Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya, sehingga pada akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik,
di mana makalah ini kami sajikan dalam bentuk buku yang sederhana. Adapun judul
penulisan makalah yang kami ambil adalah PENGOLAHAN AIR KOTOR.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauhdari kesempurnaan, oleh karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan
makalah ini yang akan datang.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai
planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita
mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat air umur
mulai berubah warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti kita
harus selalu optimis. Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki mulai
menjadi keruh, kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat
berupaya merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air bersih yang layak pakai.
Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air
bersih, dan cara yang paling mudah dan paling umum digunakan adalah dengan membuat
saringan air, dan bagi kita mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih air atau
saringan air sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses
penyaringan air secara sederhana tersebut tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam
yang terlarut di dalam air.
Maksud dari penulisan makalah ini adalah membuat laporan salah satu dari materi
POAC ( Planing, Organizing, Actuating, Controling ) untuk memenuhi mata kuliah, yaitu
mata kuliah hygiene and sanitasy, dengan materi tentang pengolaham air kotor.
1.2.Metodelogi Penelitian
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penulisan tugas ini, kami
membutuhkan beberapa tehnik atau metode penelitian sebagai kelengkapan dari penulisan
ini, dimana metode yang kami ambil adalah metode Riset kepustakaan. Dalam metode ini
kami memperoleh data dari buku yang ada dan internet.
1.3.Sistematik Penulisan
Dalam sistematik penulisan laporan ini kami membedakan menjadi beberapa bab
yang diantaranya adalah sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan di jelaskan mengenai latar belakang, maksud dan
tujuan, metedelogi penelitian , dan sistematik penulisan.
BAB II
BAB III
PENUTUP
Pada bab ini diuraikan mengenai kesimpulan serta ringkasan pada
penulisan tugas makalah ini.
BAB II
PENGOLAHAN AIR KOTOR
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1
bar) and temperatur 273,15 K (0 C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting,
yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam,
gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air
berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan
temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen
(H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-). Manusia, binatang,
dan tumbuh-tumbuhan memerlukan air untuk hidup. Tenaga air mempunyai arti ekonomi
yang besar. Air tidak hanya menyediakan media yang menjadi tempat dimungkinkannya
reaksi yang menyokong kehidupan, tapi air sendiri sering menjadi produk atau reaktan yang
penting dari reaksi-reaksi itu.
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi
klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk molekuler, dimana
disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
2.
DO (dissolved oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi
atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik. Satuan DO
biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
3.
BOD (biological oxygent demand)
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk
menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air
buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas self
purification badan air penerima.
4.
COD (chemical oxygent demand)
COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan
organik secara kimia.
Reaksi: + 95%terurai
Zat Organik + O2 CO2 + H2O
5.
Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun
sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri (air ketel,
air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki. Kesadahan
yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air.
6.
Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun
terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat ( 0,05 mg/l). Kehadiran
besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau ligam, menimbulkan
warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun
bagi manusia.
disaring. Tawas juga membentuk koloidal AL(OH) 3 yang dapat mengadsorpsi zat-zat warna
atau zat-zat pencemar seperti detergen dan pestisida. Apabila tingkat kekeruhan air yang
diolah terlalu tinggi maka digunakan karbon aktif di samping tawas. Pasir berfungsi sebagai
penyaring. Klorin atau kaporit berfungsi sebagai pembasmi hama (desinfektan), sedangkan
kapur tohor berguna untuk menaikkan pH, yaitu untuk menetralkan keasaman ynang terjadi
karena penggunaan tawas.
1.
2.
a.
Koagulasi
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. pada proses koagulasi ini
dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air-air
kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung di
dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa
tawas, ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis
(terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk).
6
Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya proses
adalah 30 90 detik.
Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan mesin pemutar
b.
Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit
ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan dilakukan
pengadukan lambat (slow mixin)
Proses Sedimentasi
Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator
c.
Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai
dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini
biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga ketebalan berbeda.
Dilakukan secara grafitasi.
Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan,
dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain
sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.
d.
Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke dalam
reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum
didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan distribusi di kita
menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan eleveasi
lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya terletak diatas
bukit, atau gunung.
Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA Instalasi Pengolahan Air.
Untuk menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir dibangun
dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan
pumping station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP
ke reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan melalui pipapipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.
3.
Pengenceran (Dilution)
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah kemudian
baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi dengan makin bertambahnya penduduk, yang berarti
makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu
banyak dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula maka cara ini tidak dapat
dipertahankan lagi.
Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya bahaya kontaminasi
terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan
pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan sebagainya.
Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.
b.
c.
Irigasi
Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air akan merembes
masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaan tertentu
air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan
sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari
rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya di mana
kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.
4.
Penyaringan Air
a.
Saringan Kain Katun.
9
yang digunakan.
Saringan Kapas
Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik sebelumnya.
Seperti halnya penyaringan dengan kain katun, penyaringan dengan kapas juga dapat
membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Hasil saringan
kerikil.
Saringan Pasir Cepat (SPC)
Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas lapisan pasir pada
bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah penyaringan air terbalik bila
dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni dari bawah ke atas (up flow). Air bersih
didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu baru
Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan satu buah
lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam menghilangkan bau dan rasa yang ada
pada air baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok kelapa.
h.
dan arang juga ditambah satu buah lapisan injuk / ijuk yang berasal dari sabut kelap
i.
Saringan Keramik
Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat
dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih didapatkan dengan jalan
penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa filter kramik menggunakan campuran
perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan membunuh bakteri. Ketika proses penyaringan,
kotoran yang ada dalam air baku akan tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk dan
menyumbat permukaan filter. Sehingga untuk mencegah penyumbatan yang terlalu sering
maka air baku yang dimasukkan jangan terlalu keruh atau kotor. Untuk perawatan saringn
keramik ini dapat dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang
mengalir.
j.
Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu
Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air disaring dengan
menggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum digunakan oleh masyarakat desa
Kerobokan, Bali. Saringan tersebut digunakan untuk menyaring air yang berasal dari sumur
gali ataupun dari saluran irigasi sawah. Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil
k.
saringan dari jempeng relatif rendah bila dibandingkan dengan SPL terlebih lagi SPC.
Saringan Tanah Liat.
Kendi atau belanga dari tanah liat yang dibakar terlebih dahulu dibentuk khusus pada
bagian bawahnya agar air bersih dapat keluar dari pori-pori pada bagian dasarnya.
11
12
13
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Begitu pentingnya kesehatan, salah satu faktor kesehatan adalah air sebagai salah satu
sumber kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi air sebagai sumber kehidupan di bumi ini
sudah banyak tercemar karena ulah manusia. Terjadinya berbagai penyakit yang diakibatkan
oleh pencemaran air menyebabkan dicarinya solusi untuk mendaur ulang air yang sudah
kotor menjadi air yang layak pakai lg dengan tradisional ataupun dengan alat yang canggih.
DAFTAR ISI
14
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.LatarBelakang
1.2.Maksud&Tujuan
1.3.MetodePenulisan
1.4.SistematikPenulisan
2.1.Pengertian air
2.2.Karakteristik Air
12
12
14
14
15