Anda di halaman 1dari 8

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN

Ujian Akhir Semester


Periode Genap Tahun Akademik 2009/2010
Jurusan
Kode Kelas
Mata Ujian
Dosen

: Teknik Sipil
: ACB
: Struktur Baja 1
: Dr. Ir. Wiryanto Dewobroto, MT

Hari / Tanggal
Waktu
Semester
Sifat Ujian

: Senin, 17 Mei 2010


: 07.15 09.00
: IV
: Open notes

Soal 1. (70%)
4 5
3

Pu

Pu
bracing

3500
bracing

700

150

WF 150x75x5x7

70

75

700

3500

700

700

150

700

3500

Pelat Kopel
100x100x10

150

2 L 70x70x6

700

150
700

700

70

18.1
10

700

700
C

Tampak Depan

Tampak Samping

Dimensi profil :
Label
HxB
L70x70

Label
WF-150

t
mm
6

r1
mm
8.5

r2
mm
4

A
cm2
8.127

Dimension (mm)
H
B
t1
t2
150 75
5
7

q
kg/m
6.38

A
cm2
8 17.85

Cx=Cy
cm
1.81

Ix=Iy
cm4
29.4

Imax
cm4
46.6

Imin
cm4
12.2

rx=ry
cm
1.98

rmax
cm
2.49

rmin
cm
1.27

Zx=Zy
cm3
6.26

Momen of Inertia
Radius of Gyration
Section Modulus
cm4
cm
cm3
axis x-x axis y-y axis x-x
axis y-y axis x-x axis y-y
14.0
666
49.5
6.11
1.66
88.8
13.2

Mass
per meter
(kg/m)

Spesifikasi Bahan : Baja karbon A36


E (modulus elastisitas) = 200000 MPa
G (modulus geser) = 80000 MPa
Fy leleh minimum 36 ksi 250 MPa
Fu tarik 58-80 ksi (mean 69 ksi) 475 MPa

Titik A, B dan C tertambat lateral, sambungan


dianggap berupa PIN (no-momen). Batang A-C
terdiri dari 2 profil L disatukan tiap jarak 0.7 m
dengan pelat kopel dan di las. Batang AB profil
WF-150 utuh.

Pertanyaan : Berapa gaya Pu maksimum yang dapat diberikan.


Soal 2 (30%)

Soal teori (lihat lembar berikutnya).


Jawaban UAS Struktur Baja 1
Dr.Ir. Wiryanto Dewobroto, MT. (Jurusan Teknik Sipil UPH, Lippo Karawaci, Banten)

Halaman 1 dari 8

Soal 2 (30%)

Soal berikut didasarkan pada pengertian-pengertian yang disampaikan secara lesan di kelas.
Adapun pertanyaannya adalah sebagai berikut :
a. Jika beban PU diubah arahnya, dari tekan (seperti kondisi soal no.1) menjadi tarik (arah
beban diputar 180o), elemen mana yang paling kritis, batang AB atau batang AC.
Berapa gaya Pu maksimum tersebut.
b. Jika dianggap untuk batang tarik yang paling kritis di soal 2a di atas, digunakan sistem
sambungan dengan baut sehingga ada lobang sekitar 22% dari luas penampang bruto,
dan dianggap tidak ada shear-lag. Apakah pemakaian lubang tersebut mengurangi
kekuatannya. Tunjukkan dengan hitungan pendukung.
c. Perilaku apa yang berbeda antara soal di atas (beban Pu tekan) dengan soal 2a (beban Pu
tarik), berikan penjelasannya. Apakah keberadaan pelat kopel pada batang AC penting
untuk kasus ini, mengapa.
d. Untuk konfigurasi struktur yang tetap seperti soal (tidak berubah), dan pada arah yang
bagaimana beban di titik A dapat diberikan beban Pu yang maksimum (tarik) dan
minimum (tekan) paling besar. Berikan nilainya masing-masing.
e. Jika ke dua batang (AB dan AC) diubah memakai profil yang sama, yaitu profil WF
150x75x5x7 semua, atau profil 2L70x70x6 semua, mana diantara ke duanya yang
lebih kuat, berapa beban Pu terbesar.
= = = = = = = = = = = Selamat bekerja secara MANDIRI = = = = = = = = = = =

Jawaban Soal No.1


Mencari gaya-gaya yang bekerja pada struktur.
Karena beban Pu, bekerja pada pertemuan titik berat batang AC dan AB maka yang terjadi hanya gaya-gaya
aksial, dalam hal ini adalah aksial tekan. Memakai keseimbangan titik nodal dapat diketahui bahwa gaya aksial
yang bekerja pada batang AC adalah 0.8 Pu, sedangkan pada batang AB adalah 0.6 Pu. Lihat gambar berikut.
4 5
3

Pu

0.8Pu
3500
WF 150x75x5x7

0.6Pu

70

3500

Konfigurasi Beban Asli

Konfigurasi Beban Equivalent

Gaya tekan maksimum yang dapat dipikul adalah Pmaks = Pu = Pn , dimana Pn tergantung penampangnya.
Dari batang AC dapat diketahui Pmaks = 0.8 Pu = Pn (AC) sehingga Pu(AC) = 1.25 Pn (AC)
Dari batang AB dapat diketahui Pmaks = 0.6 Pu = Pn (AC) sehingga Pu(AB) = 1.667 Pn (AB)
Pmaks adalah nilai terkecil dari Pu(AC) atau Pu(AB)
Jawaban UAS Struktur Baja 1
Dr.Ir. Wiryanto Dewobroto, MT. (Jurusan Teknik Sipil UPH, Lippo Karawaci, Banten)

Halaman 2 dari 8

Tinjau batang AB profil WF 150 x 75 x 5 x 7 (AISC LRFD 2005)


Momen of Inertia Radius of Gyration Section Modulus
Mass
Dimension (mm)
A
cm4
cm
cm3
Label
per meter
2
cm
(kg/m) axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y
H B tw tf
r
WF-150 150 75

17.85

14.0

666

49.5

6.11

1.66

88.8

13.2

E (modulus elastisitas) = 200000 MPa , G (modulus geser) = 80000 MPa = 0.25


Fy leleh minimum 36 ksi 250 MPa , Fu tarik 58-80 ksi (mean 69 ksi) 475 MPa
panjangnya 3.5 m dengan asumsi tumpuan sebagai sendi-sendi.
Perhitungan batang AB (WF 150x75x5x7) sebagai batang tekan dengan AISC LRFD 2005
Check tekuk lokal flange dan web
B/2
B / 2 37.5
0.56 E / F y
=
= 5.36 15.84
t2
7
t2
H
H 150
1.49 E / F y
=
= 30 42.14
t1
5
t1
Jadi profil H dapat digolongkan sebagai profil tidak-langsing ok, tekuk lokal tidak menentukan.
Menghitung kelangsingan maksimum penampang, tidak ada perbedaan dalam penempatan bracing maka
KL 1* 3500
rmin = ry = 16.6 mm sehingga
=
= 210.84 >> 200, peraturan AISC 2005 ok, tapi yg lain tidak OK.
rmin
16.6
KL
= 211
rmin

>>>>> 4.71

E
= 133.2
Fy

Langkah selanjutnya adalah menghitung tegangan kritis Euler sesuai persamaan berikut:
2E
................................................................................................................... (AISC-LRFD E3-4)
Fe =
2
KL

rmin
Fe =

2E

2 * 200000

= 44.337 MPa
<<<<< Fe < 0.44 Fy = 110 MPa
2
2112
KL

r
Ini juga menunjukkan bahwa pemakaian material mutu tinggi tidak ada gunanya, karena kualitas material yang
ditunjukkan dengan Fy tidak menentukan. Kerusakan atau failure akibat stabilitas (Tekuk).

Hasil perhitungan menunjukkan Elastic buckling failure maka digunakan AISC persamaan E3-3
Fcr = 0.877 Fe
......................................................................................................... (AISC-LRFD E3-3)
Fcr = 0.877 * 44.337 = 38.9 MPa
The nominal compressive strength, Pn, shall be determined based on the limit state of flexural buckling.
Pn = Fcr Ag ..................................................................................................................... (AISC-LRFD E3-1)
Jadi Pn = Fcr Ag = 38.9 *1785 = 69401 N = 69.4 kN
Agar batang AB maksimum maka gaya Pu = 1.667 Pn (AB) = 1.667 * 0.9 * 69.4 = 104.12 kN
Alternatif perhitungan batang AB dengan SNI 03-1729-2000

Profil WF di atas akan dihitung ulang berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh SNI sebagai berikut :
r = rmin = ry = 16.6 mm

c =

kL 1
r

Fy
E

1* 3500 1
16.6

250
= 2.3728 > 1.2
200000

Jadi = 1.252c = 1.25 * 2.3728 2 = 7.0379


Daya dukung nominal komponen tekan dapat dihitung sebagai
Fy
250
Pn = Ag
= 1785
= 63407 N = 63.41 kN (91.4% dari perhitungan AISC 2005)
7.0379

Jawaban UAS Struktur Baja 1


Dr.Ir. Wiryanto Dewobroto, MT. (Jurusan Teknik Sipil UPH, Lippo Karawaci, Banten)

Halaman 3 dari 8

Tinjau batang AB profil siku ganda L70x70 (AISC LRFD 2005)


t
r1
r2
A
q
Cx=Cy
Ix=Iy
Imax
Label
H x B mm
mm
mm
cm2
kg/m
cm
cm4
cm4
L70x70
6
8.5
4
8.127
6.38
1.81
29.4
46.6
y

Imin
cm4
12.2

rx=ry
cm
1.98

rmax
cm
2.49

rmin
cm
1.27

Zx=Zy
cm3
6.26

x
18.1
10

Check bahaya tekuk lokal


b
b 70
0.45 E / Fy =
= 11.67 12.73
6
t
t
Jadi profil L dapat digolongkan sebagai profil tidak-langsing ok, tekuk lokal tidak menentukan.
Tekuk Batang Gabungan 2 L 70x70x6
Ag = 2 * 812.7 = 1625.4 mm 2
58.8
= 1.902 cm = 19 mm
16.254
jarak pelat atau celah profil gabungan = 10 mm (sesuai gambar pada soal)
145.53
= 2.993 cm = 30 mm
I gy = 2 * 29.4 + 8.127 * (1.81 + 0.5)2 = 145.53 cm 4 rgy =
16.25
rmin = rgx = 19 mm tekuk terjadi terhadap sumbu x-x
I gx = 2 * 29.4 = 58.8 cm 4 ; rgx =

KL
KL 1* 3500

=
=
= 184.21 (profil gabungan) lebih kaku dibanding profil WF 150 berarti
r
19
min gabungan rx
mempunyai kapasitas tekan yang lebih besar.

Tekuk Batang Tunggal L 70x70x6


rmin = 12.7 mm tekuk terjadi terhadap sumbu minor (bukan sumbu xx maupun yy).
L diganti dengan jarak pelat kopel yaitu = 700 mm
KL
KL 1* 700

=
=
= 55.11 (profil tunggal)
12.7
rmin tunggal rmin
Check jarak penempatan pelat-kopel
KL

KL

= 55.11 <<<<< 0.75 *


rmin
rmin tunggal

= 0.75 *184.21 = 138


gabungan
persyaratan terpenuhi sehingga diharapkan yang dominan tekuk adalah pada batang gabungan.

Tekuk lentur (flexural buckling) thd sumbu x-x profil gabungan, keberadaan pelat kopel tidak berpengaruh.
KL
E
200000
KL 1* 3500

=
=
= 184.2 (profil gabungan) >>>> 4.71
= 4.71
= 133.2
r
r
19
F
250
x
y
min gabungan
Elastic stabilitas menentukan kekuatan profil, ini juga menunjukkan mutu baja tidak berpengaruh.
Fe =

2E
KL

2 * 200000
184.2 2

= 58.18 MPa

<<<<<

0.44 Fy = 110 MPa

Elastic buckling failure maka digunakan AISC persamaan E3-3


Fcr = 0.877 Fe
......................................................................................................... (AISC-LRFD E3-3)
Fcr = 0.877 * 58.18 = 51 MPa
Jadi Pn = Fcr Ag = 51 *1625.4 = 82895 N = 83 kN (terhadap flexural buckling).
Jawaban UAS Struktur Baja 1
Dr.Ir. Wiryanto Dewobroto, MT. (Jurusan Teknik Sipil UPH, Lippo Karawaci, Banten)

Halaman 4 dari 8

Menghitung apakah tekuk torsi lentur menentukan !


Ini hanya di penampang T atau double siku yang memang dapat terjadi keruntuhan terhadap tekuk-torsi-lentur.
Tekuk lentur (flexural torsional buckling) akan terjadi pada sumbu y-y profil gabungan, yaitu sumbu kuatnya,
dimana pelat kopel berpengaruh sehingga perlu memodifikasi kondisi tekuknya, lihat AISC LRFD E6.2.
Catatan : ini penting untuk dipelajari karena penjelasan diperaturan tidak terlihat, baca bukunya Segui (2007)
yang memberikan penjelasan lebih baik.
rib = radius girasi komponen terhadap sumbu y-y , profil gabungan (mm)
rib = rgy = 30 mm
h = jarak titik berat batang-batang penyusun (batang individu) (mm)
h = 2 *18.1 + 10 = 46.2 mm
h
46.2
=
=
= 0.77
2rib 2 * 30
a = jarak pelat kopel penyambung (mm) = 700 mm (lihat gambar pada soal yang diberikan)
2

2 a
KL
KL

=
+ 0.82
(1 + 2 ) rib
r m
r o
2

0.77
700
1* 3500
KL
= 117.4

+ 0.82
=

2
r
30
(
1
0
.
77
)
+
30

Nilai di atas akan digunakan untuk menggantikan KL/ry pada perhitungan Fcry.
2E
2E
2 * 200000
=
= 143.2 MPa
Fe =
=
2
2
117.4 2
KL
KL

ry
r m

E
KL
Karena
= 133.2 maka digunakan AISC persamaan E3-2
= 117.4 <<< dari 4.71
Fy
r m
Fy

Fcr = 0.658 Fe

F
y

.......................................................................................................... (AISC-LRFD E3-2)

250

Fcry = Fcr = 0.658143.2 250 = 120.4 MPa

Dari AISC persaman E4-3


bt 3
, untuk batang gabungan maka J =
J=
3
Dari persamaan AISC-LRFD E4-3
GJ
Fcrz =
Ag ro2

70 * 6 3
bt 3
= 4*
= 20160 mm 4
3
3

Untuk menghitung perlu koordinat shear-centre, dimana profil 2L70 dianggap mempunyai property yang sama
dengan tee section, yaitu bahwa shear centre terletak pada pertemua titik berat flange dan section.
xo = 0.0 mm I gx = 58.8 cm 4 = 588,000 mm 4
yo = 18.1 mm

I gy = 179.93 cm 4 = 1799,300 mm 4

Karena ro2 = xo2 + yo2 +


ro2 = 18.12 +

Ix + Iy
Ag

maka ro2 = xo2 + yo2 +

I gx + I gy
Ag

588000 + 1799300
= 1796.4 mm 2
1625.4

E (modulus elastisitas) = 200000 MPa dan G (modulus geser) = 80000 MPa

Jawaban UAS Struktur Baja 1


Dr.Ir. Wiryanto Dewobroto, MT. (Jurusan Teknik Sipil UPH, Lippo Karawaci, Banten)

Halaman 5 dari 8

Fcrz =

GJ

Ag ro2

80000 * 20160
= 552.35 MPa
1625.4 *1796.4

(Fcry + Fcrz ) = 120.4 + 552.35 = 672.75 MPa


H = 1

xo2 + yo2

= 1

ro2

0 + 18.12
= 0.8176
1796.4

sehingga
4 Fcry Fcrz H

1 1

Fcry + Fcrz 2

Fcry + Fcrz
Fcr =
2H

....................................................................... (AISC-LRFD E4-2)

maka
4 *120.4 * 552.35 * 0.8176
672.75
Fcr =
1 1
= 114.9 MPa
672.75 2
2 * 0.8176

Jadi
Pn = Fcr Ag = 114.9 *1625.4 = 186758.5 N = 187 kN (terhadap torsional-flexural buckling) tidak

menentukan karena >>>>>> lebih besar dari kapasitas flexural buckling ( 83 kN )

Agar batang AC maksimum maka gaya Pu = 1.25 Pn (AC) = 1.25 * 0.9 * 83 = 93.4 kN
Alternatif perhitungan batang AB dengan SNI 03-1729-2000

Profil siku ganda 2L70x70x6 dihitung ulang berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh SNI sebagai berikut :
r = rmin = rx = 19.8 mm

c =

kL 1
r

Fy
E

1* 3500 1
19.8

250
= 1.9893 > 1.2
200000

Jadi = 1.25c2 = 1.25 *1.98932 = 4.9468


Daya dukung nominal komponen tekan dapat dihitung sebagai
Fy
250
Pn = Ag
= 1625.4
= 82144 N = 82.144 kN (91.2% dari perhitungan tekuk-lentur AISC 2005)
4.9468

Dari dua kondisi yang dievaluasi dapat diketahui bahwa


Agar batang AB maksimum maka gaya Pu = 1.667 Pn (AB) = 1.667 * 0.9 * 69.4 = 104.12 kN
Agar batang AC maksimum maka gaya Pu = 1.25 Pn (AC) = 1.25 * 0.9 * 83 = 93.4 kN MENENTUKAN

Berdasarkan perbandingan gaya-gaya yang dapat dipikul di atas, maka kekuatan struktur ditentukan gaya
yang terkecil yang dapat menghasilkan gaya maksimum pada batang AC, yaitu 93.4 KN.
4 5
3

Pu
bracing

3500
bracing

700

150

Pu = 93.4 kN (maksimum)
WF 150x75x5x7

75

700

3500

700

150

700

70

700

3500

Pelat Kopel
100x100x10

150

2 L 70x70x6

700

150
700

700

70

18.1
10

700
C

700
C

Tampak Depan

Jawaban UAS Struktur Baja 1


Dr.Ir. Wiryanto Dewobroto, MT. (Jurusan Teknik Sipil UPH, Lippo Karawaci, Banten)

Tampak Samping

Halaman 6 dari 8

Soal No.2 :
Soal berikut didasarkan pada pengertian-pengertian yang disampaikan secara lesan di kelas. Adapun
pertanyaannya adalah sebagai berikut :
a.

Jika beban PU diubah arahnya, dari tekan (seperti kondisi soal no.1) menjadi tarik (arah beban diputar 180o),
elemen mana yang paling kritis, batang AB atau batang AC. Berapa gaya Pu maksimum tersebut.

Answer :
Jika diubah menjadi gaya tarik maka yang menentukan hanya luas penampang profil.
Batang horizontal AB profil WF 150x75x5x7
A = 17.85 cm2 = 1785 mm2
Pn(AB) = ty Ag * Fy = 0.9 * 1785 * 250 = 401625 N = 401.6 kN
Lihat distribusi pembebanan agar Pn tercapai maka Pu maks = 1.667 Pn (AB) = 669.5 kN
Batang vertikal AC profil 2L70x70x6
A = 8.127*2 =16.254 cm2 = 1625.4 mm2
Pn = ty * Ag * Fy = 0.9 * 1625.4 * 250 = 365715 N = 365.7 kN
Lihat distribusi pembebanan agar Pn tercapai maka Pu maks = 1.25 Pn (AC) = 457.1 kN
Jadi Pu tarik maks = 457.1 kN, profil 2L70x70x6 menentukan kekuatan struktur.
b.

Jika dianggap untuk batang tarik yang paling kritis di soal 2a di atas, digunakan sistem sambungan dengan
baut sehingga ada lobang sekitar 22% dari luas penampang bruto, dan dianggap tidak ada shear-lag. Apakah
pemakaian lubang tersebut mengurangi kekuatannya. Tunjukkan dengan hitungan pendukung.

Answer :
Jika diubah menjadi gaya tarik maka yang menentukan hanya luas penampang profil.
Batang horizontal AB profil WF 150x75x5x7
A = 17.85 cm2 = 1785 mm2
2
Ag = 1785 mm
An = 78% * 1785 = 1392.3 mm2
Yielding failure : Pn(AB) = ty Ag * Fy = 0.9 * 1785 * 250 = 401625 N = 401.6 kN ** Govern**
Fracture failure: Pn(AB) = tf Ag * Fy = 0.75 * 1392.3 * 475 = 496007 N = 496.0 kN
Lihat distribusi pembebanan, agar Pn di AB tercapai maka Pu = 1.667 Pn (AB) = 669 kN
Batang vertikal AC profil 2L70x70x6
A = 8.127*2 =16.254 cm2 = 1625.4 mm2
2
Ag = 1625.4 mm
An = 78% * 1625.4 = 1267.8 mm2
Yielding failure : Pn(AB) = ty Ag * Fy = 0.9 * 1625.4 * 250 = 365715 N = 365.71 kN ** Govern**
Fracture failure: Pn(AB) = tf Ag * Fy = 0.75 * 1267.8 * 475 = 451654 N = 451.6 kN
Lihat distribusi pembebanan agar Pn di AC tercapai maka Pu = 1.25 Pn (AC) = 457.125 kN
Jadi Pu tarik maks 457.125 kN, dan keberadaan lobang sebesar 22% tidak menentukan kekuatan struktur.
c.

Perilaku apa yang berbeda antara soal di atas (beban Pu tekan) dengan soal 2a (beban Pu tarik), berikan
penjelasannya. Apakah keberadaan pelat kopel pada batang AC penting untuk kasus ini, mengapa.

Answer :
Soal di atas (beban tekan) yang membedakan dengan soal ke dua adalah adanya faktor tekuk, dimana
kelangsingan dan penempatan bracing yang mencegah tekuk adalah sangat penting. Untuk pembebanan tarik
maka tekuk tidak ada yang menentukan adalah hanya luas penampangnya saja (termasuk lubang pelemahan
jika ada). Karena pelat kopel tidak mempengaruhi luas penampang maka keberadaannya hanya penting jika
elemen tersebut hanya dibebani tarik saja.
d.

Untuk konfigurasi struktur yang tetap seperti soal (tidak berubah), dan pada arah yang bagaimana beban di
titik A dapat diberikan beban Pu yang maksimum (tarik) dan minimum (tekan) paling besar. Berikan nilainya
masing-masing.

Answer :
Dari hitungan di soal 2.1 atau 2.2 dapat diketahui gaya tarik nominal terbesar dapat dihasilkan pada batang
AB atau horizontal yaitu Pu tarik = 401.6 kN . Sedangkan untuk tekan maka perlu dilihat kembali jawaban
no.1, dimana diketahui kemampuan tekan batang vertikal lebih besar dibanding horizontal. Pn = 83 kN maka
Pu = Pn = 0.9 *83 = 74.7 kN.

Jawaban UAS Struktur Baja 1


Dr.Ir. Wiryanto Dewobroto, MT. (Jurusan Teknik Sipil UPH, Lippo Karawaci, Banten)

Halaman 7 dari 8

Pu = 74.7 kN

Pu = 401.6 kN

Konfigurasi Beban Maksimum Tarik

e.

Konfigurasi Beban Maksimum Tekan

Jika ke dua batang (AB dan AC) diubah memakai profil yang sama, yaitu profil WF 150x75x5x7 semua,
atau profil 2L70x70x6 semua, mana diantara ke duanya yang lebih kuat, berapa beban Pu terbesar.

Ini tentu dicari dari pengembangan jawaban yang telah dikerjakan pada soal no.1
Jika semua profil adalah WF 150 x 75 x 5 x 7 dimana Pn = Fcr Ag = 38.9*1785 = 69401 N = 69.4 kN , maka
agar batang AB maksimum maka Pu = 1.667 Pn (AB) = 1.667 * 0.9 * 69.4 = 104.12 kN
agar batang AC maksimum maka Pu = 1.25 Pn (AC) = 1.25 * 0.9 * 69.4 = 78.07 kN **Govern**
Jika semua profil adalah double siku 2 x L70x70x6 dimana Pn = Fcr Ag = 51*1625.4 = 82895 N = 83 kN , maka
agar batang AB maksimum maka Pu = 1.667 Pn (AB) = 1.667 * 0.9 * 83 = 124.5 kN
agar batang AC maksimum maka Pu = 1.25 Pn (AC) = 1.25 * 0.9 * 83 = 93.4 kN **Govern**
4 5
3

4 5
3

Pu = 78.07 kN

Pu = 93.4kN
3500

3500
WF 150x75x5x7

A
B

2L70x70x6
70

WF 150x75x5x7

3500

2L70x70x6

3500

Konfigurasi Beban Maksimum


WF 150x75x5x7

Konfigurasi Beban Maksimum


2L 70x70x6
C

Jadi pemakaian profil siku ganda 2L70x70x6 untuk semua element dapat menghasilkan struktur yang lebih kuat !
Note : buku yang digunakan sebagai rujukan penyelesaian soal di atas adalah bukunya
William T. Segui. (2007).Steel Design 4th Edition, Cengange Learning, Stamford USA.

Jawaban UAS Struktur Baja 1


Dr.Ir. Wiryanto Dewobroto, MT. (Jurusan Teknik Sipil UPH, Lippo Karawaci, Banten)

Halaman 8 dari 8

Anda mungkin juga menyukai