Pendahuluan
Ilmu bedah plastik adalah cabang dari ilmu bedah yang mempelajari tentang
pembentukan jaringan tubuh (plastik berasal dari bahasa yunani plasticos
yang berarti membentuk/ mengubah) sehingga dapat menutup defek,
mengembalikan fungsinya, dan juga memperbaiki penampilan.
Setiap kali mendengar istilah bedah plastik selalu yang terbayang adalah
bedah estetik (mengubah sesuatu yang sebenarnya normal menjadi lebih
baik daripada normal), padahal kebanyakan kasusnya adalah bedah
rekonstruksi (mengembalikan fungsi sesuatu jaringan atau bagian tubuh).
Contoh dari operasi bedah estetik adalah memancungkan hidung
(rhinoplasty), menghilangkan kerutan wajah dengan menariknya (face lift/
rhitydectomy), membuang/ sedot lemak (liposuction), dll. Sedangkan operasi
rekonstruksi meliputi operasi bibir sumbing (cheiloraphy), langit langit
terbelah (palatoraphy), release kontraktur, skin graft, dll. Pada umumnya
saat ini bedah rekonstruksi mencapai sekitar 80% dari seluruh kasus bedah
plastik.
Secara teknik, bedah rekonstruksi lebih sulit daripada bedah estetik. Namun
kompleksnya kasus lebih berat pada bedah estetik. Hal ini karena dasar
kepribadian pasien yang meminta operasi bedah estetik yang kadang tidak
realistis dan berharap berlebihan.
Karena bedah estetik terlihat sederhana, sering dokter selain ahli bedah
plastik ikut mengerjakan dengan melalui kursus singkat sekedarnya,
sehingga sering terjadi komplikasi yang tidak seharusnya terjadi. Pada
akhirnya ahli bedah plastik juga yang harus memperbaikinya.
Bab I Teknik Dasar Bedah Plastik
Bedah plastik memiliki ranah estetik selain ranah fungsi. Hal inilah yang
membedakan bedah plastik dengan cabang ilmu bedah yang lain. Jadi selain
pasien sembuh, dia juga mendapat bentuk yang sebagus mungkin. Misalnya
seorang menderita basalioma di hidungnya, dia harus menjalani wide eksisi
untuk membuang basaliomanya dan rekonstruksi hidung sehingga
bentuknya kembali semirip mungkin dengan aslinya.
Untuk penggantian jaringan yang hilang harus dipilih jaringan yang sama
atau yang semirip mungkin dengan aslinya. Ini adalah salah satu prinsip
bedah plastik. Selain itu, seorang ahli bedah plastik juga harus mengerjakan
Rule of Nines adalah aproksimasi saja, tidaklah benar benar tepat. Sekedar
untuk menghitung secara kasar luas permukaan tubuh sehubungan dengan
tata laskananya . Yang lebih penting untuk diingat adalah luas telapak
tangan penderita termasuk jari jari adalah kira kira 1% dari permukaan
tubuhnya.
Indikasi perawatan :
Keadaan yang memerlukan perawatan di rumah sakit adalah:
1. Luka bakar derajat II > 10% untuk anak ( 0-12thn) dan usia lanjut
(>50thn)
2. Luka bakar derajat II> 15% untuk usia dewasa (13-49 thn)
3. Luka bakar derajat III> 5% untuk anak dan usia lanjut
4. Luka bakar derajat III> 10% untuk usia dewasa
5. Adanya tanda / kecurigaan trauma inhalasi
6. Mengenai wajah, tangan, kaki, genitalia, perineum.
7. Adanya trauma lain yang menyertai (misal: fraktur, trauma abdomen,
cedera otak)
8. Trauma elektrik
Keadaan lain yang lebih ringan dapat dilakukan rawat jalan poliklinis dengan
catatan:
1. Penderita cukup terdidik
2. Kooperatif
3. Dirawat secara tertutup
Jenis rawat luka bakar :
1. Terbuka.
Dengan merawat pasien di ruangan steril tekanan positif, diberikan
olesan Mebo setiap 6 jam dan dibersihkan dengan PZ
2. Tertutup
Dirawat dengan dilakukan pembersihan luka dengan savlon 1;30,
tanpa dilakukan bulektomi. Ditutup dengan tulle dan Silver Sulfa
Diazine (SSD) bebat tebal dan diulang setiap kali kotor dan basah.
Sebaiknya di ruangan khusus luka bakar sehingga mengurangi resiko
infeksi
Fase pada luka bakar:
1. Fase akut, sejak terjadinya luka bakar sampai sekitar 24- 48 jam
setelahnya
2. Fase subakut, selama dirawat di rumah sakit sampai bisa dipulangkan
Fase subakut:
Fase ini terjadi setelah kondisi akut terlewati, saat pasien sudah bisa
dipindahkan dari ICU ke ruangan luka bakar. Sekitar 1 minggu setelah
kejadian trauma.
Pada fase ini yang harus diantisipasi adalah adanya infeksi akibat adanya
kuman yang berasal dari luar ataupun dari dalam tubuh sendiri (translokasi
kuman).
Pemberian antibiotik harus sesuai dengan kultur kuman, apabila belum ada
dapat diberikan menurut empiris dan segera disesuaikan dengan hasil kultur
kuman.
Pemberian asupan kalori berupa makanan sesegera mungkin diberikan dan
harus dapat mempertahankan keseimbangan katabolisma anabolisma,
sehingga BB pasien tidak boleh turun lebih dari 10%. Keseimbangan kalori
dalam bentuk karbohidrat, protein, dan lemak harus diperhitungkan benar.
Selain itu asupan mineral dan vitamin juga diperlukan.
Obat untuk meningkatkan imunitas tubuh dapat juga diberikan apabila
diperlukan.
Tindakan pembedahan dapat dilakukan sesuai dengan keadaan lukanya.
Pembuangan jaringan nekrotik berlebihan dapat dikerjakan dalam minggu
pertama, ketika kondisi pasien telah stabil. Tindakan escharotomi
(pemotongan eschar/ jaringan nekrotik yang mengeras) dan fasciotomi
(pemotongan fascia otot) diperlukan untuk menghindari nekrosis bagian
distal tubuh.
Rawat luka dilakukan setiap luka tampak kotor dan basah. Sekitar 4-5 hari
sekali. Pasien juga dimandikan untuk memberikan rasa nyaman dan bersih.
Luka bakar harus sembuh dalam waktu 2-3 minggu. Apabila lebih lama dari 3
minggu akan terbentuk jaringan granulasi tebal yang akan menghambat
kesembuhan karena adanya infeksi di permukaannya. Tindakan operasi skin
graft dapat dilakukan dalam jangka waktu 2-3 minggu.
Posisi penderita harus dalam keadaan yang melawan terjadinya kontraktur
Fase lanjut
Setelah luka sembuh tertutup epitel dan pasien dipulangkan.
Fase ini bukannya berarti selesainya perawatan luka bakar, tetapi masih ada
masalah yang bisa muncul berupa kontraktur. Luka yang lama sembuh
karena luka bakar yang dalam, akan menutup dengan jaringan parut yang
tebal sehingga sangat mungkin akan timbul penarikan yang akhirnya
mengganggu gerakan dan terjadilah kontraktur.
Kontraktur ini terjadi selama fase 3 wound healing (maturasi/remodeling)
sekitar 6bln-1thn pasca trauma. Pasien harus disadarkan bahwa perawatan
pasca luka menutup tetap harus dilakukan dengan baik sehingga tidak
terjadi kontraktur.
Splint (bidai untuk mempertahankan posisi) mungkin diperlukan untuk
mencegah kontraktur dan dipakai saat tidur malam (night splint). Posisi yang
dianjurkan dengan splint adalah kepala dan leher tidur tanpa bantal, posisi
ekstensi, dengan collar brace; siku ekstensi ; bahu abduksi 90 dan fleksi 30;
tangan posisi fungsional atau lumbrical ; panggul ekstensi dan abduksi 15;
lutut ekstensi; kaki pergelangan posisi netral atau 90.
Bacaan pilihan:
1. Grab & Smith Plastic Surgery
2. Mathes Plastic Surgery
3. Moenadjat, Yevta. 2003. Luka Bakar: Pengetahuan Klinis Praktis