin pada tiap kromosom 16) dan nondelesi
seperti gangguan mRNA pada penyambungan gen yang menyebabkan rantai
menjadi lebih panjang dari kondisi normal.
Faktor delesi terhadap empat gen globin dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
2. Thalassemia +
Pada thalassemia +, masih terdapat mRNA yang normal dan fungsional
namun hanya sedikit sehingga rantai dapat dihasilkan dan HbA dapat
dibentuk walaupun hanya sedikit.
Sedangkan secara klinis thalassemia dibagi menjadi 2 golongan, yaitu
a. Thalasemia Mayor
Terjadi bila kedua orang tuanya membawa gen pembawa sifat thalassemia.
Gejala penyakit muncul sejak awal masa kanak-kanak dan biasanya penderita
hanya bertahan hingga umur sekitar 2 tahun. Penderita bercirikan :
Lemah
Pucat
Perkembangan fisik tidak sesuai dengan umur
Berat badan kurang
Tidak dapat hidup tanpa transfusi transfusi darah seumur hidupnya.
b. Thalasemia minor/trait
Gejala yang muncul pada penderita Thalasemia minor bersifat ringan, biasanya
hanya sebagai pembawa sifat. Istilah Thalasemia trait digunakan untuk orang
normal namun dapat mewariskan gen thalassemia pada anak-anaknya:ditandai
oleh splenomegali, anemia berat, bentuk homozigot.
Pada anak yang besar sering dijumpai adanya:
Gizi buruk
Perut buncit karena pembesaran limpa dan hati yang mudah diraba
Aktivitas
tidak
aktif
karena
pembesaran
limpa
dan
hati
(Hepatomegali ), Limpa yang besar ini mudah ruptur karena trauma ringan
saja
Gejala khas adalah:
Bentuk muka mongoloid yaitu hidung pesek, tanpa pangkal hidung, jarak
antara kedua mata lebar dan tulang dahi juga lebar.
Keadaan kuning pucat pada kulit, jika sering ditransfusi, kulitnya menjadi
kelabu karena penimbunan besi
Terjadi perubahan pada tulang yang menetap, yaitu terjadinya bentuk muka
mongoloid akibat sistim eritropoiesis yang hiperaktif
Pasien menjadi peka terhadap infeksi terutama bila limpanya telah diangkat
sebelum usia 5 tahun dan mudah mengalami septisemia yang dapat
mengakibatkan kematian. Dapat timbul pensitopenia akibat hipersplenisme.
j.
5. PATOFISIOLOGI
Pernikahan penderita thalasemia carier
Penyakit secara autosomal resesif
Gangguan sintesis rantai globin dan
Thalsemia
Thalasemia
Hemolisis
Eritropoesis darah yang tidak efektif
dan penghancuran precursor eritrosit dan intramedula
Pengikatan O2
oleh RBC
Kompensasi tubuh
membentuk eritrosit
oleh sumsum tulang
aliran darah ke
organ vital
dan jaringan
O2 dan nutrisi
tidak di Transpor
scr adekuat
Hipoksia
tubuh merespon
dengan pembentukan
eritropoetin
metabolisme sel
Ekspansi massif
sumsum tulang
wajah dan kranium
masuk ke sirkulasi
merangsang
eritropoesis
deformitas tulang
Perfusi jar.
terganggu
Suplai O2/Na
ke jar.
Pembentukan RBC
baru yang immature
pertumbuhan sel
&otak terhambat
Resiko Gang
tumbuh kemb
Hb
perlu transfusi
Perasaan berbeda
dengan orang lain
energy yang
dihasilkan
terjadi Fe
dlm tubuh
kelemahan fisik
Hemosiderosis
Intoleransi
aktifitas
pigmentasi kulit
(coklat kehitaman)
Kerusakan
Integritas kulit
Fibrosis
Hemokromatesis
Liver
Limfa
Jantung
Hepatomegali
Splenomegali
Payah jantung
Perut buncit
Splenokromi
Imunitas
Menekan diagfragma
Compliance paru-paru terganggu
Perkusi napas
Pankreas
DM
Frekuensi napas
Anemia
Kekentalan darah
Tahanan thd aliran darah
& pembuluh darah
Paru-paru
Hipoksia Jaringan
Rangsangan Simpatik
Kerja Sal.Cerna
CO
Beban kerja Jantung
Payah Jantung
mortilitas usus
Merangsang Hipotalamus
(Pusat kenyang) Dipersepsikan dengan
BB kurang
6. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian :
IDENTITAS :
1. Nama
: Anton
2. Umur/ usia
: 5 th
3. Jenis kelamin
: laki - laki
4. Nama ortu
:-
5. Alamat
:-
:-
:-
KELUHAN UTAMA
: saat beraktifitas
:-
:-
:-
:-
RIWAYAT KEHAMILAN
:-
RIWAYAT KELAHIRAN
:-
RIWAYAT PERTUMBUHAN
: 14 kg
RIWAYAT PERKEMBANGAN
:-
RIWAYAT IMUNISASI
:-
RIWAYAT MAKANAN
:-
:-
PEMERIKSAAN FISIS
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
:-
Auskultasi
:-
TTV
:-
: 7 gr/dl
Ht
: 22 %
Fe
:1000 gr/dl
SGOT : 11/ml
SGPT : 70 IU/l
b. Analisa data
DATA FOKUS
ETIOLOGI
NO
1
MASALAH
Ds :
Ibu klien
mengeluh berat
badan klien yang
sangat kurang
Do :
Berat Badan
14 Kg
Hipoksia jaringan
Rangsangan simpatis
Kerja saluran cerna
Mortalitas usus
Digesti dan absorbsi makanan terganggu
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
Ds :
Ibu klien
mengeluh Klien
Lemas
Ibu klien
mengeluh klien
mudah lelah
ketika
beraktivitas
Do : -
Anemia
Intoleransi aktivitas
Hipoksia jaringan
Suplai O2 / Na ke Jaringan
Metabolisme sel
Perubahan pembentukan ATP
Energy yang dihasilkan
Kelemahan fisik/ mudah lelah ketika beraktifitas
Intoleransi Aktifitas
Ds : Do :
Kulit bersisik
kehitaman pada
beberapa tempat
Anemia
Hipoksia Jaringan
Kerusakan
integritas kulit
Fe dlm tubuh
20
Hemosiderosis
pigmentasi kulit
(coklat kehitaman)
Kerusakan integritas kulit
4
Ds : Do :
Wajah tampak
Face Colley
Anemia
Kompensasi tubuh membentuk eritrosit oleh
sumsum tulang bertambah
Gangguan konsep
diri : body image
Ds: Do: -
Anemia
Hipoksia jaringan
Ds: Do: -
Anemia
Resiko gangguan
tumbuh kembang
21
Hipoksia Jaringan
Suplai O2 / Na ke jaringan
Metabolisme sel
Pertumbuhan sel dan otak terhambat
Resiko gangguan tumbuh kembang
7
Ds : Do : -
Anemia
Hipoksia jaringan
Resiko terhadap
infeksi
22
Hemokromatesis
Fibrosis
Imunitas
Hipoksia jaringan
Tubuh merespon dengan pembentukan eritropoetin
Masuk ke sirkulasi
Merangsang eritropoesis
Terjadi hemapoesis di ekstramedula
Hemokromatesis
Fibrosis
Resiko tinggi infeksi
a. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
menurunnya kerja saluran pencernaan.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan berkurangnya suplai O2/ Na ke
jaringan yang ditandai dengan klien mengeluh lemas dan mudah lelah
ketika beraktifitas.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan
neurologis (anemia) yang ditandai dengan kulit bersisik kehitaman pada
beberapa tempat.
4. Resiko pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hemokromatesis.
5. Resiko gangguan
dengan hipoksia
jaringan.
6. Resiko terhadap infeksi berhubungna dengan menurunnya imunitas.
23
7. ASUHAN KEPERAWATAN
No
Diagnosa
Keperawatan
1
Ketidakseimbanga
n nutrisi kurang
dari
kebutuhan
berhubungan
dengan
menurunnya kerja
saluran
pencernaan.
ditandai dengan:
Ds :
Ibu klien
mengeluh
berat badan
klien yang
sangat kurang
Do :
Berat Badan
14 Kg
Tujuan
Asuhan Keperawatan
Intervensi
Tupan:
Mandiri
Kaji
riwayat
nutrisi,
Kebutuhan
nutrisi
termasuk makanan yang
terpenuhi
secara
disukai.
adekuat.
Tupen:
Menunjukkan
Observasi
dan
catat
peningkatan berat
masukan makanan pasien.
badan atau berat
badan stabil dengan
nilai laboratorium
normal.
Timbang berat badan tiap
Menunjukkan
hari.
perilaku, perubahan
pola hidup untuk
Berikan makan sedikit dan
meningkatkan
frekuensi sering dan/atau
dan/atau
makan di antara waktu
mempertahankan
makan.
berat badan yang
sesuai.
Berikan dan bantu higiene
mulut yang baik; sebelum
dan
sesudah
makan,
gunakan sikat gigi halus
untuk penyikatan yang
lembut.
Rasional
Pantau pemeriksaan
laboratorium seperti Hb,
Hct,
BUN,
Albumin,
Protein, Transferin, Besi
Serim, B12, Asam Folat,
TIBC, Elektrolit Serum.
Mengidentifikasi
defisiensi,
menduga
kemungkinan
intervensi.
Mengawasi
masukan kalori
atau kualitas
kekurangan
konsumsi makanan.
Mengawasi
penurunan berat
badan.
Makan sedikit
dapat menurunkan
kelemahan dan
meningkatkan
pemasukan.
Meningkatkan
nafsu makan dan
pemasukan oral,
menurunkan
pertumbuhan
bakteri,
meminimalkan
kemampuan
infeksi.
Membantu dalam
membuat rencana
diet untuk
memenuhi
kebutuhan
individual.
Meningkatkan
efektivitas program
pengobatan,
termasuk sumber
diet nutrisi yang
dibutuhkan.
Berikan
obat
sesuai
indikasi,
desferoksimin
untuk mengurangi kadar
besi dalam tubuh.
Kebutuhan
penggantian
tergantung pada
tipe anemia
Kolaborasi
Konsul pada ahli gizi.
24
Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
berkurangnya
suplai O2/ Na ke
jaringan yang
ditandai dengan
klien mengeluh
lemas dan mudah
lelah ketika
beraktifitas.
Ds :
Ibu klien
mengeluh
Klien Lemas
Ibu klien
mengeluh
klien mudah
lelah ketika
beraktivitas
Do : -
Tupen:
Mandiri:
Kaji kemampuan pasien
Setelah
dilakukan
untuk melakukan tugas
perawatan selama 1 x
normal,
catat
laporan
24 jam, klien dapat
kelelahan, keletihan, dan
melakukan
aktivitas
kesulitan
menyelesaikan
maksimal
sesuai
tugas.
kemampuan.
Berikan
lingkungan
Tupan:
tenang. Pertahankan tirah
Setelah
dilakukan
baring bila diindikasikan.
perawatan, selama 3 x
Pantau
dan
batasi
24 jam, diharap klien
pengunjung, telepon, dan
dapat
beraktivitas
gangguan
berulang
maksimal
sesuai
tindakan
yang
tak
kemampuan
dan
direncanakan.
menormalkan Hb ( >
10 g/dl).
Prioritaskan jadwal asuhan
keperawatan
untuk
meningkatkan
istirahat.
Pilih
periode
istirahat
dengan periode aktivitas.
Berikan bantuan dalam
aktivitas
bila
perlu,
memungkinkan
pasien
untuk
melakukannya
sebanyak mungkin.
dan/atau adanya
masukan oral yang
buruk dan
defisiensi yang
diidentifikasi.
Meningkatkan
masukan protein
dan kalori.
Mempengaruhi
pilihan
intervensi/bantuan.
Meningkatkan
istirahat
untuk
menurunkan
kebutuhan oksigen
tubuh
dan
menurunkan
regangan jantung
dan paru.
Mempertahankan
tingkat energi dan
meningkatkan
regangan
pada
sistem jantung dan
pernapasan.
Membantu
bila
perlu, harga diri
ditingkatkan
bila
pasien melakukan
sesuatu sendiri.
Rencanakan kemampuan
aktivitas dengan pasien,
termasuk aktivitas yang
pasien
pandang
perlu.
Tingkatkan
tingkat
aktivitas sesuai toleransi.
Meningkatkan
secara
bertahap
tingkat
aktivitas
sampai normal dan
memperbaiki
stamina
tanpa
kelemahan.
Gunakan
teknik
penghematan
energi,
misal.,
mandi
dengan
duduk,
duduk
untuk
melakukan tugas-tugas.
Mendorong pasien
melakukan banyak
dengan membatasi
penyimpangan
energi
dan
mencegah
25
kelemahan.
Regangan/stres
kardiopulmonal
berlebihan/stres
dapat menimbulkan
dekompensasi
/kegagalan.
Stabilitas fisiologis
pada
istirahat
penting
untuk
memajukan tingkat
aktivitas individual.
Kerusakan
integritas
kulit
berhubungan
dengan perubahan
sirkulasi
dan
neurologis
(anemia)
yang
ditandai
dengan
kulit
bersisik
kehitaman
pada
beberapa tempat.,
ditandai dengan:
Ds : Do :
Kulit bersisik
kehitaman
pada beberapa
tempat
Gangguan konsep Tupen:
diri : body image
Klien
mau
berhubungan
bersosialisasi
dengan hiperplasia
dengan temannya.
sumsum
tulang Tupan:
yang
ditandai
Mengembalikan
dengan
wajah
kepercayaan
diri
tampak
face
klien
colley.,
ditandai
dengan:
Ds : Do :
Wajah tampak
Face Colley
Diskusikan situasi/dorong
pernyataan takut/masalah.
Jelaskan hubungan antara
gejala
dengan
asal
penyakit.
Dukung
dan
dorong
pasien,berikan perawatan
dengan sikap positif dan
perilaku bersahabat.
Pasien
sangat
sensitif terhadap
perubahan tubuh
dan
juga
mengalami krisis
karena
dirinya
tidak
sama
dengan anak lain.
Pemberian
perawatan
kadang-kadang
memungkinkan
penilaian
perasaan
untuk
mempengaruhi
26
Dorong
keluarga/orang
terdekat untuk menyatakan
perasaan,
berkunjung/berpartisipsi
pada perawatan.
Bantu
pasien/orang
terdekat untuk mengatasi
perubahan
pada
penampilan;
anjurkan
memakai baju yang tidak
menonjolkan gangguan.
perawatan pasien
dan
kebutuhan
untuk
membuat
upaya
untuk
membantu pasien
merasakan
nilai
pribasi.
Anggota keluarga
dapat
meras
bersalah tentang
kondisi
pasien
dan takut kepada
kematian.
Kebutuhan
dukungan emosi
tanpa penilaian
dan
bebas
mendekati pasien.
Partisipasi pada
perawatan
membantu
mereka
merasa
berguna
dan
meningkatkan
kepercayaan
antara staf pasien
dan
orang
terdekat.
Pasien
dapat
menunjukkan
penampilan
kurang menarik
sehubungan
dengan
ikterik,
splenomegali
(buncit),
ekimoses,
dan
hemosiderosis
jaringan.
Memberikan
dukungan dapat
meningkatkan
harga siri dan
meningkatkan
rasa kontrol.
nutrisi
tanda-
Observasi tanda-tanda
terjadinya cedera.
Untuk
meningkatkan
konsentrasi HbA.
Perlindungan
dapat membuat
aman bagi klien.
Bentuan
akan
membantu
memenuhi
kebutuhan klien.
Keluarga selalu
berada
dekat
klien
sehingga
dengan
keterlibatannya
sangat
berarti
bagi
klien
memenuhi
kebutuhannya.
Dapat dijadikan
acuan
untuk
tindakan
selanjutnya.
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan penunjang
A. Pemeriksaan hematologi rutin
1. Morfologi eritrosit (gambaran darah tepi) eritrosit hipokromik mikrositik,
sel target, normoblas (eritrosit berinti), polikromasia, bashopilic stipling, Heinz
28
28
Pencegahan kelahiran bagi homozigot dari pasangan suami istri dengan Thalasemia
heterozigot salah satu jalan keluar adalah inseminasi buatan dengan sperma berasal dari
donor yang bebas dan Thalasemia troit. Kelahiran kasus homozigot terhindari, tetapi 50
% dari anak yang lahir adalah carrier, sedangkan 50% lainnya normal.
Diagnosis prenatal melalui pemeriksaan DNA cairan amnion merupakan suatu kemajuan
30
30
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marillyn E. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Ngastiyah.1997.Perawatan Anak Sakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta
Sodeman.1995.Patofisiologi.Edisi 7.Jilid 2.Hipokrates.Jakarta
http://202.146.5.33/ver1/Kesehatan/0607/10/114001.htm
http://ebookfkunsyiah.wordpress.com/2008/09/11/mengenal-thalasemia-mayor/
http://kamus.landak.com/cari/hematokrit
http://ns-nining.blogspot.com/2009/03/asuhan-keperawatan-thalasemia.html