KULIT
Disusun oleh :
Gede Nuari Ardadi (13700099)
Pembimbing :
DR.dr. PWM. Olly Indrajani , Sp.PD (K)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan referat dengan judul Kulit untuk memenuhi tugas sebagai
mahasiswa kedokteran universitas wijaya kusuma Surabaya.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr.dr. PWM Olly
Indrajani, Sp.PD (K) sebagai pembimbing yang telah memberikan masukan dan bimbingan
dalam pembuatan referat ini dan saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan secara langsung maupun tidak langsung sehingga referat ini dapat
terselesaikan.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan referat ini tidak sempurna serta masih
banyak kekurangan dan kesalahan, sehingga penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi sempurnanya referat ini. Harapan penyusun, kiranya referat ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Surabaya,
Juni 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ................................................................................................................. 1
Kata Pengantar ................................................................................................. 2
Daftar Isi .......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN . 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi kulit .................................................................................. 5
2.2 Ciri-ciri kulit .................................................................................. 5
2.3 Struktur kulit................................................................................... 6
2.4 Vaskularisasi kulit .......................................................................... 14
2.5 Warna Kulit .................................................................................... 14
2.6 Jenis-jenis kulit .............................................................................. 15
2.7 Kelenjar-kelenjar pada kulit ........................................................... 20
2.8 Fungsi Kulit ................................................................................... 20
2.9 Efloresensi Kulit ............................................................................ 23
BAB III PENUTUP......................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 38
BAB I
PENDAHULUAN
Kulit adalah salah satu organ yang penting bagi tubuh kita. Karena kulit
merupakan organ pembungkus paling luar dari tubuh yang sering kontak langsung dengan
lingkungan kita. Oleh sebab itu kulit menjadi barier pertahanan yang pertama bagi tubuh
terhadap mikroorganisme yang hendak menginvasi tubuh.
Vitalnya fungsi kulit harusnya mendapat perhatian khusus. Apalagi kulit juga
merupakan salah satu organ yang menentukan keindahan atau kecantikan seseorang.
Karena itu hendaknya kita tahu apa kulit itu beserta struktur yang menyusunnya. Sehingga
kita akan tahu pada bagian mana kulit tersebut mengalami gangguan dan bagaimana akibat
yang ditimbulkannya. Apalagi sebagai seorang perawat professional yang dituntut
mempunyai pengetahuan komplek terhadap apa yang ditanganinya, sehingga tidak akan
salah dalam memberikan intervensi.
Berdasarkan pada beberapa hal tersebut penyusun tertarik untuk mengambil judul
Anatomi Sistem Integumen pada makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Kulit menjadi suatu organ pembungkus seluruh permukaan
luar tubuh, dan merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya
sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5
1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari
letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus
dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan,
telapak kaki, punggung, bahu dan bokong.
Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah
epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam
yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan
jaringan ikat.
2.2
Ciri-Ciri Kulit
2.3
Struktur Kulit
5
Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh lebih
banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk jauh lebih tebal. Lapisan tanduk ini
sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan
sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal dengan lapisan
horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan digantikan oleh sel
yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya hanya 28 hari. Pada saat
terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai muncul lapisan baru.
Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup,
menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki
diri. Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih
lambat. Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi, membutuhkan
waktu sekitar 45 - 50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah menjadi lebih kasar,
lebih kering, lebih tebal, timbul bercak-bercak putih karena melanosit lambat bekerja
dan penyebaran melanin tidak lagi merata serta tidak lagi cepat digantikan oleh
lapisan tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan
ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari lapis - lapis kulit
lebih dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi lapisan
tanduk memiliki daya serap air yang cukup besar.
Setiap kulit yang mati banyak mengandung keratin yaitu protein fibrous
insoluble yang membentuk barier terluar kulit yang berfungsi :
1) Mengusir mikroorganisme patogen.
2) Mencegah kehilangan cairan yang berlebihan dari tubuh.
3) Unsure utama yang mengeraskan rambut dan kuku.
b. Stratum lusidum
Terdapat di bawah stratum korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa
inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Disebut
juga lapisan barrier, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan
lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecilkecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya).
Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses
keratinisasi bermula dari lapisan bening.
c. Lapisan Granular / S. Granulosum.
7
berbentuk
kumparan
yang
mengandung
butir-butir
di
dalam
protoplasmanya, berbutir kasar dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling
jelas pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.
d. Lapisan Malpighi/ Stratum Spinosum.
Disebut juga lapisan malphigi terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan
dengan perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel
lapisan saling berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju.
Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Selsel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris. Bentuk sel berkisar
antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit
makin besar ukurannya. Di antara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang
berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir
melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang berada dalam
salah satu tahap mitosis. Kesatuan - kesatuan lapisan taju mempunyai susunan
kimiawi yang khas; inti - inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung
kolesterol, asam amino dan glutation.
Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen dengan inti
terletak di tengah-tengah. Sel-sel ini makin ke permukaan makin gepeng bentuknya.
Di antaranya terdapat jembatan antar sel (intercelluler bridge) yang terdiri dari
protoplasma dan tonofibril atau keratin. Perlekatan antar jembatan-jembatan ini
membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero, terdapat pula sel
sel Langerhans.
e. Lapisan basal / stratum germinativum
Terdiri dari sel-sel berbentuk kubus / kolumnar yang tersusun vertikal pada
perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade). Lapisan ini berfungsi
reproduktif dengan adanya mitosis. Terdapat pula sel pembentuk melanin
(melanosit) yang merupakan sel-sel berwarna muda dengan sitoplasma basofilik dan
inti gelap dan mengandung butir pigmen (melanosomes) untuk melindungi kulit dari
sinar matahari.
Merupakan lapisan terbawah dari epidermis, dibentuk oleh satu baris sel
torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas selsel torak ini bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina
basalis yaitu struktur halus yang membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh
lamina basalis cukup besar terhadap pengaturan metabolisme demo-epidermal dan
fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel epidermis bertambah banyak
melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya
menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells,
melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.
Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Dalam epidermis terdapat
2 sel yaitu :
a. Sel merkel.
Fungsinya belum dipahami dengan jelastapi diyakini berperan dalam
pembentukan kalus dan klavus pada tangan dan kaki.
b. Sel langerhans.
Berperan dalam respon respon antigen kutaneus.
bertambah tebal jika bagian tersebut sering digunakan.
Epidermis
akan
Persambungan
antara
epidermis dan dermis di sebut rete ridge yang berfunfgsi sebagai tempat pertukaran
nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan yang disebut fingers prints.
2. Dermis / Korium
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan
kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar - kelenjar palit atau kelenjar minyak,
pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus
arektor pili). Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus
membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran
kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara
kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat
membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2
mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di
telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat,
matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel.
10
Bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh
darah.
b. Pars retikulare
Bagian dibawahnya yang menonjol ke arah subkutan. Terdiri atas serabutserabut penunjang yaitu serabut kolagen, elastin, dan retikulin. Terdapat banyak
pembuluh darah , limfe, dan akar rambut, kelenjar kerngat dan k. sebaseus.
Lapisan dermis merupakan lapisan yang mempunyai bekalan darah atau kapilari
darah. Lapisan ini juga menempatkan reseptor-reseptor tertentu. Terdapat juga otot-otot
dan kelenjar tertentu berfungsi untuk homeostasis. Pada dermis juga, terdapat akar
rambut.
Reseptor - reseptor yang terdapat dalam dermis ialah:
a. Reseptor sentuhan
b. Reseptor Suhu atau termoreseptor
c. Reseptor tekanan
Kelenjar - kelenjar yang terdapat dalam dermis ialah:
a.
Kelenjar keringat
b.
Kelenjar sebum
banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin
kehilangan kontur.
Fungsi dari lapisan dermis ini adalah sebagai berikut :
a. Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak
lemak.
b. Merupakan jaringan adipose sebagai bantalan antara kulit dan struktur internal
seperti otot dan tulang.
c. Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.
d. Sebagai bantalan terhadap trauma.
e. Tempat penumpukan energi.
4. Rambut.
Rambut terdiri dari akar ( sel tanpa keratin) dan batang ( terdiri sel keratin ).
Bagian dermis yang masuk dalam kandung rambut disebut papil. Terdapat di seluruh
kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan, kaki,
penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut :
a. Rambut terminal (dapat panjang dan pendek.)
b. Rambut velus (pendek, halus dan lembut).
Penampang rambut terdiri atas:
a. Kutikula: terdiri atas lapisan keratin
b. Korteks: terdiri atas serabut polipeptida yang memanjang dan saling berdekatan.
lapisan ini mengandung pigmen
c. Medula: terdiri atas 3-4 lapis sel kubus yang berisi keratohialin, badan lemak, dan
rongga udara. rambut velus tidak mempunyai medulla
Fungsi rambut :
a. Melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar
tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae)
b. Menyarig udara.
c. Serta berfungsi sebagai pengatur suhu, pendorong penguapan kerngat dan indera
peraba yang sensitive.
adalah
bagian
terminal
lapisan
tanduk
yang
menebal.
Vaskularisasi Kulit
2.4
Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan
papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang
kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya
satu arteri asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah
tapi mendapat nutrient dari dermis melalui membran epidermis.
Warna Kulit
2.5
Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat,
kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang jika
dirawat dengan baik dapat menampilkan karakter yang menarik. Warna kulit terutama
ditentukan oleh:
-
Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-abuan.
Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling menentukan warna
kulit adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen melanin di dalam kulit ditentukan oleh
faktor-faktor ras, individu, dan lingkungan. Melanin dibuat dari tirosin sejenis asam amino
dan dengan oksidasi, tirosin diubah menjadi butir-butir melanin yang berwarna coklat,
serta untuk proses ini perlu adanya enzim tirosinase dan oksigen.
Oksidasi tirosin menjadi melanin berlangsung lebih lancar pada suhu yang lebih
tinggi atau di bawah sinar ultra violet. Jumlah, tipe, ukuran dan distribusi pigmen melanin
14
ini akan menentukan variasi warna kulit berbagai golongan ras atau bangsa di dunia.
Proses pembentukan pigmen melanin kulit terjadi pada butir-butir melanosom yang
dihasilkan oleh sel-sel melanosit yang terdapat di antara sel-sel basal keratinosit di dalam
lapisan benih.
2.6
Jenis-Jenis Kulit
berminyak adalah karena kelenjar minyak (sebaceous gland) sangat produktif, hingga
tidak mampu mengontrol jumlah minyak (sebum) yang harus dikeluarkan. Sebaceaous
gland pada kulit berminyak yang biasanya terletak di lapisan dermis, mudah terpicu
untuk bekerja lebih aktif. Pemicunya dapat berupa faktor internal atau faktor eksternal,
yaitu :
a. Faktor internal meliputi :
1) Faktor genetis : anak dari orang tua yang memiliki jenis kulit berminyak,
cenderung akan memiliki kulit berminyak pula.
2) Faktor hormonal : hormon manusia sangat mempengaruhi produksi keringat.
Karena itulah pada wanita yang sedang menstruasi atau hamil akan lebih sering
berkeringat. Selain itu stres dan banyak gerak juga dapat menjadi pemicu keringat
berlebihan.
b. Faktor eksternal meliputi :
1) Udara panas atau lembab.
2) Makanan yang dapat merangsang keluarnya keringat seperti makanan yang
terlalu pedas baik karena cabai atau merica, makanan yang terlalu asin, makanan
yang berbumbu menyengat seperti bawang putih, makanan yang terlalu
berminyak serta makanan dan minuman yang terlalu panas.
Kulit berminyak memerlukan perawatan khusus dibandingkan kulit normal.
Pada jenis kulit ini, minyak berlebihan yang dibiarkan akan menjadi media yang baik
bagi pertumbuhan bakteri yang pada saat selanjutnya akan menjadi jerawat, radang atau
infeksi.
Merawat kulit berminyak bukan berarti membuat kulit benar - benar bebas
minyak, karena minyak pada kulit tetap diperlukan sebagai alat pelindung alami dari
sengatan sinar matahari, bahan - bahan kimia yang terkandung dalam kosmetika
maupun terhadap polusi. Yang perlu dilakukan adalah menjaga agar kadar sebum tetap
seimbang dan kulit tetap dalam keadaan bersih agar bakteri penyebab jerawat dapat
terhambat. Memiliki jenis kulit berminyak, memiliki kelebihan yaitu membantu
menjaga kelembaban lapisan dermis hingga memper-lambat timbulnya keriput.
Ciri-ciri kulit berminyak yaitu : minyak di daerah T tampakcberlebihan, tekstur
kulit tebal dengan pori-pori besar hingga mudah menyerap kotoran, mudah berjerawat,
tampilan wajah berkilat, riasan wajah seringkali tidak dapat melekat dengan baik dan
cepat luntur serta tidak mudah timbul kerutan.
16
3. Kulit Kering
Kulit kering memiliki karakteristik yang cukup merepotkan bagi pemiliknya,
karena pada umumnya kulit kering menimbulkan efek yang tidak segar pada kulit, dan
kulitpun cenderung terlihat berkeriput. Kulit kering memiliki kadar minyak atau sebum
yang sangat rendah dan cenderung sensitif, sehingga terlihat parched karena kulit tidak
mampu mempertahankan kelembabannya. Ciri dari kulit kering adalah kulit terasa kaku
seperti tertarik setelah mencuci muka dan akan mereda setelah dilapisi dengan krim
pelembab. Kondisi kulit dapat menjadi lebih buruk apabila terkena angin, perubahan
cuaca dari dingin ke panas atau sebaliknya. Garis atau kerutan sekitar pipi, mata dan
sekitar bibir dapat muncul dengan mudah pada wajah yang berkulit kering.
Berbagai faktor yang menjadi penyebab kulit menjadi kering, diantaranya :
a. Faktor genetic
Faktor genetik merupakan kondisi bawaan seseorang, termasuk kondisi kulit
wajah yang kering.
b. Kondisi struktur kulit
Kondisi kelenjar minyak yang tidak mampu memberi cukup lubrikasi untuk
kulit, menimbulkan dehidrasi pada kulit.
c. Pola makan
Pola makan yang buruk, kekurangan nutrisi tertentu seperti vitamin A dan
vitamin B merupakan salah satu pemicu kulit menjadi kering.
d. Faktor lingkungan
Pengaruh lingkungan seperti terpapar sinar matahari, angin, udara dingin,
radikal bebas atau paparan sabun yang berlebihan saat mandi atau mencuci muka
pun akan sangat berpengaruh pada pembentukan kulit kering
e. Penyakit kulit
Kondisi lainnya yang sangat berpeluang menjadi penyebab kulit kering adalah
karena kulit terserang penyakit tertentu seperti eksim, psoriasis dan sebagainya. Kulit
kering merupakan bentuk lain dari tanda tidak aktifnya kelenjar thyroid dan komplikasi
pada penderita diabetes. Kulit kering terjadi jika keseimbangan kadar minyak
terganggu. Pada kulit berminyak terjadi kelebihan minyak dan pada kulit kering justru
kekurangan minyak. Kandungan lemak pada kulit kering sangat sedikit, sehingga
17
mudah terjadi penuaan dini yang ditandai keriput dan kulit terlihat lelah serta terlihat
kasar. Kulit kering memerlukan perawatan yang bersifat pemberian nutrisi agar kadar
minyak tetap seimbang dan kulit dapat selalu terjaga kelembabannya. Salah satu
keuntungan kulit kering adalah riasan wajah dapat lebih awet, karena kadar sebum
dalam lapisan dermis tidak berlebihan hingga riasan tidak mudah luntur
Kulit kering memiliki ciri-ciri : kulit halus tetapi mudah menjadi kasar, mudah
merekah dan terlihat kusam karena gangguan proses keratinisasi kulit ari, tidak terlihat
minyak berlebihan di daerah T yang disebabkan oleh berkurangnya sekresi kelenjar
keringat dan kelenjar palit atau kelenjar minyak. Ciri lainnya yaitu mudah timbul
kerutan yang disebabkan oleh menurunnya elastisitas kulit dan berkurangnya daya
kerut otot-otot, mudah timbul noda hitam, mudah bersisik, riasan yang dikenakan tidak
mudah luntur, reaktivitas dan kepekaan dinding pembuluh darah terhadap rangsanganrangsangan berkurang sehingga peredaran darah tidak sempurna dan kulit akan tampak
pucat, suram dan lelah.
4. Kulit Sensitif
Diagnosis kulit sensitif didasarkan atas gejala-gejala penambahan warna, dan
reaksi cepat terhadap rangsangan. Kulit sensitif biasanya lebih tipis dari jenis kulit lain
sehingga sangat peka terhadap hal-hal yang bisa menimbulkan alergi (allergen).
Pembuluh darah kapiler dan ujung saraf pada kulit sensitif terletak sangat dekat dengan
permukaan kulit. Jika terkena allergen, reaksinya pun sangat cepat.
Bentuk-bentuk reaksi pada kulit sensitif biasanya berupa bercak merah, gatal,
iritasi hingga luka yang jika tidak dirawat secara baik dan benar akan berdampak serius.
Warna kemerahan pada kulit sensitive disebabkan allergen memacu pembuluh darah
dan memperbanyak aliran darah ke permukaan kulit. Berdasarkan sifatnya tadi,
perawatan kulit sensitif ditujukan untuk melindungi kulit serta mengurangi dan
menanggulangi iritasi. Kulit sensitif seringkali tidak dapat diamati secara langsung,
diperlukan bantuan dokter kulit atau dermatolog untuk memeriksanya dalam tes alergiimunologi. Dalam pemeriksaan alergi, biasanya pasien akan diberi beberapa allergen
untuk mengetahui kadar sensitivitas kulit.
Kulit sensitif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : mudah alergi, cepat bereaksi
terhadap allergen, mudah iritasi dan terluka, tekstur kulit tipis, pembuluh darah kapiler
dan ujung saraf berada sangat dekat dengan permukaan kulit sehingga kulit mudah
terlihat kemerahan.
18
Faktor-faktor yang dapat menjadi allergen bagi kulit sensitif antara lain :
makanan yang pedas dan berbumbu tajam, kafein, nikotin dan minuman beralkohol,
niasin atau vitamin B3, kandungan parfum dan pewarna dalam kosmetika, sinar
ultraviolet dan gangguan stres. Kulit sensitif berbeda dengan kulit reaktif. Meski timbul
bercak kemerahan atau gatal-gatal akibat penggunaan kosmetika tertentu, belum tentu
menjadi gejala atau tanda kulit sensitif. Kemungkinan bercak kemerahan tadi hanya
menandakan iritasi ringan, yang akan hilang sendiri. Kulit reaktif seperti ini dapat
menjadi
sensitif
jika
iritasi
kemudian
meluas
dan
sukar
sembuh.
Untuk
2.7
1. Kelenjar Sebasea
Berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan
batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak.
2. Kelenjar keringat
Diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
a. Kelenjar Ekrin
19
2.8
a Sebagai Proteksi.
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu
berikut:
-
Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia.
Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu
bata di permukaan kulit.
Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi;
selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit.
Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari
kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di
permukaan kulit. Adanya sebum ini, bersamaan dengan ekskresi keringat, akan
20
Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada stratum
basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya.
Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi
genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh
melanin, maka dapat timbul keganasan.
Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang
2. Fungsi ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar
eksokrinnya, yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat:
a. Kelenjar sebasea
Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan
melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum dikeluarkan
ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan kelenjar sebasea sehingga sebum
dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum tersebut merupakan
21
3. Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap
rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis.
Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis, badan
taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan
Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan
oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya
di daerah yang erotik.
22
b.Konduksi
: pemindahan panas dari ubuh ke benda lain yang lebih dingin yang
Kecepatan hilangnya panas dipengaruhi oleh suhu permukaan kulit yang ditentukan
oleh peredaran darah kekulit.(total aliran darah N: 450 ml / menit.)
2.9
Efloresensi Kulit
Efloresensi atau ruam adalah kelainan kulit dan selaput lender yang dapat dilihat
dengan mata telanjang (secara objektif) dan bila perlu dapat diperiksa dengan perabaan.
Efloresensi kulit dapat merupakann akibat biasa dalam perjalanan proses patologik.
Kadang-kadang perubahan ini dapat dipengaruhi keadaan dari luar, misalnya trauma garukan
dan pengobatan yang diberikan, sehingga perubahan tersebut tidak biasa lagi. Dalam hal ini,
gambaran klinis morfologik penyakit menyimpang dari biasanya dan sulit dikenali. Untuk
mempermudah dalam pebuatan diagnosis, ruam kulit dibagi menjadi beberapa kelompok.
Menurut terjadinya, efloresensi dibagi atas 2:
a. Efloresensi primer (kelainan kulit yang terjadi pada permulaan penyakit):
o Makula
Makula merupakan lesi datar, secara jelas terlihat sebagai daerah dengan
warna yang berbeda dengan jaringan di sekitarnya atau membrane mukosa.
23
o Papul
24
25
26
mempunyai
dasar
dan
puncak
vesikula
dapat
bulat,
o Pustul
27
o Skuama
macam: kuning muda berasal dari serum, kuning kehijauan berasal dari pus,
dan kehitaman berasal dari darah.
o Erosi
dengan entuk liniar ialah fisura atau rhagades, yakni belahan kulit yang terjadi
oleh tarikan jaringan jaringannya di sekitarnya, terutama terlihat pada sendi
dan batas kulit dengan selaput lendir.
30
o Sikatriks
31
o Eksantema
Kelainan pada kulit yang timbul serentak pada waktu singkat, dan tidak
berlangsung lama, umumnya didahului oleh demam.
Eksantema Skarlatiniformis
Erupsi yang difus dapat generalisata atau lokalisata, berbentuk eritema
nummular.
Eksantema morbiliformis
Erupsi yang berbentuk eritema yang lentikuler
o Roseola
Eksantema yang lenticular berwarna merah tembaga pada sifilis dan frambusia
o Purpura
Eksantema yang lenticular berwarna merah tembaga pada sifilis dan frambusia
o Lesi Target
Terdiri dari 3 zona yang berbentuk lingkaran, lingkaran pertmaa mengandung
purpura atau vesikel di bagian tengah yang dikelilingi oleh lingkaran pucat
(lingkaran kedua), lingkaran ketiga adalah lingkaran eritema. Lesi target
biasanya dijumpai di telapak tangan penderita eritema multiforme (gambaran
seperti mata sapi).
o Burrow
Terowongan yang berkelok-kelok yang meninnggi di epidermis superfacial
yang ditimbulkan oleh parasite.
o Telangiektasi
32
o Vegetasi
Pertumbuhan berupa penonjolan bulat atau runcing yang mmenjadi satu.
Vegetasi dapat di bawah permukaan kulit, misalnya pada tubuh. Dalam hal ini
disebut granulasi, seperti pada tukak.
Nodus:
-
Papul:
-
Deposit metabolic
Urtika:
-
Plak (plaque)
-
Papul datar
Penampang lebih dari 1 cm
Vesikel:
-
Subkorneal
Intra epidermal
Supra basal
Kista:
-
Sikatriks:
-
Hipertrofi
Hipotrofi
Kerusakan Kulit:
-
Erosi
Ekskoriasi
Ulkus
Krusta:
34
Krusta tipis
Krusta tebal dan lekat
gelap di tengahnya
Bilateral: Mengenai kedua belah badan
Unilateral: Mengenai sebelah badan
35
BAB III
PENUTUP
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Kulit terbagi atas tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis dan
hipodermis.Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat,
kemerahan atau hitam. Kulit dibagi menjadi kulit normal, kulit berminyak, kulit kering,
kulit sensitif, dan kulit kombinasi. Kulit berfungsi untuk proteksi, absorbsi, termoregulasi,
persepsi, dan ekskresi. Efloresensi kulit terbagi 3 yaitu primer, sekunder dan khusus.
36
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Tranggono, Retno Iswari. Spkk dan Dra. Fatma Latifah, Apt. 2007. Buku Ilmu
Pengetahuan Kosmetika. Jakarta : Gramedia.
3. Ethel Sloane. 2003. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: EGC.
4. Baranoski A, Ayello EA, 2004. Skin: An essential organ. In (Baranoski S, Ayello EA,
eds). Wound Care Essentials Practise Principles. Philadelphia : Lippincott William &
Wilkins, pp.47-60.
5.
Diegelmann RF, 2001. Introduction to Wound Healing. One Day Educational Course.
Wound Healing in the New Milleniium : The basics of care. Albuquerque, New
Mexico.
6. Perdanakusuma DS, 1998. Skin Grafting. Surabaya : Airlangga University Press, hlm. 311.
37