Anda di halaman 1dari 9

METABOLISME PORFIRIN

Porfirin merupakan senyawa siklik, gabungan 4 cincin pirol melalui


jembatan metenil. Porfirin di alam jarang dijumpai dalam bentuk bebas,
umumnya selalu membentuk kompleks dengan senyawa lain. Sifat khas
porfirin yaitu membentuk kompleks dengan ion logam sehingga
memebentuk senyawa baru. Misalnya Heme merupakan gabungan senyawa
porfirin dengan besi (Fe), sedangakan Klorofil adalah gabungan porfirin
dengan ion magnesium.
Struktur porfirin

Di alam metaloporfirin akan terkonjugsi dengan protein sehingga akan


membentuk senyawa penting dalam proses biologi di dalam tubuh seperti :
* Hemoglobin merupakan porfirin besi yang berkonjugasi dengan protein
globin berfungsi untuk transpor oksigen dalam darah.
* Mioglobin memiliki struktur serupa dengan hemoglobin untuk menyimpan
cadangan oksigen di otot.
* Sitokrom berperanan sebagai pemindah elektron pd proses oksidasireduksi
* Katalase, triptofan pirolase,Eritrokruorin

BIOSINTESIS HEME :
1. Sintesis porfirin
2. Sintesis heme
Biosintesis porfirin

SINTESIS HEME
Penggabungan besi (Fe++) ke dalam protoporfirin
dikatalisis oleh enzim heme sintetase/ferokelatase.
mitokondria.

heme,
Terjadi di

Biosintesis heme terjadi di sebagian besar jaringan, kecuali Eritrosit


dewasa. Sebagai enzim pengendali adalah enzim amlev sintetase (ala
sintetase).
Senyawa yang mempengaruhi enzim amlev sintetase adalah insektisida,
bahan karsinogen dan obat-obatan dimana bahan-bahan tersebut

dimetabolisme di hati dengan bantuan enzim Sitokrom P450 sehingga


apabila bahan ini banyak masuk ke dalam tubuh maka memerlukan heme
dalam jumlah besar sehingga menyebabkan konsentrasi heme di dalam sel
berkurang maka terjadi peningkatan aktivitas enzim amlev sintetase.
Glukosa dapat mencegah induksi enzim, sedangkan besi dan steroid
dapat meningkatkan sintesis enzim amlev sintetase. Tetapi jika kadar
Heme cukup tinggi merupakan inhibitor bagi enzim Amlev sintetase.
KATABOLISME HEME

Umur eritrosit 120 hari, kemudian akan didegradasi di dalam RES


( limpa, hati dan sum-sum tulang ) terjadi pada mikrosom dari sel
retikuloendotelial. Protein globin dipakai kembali sebagai protein / asam
amino, sedangkan besi masuk dalam pool besi. Hasil akhirnya diekskresi
sebagai biliverdin (berwarna hijau) pada burung dan amfibi, sebagai
bilirubin (berwarna kuning) pada mamalia.

Tahap pertama dilakukan oleh kompleks enzim heme oksigenase, dimana


Fe++ dioksidasi menjadi Fe+++ sehingga membentuk hemin kemudian
bergabung albumin membentuk Methalbumin.
Oleh aktivitas enzim tersebut, maka cincin tetra pirol pecah sehingga
terbentuk biliverdin yang berwarna hijau, kemudian biliverdin oleh enzim
biliverdin reduktase diubah menjadi bilirubin yang berwarna kuning.
Selanjutnya bilirubin akan diekskresikan, tetapi oleh karena bilirubin
kurang larut dalam air maka bilirubin dimetabolisme di dalam hati dengan
tujuan untuk mengubah bilirubin yang tidak larut dalam air menjadi lebih
larut dalam air. Metabolisme bilirubin di dalam hati meliputi :
1. Uptake bilirubin oleh sel hati
2. Konjugasi bilirubin
3. Sekresi bilirubin ke dalam empedu
1. Uptake bilirubin oleh sel hati
Bilirubin sedikit larut dalam plasma. Bilirubin dari limpa dan sum-sum
tulang dibawa ke hati melalui sirkulasi darah dengan cara diikat oleh
albumin, kemudian di dalam hati ikatan tersebut lepas sehingga bilirubin
dapat diambil oleh permukaan sinusoid hepatosit (carrier mediated
saturated system)
tidak terpengaruh keadaan patologis, tetapi sangat
dipengaruhi oleh tingkat kejenuhan hati dalam memetabolisme bilirubin.

Artinya Uptake bilirubin tergantung kecepatan proses metabolisme


bilirubin selanjutnya di dalam hati.
2. Konjugasi bilirubin
Di dalam hati bilirubin akan diubah menjadi bilirubin diglukuronida
dengan cara dikonjugasikan dengan asam glukuronat. Proses ini
berlangsung dalam retikulum endotelial halus sel hati dikatalisis oleh
enzim Uridin
Difosfat Glukoronil Transferase ( UDP-Glukoronil
Transferase ). Sebagai intermediate aktifnya adalah UDP-Glukoronat yang
didapat dari oksidasi UDP-glukosa.
KONJUGASI BILIRUBIN

STRUKTUR BILIRUBIN DIGLUKURONIDA

3. Sekresi bilirubin ke dlm empedu


Sekresi bilirubin terkonjugasi ke dalam empedu melawan gradien
konsentrasi, dan sebagai rate limiting prosesnya adalah metabolisme
bilirubin di hati. Pada keadaan normal, semua bilirubin di empedu dalam
keadaan terkonjugasi (bilirubin conjugated).
TRANSFER BILIRUBIN DARI DARAH KE EMPEDU

etabolisme Bilirubin dlm usus


Bilirubin Diglukoronida
enzim Bakteri spesifik
Reduksi flora usus

Glukoronida

Urobilinogen (Tak berwarna)


Sebagian besar

sebagian

kecil

diabsorbsi

selanjutnya
akan dioksidasi

masuk siklus enterohepatik


urobilinogen

Urobilin (senyawa yang berwarna kuning)


Diekskresi : feses

SEKRESI BILIRUBIN
Sekresi bilirubin ke dalam empedu melalui mekanisme pengangkutan
aktif. Dalam keadaan fisiologis, seluruh bilirubin yang diekskresikan ke
dalam empedu dalam bentuk terkonjugasi. Setelah bilirubin sampai di
ileum dan usus besar, glukoronida dilepaskan oleh enzim glukuronidase
(enzim bakteri intestinal), dan bilirubin direduksi flora feses menjadi
urobilinogen (senyawa yang tidak berwarna). Pada ileum terminal, sebagian
kecil urobilinogen diserap kembali dibawa ke hati sehingga terbentuk
siklus urobilinogen enterohepatik.
Urobilinogen yang tidak berwarna, yang terbentuk dalam kolon oleh
flora feses akan teroksidasi menjadi urobilin (senyawa berwarna kuning)
dan diekskresikan melalui feses. Warna feses akan berubah menjadi
hitam ketika dibiarkan terpapar udara disebabkan oleh oksidasi
urobilinogen sisa menjadi urobilin.
HIPERBILIRUBINEMIA
Hiperbilirubinemia adalah suatu kelainan dimana kadar bilirubin di
darah le bih besar dari 1 mg%. Penyebab hiperbilirubinemia ada 2 yaitu :
1. Bilirubin yang dihasilkan melebihi dari pada kemampuan ekskresinya
2. Bilirubin gagal diekskresi karena terjadi kerusakan hati dan
obstruksi saluran ekskresi.
Hal tersebut menyebabkan Bilirubin dalam darah meningkat sehingga
masuk ke jaringan dan menimbulkan warna kuning ( icterus = jaundice ).
Pemeriksaan kadar bilirubin serum dengan metode Van den Berg
dengan tes Erlich ada 2 metode yaitu :
1. Tanpa metanol bila positif ada perubahan warna disebut direct
reacting maka yang terdeteksi adalah conjugated bilirubin.
2. Kemudian apabila tanpa methanol negative, maka lakukan pemeriksaan
dengan metanol disebut indirect reacting maka yang terdeteksi adalah
unconjugated bilirubin.
Hiperbilirubinemia terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Hiperbilirubinemia retensi timbul karena over produksi
2. Hiperbilirubinemia regurgitasi timbul karena obstruksi saluran
obstruksinya.
Bilirubin tak terkonjugasi yang berdifusi di jaringan bisa menembus
sawar darah-otak kemudian masuk ke SSP sehingga terjadi
ensefalopati/kern-ikterus. Hiperbilirubinemia retensi menyebabkan
keadaan ikterus akolurik. Hiperbilirubinemia regurgitasi menyebabkan
keadaan ikterus kolurik.
Penyakit penyebab hiperbilirubinemia retensi
1. Anemia hemolitik, dengan kerusakan hati didapat/bawaan.

2. Ikterus Fisiologik Neonatorium, karena hemolisis lebih cepat dan


sistem hepatik yang imatur, bila berat akan menyebabkan
kernikterus yg berakibat terjadi retardasi mental. Bisa diatasi
dengan fenobarbital, agar bilirubin menjadi terkonjugasi /
fototerapi.
3. Sindrom Crigler Najjar, suatu kejadian langka karena kelainan
autosomal resesif tidak terdapatnya enzim UDP-glukoronil
transferase
4. Penyakit Gilbert, kelompok kelainan heterogen akibat hemolisis
terkompensasi dan defek proses uptake sel parenkim hati
5. Hiperbilirubinemia toksik, karena disfungsi hati akibat toksin
misalnya kloroform, CCl4, asetaminofen, virus hepatitis, arsfenamin,
sirosis, jamur Amanita, yang merusak sel parenkim hati
Penyakit penyebab hiperbilirubinemia regurgitasi
Obstruksi saluran empedu
Sindrom Dubin-Johnson, kelainan autosomal resesif menyebabkan
defek sekresi hepatik bilirubin terkonjugasi

Anda mungkin juga menyukai