BAB II
KATA KUNCI
1.
2.
3.
4.
BAB III
PROBLEM
1. Apa masalah pasien tersebut?
2. Bagaimana prinsip anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang bagi
pasien tersebut?
3. Bagaimana cara diangnosis pasti pada pasien tersebut?
4. Bagaimana prinsip penatalaksaan pada pasien tersebut?
5. Bagaimana prognosis pasien tersebut
BAB IV
PEMBAHASAN
ANATOMI ALAT-ALAT REPRODUKSI WANITA
Dalam arti sempit adalah alat kandungan yang dapat dilihat dari luar bila wanita dalam posisi
litotomi. Yang fungsinya dikhususkan untuk kopulasi ( koitus).
Alatreproduksi dalam ( genetalia interna )
A.
klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil, sampai ke belakang di batasi perineum.
-
Labia Minora
Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Di sini juga dijumpai
Frenulum klitoris, preputium, dan frenulum pudenda
Vestibulum
Terletak di bawah selaput lendir vulva, atau diantara 2 labia minor. Terdiri dari bulbus
vestibuli kanan dan kiri. Di sini dijumpai kelenjar vestibuli mayor ( kelenjar bartholini ) dan
kelenjar vestibulum minor.
Introitus Vagina
Adalah pintu masuk vagina.
Perineum
Terletak diantara vulva dan anus.
Klitoris ( Kelentit )
Identik dengan penis pada pria, kira kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit dan
ditutupi oleh frenulum klitoris. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat berereksi, sifatnya
amat sensitif karena banyak memiliki serabut saraf.
Terdapat dua indung telur, masing masing di kanan dan di kiri Rahim, dilapisi
mesovarium dan tergantung di belakang lig. Latum. Bentuknya seperti buah almon., sebesar
ibu jari tangan ( jempol ) ukuran 2,5 5 cm 0,6 1 cm. indung telur ini posisinya ditunjang
oleh mesovarium, lig. Ovarika, lig. Infundibulopelvikum. Merupakan alat reproduksi yang
setelah dewasa menghasilkan ovum ( telur ). Berfungsi sebagai kelenjar endokrin
( menghasilkan estrogen dan progresteron ). Juga berperan dalam mengatur siklus haid.
Strukturnya terdiri dari :
-
Korteks / kulit
Fundus Uteri
Corpus Uteri
Isthmus Uteri
Serviks Uteri
Bagian dinding uterus secara historik terdiri dari 3 bagian yaitu;
Ligament ligament
a.
b.
c.
Pars ismika, yang merupakan bagian tengah saluran telur yang sempit,
Infundibulum, yang merupakan ujung tuba yang terbuka ke rongga perut. Di ujung
infundibulum teredapat umbai umbai (fimbriae) yang berguna untuk menangkap sel telur
(ovum), yang kemudian akan disalurkan ke dalam tuba.
Fungsi saluran telur adalah
a.
b.
c.
FISIOLOGI
ALAT-ALAT REPRODUKSI WANITA
Dalam masa kanak kanak, indung telur masih masa istirahat, belum berfungsi
dengan baik.setelah akil baliq,maka terjadilah perubahan perubahan besar pada seluruh
tubuh wanita. Pubertas tercapai pada usia sekitar 12 16 tahun, namun hal ini di pengaruhi
oleh keturunan , bangsa,iklim,dan lingkungan. Ciri khas kedewasaan manusia di tandai
dengan adanya perubahan perubahan siklik pada alat kandungan sebagai persiapan untuk
suatu kehamilan. Peristiwa penting tersebut di tandai dengan datangnya haid,yaitu
pengeluaran darah tiap bulan dari dalam rahim. Selain itu , pada ketiak dan alat kemaluan
luar tumbuh rambut, buah dada ( payudara ) bertambah besar, panggul dan pinggul menjadi
luas, sehingga tubuh remaja putri ini mempunyai bentuk khas wanita. Dengan akil baliq ini,
seorangb remaja putri mulai memasuki kurun waktu reproduktif, artinya masa mendapatkan
keturunan yang berlangsung kira kira 30.
Haid yang pertama kali terjadi di sebut Minarche. Setelah masa reproduksi, wanita
masuk dalam masa Klimakterium yang terjadi secara berangsur angsur di mana haid akan
menjadi tidak teratur, lalu akhir nya berhenti sama sekali sesuai dengan lanjutnya usia.
Keadaan ini di sebut Menopause ( stop haid ). Perubahan perubahan yang kompleks dan
harmonis ini di atur oleh Serebrom, Hipotalamus, Hipofise,Alat alat kandungan, Korteks
Adrenal ,Kelenjar Tiroid dan kelenjar kelenjar lainnya.
A.
Fisiologi Haid
Pada wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan secara teratur mengeluarkan
darah dari alat kandungannya, dan ini di sebut haid. Ada yang menyebutnya Mensis,
Mentruasi, datang Bulan,kain kotor,atau Period.
Pada siklus haid, Mukosa Rahim di persiapkan secara teratur untuk mernerima ovum
yang di buahi setelah terjadinya ovulasi , keadaan ini di kontrol oleh Hormon hormon yang
dapat di deteksi dalam air Kemih yang di periksa adalah air kemih 24 jam dan di ukur kadar
Estriol dan Pregnandiolnya.
Biopsi endometrium
Sitologi vaginal
Getah serviks
Endoskopi.
DAFTAR PUSTAKA
Muchtar,rustman.1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta:EGC
ABSES BARTOLINI1.
A. Definisi
Kelenjar bartholini terletak posterolateral dari vestibulum arah jam4 & 8, mukosa kelenjar
dilapisi oleh sel-sel epitel kubus, panjang saluran pembuangannya sekitar 2,5 cm dan dilapisi
oleh sel-sel epitel transisional.Saluran pembuangan ini berakhir diantara labia minor dan
hymen dandilapisi sel epitel skuamus (Amiruddin, 2004)
C. Fisiologi
Pada introitus vagina terdapat kelenjar bartholini yang berfungsiuntuk membasahi
mengeluarkan lendir untuk menberikan pelumas vaginasaat melakukan hubungan seksual,
kira-kira spertiga dari introitus vaginakanan dan kiri yang terletak posterolateral. Dalam
keadaan normalkelenjar ini tidak teraba pada palpasi (Manuba, 2008).
D. Etioligi
Infeksi kelenjar bartholini terjadi oleh infeksi
gonokokus,
pada bartholinitis kelenjar ini akan membesar, merah, dam nyeri kemudianisinya akan
menjadi nanah dam keluar pada duktusnya, karena adanyacairan tersebut maka dapat terjadi
sumbatanpada salah satu duktus yangdihasilkan oleh kelenjar dan terakumulasi, menyebabkan
kelenjarmembengkak dan menbentuk suatu kista. Suatu abses terjadi bila kistamenjadi
Dapat terjadi rupture spontan.Menurut Revina (2012) tanda dan gejala yang
munculdisebabkan oleh beberapa hal diantaranya adanya peradangan atautrauma
sehingga mengakibatkan adanya dilatasi kistik dukus. Kistaini biasanya tidak
berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan.Pada ukuran yang membesar akan
menimbulkan dispareuniasehingga penderita akan mengeluhkan sakit. Abses
kelenjar bartholinyang disertai dengan adanya dispareunia sehingga
mengakibatkananda nyeri vulva sampai mengakibatkan sakit ketika berjalan.
Absesini akan kambuh dengan adanya sederhana dan drainase. Hal initerjadi karena
adanya inflamasi. Gejala yang sering diderita
oleh pasien adalah adanya rasa sakit, unilateral dan ditandai denganadanya tandatanda kemunculan selulitas. Kemudian ukuran akan berubah membesar dan akan
pecah dan bersifat nonpurulent
G. HISTOLOGI
Kelenjar bartolini dibentuk oleh kelenjar racemose dibatasi oleh epitel kolumnair atau
kuboid. Duktus dari kelenjar bartolini merupakan epitel transsisional yang secara
embriologi merupakan daerah transisi abtara traktus urinarius dengan traktus genital.
BAB V
HIPOTISIS AWAL ( DEFFERENTIAL DIAGNOSIS)
BAB VI
ANALISIS DARI DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
1. Identitas Pasien
Nama
: Ny. Cantik
Umur
: 32 tahun
Tempat Lahir : Surabaya
Agama
: Kristen
Bangsa
: Indonesia
Suku
: Jawa
Alamat
: Dukuh Kupang
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Status
: Menikah dengan 2 anak
Pekerjaan suami : Sopir
2. Anamnesis
a. Keluhan umum
Keputihan serta benjolan disekitar kemaluan
b. Riwayat penyakit sekarang
Keputihan yang sudah dialami lebih kurang 1 minggu. Sakit untuk berjalan,
serta timbul benjolan di sekitar kemaluan.
c. Riwayat penyakit dahulu
Tidak menderita penyakit yang berhubungan dengan keluhan saat ini, tidak
pernah MRS
d. Riwayat sosial
Lulus SMA, pekerjaan ibu rumah tangga, sehari-hari mengurus suami yang
bekerja sebagai sopir dan 2 orang anak
3. Pemeriksaan Fisik Penyakit Pada Skenario 2
Tanda Vital
Kesadaran
: Compos mentis
Tensi
:Suhu
:Nadi
:RR
:Keadaan Umum
: Baik
Pemeriksaan Kepala : (Anemis (-)/ Icterus(-) / Cyanosis (-) / Dipnea (-))
Mata
: DBN
Lidah
: DBN
Status Lokalis
: DBN
Palpasi
: DBN
Perkusi
: Paru
: DBN
Jantung
: DBN
Auskultasi : Paru
: DBN
Jantung
Pemeriksaan Abdomen
: Inspeksi
: DBN
Palpasi
: DBN
Perkusi
: DBN
: DBN
Auskultasi : DBN
Pemeriksaan ekstremitas
: DBN
hal ini tidak menunda pengobatan. Dari hasil tes ini dapat diketahui apakah
antibiotik perlu diberikan.
c. Biopsi dari massa untuk mengetahui adanya sel-sel kanker, jika pasien mengalami
:
1) Kegagalan penyembuhan dengan pengobatan yang teratur
2) Ada riwayat menderita keganasan labial
3) Kronik dan atau tidak nyeri sama sekali
BAB VII
HIPOTESIS AKHIR (DIAGNOSIS)
Menurut diskusi kelompok kami, hipotesis akhir (diagnosis) dari skenario 3 adalah Abses
Bartholinitis + Leuchoroe
BAB VIII
MEKANISME DIAGNOSIS
Massa
Abses Bartholin
+ Lechore
Selulitis
Nyeri tekan
Kista
Bartholin
Pus
BAB IX
STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH
a. PENATALAKSANAAN
-
Obat Antibiotik
Marsupilasi Kista
dilepas setelah 4-6 minggu, meskipun epithelisasi biiasa terbentuk pada 3-4 minggu.
Bedress selama 2-3 hari mempercepat penyembuhan. Meskipun dapat menimbulkan
terjadinya selulitis, antibiotik tidak diperlukan. Antibiotik diperlukan bila terjadi selulitis
(jarang).
BAB X
PROGNOSIS & KOMPLIKASI
A. Prognosis
D.