Anda di halaman 1dari 6

Nama

: Abdullah

Kelompok / program studi

: Kelompok -10 / Teknologi Bioproses

Materi

: Teknik Pengambilan Data Metode AAS dan Perhitungan


Metode dalam AAS menggunakan hukum Lambert Beer

Outline

: Teknik Pengambialn Data Metode AAS


Perhitungan dalam metode AAS
Hukum Lambert Beer
Contoh Soal

Teknik Pengambilan Data Metode AAS


Sebelum kita memakai alat Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) ada beberapa hal
yang harus diperhatikan diantaranya adalah sebagai berikut :
Menyiapkan larutan standar
Preparasi sampel
Optimasi kondisi alat

Tabel Kondisi untuk Analisis AAS


Sumber : staff.uny.ac.id

Persiapan larutan Standar


Konsentrasi larutan standar masuk harus diperhitungkan dan sesuai
dalam range linier. Pembuatan larutan standar dapat dilakukan dengan cara
pengenceran larutan induk dengan menggunakan labu takar pada volume
tertentu. Deretan larutan standar minimal 3 varian, biasanya dibuat 5 varian.

Preparasi Sampel
Berikut adalah beberapa syarat preparasi sampel :
o Sampel dapat berupa padat, cair dan gas.
o Agar dapat dianalisis dengan AAS, sampel harus berupa larutan jernih
dan homogen boleh berupa larutan berwarna
o Sampel berupa oli, darah, serum, dll harus diencerkan dengan pelarut
tertentu atau diabukan kemudian dilarutkan.
o Volume minimal sampel 0.5 mL
o Bebas dari matriks pengganggu
o Larutan dengan pelarut organik dapat dianalisis secara langsung jika
viskositasnya tidak jauh berbeda dengan viskositas air.
o Pelarut tidak mengganggu nyala api, contoh CCl4 dapat memadamkan
api udara-asetilen, penggunaan metilisobutil keton dan campuran
hidrokarbon dapat meningkatkan pembentukan atom-atom gas pada
keadaan GS sehingga dapat meningkatkan sensitifitas sampai 3x lipat
daripada menggunakan pelarut air.
o Penggunaan pelarut kloroform dapat menimbulkan ledakan pada nyala
sehingga harus dihindarkan penginjeksian secara langsung.
o Sisa-sisa asam pendestruksian juga harus diencerkan karena jika
kosentarsi asam terlalu tinggi dapat menyebabkan korosi pada sistem
pembakaran.
Pada sampel yang cukup besar dan bersifat padat biasaanya dilakukan
pendestruksian ada dua macam proses pendestruksian yaitu destruksi basah dan
destruksi kering.

Optimasi Alat
Optimasi tinggi pembakar digunakan untuk mendapatkan populasi atom yang
terbanyak sehingga pembakaran dapat tepat pada lintasan energinya. Optimasi
laju alir gas pembakar dan oksidan berpengaruh pada suhu pengatoman. Jika
gas pembakar kurang maka energi untuk pengatoman kurang sehingga
pengatoman kurang sempurna, jika gas pembakar berlebih maka atom akan
tereksitasi menjadi spesies bukan atom (M+ atau M* )

Perhitungan Metode AAS


Setelah melakukan beberapa persiapan maka kita dapat mulai menggunakan AAS sehingga
dapat mengetahui nilai absorban dari masing masing larutan standard dan larutan sampel.

Concentration

Absorbance

(ppm)
5

0.034

10

0.071

20

0.128

40

0.247

60

0.36

Tabel. Contoh data konsentrasi dan absorban yang didapat pada ASS
Nilai konsntrasi yang terdapat pada tabel di atas hanyalah nilai dari konsentrasi dan absorban
dari larutan standar dan melalui data tersebut kita dapat membuat sebuah persamaan garis
lurus yaitu:
Y = a + bx
Dimana

Y = Absorbansi
x = konsentrasi
a = intersept
b = slope
Penentuan kadar sampel dapat dilakukan dengan memplotkan data absorbansi sampel yang
di dapat dari AAS terhadap konsentrasi lalu dilakukan interpolasi atau dengan cara
mensubstitusikan absorbansi kedalam persamaan garis lurus(Sumar Hendayana, dkk, 1994)
Hukum Lambert Beer
Apabila cahaya dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan pada suatu sel yang
mengandung atom-atom bebas yang bersangkutan maka sebagian cahaya tersebut akan diserap
dan intensitas penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom bebas logam yang
berada pada sel. Hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi diturunkan dari:
Hukum Lambert: bila suatu sumber sinar monkromatik melewati medium transparan,
maka intensitas sinar yang diteruskan berkurang dengan bertambahnya ketebalan medium yang
mengabsorbsi.

Hukum Beer: Intensitas sinar yang diteruskan berkurang secara eksponensial dengan
bertambahnya konsentrasi spesi yang menyerap sinar tersebut.
Dari kedua hukum tersebut diperoleh suatu persamaan:

Dimana:
lo = intensitas sumber sinar
lt = intensitas sinar yang diteruskan
= absortivitas molar
b = panjang medium
c = konsentrasi atom-atom yang menyerap sinar
A = absorbansi
Dengan

T = transmitan
Dari persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa absorbansi cahaya berbanding lurus
dengan konsentrasi atom (Day & Underwood, 2001).

Contoh Soal
Sebelum mengukur larutan metilen biru dengan Spectronic 20, mengencerkan larutan metilen
biru 10 mmol dengan konsentrasi 210-6 M, 410-6 M, 610-6 M, 810-6 M, dan 110-5 M.
Larutan metilen biru dengan konsentrasi 610-6 M digunakan untuk menentukan panjang
gelombang maksimum (

max).

Transmitan diukur menggunakan alat spectronic J20

menggunakan panjang gelombang 600-680 nm dengan interval 10 nm.


Untuk membuat kurva standar, transmitan dari tiap konsentrasi larutan metilen biru dibaca
menggunakan panjang gelombang maksimum yang kita peroleh, yaitu 660 nm. Hasil
pengukuran yang diperoleh dicatat, kemudian dikonversikan menjadi absorban dengan rumus
A = -log %T. Setelah itu, dapat dibuat kurva hubungan antara konsentrasi metilen biru dengan
absorban. Persamaan garis bisa dicari setelah menggambar kurva.

Hasil Percobaan
Tabel 1 Penentuan panjang gelombang maksimum metilen biru
(nm)

% Transmitan

Absorban

600

0.541

0.267

610

0.948

0.023

620

0.483

0.316

630

0.457

0.340

640

0.432

0.365

650

0.396

0.402

660

0.390

0.409

670

0.433

0.364

680

0.619

0.208

Contoh perhitungan:
Panjang gelombang= 600 nm
%T = 54,1%
A = -log %T
= -log 0.541
= 0.267

Tabel 2 Penentuan kurva standar dari metilen biru


[metilen biru] (M)

% Transmitan

Absorban

210-6

0.794

0.100

410-6

0.577

0.239

610-6

0.390

0.409

810-6

0.277

0.558

110-5

0.244

0.613

Contoh perhitungan:
[metilen biru] = 110-5
%T = 24.4%
A = -log %T

= -log 0.244
= 0.613
y = a + bx ; y = A, x = [metilen biru]
y = -0.0197 + 67250x
r = 98,88%
contoh kedua
Penentuan Kadar Pb pda sampel organic
Concentration Absorbance
(ppm)

Y = 0.007 x - 0.003
Absorbansi sampel = -0.001

0.034

-0.001= 0.007 x - 0.003

10

0.071

- 0.007 x = - 0.003 + 0.001

20

0.128

- 0.007 x = - 0.002

40

0.247

X = 3.5 ppm

60

0.36

Daftar Pustaka
Day, R.A. 1986. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
Sumar Hendayana, dkk, 1994, Kimia Analitik Instrumen, IKIP Semarang.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Siti%20Marwati,%20M.Si./Teknik%20An
alisis%20AAS.pdf diakses pada 27 oktober 2015 pukul 12.00 WIB.
Underwood, A.L. dan Day R.A. 2001. Analisa Kimia Kualitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai