oleh ginjal. Santo Jamore adalah orang yang pertama kali menyatakan rumah sakit
atau hospital atau hospitalia (latin), hospera , host = tamu. Di zaman Bizantium
pengarang buku ilmu kedokteran adalah Aetius, Alexander Otiubasius satusatunya pekerjaan rekam medik yang dilakukan yaitu Pararohib (Dokter Kuno).
Di zaman Muhammad Rhazes di rumah sakit Persia telah menulis banyak
buku kedokteran begitu pula Ibnu Sena (Afecina) juga banyak menulis buku yang
menggunakan sistem pencatatan klinis yang baik di rumah sakit tersebut.
Bartelomeus (London) yang mulai membuat catatan-catatan dari pasien yang
dirawat di rumah sakit tersebut dan sebagai perintis hal-hal yang harus dikerjakan
oleh suatu medikal record management. Andreas Vasalius( 1514-1564) telah
menggunakan record (catatan) dengan baik sehingga bisa menyusun buku anatomi
tubuh William Harbey seorang dokter yang merekam pentingnya pembuatan
record dari pengobatab penderita.
Pada tahun 1935 dibuka 4 sekolah khusus rekam medis yang diselenggarakan
di beberapa tempat yaitu :
a.
b.
c.
Patinda,OSB.
d.
tersebut semakin berkembang dengan adanya akreditasi dan didirikanya asosiasiasosiasi perekam medis di setiap Negara.Munculnya Standarisasi pada abad ini
dimulai pada tahun 1913 oleh dr. Franklin H Martin yaitu standarisasi
pembedahan dan pada tahun 1919 adanya standarisasi rumah sakit yaitu program
efisiensi medis yang diberikan pasien pada saat itu yang akan datang, kepentingan
hukum pasien, rumah sakit, dokter dan penelitian ilmu kedokteran.
Perkembangan rekam medis di Indonesia sudah mulai sejak pra kemerdekaan,
akan tetapi, pencatatanya belum baik. Sesuai dengan PP NO 10 Tahun 1996 yang
berisikan bahwa semua petugas kesehatan wajib menyimpan rahasia kedokteran
termasuk Berkas Rekam Medik. Tahun 1972 terbit surat keputusan Menteri
Kesehatan No 034/Birhup/1972 tentang kejelasan rumah sakit untuk kewajiban
menyelenggarakan rekam medis. Tahun 1984 terbitlah Permenkes No 749a
Menkes/per-XV/Tahun 1984 tentang rekam medis yang merupakan landasan
hukum tenaga medis dan paramedis dalam rekam medik. Tahun 1991 terbit surat
keputusan Direktur Jendral pelayanan medis No 78 tahun 1991 tentang petunjuk
pelayanan rekam medis.
2. Definisi Rekam Medis
a. Menurut surat keputusan direktorat jendral pelayanan medis no. 78 tahun 1991
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas, anamnesa, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan
lain yang diberikan kepada seorang pasien selama dirawat di rumah sakit baik di
unit rawat jalan maupun unit rawat inap dan gawat darurat
b. Menurut Huffman EK, 1992
Rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa,
bilamana, dan bagaimana, pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa
perawatan yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang
Sistem Penamaan
Nama merupakan suatu identitas yang paling pokok dalam diri seseorang.
Nama juga dapat membedakan antara orang yang satu dengan orang yang lain.
Suatu bangsa, suku, atau negara mempunyai cara dan ciri tersendiri di dalam
penulisan nama seseorang. Untuk itu penulisan nama pasien di setiap formulir
rekam medis sangat penting, artinya di dalam penulisan nama hendaknya perlu
diperhatikan sistem pencatatannya agar tidak terjadi kesalahan. Berikut macammacam cara penulisan dalam sistem penamaan :
a. Menuliskan nama orang Indonesia
1) Nama Tunggal
Nama tunggal yaitu nama orang yang hanya terdiri dari satu kata, diindeks
sebagaimana nama itu disebut tanpa ada perubahan dan ditulis apa adanya.
Contoh :
Nama
Diindeks dan ditulis
Alfian
Alfian
Sumantri
Sumantri
2) Nama Majemuk
Nama majemuk yaitu nama orang Indonesia yang majemuk dan oleh si pemilik
nama itu ditulis menjadi satu, diindeks sebagaimana nama itu ditulis tanpa ada
perubahan.
Contoh :
Nama
Nama marga dan suku yaitu nama orang Indonesia yang menggunakan nama
marga atau suku, yang diutamakan nama marga atau suku tersebut.
Contoh :
Nama
Diindeks dan ditulis
Jowanda Siregar
Jowanda Siregar
Fery Harahap
Fery Harahap
b. Menuliskan nama orang Asia Tengah
1) Nama asli
Nama asli orang Asia Tengah diindeks dan ditulis sebagaimana aslinya.
Contoh :
Nama
Diindeks dan ditulis
Khong Huan Chu
Khong Huan Chu
Chu Meank
Chu Meank
2) Nama luar
Sering dijumpai nama orang Cina yang digabung dengan nama-nama orang
Eropa, maka diindeks dan ditulis nama Cina kemudian diikuti nama Eropa.
Contoh :
Nama
Diindeks dan ditulis
Ronald Khim
Ronald Khim
Meery Chan
Meery Chan
c. Menuliskan nama gelar
1) Gelar kesarjanaan
Gelar kesarjanaan bukanlah bagian dari nama, sehingga pada penulisannya (bila
diperlukan) ditempatkan dibelakang nama dan didahului dengan tanda koma
Contoh :
Nama
Diindeks dan ditulis
Dr. Kartini Latif
Kartini Latif, Dr
Drs. Fery Harahap, SH
Fery Harahap, Drs, SH
2) Kepangkatan
Pangkat tidak termasuk gelar, maka jika hal tersebut dianggap penting ditulis
dibagian belakang dan dalam tanda kurung.
Contoh :
Nama
Diindeks dan ditulis
Mayor Arief Rukmana Arief Rukmana (Mayor)
Gubernur Adrian
Adrian (Gubernur)
3) Gelar kebangsawanan
Gelar kebangsawanan merupakan bagian dari nama, maka ditulis namanya dan
diikuti gelarnya setelah tanda koma.
Contoh:
Nama
Diindeks dan ditulis
R Soeprapto
Soeprapto, R
R.A. Kartini
Kartini, R.A
4) Gelar kekeluargaan
Gelar kekeluargaan merupakan identitas mengenai status seseorang. Cara
penulisannya yaitu ditulis namanya dan diikuti gelar kekeluargaannya.
Contoh:
Nama
Diindeks dan ditulis
Ny. Ratna
Tn. Budi
Sdr. Tanto
Ratna, Ny
Budi, Tn
Tanto, Sdr
Sistem Penomoran
Sistem penomoran rekam medis sangat berperan penting dalam memudahkan
pencarian berkas atau dokumen rekam medis apabila pasien kemudian datang
kembali berobat di sarana-sarana pelayanan kesehatan serta untuk kesinambungan
informasi, dengan menggunakan sistem penomoran maka informasi-informasi
dapat secara berurut dan meminimalkan informasi yang hilang. Pemberian nomor
kepada pasien saat pasien berkunjung pertama kali dan digunakan seteruskan di
tempat pelayanan kesehatan. Ada tiga sistem pemberian nomor yaitu :
a. Pemberian Nomor Cara Seri (Serial Numbering System)
Merupakan suatu sistem penomoran dimana setiap pasien yang berkunjung di
puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan akan mendapatkan nomor baru.
Keuntungan dengan menggunakan sistem ini :
1) Petugas rekam medis lebih mudah dalam memberikan nomor kepada pasien.
2) Petugas rekam medis lebih cepat dalam memberi pelayanan kepada pasien.
Kerugian dengan menggunakan sistem ini :
1) Membutuhkan waktu lama dalam pencarian Dokumen Rekam Medis lama, karena
satu pasien dapat memperoleh lebih dari satu nomor.
2) Informasi pelayanan klinik menjadi tidak berkesinambungan.
b. Pemberian Nomor Secara Unit (Unit Numbering System)
Pemberian nomor secara unit dibagi menjadi dua yaitu :
1) Sosial Security Numbering System yaitu Pemberian satu nomor rekam medis
kepada satu pasien dan nomor rekam medis tersebut digunakan untuk kunjungan
berikutnya.
2) Family Numbering System yaitu Pemberian satu nomor rekam medis yang
digunakan untuk seluruh anggota keluarga dan nomor rekam medis tersebut
digunakan untuk kunjungan berikutnya.
Keuntungan dengan menggunakan sistem ini :
1)
Sistem Penjajaran
08
89
angka ketiga
Contoh :
angka kedua
Seksi 10
seksi 35
angka pertama
seksi 30
12-20-10
98-22-35
98-99-30
13-20-10
99-22-35
99-99-30
14-20-10
00-23-35
seksi 31
15-20-10
01-23-35
00-00-31
Keuntungan :
1) Penambahan jumlah dokumen rekam medis selalu tersebar secara merata ke
seratus kelompok (section) di dalam rak penyimpanan.
2) Petugas-petugas penyimpanan tidak akan terpaksa berdesak-desakkan di satu
tempat di mana rekam medis harus disimpan di rak.
3) Jumlah rekam medis untuk setiap section terkontrol dan biasa dihindarkan
timbulnya rak-rak kosong.
Kerugian :
1) Latihan dan bimbingan bagi petugas penyimpanan dalam sistem angka akhir
mungkin lebih lama dibandingkan latihan menggunakan sistem nomor langsung.
2) Membutuhkan biaya awal yang lebih besar karena harus menyiapkan rak
penyimpanan terlebih dahulu.
c. Midle Digit Filing
Sistem penjajaran dengan sistem angka terakhir yang sistem penyimpanan
data rekam medisnya dengan menjajarkan folder data rekam medis berdasarkan
urutan nomor rekam medis pada dua angka kelompok tengah.
55
12
10
Angka kedua
angka pertama
angka ketiga
Contoh : seksi 68
99-68-97
99-68-98
99-68-99
00-69-00
Keuntungan :
1) Memudahkan pengambilan seratus buah rekam medis yang nomornya berurutan.
2) Penggantian dari sistem nomor langsung ke sistem angka tengah lebih mudah
daripada penggantian sistem nomor langsung ke sistem nomor akhir.
3) Kelompok seratus buah rekam medis yang nomornya berurutan pada sistem
nomor langsung adalah sama persis dengan kelompok seratus buah rekam medis
untuk sistem angka tengah.
Kerugian :
1) Memerlukan latihan dan bimbingan yang cukup lama.
2) Terjadi rak-rak kosong pada beberapa section apabila rekam medis dialihkan ke
tempat penyimpanan tidak aktif.
3) Sistem angka tengah tidak dapat dipergunakan dengan baik.
4.
Sistem Penyimpanan
Dokumen rekam medis termasuk arsip seperti pada ketentuan yang ditinjau
Sistem Pelaporan
Analizing dan pelaporan salah satu bagian dalam rekam medis yang tugasnya
berikut :
a.
1)
2)
3)
4)
b.
1)
c.
Laporan Bulanan
Format LB.1 (Data Kesakitan)
Format LB.2 (Data Kematian)
Format LB.3 (Data Operasional) Gizi, Imunisasi, dan KIA
Format LB.4 (Data Manajemen Obat)
Laporan Triwulan
Format LT (Laporan kegiatan Kesehatan Masyarakat)
Laporan Tahunan
tujuannya
4. Warna
Pertimbangan harus harus diberikan kepada pengguna warna dan jenis tinta yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan dalam merancang desain formulir.
b. Aspek anatomi
1. Heading
Mencakup judul dan informasi mengenai formulir. Judul sebuah formulir bisa
terdapat pada satu dari beberapa tempat. Posisi standar adalah kiri atas, tengah,
kanan atas, kiri bawah, atau kanan bawah.
2. Introduction
Merupakan bagian pendahuluan yang menjelaskan tujuan formulir.. Kalau
penjelasan lebih lanjut diperlukan, pernyataan yang jelas bila bisa dimasukkan
kedalam formulir untuk menjelaskan tujuannya.
3. Intruction
Pada dasarnya instruksi sebagai arah dan petunjuk kemana seharusnya formulir
akan diteruskan. Instruksi akan lebih mudah dikenali dan dimengerti apabila
diletakkan ditempat yang tepat dan cukup memadai.
4. Body
Badan (body) merupakan badan formulir yang disediakan untuk kerja formulir
yang sesungguhnya dalam menyusun urut-urutan data harus logis, sistematis,
konsisten, sehingga mudah untuk dibaca dan dipahami.
Pertimbangan lain yang harus diperhatikan dalam satu badan formulir
meliputi:
a) Margin (batas pinggir)
b) Spacing
c) Rules atau garis
Rules adalah sebuah garis vertical atau horzontal. Garis ini bisa langsung,
terputus-putus atau pararel berdekatan yang melayani berbagai tujuan.
d) Type style atau jenis huruf
Jenis huruf penting dalam hal keterbacaan dan penonjolan untuk satu formulir
yang paling baik adalah menggunakan sedikit mungkin jenis dan ukuran huruf.
e) Cara pencatatan
Cara pencatatan dapat dilakukan dengan tulisan tangan, ketik atau komputer.
5. Close (penutup)
4) Bila pasien atau keluarga pasien tersebut belum pernah berobat maka dibuatkan
KTPK dan Kartu Index Utama Pasien baru dan dicatat di dokumen rekam medis
dengan lengkap, jelas dan benar dicatat pula pada buku register pendaftaran.
5) KTPK dan resep dijadikan satu dengan status rawat jalan pasien untuk
didistribusikan ke poliklinik yang dituju.
6) Setelah mengetahui poliklinik yang dituju pasien dipersilahkan membayar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku (Khusus untuk pasien umum atau pasien yang
tidak memiliki ASKES) di kasir dan menunggu panggilan dari poliklinik yang
bersangkutan.
7) Mendistribusikan dokumen atau berkas rekam medis pasien sesuai dengan tujuan
pengobatan pasien dengan menggunakan buku ekspedisi (contoh buku ekspedisi
terlampir).
8) Melaksanakan pencocokan jumlah pasien sesuai dengan jenis-jenis pasien.
9) Membuat rekapitulasi harian pasien (pencocokan jumlah pasien sesuai dengan
jenis pasien yang datang di Puskesmas).
b. Secara Komputerisasi
1) Tempat pendaftaran pasien harus memastikan terlebih dahulu apakah pasien atau
keluarga pasien tersebut sudah pernah berobat ke Puskesmas tersebut atau belum.
2) Bila sudah berobat, maka pasien tersebut diminta menunjukan KTPK. Kemudian
dicatat nomer rekam medis pasien pada resep sesuai dengan jenis pasiennya
(UMUM, PKMS, ASKES, JPS/ASKESKIN) untuk
4) Bila pasien tersebut belum pernah berobat mak dibuatkan KTPK Bila pasien atau
keluarga pasien tersebut belum pernah berobat maka dibuatkan KTPK dan Kartu
Index Utama Pasien baru dan dicatat di dokumen rekam medis dengan
lengkap,jelas dan benar dicatat pula pada buku register pendaftaran.
5) KTPK dan resep dijadikan satu dengan status rawat jalan pasien untuk
didistribusikan ke poliklinik yang dituju.
6) Setelah mengetahui poliklinik yang dituju pasien dipersilahkan membayar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku (Khusus untuk pasien umum atau pasien yang
tidak memiliki ASKES) di kasir dan menunggu panggilan dari poliklinik yang
bersangkutan.
7) Mendistribusikan dokumen atau berkas rekam medis pasien sesuai dengan tujuan
pengobatan pasien dengan menggunakan buku ekspedisi (contoh buku ekspedisi
terlampir).
8) Melaksanakan pencocokan jumlah pasien sesuai dengan jenis-jenis pasien.
9) Membuat rekapitulasi harian pasien (pencocokan jumlah pasien sesuai dengan
jenis pasien yang data di puskesmas).
2. Coding dan Indexing
Pengkodean dan pengindeksan berfungsi sebagai peneliti dan pengoreksi
penulisan kode penyakit dan tindakan serta operasi, selain itu dalam pembuatan
kode indeks penyakit, operasi dan sebab kematian dengan menggunakan
International Clasification of Disease (ICD 10) dan kode tindakan menggunakan
International Clasification of Prosedures in Medicine (ICOPIM).
3. Assembling
Assembling merupakan bagian rekam medis yang berfungsi untuk meneliti
kelengkapan isi formulir rekam medis. Prosedur kegiatannya sebagai berikut :
a. Menyediakan formulir dan dokumen rekam medis baru serta kelengkapannya ke
seluruh unit pengguna.
Bila dokumen rekam medis pasien itu belum lengkap, maka ditulis
ketidaklengkapannya di atas kertas dan ditempel pada amplop dokumen tersebut
serta mengembalikannya pada unit yang bersangkutan.
h.
i.
Sensus harian akan diserahkan ke bagian analising dan pelaporan untuk diolah
lebih lanjut.
Membuat laporan ketidaklengkapan isi formulir rekam medis dan laporaan
maupun
b)