Anda di halaman 1dari 10

Hakikat Manusia menurut Islam

Kelompok 4

1. Pengertian Hakikat
Menurut bahasa artinya kebenaran atau
seesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala
sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti
dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu.
Karena itu dapat dikatakan hakikat syariat adalah
inti dan jiwa dari suatu syariat itu sendiri.
Dikalangan tasauf orang mencari hakikat diri
manusia yang sebenarnya karena itu muncul katakata diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan
pengertian itu mencari hakikat jasad, hati, roh,
nyawa, dan rahasia.

2. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang
pernah diciptakan oleh Allah swt. Kesempurnaan yang
dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi
dan tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. AlQuran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah.
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa
kata yang berbeda dengan makna manusia, akan tetapi
memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan
dan al-nas.
Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali
salah satunya al-kahfi : innama anaa basyarun mitlukum
(sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti
kamu). Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat
biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung
kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan
minum (al-muminuum : 33).

Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali,


diantaranya (al-alaq : 5), yaitu allamal insaana maa lam ya (dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya). Konsep islam selalu
dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk
yang berpikir, diberi ilmu, dfan memikul amanah (al-ahzar : 72). Insan
adalah makhluk yang menjadi (becoming) dan terus bergerak maju ke
arah kesempurnaan.
Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27
walakad dlarabna linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal
(sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-quran ini setiap
macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia
sebagai makhluk social atau secara kolektif.

Dengan demikian al-quran memandang manusia sebagai


makhluk biologis, psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar,
diartikan sebagai makhluk social yang tidak biasa hidup tanpa
bantuan orang lain dan atau makhluk lain.
Sebenarnya maniusia itu terdiri dari 3 unsur yaitu:
1. Jasmani.
Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah.
2. Ruh
Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk menghidupkan
jasmani saja.
3. Jiwa (an nafsun/rasa dan perasaan.
Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang
diberikan pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki
manusia dapat dikelompokkan pada dua hal yaitu potensi fisik dan
potensi rohania.
Ibnu sina yang terkenal dengan filsafat jiwanya menjelaskan
bahwa manusia adalah makhluk social dan sekaligus makhluk
ekonomi. Manusia adalah makhluk social untuk menyempurnakan
jiwa manusia demi kebaikan hidupnya, karena manusia tidak hidup
dengan baik tanpa ada orang lain. Dengan kata lain manusia baru
bisa mencapai kepuasan dan memenuhi segala kepuasannya bila
hidup berkumpul bersama manusia.

3. Tujuan Penciptaan Manusia


Tujuan penciptaan manusia adalah menyembah kepada
penciptanya yaitu allah. Pengertian penyembahan kepada allah
tidak bisa di artikan secara sempit, dengan hanya
membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam shalat saja.
Penyembahan berarti ketundukan manusia dalam hokum allah
dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, baik yamg
menyangkut hubungan manusia dengan tuhan maupun
manusia dengan manusia.
Oleh karena penyembahan harus dilkukan secara suka
rela, karena allah tidak membutuhkan sedikitpun pada
manusia karena termasuk ritual-ritual penyembahannya.
Penyembahan yang sempurna dari seorang manusia
adalah akan menjadikan dirinya sebagai khalifah Allah di muka
bumi dalam mengelolah alam semesta. Keseimbangan pada
kehidupan manusia dapat terjaga dengan hukum-hukum
kemanusiaan yang telah allah ciptakan.

4. Fungsi dan Peran Manusia


Berpedoman pada al-quran surah al-baqarah ayat
30-36, status dasar manusia yang mempolori oleh adam
AS adalah sebagai khalifah. Jika khalifah diartikan
sebagai penerus ajaran allah maka peran yang dilakukan
adalah penerus pelaku ajaran Allah dan sekaligus
menjadi pelopor membudayakan ajaran allah.
Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah
sebagaimana yang ditetapkan oleh Allah di antanya
adalah:
Belajar
Mengajarkan ilmu
Membudayakan ilmu
Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk
kebersamaan sesama ummat manusia dan hamba allah,
serta pertanggung jawabannya pada 3 instansi yaitu pada
diri sendiri, pada masyarakat, pada Allah SWT.

5. Tanggung Jawab Manusia kepada


Allah
SWT

Tanggung jawab manusia sbg hamba Allah SWT

Makna yang esensial dari kata abd (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan
kepatuhan manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT yang dicerminkan
dalam ketaatan, kepatuhan dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan.
Oleh karena itu, dalam al-quran dinyatakan dengan quu anfusakun waahlikun
naran (jagalah dirimu dan keluargamu dengan iman dari api neraka).

Tanggung jawab manusia sbg khalifah Allah SWT


Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat dan harus
dipertanggungjawabkan dihadapannya. Tugas hidup yang di muka bumi ini adalah
tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil allah di muka bumi, serta
pegolaan dan pemeliharaan alam.
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi
khalifah memegang mandat tuhan untuk mewujud kemakmuran di muka bumi.
Kekuasaan yang diberikan manusia bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya
mengolah serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan
hidpnya.
Oleh karena itu hidup manusia, hidup seorang muslim akan dipenuhi dengan
amaliah. Kerja keras yang tiada henti sebab bekerja sebab bekerja sebagai seorang
muslim adalah membentuk amal saleh.

TERIMA KASIH
KELOMPOK 4
Alita Syahamah
Desi Anggarini Pratiwi
Palupi Krakatao
Rizky Leoni

http://konsepblackbook.blogspot.com/2012/03/hakikat-manusia-menur
ut-islam.html

Anda mungkin juga menyukai