Disusun Oleh :
Putri Khairani
105093003071
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Oleh:
Putri Khairani
105093003071
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Komputer
Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh
Putri Khairani
105093003071
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sistem Informasi
Penguji II
Qurrotul Aini, MT
NIP. 19730325 200901 2001
Pembimbing I
Mengetahui,
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi,
iv
HALAMAN PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR ASLI KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Putri Khairani
105093003071
ABSTRAK
PUTRI KHAIRANI, Rancang Bangun Intensitas Hujan secara Realtime
Menggunakan Data Radar (Studi Kasus Radar Serpong). (Di bawah
bimbingan Bakri La Katjong dan Yiyi Sulaeman).
Penerapan teknologi di bidang observasi hujan di Indonesia terus
berkembang, antara lain teknologi radar cuaca. Teknologi ini bisa menghasilkan
informasi intensitas hujan secara realtime setiap enam menit, artinya wilayah
dalam jangkauan sapuan radar dapat terus diamati perubahan cuacanya dalam
resolusi temporal enam menit. Penerapan teknologi ini perlu didukung aspek
pengelolaan dan pendistribusian informasi dengan baik, antara lain melalui
Webgis. Penelitian ini bertujuan membangun prototipe webgis radar cuaca secara
realtime dengan studi kasus radar Serpong dan Padang, dengan pemanfaatan
jaringan internet dapat menjangkau pengguna dengan menghilangkan aspek jarak
dan waktu. Penelitian ini dilakukan dengan studi pustaka, observasi, dan
wawancara untuk pengumpulan data dan kebutuhan sistem, serta menggunakan
metode rapid application development sebagai metode pengembangan sistem.
Tools yang digunakan adalah map server, php, map script, ArcGIS 9.2 serta
database POSTGRE SQL 8.3. Hasil penelitian adalah prototipe Webgis offline
radar cuaca yang menyajikan informasi curah hujan untuk daerah Serpong.
Apabila berjalan pada sistem operasi Windows dengan menggunakan browser
Mozilla Firefox, Webgis ini akan menampilkan data curah hujan yang dapat
dilihat dan diperoleh dengan cepat, mudah dan murah.
vi
Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu'alaikum...
PUTR I K HA I R A NI
105093003071
SISTEM INFORMASI
UIN SYAHID JAKARTA
Di bawah Bimbingan :
1.Bakri La Katjong, MT. M.Kom
2.Ir. Yiyi Sulaeman, M.Sc
Perumusan Masalah
Bagaimana merancang sebuah webGIS
informasi
Batasan Masalah
Tujuan
Menghasilkan WebGIS
Manfaat
Webgis yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan
berguna bagi masyarakat dalam memperoleh informasi
cuaca secara realtime dengan mudah dan akurat,
memperoleh data radar cuaca sesuai dengan kebutuhan
dengan memilih dari data yang ada, dan dapat melakukan
pengolahan terhadap informasi yang telah ada untuk bahan
penelitian lebih lanjut, seperti analisa hujan dan sebagainya.
Oleh : Putri Khairani
DATA FLOW
RADAR
Server Radar
Thamrin
INTERNET
PEMROSESAN
DATA
BANK DATA
Radar
FORMAT
SPASIAL
(SHP)
PUBLIKASI HASIL
Webgis Radar
DB Radar
Generator.bat
Metodologi Penelitian
Metode Pengumpulan Data
Mulai
Pengumpulan
Kebutuhan
Data
Atribut
Logical
Design
Perancangan
Cepat Prototipe
Physical
Design
Pembentukan
Prototipe
coding
Evaluasi
Prototipe oleh
User
Produk
Rekayasa
YA
Prototi
pe
sesuai
keingin
an User
Tidak
Perbaikan
Prototipe oleh
Pengembang
Selesai
Diagram Konteks
Diagram Zero
ERD Spatial
Kesimpulan
Saran
Pengembangan sistem secara menyeluruh dengan
Demo Program
Wassalamualaikum
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan karunia yang diberikan-Nya kepada peneliti. Alhamdullilah yang tiada terkira
untuk kemampuan merangkai dua puluh enam huruf menjadi sebuah skripsi
dengan judul Rancang Bangun Webgis Intensitas Curah Hujan Secara
Realtime (Studi Kasus Radar Serpong). Shalawat dan salam untuk kekasih
Allah tercinta Rasulullah SAW semoga peneliti selalu mendapat syafaatnya.amin
Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali pihak yang terlibat membantu
peneliti dalam memberikan bimbingan, semangat, dan motivasi. Untuk itu pada
kesempatan ini rangkaian terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti haturkan
kepada:
1. DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS, selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dan Nur Aeni Hidayah, MMSI, selaku Ketua dan sekretaris Program Studi
Sistem Informasi.
3. Ir. Bakri Lakatjong, MT, MSi selaku pembimbing I peneliti yang telah
memberikan waktu, bimbingan, arahan dan semangat hingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
4. Ir. Yiyi Sulaeman, M.Sc selaku pembimbing II peneliti yang telah dengan
sabar memberikan waktu dan bimbingan disela-sela kesibukannya.
vii
viii
14. Seluruh Dosen Fakultas Sains dan Teknologi, khususnya Jurusan SI/TI
yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, seluruh staf jurusan
Sistem Informasi serta Staf Perpustakaan terima kasih atas semua
bantuannya.
15. Segenap civitas akademika FST dan UIN Syahid Jakarta yang pernah
menjadi bagian dari perjalanan ini. Senang bisa mengenal anda semua.
Peneliti sadar bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena kritik dan saran yang bersifat membangun agar penyusunan skripsi ini
menjadi lebih baik lagi sangat peneliti nantikan.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat khususnya kepada peneliti
sendiri dan bagi yang membacanya sebagai pengetahuan dan referensi. Terima
kasih.
Putri Khairani
105093003071
ix
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah ............................................................................ 5
1.4 Tujuan dan Manfaat ....................................................................... 6
1.4.1 Tujuan Penelitian .................................................................. 6
1.4.2 Manfaat Penelitian ................................................................ 6
1.5 Metode Penelitian .......................................................................... 6
1.5.1 Metode Pegumpulan Data .................................................... 6
xi
xii
xiii
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 132
5.2 Saran .............................................................................................. 132
xiv
DAFTAR TABEL
xv
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
xviii
xix
DAFTAR ISTILAH
No.
Istilah
Keterangan
1.
Spatial / Spasial
2.
Prototipe
3.
Hardware
4.
Software
5.
Shapefile
6.
Spatial Database
7.
Web
8.
Webgis
xx
9.
Realtime
10.
Rainrate
11.
Reflectivity
12.
Velocity
13.
Sistem Informasi
Geografi
14.
Raw Image
15.
Localhost
16.
Sudut Elevasi
17.
Interface
18.
Debizle (dBz)
19.
Resolusi spasial
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
xxii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Letak geografis Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa dan diapit dua
samudera dan dua benua, mengakibatkan kondisi iklim di negara ini berpengaruh
terhadap kondisi iklim di belahan benua lainnya. Salah satu faktor penentu iklim
adalah cuaca harian yang dipengaruhi oleh intensitas curah hujan
di suatu
kawasan dan beberapa elemen lain seperti ketinggian tempat dari permukaan laut
dan arah angin.
Saat ini cuaca harian Indonesia juga dipengaruhi oleh efek pemanasan
global (global warming). Hal ini dapat diamati dari terjadinya perubahan yang
nyata pada pola hujan yang terjadi di Indonesia. Curah hujan dengan intensitas
tinggi biasanya terjadi pada penghujung hingga awal tahun (September-Februari).
Namun, sekarang pola ini mulai mengalami pergeseran, terjadi mulai bulan
Oktober Maret (BMG, 2009).
Pola hujan dan intensitas hujan merupakan hal yang sangat penting untuk
diamati di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh hampir semua bencana alam yang
terjadi di Indonesia dipengaruhi tingkat intensitas hujan. Ditambah lagi dengan
ketidaktahuan masyarakat atau lambatnya informasi mengenai tingkat intensitas
curah hujan yang terjadi di suatu wilayah, yang berdampak terhadap tingginya
kerugian yang diderita pasca bencana.
mampu
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna, selain itu keamanan data juga
dapat ditingkatkan.
Pembangunan basis data spasial membuat data dapat didistribusikan kepada
pengguna melalui webgis. Webgis merupakan wujud perkembangan teknologi
GIS untuk dapat memenuhi kebutuhan solusi atas berbagai permasalahan yang
hanya dapat dijawab dengan teknologi GIS (Prahasta, 2005). Implementasi webgis
pada informasi radar cuaca diperlukan karena hingga saat ini di Indonesia belum
ada media yang mampu memberikan informasi cuaca secara realtime dan berbasis
spasial yang dapat menjangkau pengguna dengan menghilangkan aspek jarak dan
waktu karena berbasis internet. Web ini juga dapat menjadi bank data radar yang
interaktif dengan kebutuhan user, yaitu dengan melakukan query data sesuai
dengan kebutuhan user.
Berbagai permasalahan tersebut melatarbelakangi peneliti untuk melakukan
penelitian dengan judul Rancang Bangun WebGIS Intensitas Hujan secara
Realtime dengan menggunakan data radar cuaca yang dikembangkan dalam
program HARIMAU, yang terletak pada daerah Puspitek Serpong Tangerang
sebagai studi kasus. Perancangan webgis dengan menggunakan map server, php,
map script, serta database POSTGRE SQL.
1.2
Rumusan Masalah
Atas dasar permasalahan yang dipaparkan pada latar belakang, maka
1.4
1.5
Metode Penelitian
memungkinkan
peneliti
sebagai
pewawancara
10
PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, perumusan masalah,
batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini membahas secara singkat teori yang diperlukan dalam
penelitian skripsi.
BAB III
METODE PENELITIAN
11
PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan hasil analisis dan perancangan sistem yang
dibuat.
BAB V
PENUTUP
Bab ini adalah bab terakhir yang menyajikan kesimpulan serta saran
dari apa yang telah diterangkan dan diuraikan pada bab-bab
sebelumnya.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
13
Definisi sistem menurut Rober dan Michael (1991) dalam Prahasta (2005)
adalah kumpulan elemen yang saling berinteraksi membentuk kesatuan, dalam
inteaksi yang kuat maupun lemah dengan pembatas (boundary) yang jelas.
Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan
kumpulan dari elemen-elemen atau dapat dikatakan sebagai sub sistem yang
saling berinteraksi baik secara kuat maupun lemah untuk mencapai suatu tujuan
yang sama dalam batasan sistem yang jelas.
Sistem memiliki karakterisitik atau beberapa sifat
tertentu, yang
membedakan satu sistem dengan sistem lainnya. Karakter dan sifat tersebut
menurut Jogiyanto (2001) adalah:
1.
2.
menunjukkan batasan antara satu sistem dengan sistem yang lain maupun
dengan lingkungan luar sistem. Batasan inilah yang membentuk suatu sistem
menjadi suatu kesatuan yang saling berhubungan.
3.
14
4.
Penghubung (interface), merupakan media yang menghubungkan elemenelemen atau subsistem dengan subsistem lainnya. Dengan adanya media
penghubung dalam sistem dimungkinkan adanya pengiriman input dan output
antar subsistem.
5.
6.
Keluaran (output), hasil yang diperoleh dari masukan yang telah diproses
dalam sistem. Keluaran dapat berupa hasil akhir yang ingin dicapai seperti
informasi, laporan, dokumen, tampilan layar komputer, dan barang jadi. Serta
dapat pula berupa masukan bagi subsistem lain.
7.
Proses (process), bagian dari sistem yang mengubah masukan (input) menjadi
keluaran (output).
8.
Sasaran atau tujuan (goal), merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh sistem,
tujuan akan menjadi penentu masukan, alur dan keluaran sistem. Sasaran atau
tujuan
menjadi
tolak
ukur
keberhasilan
sistem
yaitu
dengan
15
kombinasi data yang diharapkan memiliki arti bagi penerima (Whitten et al,
2004).
Prahasta (2005) dalam bukunya menjelaskan pengertian informasi adalah
makna atau pengertian yang dapat diambil dari suatu data dengan menggunakan
konversi-konversi umum yang digunakan didalam representasinya.
Perbedaan data dan informasi sangat relatif bergantung pada nilai gunanya
dalam sebuah sistem dan level manajerial. Sebuah informasi dapat saja menjadi
data bagi proses yang lain. Informasi dapat menjadi keluaran bagi suatu subsistem
dan menjadi masukan bagi subsistem selanjutnya.
2.2.3 Kualitas dan Nilai Informasi
Kualitas dan nilai informasi ditinjau dari konsep informasi bergantung pada
atribut-atribut yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengambarkan
kebutuhan informasi yang spesifik. Informasi yang baik memiliki atribut-atribut
yang dijelaskan pada Table 2.1.
Tabel 2.1 Atribut Informasi
No
Kriteria
Keterangan
1.
Akurat
2.
Presisi
3.
Tepat waktu
4.
Jelas
5.
Dibutuhkan
6.
Quantifiable
relevansi
kebutuhan user
Tingkat
16
Verifiable
8.
Accessible
Tingkat
kemudahan
dan
kecepatan
dalam
9.
Non-bias
10.
Comprehensive
17
umum adalah ilmu yang mempelajari masalah-masalah bumi secara luas dalam
hubungannya dengan keruangan (Barus, 1996).
Sistem Informasi Geografis (SIG) didefinisikan oleh Prahasta (2005)
sebagai sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memperoleh,
memasukkan, menyimpan, mengelola, memperbaharui (update), menganalisis,
memanipulasi dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi
keruangan (geografi) untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan
perencanaan.
Kemampuan dasar SIG adalah mengintegrasikan berbagai operasi basis data
seperti query, menganalisisnya dan menyimpan serta menampilkannya dalam
bentuk pemetaan berdasarkan letak geografisnya. Inilah yang membedakan SIG
dengan sistem informasi lainnya.
Berdasarkan cara pengolahannya SIG dibagi menjadi dua kelompok yaitu
sistem manual (analog) dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer).
Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta,
lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik
dan laporan survey lapangan. Seluruh data tersebut kemudian dikompilasi dan
dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi
Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data
melalui proses digitasi (Prahasta, 2005).
2.3.2 Jenis Data
Data-data yang diolah dalam SIG terdiri dari data spasial dan data atribut
dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah
18
analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan
dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut
merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek
sebagai data spasial.
Data spasial disajikan dalam tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik (point),
garis (line) atau area (polygon) seperti terlihat pada Gambar 2.1. Struktur data
spasial dibagi menjadi dua model yaitu model data raster dan model data vektor.
Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid) atau
sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Data vektor adalah data yang
direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan
menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area (polygon).
Gambar 2.1 Jenis data SIG (a). titik, (b) garis, dan (c) Area
2.3.3 Komponen SIG
Komponen
SIG
dapat
dikelompokkan
berdasarkan
fungsi
dan
19
Masukan Data
SIG
Pelaporan
Data
Manajemen
Data
Masukan data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari peta
(peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis penginderaan
jauh data hasil pengolahan citra digital penginderaan jauh dan lain-lain. Pada
proses ini data ditransformasikan ke dalam format yang dapat digunakan oleh
SIG.
2.
3.
4.
20
Perangkat Keras
SIG
Data
Data dan Informasi Geografis
Perangkat Lunak
21
9.
22
yang mendukung
2. Kelemahan:
a. Lamanya waktu akses bergantung pada spesifikasi komputer yang dimiliki
baik pada server maupun client. Selain itu juga bergantung pada koneksi
23
24
Radar Doppler
Merupakan jenis radar yang menggunakan Efek Doppler untuk
mengukur kecepatan radial (kecepatan benda dalam garis lurus [lihat
(Gambar 2.4)] dari sebuah objek yang masuk daerah tangkapan radar. Radar
jenis ini sangat akurat dalam mengukur kecepatan radial. Contoh Radar
Doppler yaitu Weather radar atau radar cuaca yang digunakan untuk
mendeteksi cuaca.
Contoh pengukuran Radar Doppler adalah dalam mengukur kecepatan
dan arah angin dengan menggunakan efek Doppler. Radar Doppler
merupakan jenis radar yang memiliki dua kutub dimana radar dapat
25
Radar Bistatik
Radar Bistatik (Gambar 2.5) kebalikan dari radar doppler. Radar ini
mempunyai dua komponen bistatik yang terpisah. Komponen tersebut
adalah pemancar sinyal (transmitter) yang dipisahkan dengan jarak tertentu
dari penerima sinyal (receiver). Jarak antara kedua komponen ini biasanya
dapat dibandingkan dengan jarak target atau objek yang dideteksi. Dengan
adanya dua komponen sinyal yang terpisah maka radar ini dapat digunakan
untuk melengkapi hasil pengamatan angin dengan radar Doppler.
Pada radar bistatik Objek dideteksi berdasarkan pantulan sinyal dari
objek tersebut (bias) ke pusat antena. Contoh Radar Bistatik yaitu Passive
radar.
sumber: http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=279&fname=materi3.html
26
Frekuensi
Normal
3 30
MHz
30 300
MHz
300
1,000 MHz
Panjang
Gelombang
L-band
1 2 GHz
30 15 cm
S-band
2 4 GHz
15 8 cm
HF
VHF
UHF
100 10 m
10 1 m
1 0.3 m
Target
Pengamatan
Hujan,
Turbulence
Hujan,
Turbulence
Hujan,
Turbulence
Hujan,
Turbulence
Hujan,
Ketinggian
Kegunaan
Gelombang televise
Dalam bidang militer dan satelit
penginderaan jauh
Observasi cuaca jarak dekat maupun
jarak jauh. NWS (National Weather
Service) menggunakan Radar band S
untuk
observasi
cuaca
pada
gelombang 10. kekurangan radar ini
adalah membutuhkan antena yang
besar serta daya listrik yang besar.
27
C-band
4 8 GHz
8 4 cm
Hujan,
Ketinggian
X-band
8
GHz
12
4 2.5 cm
Hujan
Ku-band
12
GHz
18
2.7 1.7 cm
Hujan
K-band
18
GHz
27
1.7 1.2 cm
Drizzle,
Kabut/Asap,
Awan
Ka-band
27
GHz
40
mm or
W-band
40 300
GHz
1.2 0.75
cm
7.5 - 1 mm
Drizzle,
Kabut/Asap,
Awan
Kabut/asap,
Awan
28
29
Product Generator) atau disebut juga receiver berfungsi untuk menerima pantulan
kembali gelombang elektromagnetik dari sinyal objek yang tertangkap radar
melalui reflektor antena. Umumnya receiver mempunyai kemampuan untuk
menyaring sinyal agar sesuai dengan pendeteksian serta menguatkan sinyal objek
yang lemah dan meneruskan sinyal objek tersebut ke signal and data processor
(Pemroses data dan sinyal), kemudian menampilkan gambarnya di layar monitor
(Display). Data hasil pengolahan biasanya memiliki nilai reflectivity dan velocity
dengan menggunakan perhitungan efek dopler.
Komponen PUP (Principal User Processor) atau disebut juga control and
communication processor merupakan komponen yang bertugas untuk mengatur
atau mengendalikan proses penyapuan daerah oleh radar untuk mengatur sudut
pengamatan serta untuk mengirimkan data ke server melalui jaringan internet.
Sebelum data dikirim data terlebih dahulu diproses dengan menggunakan
software khusus untuk mengolah data radar. Hasil pengolahan data oleh software
radar ini menghasilkan file gambar dengan resolusi temporal enam menit.
2.5.5 Manfaat Radar
1.
2.
Keperluan Militer
a.
b.
Keperluan Kepolisian
Radar Gun dan Microdigicam radar merupakan contoh radar yang
sering digunakan pihak kepolisian untuk mendeteksi kecepatan kendaraan
bermotor di jalan.
30
3.
Keperluan Penerbangan
Air traffic control (ATC) adalah kendali lalu lintas udara yang
bertugas mengatur kelancaran lalulintas udara bagi pesawat terbang yang
akan lepas landas, ketika terbang di udara maupun ketika akan mendarat
serta memberikan layanan informasi bagi pilot tentang cuaca, situasi dan
kondisi Bandara.
4.
Keperluan Cuaca
a. Weather radar; merupakan jenis radar cuaca yang mampu mendeteksi
intensitas curah hujan dan cuaca buruk seperti adanya badai.
b. Wind profiler; merupakan jenis radar cuaca yang menggunakan
gelombang suara (SODAR) untuk mendeteksi kecepatan dan arah angin.
(http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=279&fname=materi2.html)
31
2.5.7
dengan radar lainnya. Hanya saja radar Doppler menggunakan prinsip Doppler
untuk mendapatkan nilai reflektivitas dari objek yang diamati.
Keterangan :
h : tinggi gelombang
: sudut elevasi
: panjang gelombang
D : jarak titik hujan dari radar
radar tersedia pada semua kapabilitas cuaca sebagaimana energi gelombang mikro
menembus awan dan hujan. Hujan menjadi sebuah faktor pada radar wavelength
kecil dari tiga cm. Sensor radar merupakan sistem penginderaan jauh yang aktif
(active remote sensing system), independen terhadap cahaya matahari,
menyediakan sumber energi sendiri dan juga mampu melakukan pengambilan
data baik pada siang maupun malam hari.
32
2.6
Pengertian Realtime
Menurut Arlinda (2005) dalam kamus istilah komputer dan internet
33
2.7
b.
c.
d.
e.
Peringatan dini.
f.
Sebagainya.
Riset ini memanfaatkan teknologi Radar Cuaca (Weather Radar) yang
34
wilayah DKI Jakarta termasuk kepulauan seribu dan hampir seluruh wilayah Jawa
Barat spesifikasi secara jelas mengenai radar ini dijelaskan pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Spesifikasi Radar
Nama
Radar Serpong
Gambar
PUSPITEK SERPONG
Koordinat
Kegunaan
Observasi Cuaca
Jenis Band
Resolusi Temporal
6 menit
Radius Jangkauan
105 km
Elevasi
Ketinggian
4,6 meter
35
Type Observasi
Observasi hujan
Transmitter Power
Sistem Operasi
Output
Spesifikasi
Image
Sumber: www.turbulance.ddo.jp
2.7.2 Spesifikasi Radar Cuaca Padang
Radar cuaca Padang (Gambar 2.10) berada di kawasan Minangkabau
Internasional Airport (MIA). Merupakan jenis radar Doppler band X yang
beroperasi pada frekuensi delapan hingga dua belas GHz. Selengkapnya mengenai
spesifikasi radar ini dibahas pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Spesifikasi Radar Padang
Nama
Radar MIA
Gambar
Bandara Internasiolnal
Sumatera Barat
Koordinat
Kegunaan
Observasi Cuaca
Minangkabau
Padang
36
Jenis Band
Resolusi Temporal
6 menit
Radius Jangkauan
200 km
Elevasi
Ketinggian
5 meter
Type Observasi
Observasi hujan
Transmitter Power
70 KW (700.000 watt)
Output
Sistem Operasi
Sumber: www.turbulance.ddo.jp
2.8 Analisis Data
2.8.1
2.11) dari hasil penyapuan wilayah dengan menggunakan radar Doppler yang ada
di Puspitek Serpong serta di Padang-Sumatera Barat.
Dalam data gambar dari radar Serpong (Gambar 2.11) dapat diamati titiktitik hujan yang jatuh di wilayah DKI Jakarta, Banten dan hampir seluruh wilayah
Jawa Barat. Sedangkan dari data radar Padang diperoleh informasi titik-titik hujan
yang jatuh di wilayah Sumatera Barat.
37
permukaan bumi. Sedangkan curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada
suatu daerah dalam waktu tertentu. Biasanya curah hujan diukur dengan
38
menggunakan Rain Gauge. Namun dalam skripsi ini nilai curah hujan didapatkan
dari radar Doppler yang merupakan jenis radar cuaca. Curah hujan diukur dalam
satuan milimeter, satu milimeter berarti dalam luasan satu meter persegi pada
tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau sebanyak satu liter.
Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain:
1) Bentuk medan atau topografi;
2) Arah lereng medan;
3) Arah angin yang sejajar dengan garis pantai; dan
4) Jarak perjalanan angin di atas medan datar.
Pola Distribusi Hujan di Indonesia, ada 3 yaitu:
1.
2.
3.
Pola Lokal: daerah yang di pengaruhi hujan dengan satu puncak dengan
puncak yang terbalik dengan pola hujan munson.
Untuk radar sendiri pola yang diamati adalah pola monsoonal yang
dianggap paling berpengaruh terhadap kondisi iklim global dan adanya badai El
Nino dan La Nina (ENSO) serta Indian Ocean Dipole (IOD).
39
2.9
40
41
sehingga harus dibuat dalam suatu struktur yang mudah untuk diintegrasikan dan
dipanggil kembali. Basis data spasial juga harus dapat digunakan untuk memenuhi
berbagai kebutuhan aplikasi.
Pengembangan basis data spasial merupakan bagian penting untuk
mewujudkan suatu sistem informasi keruangan (spatial). Komponen yang
termasuk dalam pengembangan basis data spasial adalah (1) Sub-sistem masukan
data; (2) Sub-sistem penyimpanan dan pemanggilan data; (3) Sub-sistem
manipulasi dan analisis; (4) Sub-sistem tampilan dan (updating) data. (Prahasta,
2005)
2.9.3 Model Basis data
File-file yang disusun tidak berstruktur rentan terutama untuk data yang
terdapat dalam jumlah besar atau untuk data yang berubah secara terus-menerus.
Semua sistem basis data (database) ditujukan untuk mempermudah pencarian,
penghubung data tabular, serta dapat digunakan untuk memanipulasi berbagai tipe
dan variasi hubungan antar obyek.
Model basis data menunjukkan mekanisme yang digunakan untuk
mengelola atau mengorganisasi data secara fisik dalam memori sekunder yang
akan berdampak terhadap bagaimana mengelompokkan dan membentuk
keseluruhan data yang terkait dalam sistem yang ditinjau. Secara konvensional
model basis data dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu: model hierarki,
jaringan dan relasional. Model basis data yang baru mulai dikembangkan,
khususnya pada era 1990-an adalah model berorientasi obyek (Barus, 1996).
42
(rapid
application
development)
adalah
sebuah
strategi
The User
Community
Scope
Definition
Problem Analysis +
Requirement
Analysis +
Decision Analysis
Design
Current System
Operation &
Maintenance
Delivery
of a version
Construction &
Testing
43
44
departemen sistem informasi atau dari pihak eksekutif yang melihat adanya
masalah atau menemukan adanya peluang baru. (Abdul Kadir, 2003)
Namun, adakalanya inisiatif pengembangan sistem baru berasal dari
bagian yang bertanggung jawab terhadap pengembangan sistem informasi
seperti bagian inventori science pada sistem ini, yang bermaksud
mengembangkan sistem yang sudah ada atau mendefinisikan masalahmasalah yang belum tertangani.
Pada proses ini dijabarkan mengenai analisis terhadap berbagai
permasalahan yang mungkin terjadi pada sistem yang berjalan sehingga
diperoleh solusi untuk masalah yang dihadapi. Metode analisis yang
digunakan adalah pendekatan analisis terstruktur dengan menggunakan
diagram aliran data, contexs diagram, diagram entitas dan diagram
pendukung lainnya.
9. Perancangan Cepat Perangkat Lunak (Design)
Perancangan dilakukan setelah proses analisis selesai dan merupakan
tahapan atau proses pemodelan untuk memperoleh pengertian yang lebih
baik terhadap aliran data dan kontrol, proses-proses fungsional dan
informasi-informasi yang terkandung di dalamnya. Terdiri dari logical
design dan phisical design, dengan tujuan untuk menghasilkan suatu model
atau bentuk representasi dari entitas yang akan dibangun.
Adapun tools yang digunakan untuk mendukung desain sistem
adalah dengan menggunakan diagram aliran data (Data Flow Diagram
DFD), ERD (Entity Relation Diagram).
45
46
tahapan
pemeliharaan
sistem
yang
telah
47
Terminologi sistem:
a)
b)
c)
b.
c.
48
d.
Antara
entitas
eksternal
atau
terminator
tidak
f.
g.
b.
c.
menguraikan proses apa yang ada dalam diagram zero atau diagram level
diatasnya. Menggambarkan rincian tiap proses yang terdapat pada diagram nol,
dimana proses rinci ini dapat dipecahkan sampai pada proses yang paling rinci
hingga tidak dapat diuraikan lagi.
49
Ada dua versi simbol atau notasi grafik yang digunakan untuk pemodelan
entitas dalam DFD. Notasi grafis / simbol yang digunakan dalam DFD dalam
dua versi berbeda dijelaskan pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Simbol dan Notasi DFD
Gene dan Serson
Keterangan
Terminator
entity)
Proses
Data Flow
(Arus Data)
Data Store
(Penyimpanan Data)
b.
Proses;
Kerja yang dilakukan pada atau sebagai respon terhadap aliran data
masuk/kondisi. Komponen proses menggambarkan transformasi input
50
d.
Data store;
Menggambarkan tempat penyimpanan data (sementara) yang akan
digunakan oleh proses-proses yang ada di dalam sistem. Komponen ini
digunakan untuk membuat model sekumpulan paket data dan diberi nama
dengan kata benda bersifat jamak. Data store dapat berupa file/ database yang
tersimpan dalam disket, harddisk atau bersifat manual seperti buku alamat,
file folder. (Whitten, 2004)
51
No
1.
2.
3.
4.
Persegi panjang
Entitas/tipe entitas menyatakan objek atau
kejadian
Ellips menyatakan atribut-atribut entity set
Atribut adalah item data yang menjadi bagian
dari entitas
Belah ketupat (Diamond) menggambarkan
relationship set. Relationship adalah asosiasi
antara dua entitas
Garis, menghubungkan antara entity set
dengan atribut-atributnya dan antara entity set
dengan relationship setnya.
2.
3.
52
Simbol
=
Keterangan
Terdiri dari
2.
Dan
3.
()
Opsional
4.
{}
Pengulangan
5.
[]
6.
**
Komentar
7.
53
Pengenalan Mapserver
Mapserver merupakan salah satu perangkat lunak (software) open source
kemudahan
bagi
pengguna
dalam
membangun
dan
54
5) Mendukung OpenGIS.
6) Legenda dan skala yang otomatis.
7) Mendukung pengembangan peta tematik online.
8) Pelabelan fitur
9) Konfigurasi dapat dilakukan secara online (on-the fly configuration)
10) Proyeksi dapat dilakukan secara online (on-the-fly projection)
b. Pengenalan PHP dan Map Script
PHP atau Personal Home Pages merupakan bahasa pemograman yang
digunakan untuk membangun web server-side. PHP awalnya merupakan program
CGI yang dikhususkan untuk menerima input melalui form yang ditampilkan
dalam browser web. Dibuat pertama kali oleh Rasmus Lerdoff, dan kemudian
secara resmi disebarkan dan dilisensikan sebagai perangkar lunak open source.
PHP script merupakan bahasa pemograman PHP yang disisipkan pada tag
HTML. Penggunaan PHP menjadikan dokumen HTML sebagai suatu dokumen
yang dihasilkan dari aplikasi bukan dari text editor atau HTML editor lagi.
Script PHP digunakan dengan format penyisipan terhadap tag HTML,
kemudian menggunakan <? sebagai tanda diawalinya script PHP yang
berfungsi untuk masuk ke dalam mode script PHP dan tanda ?> untuk menutup
script serta keluar dari mode script PHP.
Mapscript adalah modul PHP yang dapat melakukan operasi-operasi untuk
data spasial termasuk dalam mengolah data spasial, proyeksi ulang peta dan
operasi lainnya. Mapscript diawali dengan tag MAP dan diakhiri dengan tag END
sebagai penutup script.
55
c.
Konfigurasi Mapserver
Untuk menjalankan dan menampilkan peta yang dihasilkan oleh
MapServer, diperlukan dua file yaitu Map File dan HTML File. Map File
berisikan konfigurasi penyajian peta yang ditulis dalam bahasa dan syntax
tersendiri. Informasi ini kemudian diolah dan disajikan oleh program MapServer.
Sedangkan file HTML digunakan untuk melakukan format penyajian hasil (peta).
File HTML dapat berupa HTML biasa atau template yang disisipi syntax
MapServer atau file HTML yang disisipi PHP/Mapscript.
Konfigurasi PHP/MapScript ini dikembangkan oleh DM Solutions
(http://www.dmsolutions.on.ca/PHP/MapScript) untuk konfigurasi MapScript
dapat dilihat pada Gambar 2.13.
56
2)
3)
57
$image_url=$image->saveWebImage();
?>
<HTML>
<HEAD>
<TITLE>Contoh 1</TITLE>
</HEAD>
<BODY>
<center>
<TABLE>
<TR><td>
<INPUT TYPE=Image name=map style="border:1px solid
#ccc;"
58
Postgre SQL. PostGIS mendukung pengelolaan data spasial untuk aplikasi sistem
informasi geografis. Data dari database Postgre ataupun PostGIS dapat digunakan
sebagai data sumber untuk software server spasial seperti Mapserver dan
Geoserver. PostGIS seperti halnya Postgre merupakan perangkat lunak yang
didistribusikan secara gratis di bawah lisensi dari GNU GPL. PostGIS
dikembangkan oleh Refractions Research Inc, yang merupakan salah satu
perusahaan konsultan database di Canada.
2.11.3 Macromedia Dreamweeaver
Menurut Pranomo (2005) Macromedia Dreamweaver adalah software
yang dikhususkan untuk pembuatan halaman web secara visual. Software
termasuk jenis HTML editor professional yang membantu visualisasi perancangan
halaman web secara langsung. Dreamweaver memungkinkan seseorang untuk
merancang dan membuat halaman web dengan cepat tanpa harus memahami
sintaks HTML secara mendalam.
Nama
Judul Penelitian
Sistem 2010
Penelitian
Putro
Curah
Konversi
Data
Tahun
Keterangan
secara
ini
otomatis
mengenai
dengan
59
mengubah
data
mentah
data
radar
berisikan
yang
informasi
satuan
pengamatan
waktu
dari
tahun,
J. M. Yuan,
Drainase
I. D. Cluckie
radar
rainfall
data
di
Perkotaan
Pemodelan
Drainase
Sistem
time
urban
Hydrological
Perkotaan
Realtime
menggunakan perhitungan
curah
secara
hujan
kuantitatif
secara
untuk
pada
suatu
bahwa
data
radar
60
bidang
seperti
keputusan Dewan
Komisaris
Pemerintah Pertamina
61
2.
3.
4.
62
umum,
ketatausahaan,
organisasi
dan
tatalaksana,
63
Direktorat TISDA
NEOnet
2.13.6 NEONet
Nusantara Earth Observation Networking (NeoNet) berada dibawah
Direktorat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam (TISDA). Dibentuk pada
awal tahun 2008, dengan visi menjadi Pusat Informasi Kebumian Nusantara,
merupakan lembaga untuk memfasilitasi kegiatan jejaring observasi kebumian di
Indonesia terutama dalam observasi dan pemetaan sumber daya alam.
NEONet bertujuan untuk menyediakan informasi kebumian secara lengkap
dan realtime, serta mampu menjadi bank data dan mengumpulkan ataupun
menjadi penghubung (networking) setiap lembaga terkait baik yang telah memiliki
data maupun yang memerlukan data mengenai kebumian Indonesia untuk
pengolahan lebih lanjut.
64
b.
c.
d.
65
66
BAB III
METODE PENELITIAN
67
68
digunakan pada penelitian ini dipaparkan pada Daftar Pustaka, yaitu terdiri
dari 17 buku dan dua artikel dari internet.
2. Observasi (field research)
Observasi dilaksanakan pada tahap awal penelitian selama satu bulan
yaitu selama bulan April 2009 di NEONet BPPT Thamrin. Observasi ini
bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi oleh pengguna
dengan data radar yang ada dan masalah pada sistem yang tengah berjalan
saat ini, serta mengetahui bagaimana cara terbaik untuk mengatasi masalah
tersebut. Selain itu melalui observasi dapat dianalisis sistem seperti apa yang
paling cocok untuk dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
pengguna.
Dari observasi yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa diperlukan
pengembangan sistem monitoring intensitas curah hujan dari data radar cuaca
yang terdapat di daerah Serpong (Banten) dan di Padang (Sumatera Barat),
secara realtime melalui media berbasis jaringan internet yaitu dengan
membangun sebuah Webgis.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan
melalui tatap muka secara langsung dengan Bapak Winarno, S.kom sebagai
penanggung jawab data radar dan koordinator pembangunan Webgis radar.
Hasil wawancara terlampir pada Lampiran I.
69
Hardware
Processor Intel Pentium Dual Core
Hardisk 160 GB
Memory 2 GB
DVD RW
LAN Card
Perangkat keras lainnya (Keyboard, Mouse dan lain - lain)
2.
Software
Windows XP Service Pack 2
Macromedia Dreamweaver MX 2004
Aplikasi Postgre 8.3 dan PostGIS 1.3.5
Arcview 3.3
Mapserver : MS4W 2.3.1
Mapbender 2.4.3
Geoserver
70
Alamat
Waktu
71
72
73
74
Start
Perekaman Data
Hujan
Data hasil
pengamatan radar
Data disimpan
dalam server radar
Data Radar
NEONet
Data Radar
(RAW Image *gif)
Data disimpan
dalam direktori
tertentu
Koversi data ke
dalam format
shp & txt
Data Radar
dan peta
administrasi
Data dikirim ke
server di Thamrin
Input data ke
dalam map file
Display data
pada Webgis
End
75
Gambar 3.4 menjelaskan aliran dokumen sistem yang berjalan, data hasil
perekaman hujan disimpan dalam server radar yang kemudian data radar ini
dikirim ke server di Thamrin. Pada server Thamrin data disimpan dalam direktori
tertentu untuk kemudian dikonversikan lagi ke dalam format shapefile (shp) dan
textfile (txt). Selanjutnya data radar dan peta administrasi di overlay untuk
kemudian ditampilkan dalam webgis radar.
Dari proses alir dokumen ini dapat diidentifikasi beberapa permasalahan
dalam sistem ini yaitu:
1. Sistem yang berjalan hanya menampilkan data hujan dari radar cuaca pada
sebuah Webgis namun belum berbasis spasial secara penuh.
2. Belum adanya manajemen data radar cuaca dalam sebuah database spasial
sehingga sering kali para admin kesulitan melakukan pencarian data.
3. Pada sistem lama (saat ini tidak beroperasi lagi) pengguna hanya dapat
melihat data radar dan tidak dapat melakukan query untuk mengunduh data.
4. Pada sistem yang telah ada, data radar yang ditampilkan hanya berasal dari
satu radar cuaca yaitu radar Serpong.
5. Sistem masih bersifat beta dalam artian masih berupa produk uji coba yang
masih belum sempurna, sistem juga belum dipublikasikan melalui jaringan
internet, tetapi masih sebatas intranet.
3.5.2.2 Kekurangan dan Kelebihan Sistem Berjalan
a. Kelebihan Sistem berjalan
Sistem informasi cuaca berdasarkan data radar cuaca merupakan teknologi
yang baru diterapkan di Indonesia untuk pengamatan cuaca secara realtime.
76
77
Radar
Start
NEONet
Data Radar
(RAW Image *gif)
Perekaman Data
Curah Hujan
(rainrate)
Data hasil
pengamatan radar
Data disimpan
dalam server
radar
Data Radar
Data disimpan
dalam direktori
tertentu
DB Radar
Display data
pada Webgis
Koversi data ke
dalam format
shp dan txt
Lihat Informasi
Curah hujan
Data Radar
dan peta
administrasi
Download data
curah hujan
Pengguna
End
Input data
dalam spatial
database
78
Perancangan Proses
Pada tahapan perancangan sistem digunakan alat (tools) berupa
Diagram Aliran Data (Data Flow Diagram - DFD) untuk menggambarkan
aliran data dalam sistem yang dirancang dan dilengkapi dengan kamus data
spasial (Spatial Data Dictionary) untuk menjelaskan data yang ada pada
DFD. DFD merupakan hasil analisis terhadap kebutuhan pengguna dan
menggambarkan sistem yang diusulkan.
79
2.
3.
4.
80
pemograman php dan map script. Sedangkan untuk database digunakan PostGre
SQL dengan template PostGIS yang mendukung aspek spasial dalam
pembangunan database. Proses pembentukan prototipe lebih lanjut dijelaskan
pada Bab 4.
3.5.5 Evaluasi Prototipe oleh Pengguna (Testing)
Tahapan pengujian prototipe oleh pengguna untuk mengetahui apakah
prototipe yang ada telah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna atau
belum. Pada tahapan ini juga dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah ada
kesalahan dalam interface dan apakah terjadi kesalahan struktur data atau akses
database. Tahapan ini meliputi white-box testing dan black-box testing. Hasil
evaluasi pengguna dibahas pada bab selanjutnya.
3.5.6 Delivery of a version
Merupakan implementasi sistem yang telah dibangun dan telah disetujui
oleh user. Namun seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya mengenai
pembatasan masalah bahwa skripsi ini hanya membahas pengembangan sistem
hingga tahap testing sistem.
81
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tahapan rancang bangun webgis radar cuaca secara
realtime dengan menggunakan mapserver, beserta hasil analisis dan perancangan
sistem serta hasil perancangan dan pengujian sistem.
4.2
perancangan
cepat
prototipe
sistem
dilakukan
dengan
82
83
oleh pengguna. Secara singkat alur Proses webgis radar cuaca digambarkan dalam
Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Alur Proses Sistem
Nama Proses
Deskripsi
Input
: 1. Proses Konversi
2. Proses Pengolahan Data
3. Proses Web Mapping
4. Webgis Radar
Output
:1.
2.
84
1.0
Nama Proses
Deskripsi
Proses
mendeskripsikan
tentang
tahapan
Output
Raw_ImageRadar
85
pengiriman data ke server NEONet untuk diolah dan di-overlay dengan peta
administrasi wilayah. Alur ke dua proses ini dijelaskan pada Tabel 4.3 dan 4.4.
Tabel 4.3 Proses Pengiriman Data
No. Proses
2.0
Nama Proses
Pengiriman Data
Deskripsi
Input
RAW_ImageRadar
Output
3.0
Nama Proses
Pengolahan Data
Deskripsi
Input
RAW_Image Radar,
Peta_administrasi (Kab, Kec, Kota, Sungai),
Output
86
Hasil olahan ini disimpan pada database radar. Dari database ini data
melalui beberapa proses untuk ditampilkan pada webgis radar. Sehingga pengguna
dapat memperoleh informasi mengenai curah hujan dan informasi mengenai radar.
Alur proses webgis Radar dijelaskan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Proses Webgis Radar
No. Proses
4.0
Nama Proses
Webgis Radar
Deskripsi
Input
Output
87
1.1
Nama Proses
Deskripsi
Input
Gambar_hujan,
88
1.2
Nama Proses
Konversi Data
Deskripsi
Input
Output
RAW_ImageRadar
Proses 3 Level 1
Diagram detail untuk proses 3 level 1 dijelaskan pada Gambar 4.4.
89
3.1
Nama Proses
Deskripsi
Input
Raw_ImageRadar,
peta_administrasi
Output
Shapefile radar.
90
3.2
Nama Proses
Koreksi data
Deskripsi
Input
Output
3.3
Nama Proses
Deskripsi
Input
Output
Proses 4 Level 2
Diagram detail proses 4 level 2 merupakan penjabaran dari proses Webgis
Radar. Terdiri dari 4 proses seperti digambarkan pada Gambar 4.5.
91
4.1
Nama Proses
Lihat_ cuaca_harian
Deskripsi
Input
Output
92
4.2
Nama Proses
Deskripsi
Input
Username, password
Request_data
Output
4.3
Nama Proses
Deskripsi
Input
Query Request_data
Output
4.4
Nama Proses
Contact Us
Deskripsi
Input
Comment pengguna
Output
93
=*file radarserpong.pgsql*
{@oid + id + rainrate + tahun + bulan + tanggal +
jam + menit + @the_geom}
Radarpadang
=*file radarpadang.pgsql*
{@oid + id + rainrate + tahun + bulan + tanggal +
jam + menit + @the_geom}
spatial_ref_sys
=*file spatial_ref_sys.pgsql*
{@ srid + auth_name + auth_srid + srtext +
proj4text}
@f_geometry_column
=*file pengguna.pgsql*
{@id_user + pass + nama + email + keperluan}
Komentar
=*file komentar.pgsql*
94
=*file Kab_serpong.pgsql*
{@oid + id_kab + nama_kab + provinsi +
type_kab + sumber_kab + @the_geom }
Kec_serpong
=*file Kec_serpong.pgsql*
{@oid + id_kec + nama_kec + type_kec +
sumber_kec + @id_kab + @the_geom }
Kab_padang
=*file Kab_padang.pgsql*
{@oid + id_kab + nama_kab + provinsi +
type_kab + sumber_kab + @the_geom }
Kec_padang
=*file Kec_padang.pgsql*
{@oid + id_kec + nama_kec + type_kec +
sumber_kec + @id_kab + @the_geom }
95
Rancangan ERD untuk data non-spasial pada sistem yang dibangun sebelum
normalisasi data seperti pada Gambar 4.6.
id_kec
rainrate
tahun
id_kec
nama_kec
tahun
bulan
Tlpn
nama_kec
type_kec
bulan
tanggal
Instansi
type_kec
sumber_kec
tanggal
jam
Keperluan
sumber_kec
jam
menit
Id
menit
Id_user
Nama
id_kab
nama_kab
provinsi
id_kab
nama_kab
provinsi
96
97
sehingga tabel data yang ada merupakan bentuk data yang telah dinormalisasikan.
Hasil normalisasi data tersebut digambarkan pada Gambar 4.10.
Spasial
Rancangan basis data atribut spasial dalam aplikasi webgis ini terdiri dari
: kab_serpong.pgsql
2) Isi
3) Primary Key
: oid
4) Foreign Key
: the_geom
98
Type
Lebar
Keterangan
*oid
Integer
10
id_kab
Varchar
11
Id Kabupaten
nama_kab
Varchar
30
Nama Kabupaten
provinsi
Varchar
20
Nama Provinsi
type_kab
Varchar
20
Sumber_kab
Varchar
20
The_geom
Geometry
2. Tabel Kecamatan
1) Nama File
: kec_serpong.pgsql
2) Isi
3) Primary Key
: oid
4) Foreign Key
: id_kab, the_geom
Tabel 4.17 Tabel kec_serpong
Nama Field
Type
Lebar
Keterangan
*oid
Integer
10
id_kec
Varchar
11
nama_kec
Varchar
30
Nama Kecamatan
type_kab
Varchar
20
Sumber_kab
Varchar
50
Id_kab
Varchar
20
Foreign Key
The_geom
Geometry
99
3. Tabel Kabupaten
1) Nama File
: kab_padang.pgsql
2) Isi
3) Primary Key
: oid
4) Foreign Key
: the_geom
Tabel 4.18 Tabel kab_padang
Nama Field
Type
Lebar
*oid
Integer
10
Keterangan
Penomoran field sebagai primary
key
id_kab
Varchar
11
Id Kabupaten
nama_kab
Varchar
30
Nama Kabupaten
provinsi
Varchar
20
Nama Provinsi
type_kab
Varchar
20
Sumber_kab
Varchar
20
The_geom
Geometry
4. Tabel Kecamatan
1) Nama File
: kec_padang.pgsql
2) Isi
100
3) Primary Key
: oid
4) Foreign Key
: id_kab, the_geom
Type
Lebar
Keterangan
*oid
Integer
10
id_kec
Varchar
11
nama_kec
Varchar
30
Nama Kecamatan
type_kab
Varchar
20
Sumber_kab
Varchar
50
Id_kab
Varchar
20
Foreign Key
The_geom
Geometry
5. Tabel Radarserpong
1) Nama File
: Radarserpong.pgsql
2) Isi
: Data radarserpong
3) Primary Key
: oid
4) Foreign Key
: the_geom
Tabel 4.20 Tabel Radarserpong
Nama Field
Type
Lebar
Keterangan
*oid
Integer
default
Id
Integer
rainrate
Varchar
30
tahun
Integer
Tahun pengamatan
bulan
Varchar
10
Bulan Pengamatan
tanggal
Integer
Skala rainrate
Tanggal Pengamatan
101
Jam
Integer
Jam pengamatan
menit
Integer
Menit Pengamatan
The_geom
Geometry
6. Tabel RadarPadang
1) Nama File
: RadarPadang.pgsql
2) Isi
: Data radarserpong
3) Primary Key
: oid
4) Foreign Key
: the_geom
Tabel 4.21 Tabel RadarPadang
Nama Field
Type
Lebar
Keterangan
Oid
Integer
Id
Integer
rainrate
Varchar
30
tahun
Integer
Tahun pengamatan
bulan
Varchar
10
Bulan Pengamatan
tanggal
Integer
Tanggal Pengamatan
Jam
Integer
Jam pengamatan
menit
Integer
Menit Pengamatan
The_geom
Geometry
Skala rainrate
7. Tabel spatial_ref_sys
1) Nama File
: spatial_ref_sys.pgsql
2) Isi
102
3) Primary Key
: srid
Keterangan
srid
Integer
auth_name
Varchar
256
auth_srid
Integer
srtext
Varchar
2048
Tahun pengamatan
proj4text
Varchar
2048
Bulan Pengamatan
8. geometry_columns
1) Nama File
: geometry_columns.pgsql
2) Isi
3)
Primary Key
: f_table_schema,
: oid, srid
Type
Lebar
Keterangan
Oid
integer
f_table_catalog
varchar
256
primary key
f_table_schema
varchar
256
primary key
f_table_name
varchar
256
primary key
f_geometry_column
varchar
256
primary key
103
coord_dimension
integer
Srid
integer
Type
varchar
Foreign key
30
b. Non-Spasial
Rancangan basis data non-spasial terdiri dari dua tabel yaitu tabel data
pengguna serta tabel komentar untuk menyimpan saran dan pesan dari
pengguna.
1.
Tabel Pengguna
1) Nama File
: pengguna.pgsql
2) Isi
3) Primary Key
: id_user
Tabel 4.24 Tabel pengguna
Nama Field
Type
Lebar
id_user
varchar
50
Primary key
Pass
varchar
50
Password pengguna
Nama
Text
Nama pengguna
Text
Email pengguna
Tlpn
Text
Telepon pengguna
Instansi
Text
Instansi pengguna
Keperluan
Text
2.
Keterangan
Tabel komentar
1) Nama File
: komentar.pgsql
104
2) Isi
3) Primary Key
: id
Keterangan
Id
Integer
Primary key
Nama
Text
Nama pengguna
Text
Email pengguna
Pesan
Text
Komentar pengguna
105
106
(a)
b)
(c)
(d)
(e)
(f)
107
(
(g)
h)
(i)
4.3
Pembentukan Prototipe
Pembentukan prototipe dapat diartikan sebagai tahapan implementasi dari
108
Database yang digunakan pada webgis ini adalah PostGRE SQL 8.3,
dengan langkah-langkah pengerjaan sebagai berikut;
1.
2.
Klik close pada layar tips of the day atau klik next tip untuk membaca
beberapa keterangan mengenai PostGRE SQL.
3.
Klik edit pada menu bar kemudian pilih new object new database.
Selanjutnya masukkan data mengenai database yang akan dibangun. Pada
web ini database dibangun dengan nama DBRadar, dengan menggunakan
template postgis dan owner postgres, seperti pada Gambar 4.14.
109
110
Klik columns yang ada pada menu bar untuk membuat, menambah, maupun
menghapus kolom yang ada pada tabel.
Menu bar columns
Untuk membuat
atau menambah
kolom
Kemudian klik add dan masukkan atribut kolom yang diinginkan pada
tampilan new columns. Jika semua kolom yang dibutuhkan telah dibuat
klik ok.
111
Untuk menghapus kolom yang telah dibuat klik kolom yang telah dibuat
kemudian klik Remove, dan klik yes pada box klarifikasi untuk menghapus
kolom.
Untuk menghapus
kolom
112
format data dari Image menjadi shapefile dengan menggunakan generator yang
telah tersedia di server NEONet.
Selanjutnya data radar dan peta administrasi dikonversikan dari format
shapefile (shp) ke dalam format basis data spasial (pgsql), dengan langkahlangkah sebagai berikut:
1.
113
114
115
format pgsql dengan interval enam menit. Alur kerja generator otomatis ini
dijelaskan pada Gambar 4.25 berikut:
116
http://mapserver.gis.umn.edu/download
117
Mapfile
Mapfile digunakan untuk menampilkan data spasial yaitu peta administrasi
wilayah Serpong dan Padang sebagai peta dasar dan menampilkan peta hujan
untuk wilyah jangkauan radar Serpong dan Padang. Dimana semua peta tersebut
sudah dalam format pgsql. Sehingga pada setiap layer dalam mapfile ditambahkan
script seperti berikut:
LAYER
NAME 'radarserpong'
CONNECTIONTYPE postgis
118
CONNECTION
"user=postgres
dbname=DBRadar
password='root'
host=localhost"
DATA "the_geom from radarserpong"
OPACITY 60
PROJECTION
"+proj=latlong"
"+ellps=WGS84"
END #end projection
METADATA
"DESCRIPTION" "Radar"
"RESULT_FIELDS" "rainrate"
"RESULT_HEADERS" "rainrate"
"ows_title" "Radar"
END
KaMap
Kamap yang digunakan pada aplikasi ini adalah versi 1.0. Langkahlangkah penggunaan modul kamap dalam aplikasi web gis adalah sebagai berikut:
1) Download paket modul kamap secara gratis dari situs resmi http://kamap.maptools.org/. Pada sistem ini digunakan KaMap versi 1.0.
119
120
Document Toolbar
Tag Selector
Property
Coding Area
Panel
Design Area
121
122
Fungsi script tersebut adalah untuk memanggil halaman utama web dengan alamat
http://localhost/WebgisRadar/. Tampilan layar yang terdapat dalam web GIS
radar cuaca dilampirkan pada lampiran.
4.4
Prototipe Webgis
Prototipe sistem hasil perancangan dan analisa sistem adalah berupa webgis
radar cuaca dengan tampilan halaman utama seperti terlihat pada Gambar 4.29.
KLik Menuju
halaman radar
123
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 4.30 Tampilan Halaman (a) About, (b) Download, (c) Galery, (d)
Contact
Pada Halaman About (Gambar 4.30 (a)) ditampilkan mengenai radar dan
program HARIMAU secara singkat. Hal ini diperlukan untuk memperkenalkan
teknologi radar kepada pengguna sehingga pengguna tidak hanya menggunakan
data radar tetapi juga dapat mengetahui bagaimana perkembangan teknologi radar
saat ini.
124
Gamba
r 4.31 Halaman Registrasi
Pada halaman ini pengguna diminta untuk mengisi data-data untuk
mengetahui identitas dan kepentingan pengguna terhadap data yang akan diunduh.
Setelah melakukan registrasi pengguna dapat melakukan login dan masuk ke
dalam halaman download data. Tampilan halaman download data pada radar
Serpong dan Padang ditunjukkan pada Gambar 4.32.
125
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 4.32 Tampilan halaman (a) Pilih radar, (b) Data Serpong, (c) Download
Data Serpong, (d) Data Padang
Pada download data, pengguna dapat memilih data radar mana yang akan
diunduh (Gambar 4.32.a). Pengguna dapat memilih untuk menngunduh data radar
Serpong atau Padang, kemudian dapat memilih kembali data pada tanggal, bulan
dan tahun apa yang akan diunduh. Data hasil unduhan yang diperoleh oleh
pengguna berupa data spasial dengan format shp, shx, dan dbf.
126
Halaman lainnya adalah halaman contact (Gambar 4.32 [d]) yang dapat
digunakan pengguna untuk menghubungi administrator web. Sedangkan tampilan
untuk webgis radar adalah seperti Gambar 4.33.
127
untuk
memperbesar tampilan peta pada area tertentu dan zoom to full extents
untuk menampilkan peta secara penuh.
2. Tombol map info
4. Tombol
untuk mencetak peta yang ada pada layar peta dalam format pdf.
5. Tombol
skala
128
10. Selain tombol-tombol tersebut, terdapat juga beberapa fungsi yang dapat
dilakukan dengan bantuan mouse,
melakukan klik ganda pada peta, atau klik kanan untuk melakukan drag and
drop peta.
11. Selain itu, tampilan peta juga dapat diatur dengan menggunakan tomboltombol pada keyboard, tombol-tombol tersebut antara lain :
a.
untuk memperbesar tampilan peta, melihat peta lebih dekat dan lebih
rinci.
4.5
b.
c.
d.
e.
f.
Testing Sistem
Pada tahapan ini dilakukan pengujian coding dan interface webgis radar
cuaca. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah aplikasi yang dibuat telah
mencakup seluruh fungsi dan bekerja sesuai dengan yang diinginkan atau masih
adakah perbaikan dan penyempurnaan yang perlu dilakukan.
Webgis radar cuaca dapat dijalankan pada browser Internet Explorer,
Mozilla Firefox, Opera dan Google Chrome. Namun untuk tampilan yang
129
Hasil
Test
Sesuai
Ket
130
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Peta
11. Klik navigasi Full Extent
jangkauan
pengamatan
Radar
Serrpong
terlihat
Sesuai
seluruhnya
Wilayah kecamatan yang
12. Klik navigasi Query
objek
yang
Sesuai
berada di dalamnya
13
Arahkan Cursor
peta
14
Klik Search
15
Option Padang
16
Option Serpong
17
Klik Download
pada Mengetahui
informasi
wilayah
Menampilkan daerah yang
dicari
Menampilkan Peta Padang
Menampilkan Peta
Serpong
Masuk ke halaman
download data
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Menu About
Sesuai
observasi cuaca
19
Menu Download
Sesuai
131
login
20
21
22
23
24
Menampilkan pesan
kemudian klik Go
kesalahan
kemudian klik Go
silahkan login
download
27
Menu Contact
30
31
32
Sesuai
Sesuai
Data
valid
user
admin web.
Sesuai
Sesuai
Input
Sesuai
data
Input
Sesuai
data
invalid
jendela
baru
Sesuai
valid
kesalahan
Membuka
user
valid
invalid
Data
Sesuai
Data
invalid
klik login
Menu Gallery
Sesuai
Masuk ke halaman
26
Sesuai
Data
Klik download
29
pengguna
25
28
jendela
baru
Sesuai
Sesuai
Sesuai
132
halaman
website
mapserver
Pengujian
Hasil
Kurang baik
XP Profesional SP2
Internet Explorer 6.0
Laptop monitor 14 inchi,
Sistem Operasi Windows
resolusi layar 1024 x 768
pixels
Sangat Baik
XP Profesional SP2
Mozila Firefox
Sistem Operasi Windows
Kurang Baik
XP Profesional SP2
Google Crome
133
pembatasan masalah pada penulisan skripsi ini, maka prototipe yang dihasilkan
tidak dikembangkan ataupun diintegrasikan ke dalam sistem lain karena
keterbatasan waktu.
Namun untuk pengembangan, pengintegrasian dan penerapan sistem ini
dapat dilakukan dengan mengikuti beberapa tahapan seperti pada pengembangan
sistem lainnya. Adapaun tahapan tersebut antara lain adalah:
1. Perencanaan dan inisiasi masalah
2. Analisa kebutuhan yang ingin dipenuhi.
3. Desain pengembangan aplikasi.
4. Implementasi sistem yang telah didesain dan testing aplikasi yang telah
dikembangkan.
5. Pemeliharaan aplikasi dan pengembangan lebih lanjut.
134
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan :
1. Pembangunan Web GIS radar cuaca secara realtime yang informatif dapat
dilakukan dengan menggunakan mapserver serta beberapa tools tambahan
seperti Kamap yang dapat menunjang pembangunan webgis.
2. Permasalahan manajemen data radar cuaca berbasis spasial yang komplek,
yang
sering
kali
dijumpai
pengguna
dapat
diselesaikan
dengan
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang telah dikemukakan, penulis
mengajukan beberapa saran antara lain :
1. Pengembangan sistem secara menyeluruh dengan mengintegrasikan data
radar dengan data cuaca lainnya seperti satelit atau BMKG.
135
134
DAFTAR PUSTAKA
135