Anda di halaman 1dari 21

BAB I

KEPUTIHAN DISERTAI BENJOLAN DI KEMALUAN


Seorang ibu usia 32 tahun datang dengan keluhan keputihan yang sedang dialami 1
minggu. Saat ini dirasakan sakit untuk berjalan, serta timbul benjolan disekitar kemaluan.

BAB II
KATA KUNCI
1.
2.
3.
4.

Wanita usia 32 tahun


Keputihan 1 minggu
Terdapat benjolajan di kemaluan
Terasa sakit saat berjalan

BAB III
PROBLEM
1. Apa masalah pasien tersebut?
2. Bagaimana prinsip anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang bagi
pasien tersebut?
3. Bagaimana cara diangnosis pasti pada pasien tersebut?
4. Bagaimana prinsip penatalaksaan pada pasien tersebut?
5. Bagaimana prognosis pasien tersebut

BAB IV
PEMBAHASAN
ANATOMI ALAT-ALAT REPRODUKSI WANITA

Alat reproduksi wanita dibagi atas 2 bagian :


Alat reproduksi luar ( genetalia eksterna ) :

Dalam arti sempit adalah alat kandungan yang dapat dilihat dari luar bila wanita dalam posisi
litotomi. Yang fungsinya dikhususkan untuk kopulasi ( koitus).
Alatreproduksi dalam ( genetalia interna )

A.

Alat Reproduksi Luar


Vulva
Bagian alat kandungan luar yang berbentuk lonjong , berukuran panjang mulai dari

klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil, sampai ke belakang di batasi perineum.
-

Labia Majora ( Bibir Besar Kemaluan )


Berada pada bagian kanan dan kiri, berbentuk lonjong, yang pada wanita menjelang
dewasa ditumbuhi juga oleh pubes lanjutan dari mons veneris.

Labia Minora
Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Di sini juga dijumpai
Frenulum klitoris, preputium, dan frenulum pudenda

Mons Veneris (Tundun )


Daerah yang menggantung di atas simfisis, yang akan ditumbuhi rambut kemaluan ( pubes
) apabila wanita berangkat dewasa. Pada wanita rambut ini akan tumbuh membentuk sudut
lengkung, sedangkan pada pria membentuk sudut runcing ke atas.

Vestibulum
Terletak di bawah selaput lendir vulva, atau diantara 2 labia minor. Terdiri dari bulbus
vestibuli kanan dan kiri. Di sini dijumpai kelenjar vestibuli mayor ( kelenjar bartholini ) dan
kelenjar vestibulum minor.

Introitus Vagina
Adalah pintu masuk vagina.

Hymen ( Selaput Dara )


Merupakan selaput yang menutupi introitus vagina. Biasanya berlubang membentuk
semilunaris, anularis, tapisan, septata, atau fimbria. Bila tidak berlubang disebut atresia
himenalis atau hymen imperforata. Himen akan robek pada koitus apalagi setelah bersalin.
Sisanya disebut kurunkula hymen atau sisa hymen.

Perineum
Terletak diantara vulva dan anus.

OUE ( Orifisium uretra eksterna / Lubang kemih )


Adalah tempat keluarnya air kemih yang terletak di bawah klitoris. Di sekitar lubang
kemih bagian kiri dan kanan didapati lubang kelenjar skene.

Klitoris ( Kelentit )
Identik dengan penis pada pria, kira kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit dan
ditutupi oleh frenulum klitoris. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat berereksi, sifatnya
amat sensitif karena banyak memiliki serabut saraf.

Gambar Alat Reproduksi Wanita Luar ( Genetalia feminina eksterna )

B. Alat Reproduksi Dalam

Sepasang Ovarium ( Indung Telur )

Terdapat dua indung telur, masing masing di kanan dan di kiri Rahim, dilapisi
mesovarium dan tergantung di belakang lig. Latum. Bentuknya seperti buah almon., sebesar
ibu jari tangan ( jempol ) ukuran 2,5 5 cm 0,6 1 cm. indung telur ini posisinya ditunjang
oleh mesovarium, lig. Ovarika, lig. Infundibulopelvikum. Merupakan alat reproduksi yang
setelah dewasa menghasilkan ovum ( telur ). Berfungsi sebagai kelenjar endokrin
( menghasilkan estrogen dan progresteron ). Juga berperan dalam mengatur siklus haid.
Strukturnya terdiri dari :
-

Korteks / kulit

o Tunika albuginea, yaitu epitel berbentuk kubik


o Jaringan ikat di sela sela jaringan lain
o Stroma, folikel primordial, dan folikel de graf
o Sel sel Warthard
-

Medulla / inti atau zona vaskulosa terdiri dari :

o Stroma berisi pembuluh darah


o Serabut saraf
o Beberapa otot polos
Seumur hidupnya, seorang wanita diperkirakan akan mengeluarkan sel telur kira kira 400
butir.

Vagina ( Liang Senggama )


Liang atau saluran yang menghubungkan vulva dengan rahim, terletak diantara
saluran kemih dan liang dubur. Di bagian ujung tasanya terletak mulut Rahim. Ukuran
panjang dinding depan 8 cm dan dinding belakang 10 cm. bentuk dinding dalamnya berlipat
lipat,, disebut rugae sedangkan ditengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna
rugarum. Dinding vagian terdiri dari lapisan mukosa, lapisan otot, dan lapisan jaringan ikat.
Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks lateral kiri dan
kanan, forniks anterior, dan forniks posterior. Suplai darah vagina diperoleh dari arteria
uterine, arteria vesikalis inferior, arteria hemoroidalis mediana, dan arteria pudendus interna.
Fungsi penting dari vagina ialah sebagai (a) Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan
secret lain dari Rahim, (b) Alat untuk sanggama, (c) Jalan lahir pada waktu bersalin.

Uterus / Histera / Hister ( Rahim )


Merupakan organ otot berdinding tebal dan berongga ( cavum ). Bentuk, besar, letak,
dan susunan uterus berbeda beda tergantung pada umur, organ sekitarnya dalam keadaan
hamil. Terletak pada rongga panggul antara vesika urinaria dengan colon sigmoid dan rectum.
Uterus ini sendiri berfungsi sebagai tempat implantasi ovum yang telah dibuahi, Sebagai
tempat perkembangan dan memberi makan pada janjn yang sedang berkembang. Dengan
vagina termasuk jalan lahir lunak.
Bagian bagian uterus antara lain :

Fundus Uteri

Corpus Uteri

Isthmus Uteri

Serviks Uteri
Bagian dinding uterus secara historik terdiri dari 3 bagian yaitu;

Lapisan serosa ( lapisan peritoneum ), di luar

Lapisan otot ( lapisan myometrium ), di tengah

Lapisan mukosa ( lapisan endometrium ), di dalam


Sikap dan letak Rahim dalam rongga panggul terfiksasi dengan baikk karena disokong dan
dipertahankan oleh,

Tonus rahim itu sendiri

Tekanan intra abdominal

Otot otot dasar panggul

Ligament ligament

o Lig. Cardinal kanan dan kiri ( mackendort)


o Lig. Sakro uterine
o Lig. Rotundum
o Lig. Latum

o Lig. Infundibulo pelvikum


Letak Rahim dalam keadaan fisiologis adalah anteroflesi. Letak letak lainya adalah
antefleksi ( tengadah ke belakang ), retrofleksi ( tengadah ke belakang ), anteversi ( terdorong
ke depan ), retroversi ( terdorong ke belakang ), suplai darah rahim dialiri oleh artteri uterine
yang berasal dari arteri ilikaka interna ( a.hipogastrika ) dan arteri ovarika.
Fungsi rahim adalah

a.

tempat tumbuh janin berkembang.

b.

berkontraksi terutama sewaku bersalin dan sesudah bersalin.

c.

berfungsi waktu siklus haid

Tuba Uterina ( Saluran Telur )


Adalah saluran telur yang keluar dari korpus rahim kanan dan kiri, panjangnya 12 1
cm, diameter 3 8 mm. bagian luarnya diliputi oleh peritoneum visceral yang merupakan
bagian dari ligamentum latum. Bagian dalam dilapisi silia, yaitu rambut getar yang berfungsi
untuk menyalurkan telur hasil konsepsi.
Saluran telur terdiri dari empat bagian :

Pars interstisialis (intramuralis),

Pars ismika, yang merupakan bagian tengah saluran telur yang sempit,

Pars ampularis,, di mana biasanya pembuahan (konsepsi) terjadi,

Infundibulum, yang merupakan ujung tuba yang terbuka ke rongga perut. Di ujung
infundibulum teredapat umbai umbai (fimbriae) yang berguna untuk menangkap sel telur
(ovum), yang kemudian akan disalurkan ke dalam tuba.
Fungsi saluran telur adalah

a.

sebagai saluran telur.

b.

menangkap dan membawa ovum yang dilepaskan oleh indung telur.

c.

tempat terjadinya pembuahan (konsepsi = fertilisasi)

Gambar Alat Reproduksi Wanita Dalam( Genetalia feminina interna )

FISIOLOGI
ALAT-ALAT REPRODUKSI WANITA

Dalam masa kanak kanak, indung telur masih masa istirahat, belum berfungsi
dengan baik.setelah akil baliq,maka terjadilah perubahan perubahan besar pada seluruh
tubuh wanita. Pubertas tercapai pada usia sekitar 12 16 tahun, namun hal ini di pengaruhi
oleh keturunan , bangsa,iklim,dan lingkungan. Ciri khas kedewasaan manusia di tandai
dengan adanya perubahan perubahan siklik pada alat kandungan sebagai persiapan untuk
suatu kehamilan. Peristiwa penting tersebut di tandai dengan datangnya haid,yaitu
pengeluaran darah tiap bulan dari dalam rahim. Selain itu , pada ketiak dan alat kemaluan
luar tumbuh rambut, buah dada ( payudara ) bertambah besar, panggul dan pinggul menjadi
luas, sehingga tubuh remaja putri ini mempunyai bentuk khas wanita. Dengan akil baliq ini,
seorangb remaja putri mulai memasuki kurun waktu reproduktif, artinya masa mendapatkan
keturunan yang berlangsung kira kira 30.

Haid yang pertama kali terjadi di sebut Minarche. Setelah masa reproduksi, wanita
masuk dalam masa Klimakterium yang terjadi secara berangsur angsur di mana haid akan
menjadi tidak teratur, lalu akhir nya berhenti sama sekali sesuai dengan lanjutnya usia.
Keadaan ini di sebut Menopause ( stop haid ). Perubahan perubahan yang kompleks dan
harmonis ini di atur oleh Serebrom, Hipotalamus, Hipofise,Alat alat kandungan, Korteks
Adrenal ,Kelenjar Tiroid dan kelenjar kelenjar lainnya.

A.

Fisiologi Haid
Pada wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan secara teratur mengeluarkan
darah dari alat kandungannya, dan ini di sebut haid. Ada yang menyebutnya Mensis,
Mentruasi, datang Bulan,kain kotor,atau Period.
Pada siklus haid, Mukosa Rahim di persiapkan secara teratur untuk mernerima ovum
yang di buahi setelah terjadinya ovulasi , keadaan ini di kontrol oleh Hormon hormon yang
dapat di deteksi dalam air Kemih yang di periksa adalah air kemih 24 jam dan di ukur kadar
Estriol dan Pregnandiolnya.

Hormon hormon Siklus Haid

FSH ( folllicle stimulating Hormone ) dikeluarkan oleh hipofise lobus depan.

Estrogen di hasilkan oleh ovarium

LH ( luteinizing Hormone ) dihasilkan HipofIise, dan

Progesteron dikeluarkan oleh indung telur.


Setelah selesai haid, oleh pengaruh hormon FSH dan Estrogen, selaput lendir rahim
( endometrium ) menjadi semakin tebal. Bila terjadi ovulasi, berkat pengaruh progesteron
selaput ini menjadi lebih tebal lagi, dan kelenjar endometrium tumbuh berkeluk keluk.
Bersamaan dengan itu, endometrium menjadi lebih lembek seperti karet busa dan melakukan
persiapan persiapan supaya sel telur yang telah di buahi dapat bersarang. Bila tidak ada sel
telur yang bersarang, endometrium ini terkelupas dan terjadi perdarahan yang disebut haid.

B. OVULASI ( PENGELUARAN SEL TELUR )


Kapan terjadinya ovulasi atau keluarnya sel telur dari indung telur perlu kita ketahui
untuk menentukan masa / hari subur seorang wanita, karena kehamilan hanya mungkin
terjadi bila sanggama ( koitus ) dilakukan pada sekitar saat ovulasi. Biasanya ovulasi terjadi
kira kira 14 hari sebelum haid yang akan datang. Dengan kata lain, diantara dua haid yang
berurutan, indung telur akan mengeluarkan ovum, setiap kali suatu dari ovarium kanan dan
lain kali dari ovrium kiri.
Cara menentukan adanya ovulasi :

Biopsi endometrium

Suhu basal badan

Sitologi vaginal

Getah serviks

PH getah vagina, dan

Endoskopi.
DAFTAR PUSTAKA
Muchtar,rustman.1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta:EGC

ANATOMI KELENJAR BARTOLINI

ABSES BARTOLINI1.

A. Definisi

Abses Bartolini adalah penumpukan nanah yang membentuk benjolan (pembengkakan) di


salah satu kelenjar Bartholin yang terletak disetiap sisi lubang vagina (Endang, 2012).Abses Bartolini
didefinisikan sebagai penghasilan pus yangmembentuk bengkak pada satu dari kelenjar Bartolini yang
terletak disamping labia pada alat kelamin wanita (Manuba, 2008).AbsesVagina adalah suatu
penimbunan nanah yang terjadi di sekitarkemaluan ataupun didalam vagina, biasanya terjadi akibat
suatu infeksi bakteri (Baradero, 2006).Bartolinitis adalah sumbatan duktus utama kalenjar
bartolinmenyebabkan retensi sekresi dan dilatasi kistik.Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar
bartolin atau
bartolinitis juga dapat menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita.Biasanya,
pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampaitak bisa berjalan. Juga dapat disertai
demam, seiring pembengkakan padakelamin yang memerah (Amiruddin, 2004).

B. Anatomi Kelenjar Bartolini


Kelenjar bartholoni merupakan salah satu organ genetalia eksterna,kelenjar bartholini atau
glandula vestibularis mayor, kelenjar ini biasanya berukuran sebesar kacang dan ukurannya jarang
melebihi satu cm.kelenjarini tidak teraba kecuali pada keadaan penyakit atau infeksi. Saluran
keluardari kelenjar ini bermuara pada celah yang terdapat diantara labium
minus pudendi dan tepi himen. Glandula ini homolog dengan glandula bulbourethralis pada pria. Kele
njar ini tertekan pada waktu coitus danmengeluarkan sekresinya untuk membasahi atau melicinkan
permukaanvagina (Mast, 2010).

Kelenjar bartholini terletak posterolateral dari vestibulum arah jam4 & 8, mukosa kelenjar
dilapisi oleh sel-sel epitel kubus, panjang saluran pembuangannya sekitar 2,5 cm dan dilapisi
oleh sel-sel epitel transisional.Saluran pembuangan ini berakhir diantara labia minor dan
hymen dandilapisi sel epitel skuamus (Amiruddin, 2004)
C. Fisiologi
Pada introitus vagina terdapat kelenjar bartholini yang berfungsiuntuk membasahi
mengeluarkan lendir untuk menberikan pelumas vaginasaat melakukan hubungan seksual,
kira-kira spertiga dari introitus vaginakanan dan kiri yang terletak posterolateral. Dalam
keadaan normalkelenjar ini tidak teraba pada palpasi (Manuba, 2008).
D. Etioligi
Infeksi kelenjar bartholini terjadi oleh infeksi
gonokokus,
pada bartholinitis kelenjar ini akan membesar, merah, dam nyeri kemudianisinya akan
menjadi nanah dam keluar pada duktusnya, karena adanyacairan tersebut maka dapat terjadi
sumbatanpada salah satu duktus yangdihasilkan oleh kelenjar dan terakumulasi, menyebabkan
kelenjarmembengkak dan menbentuk suatu kista. Suatu abses terjadi bila kistamenjadi

terinfeksi. Abses bartholini dapat disebabkan oleh


sejumlah bakteri. Ini termasuk orgasme yang menyebabkan penyakit menularseksual seperti
Klamidia dan Gonoreserta. Umumnya abses inimelibatkan lebih dari lebih dari satu jenis
organisme. Obstruksi distalsaluran bartolini bisa mengakibatkan retensi cairan, dengan
dihasilkannyadilatasi dari duktus dan pembentukan kista. Kista dapat terinfeksi, danabses
dapat berkembang dalam kelenjar. Kista bartolini tidak selalu harusterjadi sebelum abses
kalenjar (Setyadeng, 2010).
E. Patofisiologi
Tersumbatnya bagian distal dari duktus Bartholin dapat menyebabkan retensi dari sekresi,
dengan akibat berupa pelebaran duktus dan pembentukan kista. Kista tersebut dapat
menjadi terinfeksi, dan
abses bisa berkembang dalam kelenjar. Kelenjar BartholiIn sangat sering
terinfeksi dan dapat membentuk kista atau abses pada wanita usiareproduksi. Kista dan abses
bartholin seringkali dibedakan secara klinis.Kista Bartholin terbentuk ketika ostium dari
duktus tersumbat,sehingga menyebabkan distensi dari kelenjar dan tuba yang berisi
cairan.Sumbatan ini biasanya merupakan akibat sekunder dari peradangannonspesifik
atau trauma. Kista bartholin dengan diameter 1-3 cmseringkali asimptomatik. Sedangkan
kista yang berukuran lebih besar,kadang menyebabkan nyeri dan dispareunia. Abses Bartholin
merupakanakibat dari infeksi primer dari kelenjar, atau kista yang terinfeksi. Pasiendengan
abses Bartholin umumnya mengeluhkan nyeri vulva yang akutdan bertambah secara cepat dan
progresif. Abses kelenjar Bartholindisebakan oleh polymicrobial(Amiruddin, 2004)
F. Gejala Klinis
Pada saat kelenjar bartholini terjadi peradangan maka akanmembengkak, merah dan nyeri
tekan. Kelenjar bartholini membengkakdan terasa nyeri bila penderita berjalan dan
sukar duduk (Djuanda, 2007).Kista bartholini tidak selalu menyebabkan keluhan akan tetapi
kadangdirasakan sebagai benda yang berat dan menimbulkan kesulitan padawaktu koitus.
Bila kista bartholini berukuran besar dapat menyebabkanrasa kurang nyaman saat berjalan
atau duduk. Tanda kista bartholini yangtidak terinfeksi berupa penonjolan yang tidak nyeri
pada salah satu sisivulva disertai kemerahan atau pambengkakan pada daerah vulva
disertaikemerahan atau pembengkakan pada daerah vulva (Amiruddin, 2004).Adapun jika
kista terinfeksi maka dapat berkenbang menjadi abses bartholini dengan gajala klinik berupa
(Amiruddin, 2004) :
Nyeri saat berjalan, duduk, beraktifitas fisik atau berhubunganseksual.
Umunnya tidak diserati demam kecuali jika terifeksi denganorganisem yang
ditularkan melaui hubungan seksual.
Pembengkakan pada vulva selam 2-4 hari.
Biasanya ada secret di vagina.

Dapat terjadi rupture spontan.Menurut Revina (2012) tanda dan gejala yang
munculdisebabkan oleh beberapa hal diantaranya adanya peradangan atautrauma
sehingga mengakibatkan adanya dilatasi kistik dukus. Kistaini biasanya tidak
berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan.Pada ukuran yang membesar akan
menimbulkan dispareuniasehingga penderita akan mengeluhkan sakit. Abses
kelenjar bartholinyang disertai dengan adanya dispareunia sehingga
mengakibatkananda nyeri vulva sampai mengakibatkan sakit ketika berjalan.
Absesini akan kambuh dengan adanya sederhana dan drainase. Hal initerjadi karena
adanya inflamasi. Gejala yang sering diderita
oleh pasien adalah adanya rasa sakit, unilateral dan ditandai denganadanya tandatanda kemunculan selulitas. Kemudian ukuran akan berubah membesar dan akan
pecah dan bersifat nonpurulent
G. HISTOLOGI
Kelenjar bartolini dibentuk oleh kelenjar racemose dibatasi oleh epitel kolumnair atau
kuboid. Duktus dari kelenjar bartolini merupakan epitel transsisional yang secara
embriologi merupakan daerah transisi abtara traktus urinarius dengan traktus genital.

BAB V
HIPOTISIS AWAL ( DEFFERENTIAL DIAGNOSIS)

1. Abses Bartholinitis + leuchoroe


2. Kista Bartholin

BAB VI
ANALISIS DARI DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
1. Identitas Pasien
Nama
: Ny. Cantik
Umur
: 32 tahun
Tempat Lahir : Surabaya
Agama
: Kristen
Bangsa
: Indonesia
Suku
: Jawa
Alamat
: Dukuh Kupang
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Status
: Menikah dengan 2 anak
Pekerjaan suami : Sopir
2. Anamnesis
a. Keluhan umum
Keputihan serta benjolan disekitar kemaluan
b. Riwayat penyakit sekarang
Keputihan yang sudah dialami lebih kurang 1 minggu. Sakit untuk berjalan,
serta timbul benjolan di sekitar kemaluan.
c. Riwayat penyakit dahulu
Tidak menderita penyakit yang berhubungan dengan keluhan saat ini, tidak
pernah MRS
d. Riwayat sosial
Lulus SMA, pekerjaan ibu rumah tangga, sehari-hari mengurus suami yang
bekerja sebagai sopir dan 2 orang anak
3. Pemeriksaan Fisik Penyakit Pada Skenario 2
Tanda Vital
Kesadaran
: Compos mentis
Tensi
:Suhu
:Nadi
:RR
:Keadaan Umum
: Baik
Pemeriksaan Kepala : (Anemis (-)/ Icterus(-) / Cyanosis (-) / Dipnea (-))
Mata
: DBN
Lidah
: DBN

Status Lokalis

: Labia mayor dextra terdapat tumor dengan diameter 5 cm,


nyeri (+) , konsistensi kenyal, tampak gejala inflamasi, tampak
pus keluar dari tumor

Pemeriksaan Kulit : DBN


Pemeriksaan Leher : DBN
Pemeriksaan Dada : Inspeksi

: DBN

Palpasi

: DBN

Perkusi

: Paru

: DBN

Jantung

: DBN

Auskultasi : Paru

: DBN

Jantung
Pemeriksaan Abdomen

: Inspeksi

: DBN

Palpasi

: DBN

Perkusi

: DBN

: DBN

Auskultasi : DBN
Pemeriksaan ekstremitas

: DBN

4. Pemeriksaan Penunjang Penyakit Pada Skenario 2


Pada kasus dalam skenario ini, pemeriksaan penunjang yang dianjurkan untuk
dilakukan oleh Ny. Cantik adalah:
a. Pemeriksaan gram dan biakan materi purulen membantu identifikasi bakteri
patogen
b. Mengambil sampel sekresi dari vagina atau servix untuk mengetahui adanya
infeksi menular seksual, gonore, sifilis atau infeksi menular seksual lainnya.
Kultur jaringan dibutuhkan untuk mengidentifikasi jenis bakteri penyebab infeksi
Gonorrhea dan Chlamidya. Untuk kultur, di ambil swab dari abses atau daerah
lain seperti serviks. Hasil tes ini baru dapat dilihat setelah 48 jam kemudian, tetapi

hal ini tidak menunda pengobatan. Dari hasil tes ini dapat diketahui apakah
antibiotik perlu diberikan.
c. Biopsi dari massa untuk mengetahui adanya sel-sel kanker, jika pasien mengalami
:
1) Kegagalan penyembuhan dengan pengobatan yang teratur
2) Ada riwayat menderita keganasan labial
3) Kronik dan atau tidak nyeri sama sekali

BAB VII
HIPOTESIS AKHIR (DIAGNOSIS)
Menurut diskusi kelompok kami, hipotesis akhir (diagnosis) dari skenario 3 adalah Abses
Bartholinitis + Leuchoroe

BAB VIII
MEKANISME DIAGNOSIS

Massa

Abses Bartholin
+ Lechore

Selulitis

Nyeri tekan

Kista
Bartholin

Pus

BAB IX
STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH
a. PENATALAKSANAAN
-

Duduk Berendam di Air Hangat

Obat pereda nyeri

Obat Antibiotik

Prosedur Pemasangan Kateter

Marsupilasi Kista

b. PRINSIP TINDAKAN MEDIS


Pada penanganan abses bartholin, dapat dilakukan tindakan bedah, yaitu:
Insisi dan drainase abses : Tindakan ini dilakukan bila terjadi simptomatik Bartholins

gland abscesses dan jika sering terjadi rekurensi


Drainase denfinitif menggunakan word kateter : word catheter biasanya digunakan

ada penyembuhan kista duktus bartholin dan abses bartholin.


Marsupialisasi : digunakan juga untuk abses kelenjar bartholin karena memberi hasil
yang sama efektifnya. Marsupalisasi adalah suatu tehnik membuat muara saluran
kelenjar bartholin yang baru sebagai alternatif lain dari pemasangan word kateter.
Komplikasi berupa dispareuni, hematoma, infeksi.
Proses epithelisasi pada tindakan bedah terjadi setelah 4-6 minggu, word kateter akan

dilepas setelah 4-6 minggu, meskipun epithelisasi biiasa terbentuk pada 3-4 minggu.
Bedress selama 2-3 hari mempercepat penyembuhan. Meskipun dapat menimbulkan
terjadinya selulitis, antibiotik tidak diperlukan. Antibiotik diperlukan bila terjadi selulitis
(jarang).

BAB X
PROGNOSIS & KOMPLIKASI
A. Prognosis

Prognosa penyembuhan baik. 10% dari kasus rekuren. Penting untuk


mengobati pasien yang didiagnosa bersama dengan infeksi vagina sedini yang
mungkin.
B. Komplikasi
Komplikasi dari abses bartholin ini yaitu dapat terjadi rekurensi , pendarahan dan
timbul jaringan parut. Pada Ibu hamil dengan rawan terhadap gonore sehingga anak
bayi dapat menderita blenorea neonatorum. Bahaya peradangan saat ibu hamil yaitu
daya tahan tubuh pada wanita hamil biasanya akan menurun. Karena itu, infeksi akan
semakin berkembang lantaran vagina wanita hamil biasanya lebih lembab. pada orang
hamil lebih sulit diberikan. Pengobatan harus dilakukan dengan sangat teliti karena
berhubungan dengan kondisi janin. Kuman streptococcus bisa menyerang selaput
ketuban dan mengakibatkan pecahnya ketuban, bahkan bisa menyerang si bayi. Jika
bayi lahir lewat vagina yang memiliki banyak kuman, maka kuman-kuman itu pun akan
ikut dengan si bayi. Akibat lain dari peradangan saat hamil, bayi bisa lahir prematur,
terjadi penyebaran kuman pada tubuh bayi. Dan jika infeksi parah, bayi dalam rahim
bisa meninggal.
C. Cara Penyampaian Prognosis Kepada Pasien / Keluarga Pasien
Berikan informasi yang jelas setiap prosedur tindakan yang akan diberikan.

Jelaskan proses penyakit.


Libatkan keluarga yang dekat dengan pasien guna untuk mengurangi kecemasan
dan menimbulkan kepercayaan diri.

D.

Peran Pasien / Keluarga Untuk Penyembuhan


1. Peran Pasien :
1) Minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter
2) Jika terjadi keputihan segera periksakan kedokter
3) Selalu kontrol secara rutin ke dokter
4) Mengikuti prosedur pemeriksaan medis
5) Jaga kebersihan kewanitan dan bergaya hidup sehat
2. Peran Keluarga Pasien :
1) Beri semangat pada pasien dalam menghadapi penyakit ini
2) Ingatkan pasien untuk selalu melaksanakan perintah dokter
3) Selalu beri perhatian pada pasien
4) Temani pasien selama melakukan pengobatan
5) Lakukan pendekatan dan komunikasi

Anda mungkin juga menyukai