Anda di halaman 1dari 22

sadvent.purba@uph.

edu
15X cm

2X m
8Y cm
Data-data perencanaan:

Beban Mati (qDL) = 4,X t/m’ ; Beban Hidup (qLL) = 6,Y t/m’

Kuat tarik tendon yang diisyaratkan fpu = 1860 MPa Faktor pertimbangan terhadap tipe
tendon p = 0,4
Mutu beton fc’ = 50 MPa
Jarak titik berat tendon ke serat terluar penampang di tengah bentangan adalah 15 cm

Ditanyakan:
1. Desain kabel pratekan
2. Kontrol terhadap syarat pembatasan tulangan
3. Kontrol momen ultimate terhadap kapasitas momen nominal penampang
4. Kontrol tegangan pada kondisi beban kerja
5. Kontrol terhadap syarat lendutan maximum pada tiap tahap pembebanan
6. Kontrol terhadap geser
1
Bahan kuliah Beton Pratekan : Contoh penerapan
Dr.Ir Mohammad Junaedy R

TUGAS 01 PERENCANAAN BALOK PRATEKAN


Perencanaan balok beton pratekan dengan satu bentangan di atas dua tumpuan sederhana
150 cm
q
25

1
P P
c.g.c 65
c.g.s Pot 1-1 (cm)
1 25
A B 25
20 m
25 30 25

80 cm

Data-data perencanaan:
Beban Mati (qDL) = 4 t/m’ ; Beban Hidup (qLL) = 6 t/m’
Kuat tarik tendon yang diisyaratkan fpu = 1860 MPa
Faktor pertimbangan terhadap tipe tendon p = 0,4
Mutu beton fc’ = 50 MPa
Jarak titik berat tendon ke serat terluar penampang di tengah bentangan adalah 15 cm
Ditanyakan:
1. Desain kabel pratekan
2. Kontrol terhadap syarat pembatasan tulangan
3. Kontrol momen ultimate terhadap kapasitas momen nominal penampang
4. Kontrol tegangan pada kondisi beban kerja
5. Kontrol terhadap syarat lendutan maximum pada tiap tahap pembebanan
6. Kontrol terhadap geser
2
Bahan kuliah Beton Pratekan : Contoh penerapan
Dr.Ir Mohammad Junaedy R

PENYELESAIAN
1. Property penampang balok pratekan
Luasan dan sumbu normal penampang
Lengan momen Ai.yz b
2
Segmen Luas (mm ) luasan dari alas
A1
yz (mm) bw yt
hf
A1 375000 1275 478125000
A2
A2 270000 700 189000000
A3
yb
A3 = A4 2 x 31250 333,33 20833333,33 A4
A5
A5 200000 125 25000000

 907500 712958333,33

yb 
A y
i i

712958333,33
 785,63 mm
A i 907500
yt  h  y b  1400  785,63  614,37 mm
Momen inersia penampang
yi (mm)
Segmen 4
I0 (mm ) terhadap sb. yi 2 (mm2) Ai (mm2) Ai.yi2 Ii = I0+ Ai.yi2
normal
A1 1,95x109 489,37 239483 375000 89,81x109 9,176x1010

A2 18,23x109 85,63 7332,50 270000 1,98x109 2,021x1010

A3 = A4 2 x 0,11x109 452,30 204575,29 2 x 31250 12,79x109 1,301x1010


A5 1,04x109 660,63 436432 200000 87,29x109 8,833x1010

Ic = Ii 21,331x1010

2. Desain kabel pratekan dan penulangan non pratekan


Properti penampang
Momen ultimate berdasarkan kombinasi beban terfaktor:
q u  1,2q DL  1,6q LL  1,2(4)  1,6(6)  14,4 t m '  144 N mm

1
Momen di tengah bentangan M u  qu L2
8
3
Bahan kuliah Beton Pratekan : Contoh penerapan
Dr.Ir Mohammad Junaedy R

1
M u  (144)(20000) 2  720 x10 7 Nmm
8
Syarat momen ultimate (Mu)untuk kondisi batas:
M u  M n    0,8 (faktor reduksi kekuatan akibat lentur tanpa aksial)

maka momen nominal (Mn) berdasarkan beban terfaktor adalah:


720 x10 7
Mn   900 x10 7 Nmm
0,8
Pada balok T murni diperoleh:
A ps  A psf  A psw sehingga M n  M nf  M nw

 hf 
M nf  A psf f ps  d p    untuk bagian flange
 2 

 A ps f ps 
M nw  A psw f ps  d p  0,59 '   untuk bagian web

 f c bw 
Tegangan tarik pada tulangan pratekan (fps) untuk lekatan penuh disaat kekuatan nominal
penampang terpenuhi:
 p  f pu  d 
f ps  f pu 1 
 1
  p  
fc '  d p

 '  
   

 f c '30 50  30 (0,05)  0,707


 1  0,85  (0,05)  0,85 
7 7
 p  0,01 (estimasi ) ; d p  1150 mm

Untuk tahap perancangan, suku


d
dp
 
   ' sementara diabaikan sehingga dianggap full-

prestressing.
Nilai estimasi untuk kondisi tulangan tekan dan tarik non-pratekan diabaikan adalah:
 0,4  1860  
f ps  18601   0,01    1468,532 MPa
 0,707  50  

Kesetimbangan gaya tekan untuk flange A psf f ps  0,85 f c' h f b  bw 

Luas penampang tendon yang disumbangkan oleh kapasitas tekan penampang flange
adalah:
4
Bahan kuliah Beton Pratekan : Contoh penerapan
Dr.Ir Mohammad Junaedy R

0,85 f c' h f b  bw  0,85(50)(250)(1500  300)


A psf    8682,14 mm 2
f ps 1468,532

Luas penampang tendon pratekan (Aps) terhadap kapasitas momen nominal penampang
keseluruhan:
 A psw f ps   h 
M n  A psw f ps d p 1  0,59   A psf f ps  d p  f 


 d p bw f c '   2 
 Aps  Apsf  f ps   hf 
M n  A ps  A psf  f ps  d p  0,59   A psf f ps  d p  
 bw fc '   2 
 Aps  8682,14 1468,532 
900 x10 7  A ps  8682,14 (1468,532)1150  0,59
 300 50 
 250 
 (8682,14)(1468,532)1150  
 2 
2
 84,826 A ps  3161766,77 A ps  1,708 x1010  0

Nilai akar yang menentukan adalah A ps  6554,719 mm 2

Untuk kawat pratekan yang sesuai dengan spesifikasi VSL, 1 strand = 98,7 mm2, jadi
jumlah strand yang dibutuhkan adalah:
A ps 6554,719
Jumlah strand    66,41  67 strands
98,7 98,7
Dalam spesifikasi VSL, tipe angkur tendon berdasarkan jumlah strand adalah:
7 strands ; 12 strands ; 19 strands
Untuk kebutuhan ini dipakai: 3 angkur tendon dengan 19 strands + 2 angkur tendon
dengan 7 strands masing-masing dengan lima strands, Jadi luas total kabel pratekan
terpasang adalah:
A 'ps  (3(19)  2(5))98,7  6612,9 mm 2  A ps  6554,719 mm 2

A ps  A 'ps  6612,9 mm 2 yang dipakai dalam perhitungan selanjutnya


5
Bahan kuliah Beton Pratekan : Contoh penerapan
Dr.Ir Mohammad Junaedy R

3. Kontrol terhadap syarat pembatasan tulangan


Kontrol dilakukan dengan menganggap kondisi prategang penuh. Rasio tulangan
pratekan dengan lebar balok (bw) = 300 mm dan jarak titik berat kabel rencana dari serat
atas (dp) = 1200 mm adalah:
A ps 6612,9
p    0,0192
bw d p 300(1150)

Dengan memasukkan nilai b yang baru, maka tegangan tarik yang terjadi pada tulangan
pratekan saat penampang mencapai kekuatan nominalnya adalah:
 0,4  1860  
f ps  18601   0,0192    1108,381 MPa  f ps awal  N .G
 0,707  50  

Batasan tulangan prategang penuh pada komponen struktur lentur  p  0,36  1

f ps 1108,381
p  p  0,0192  0,4256
fc ' 50
 p  0,36  1  0,36(0,707)  0,255  N .G
Untuk kondisi tersebut, maka perlu dilakukan perobahan, yaitu dengan meredistribusi
sebagian luas tulangan pratekan menjadi tulangan tarik dan tekan.
Tulangan pratekan
Jika luas tulangan pratekan dikurangi sebesar 65% (persentase prategang p = 60% sampai
70%), maka balok dalam kondisi Pratekan Parsial, sehingga diperoleh:
A ps  0,65(6554,719)  4260,567 mm 2

Jumlah strand yang dibutuhkan adalah:


A ps 4260,567
Jumlah strand    43,2  44 strands
98,7 98,7
Untuk kebutuhan ini dipakai: 2 angkur tendon dengan 19 strands + 1 angkur tendon
dengan 7 strands (dipakai hanya 6 strands), Jadi luas total kabel pratekan terpasang
adalah:
A ps  (2(19)  1(6))98,7  4342,8 mm 2  4260,567 mm 2

Rasio tulangan pratekan dengan lebar balok (bw) = 300 mm dan jarak titik berat kabel
rencana dari serat atas (dp) = 1150 mm adalah:
6
Bahan kuliah Beton Pratekan : Contoh penerapan
Dr.Ir Mohammad Junaedy R

A ps 4342,8
p    0,0126
bw d p 300(1150)

f pu 1860
p  p '
 0,0126  0,4687
f c 50
Tulangan non-pratekan
Luas tulangan non pratekan yang harus diredistribusikan adalah 35% dari total
tulangan tarik pratekan penuh. Nilai total tersebut dicoba, terdiri atas 15% ditempatkan
sebagai tulangan serat bawah dan 20% ditempatkan sebagai tulangan serat atas pada flange:
Pada serat atas:
As'  0,15(6554,719)  942,98 mm 2

Jika dipakai tulangan 5D16 diperoleh As’ = 1005,31 mm2, dengan mutu baja fy = 400 MPa
dan jarak d’ = 100 mm maka diperoleh rasio dan indeks penulangan sebagai berikut:
As' 1005,31 fy 400
 w'  '
  0,0335   w'   w' '  0,0335  0,268
bw d 300(100) fc 50
Pada serat bawah:
As  0,20(6286,536)  1257,307 mm 2
Jika dipakai tulangan 5D19 diperoleh As = 1417,645 mm2, dengan jarak d = 1320 mm
maka diperoleh rasio dan indeks penulangan sebagai berikut:
Aw 1417,645 fy 400
w    0,0036   w   w '  0,0036  0,0288
bw d 300(1320) fc 50
Rasio dan indeks penulangan dikontrol terhadap
 f pu 
0,17    p ' 
d
dp
 
 w   w'   0,36  1  0,255
 fc 


0,17  0,0126
1860 1320
 0,0288  0,2272   0,1942  0,255  O.K
 50 1150 

Dengan memasukkan nilai b ,, w , dan w’ yang baru untuk tendon pratekan dan tulangan
non-pratekan, maka tegangan tarik yang terjadi pada tulangan pratekan saat penampang
mencapai kekuatan nominalnya adalah:
7
Bahan kuliah Beton Pratekan : Contoh penerapan
Dr.Ir Mohammad Junaedy R

 p  f pu  d 
f ps  f pu 1 
 1
  p  
fc '  d p

 w  w'  
   

 0,4 
f ps  18601  (0,1942)   1655,537 MPa  f ps awal  1468,532 MPa
 0,707 

4. Kontrol momen ultimate terhadap kapasitas momen nominal penampang


Kontrol momen ultimate
M u  M n

Dari perhitungan sebelumnya telah diperoleh:


f ps  1655,537 MPa

A psf  8682,14 mm 2

Karena semua tulangan non pratekan yang diperoleh merupakan hasil redistribusi, maka
luas tulangan pratekan (Aps) yang dipakai dalam perhitungan momen nominal adalah total
keseluruhan tulangan, yaitu:
A ps  (2(19)  1(6))98,7  4342,8 mm 2  4260,567 mm 2

A 'ps  As  As'  Aps  1417,645  1005,31  4342,8  6765,755 mm 2

 A psw f ps   h 
M n  A psw f ps d p 1  0,59   A psf f ps  d p  f 


 d p bw f c '   2 


M n  A  A psf
'



f ps d p  0,59
 '
A ps 
 A psf f  h 
  A psf f ps  d p  f 
ps
ps  f c ' 
bw  2 
 

M n  6765,755  8682,14 (1655,537)1150  0,59
6765,755  8682,14  1655,537 

 300 50 
 250 
 (8682,14)(1655,537)1150  
 2 
M n  0,404 x1010  1,473 x1010  1069 x10 7 Nmm

M n  0,8(1069 x10 7 )  855 x10 7 Nmm  M u  720 x10 7 Nmm  O.K


8
Bahan kuliah Beton Pratekan : Contoh penerapan
Dr.Ir Mohammad Junaedy R

Sketsa penempatan tendon pratekan


c.g.c
dp
e

Eksentrisitas kabel e = yb – s = 614,37 – 150 = 464,37 mm


4. Kontrol tegangan pada kondisi beban kerja
Syarat tegangan yang diizinkan adalah:
Tekan  0,45 f c '  0,45 f c '  22,5 MPa
Tarik  0,5 f c '  0,5 f c '  3,536 MPa

Gaya pratekan pada kondisi layan adalah: P  0,6 f pu A ps

P  0,6(1860)(4342,8)  4846564,8 N
Kontrol pada kondisi kosong (w > qDL)
qDL

Beban ekuivalen akibat gaya pratekan dengan eksentrisitas kabel e = 500 mm adalah:
P.e  18 wL2
8 P.e 8(4846564,8)464,37
w 2
 w  45,012 N mm
L 20000 2
Momen di tengah bentangan:
1 1
M emp  ( w  q DL ) L2  (45,012  40)20000 2  25,06 x10 7 Nmm
8 8
Tegangan yang terjadi pada penampang dengan luas Ac = 907500 mm2 dan momen inersia
Ic = 21,331x1010 mm4 adalah:
9
Bahan kuliah Beton Pratekan : Contoh penerapan
Dr.Ir Mohammad Junaedy R

Tegangan serat atas penampang:


 P M emp y t
t
f emp  
Ac Ic
 4846564,8 (25,06 x10 7 )614,37
t
f emp  
907500 21,331x1010
t
f emp  5,341  0,722  4,619 MPa (tekan)

Tegangan serat bawah penampang:


 P M emp y b
b
f emp  
Ac Ic
 4846564,8 (25,06 x10 7 )785,63
b
f emp  
907500 21,331x1010
b
f emp  5,341  0,923  6,264 MPa (tekan)
t
f emp  0,5 f c '  3,536 MPa (belum terjadi tarik )  O.K
Kontrol: b
f emp  0,45 f c '  22,5 MPa  O.K

Kontrol pada kondisi penuh (w < (qDL+qLL))


qDL + qLL

Momen di tengah bentangan:


1 1
M full  (q DL  q LL  w) L2  (40  60  45,012)20000 2  274,94 x10 7 Nmm
8 8
Tegangan serat atas penampang:
 P M full y
t
f full  
Ac Ic
 4846564,8 (274,94 x10 7 )614,37
t
f full  
907500 21,331x1010
t
f full  5,341  7,919  13,26 MPa (tekan)
10
Bahan kuliah Beton Pratekan : Contoh penerapan
Dr.Ir Mohammad Junaedy R

Tegangan serat bawah penampang:


 P M emp y b
b
f full  
Ac Ic
 4846564,8 (274,94 x10 7 )785,63
b
f full  
907500 21,331x1010
b
f full  5,341  10,126  4,785 MPa (tarik )
t
f full  0,45 f c '  22,5 MPa  O.K
Kontrol: b
f full  0,5 f c '  3,536 MPa  N .G

Diagram tegangan pada tengah bentangan


Kondisi kosong Kondisi penuh
-4,619 MPa -13,26 MPa

--
-
-6,264 MPa 4,785 MPa > 3,536 Mpa

Tegangan izin tarik pada serat bawah beton untuk kondisi penuh terlampaui, sehingga perlu
dikontrol terhadap kapasitas tulangan tarik non-pratekan:

5. Kontrol lendutan maximum


E c  4700 f c '  E c  4700 50  33234,019 MPa

Lendutan akibat gaya pratekan:

5 P.e.L2 5  (-4846564,8)(464,37)(20000) 2 
 ps    ps     13,228 mm
48 E c I c 48  33234,019(21,331x1010 ) 
(ke atas)
Lendutan elastis untuk balok di atas tumpuan sederhana:
5 qL4
 
384 E c I c
Syarat lendutan untuk semua tahap pembebanan:
11
Bahan kuliah Beton Pratekan : Contoh penerapan
Dr.Ir Mohammad Junaedy R

L 20000
  u   41,67 mm
480 480

Kontrol terhadap lendutan jangka pendek


Akibat beban mati (DL)
5 q DL L4 5 (40)(20000) 4
 DL    DL   11,755 mm
384 E c I c 384 (33234,019)(21,331x1010 )
(ke bawah)
Akibat beban hidup (LL)
5 q LL L4 5 (60)(20000) 4
 LL    LL   17,633 mm
384 E c I c 384 (33234,019)(21,331x1010 )
(ke bawah)
Lendutan akibat gaya pratekan dan beban mati:
 1   ps   DL  13,228  11,755  1,473mm   u  O.K (ke atas)

Lendutan akibat gaya pratekan + beban mati + beban hidup:


 2   ps   DL   LL
 13,228  11,755  17,633  16,16 mm   u  O.K
(ke bawah)
Kontrol terhadap lendutan jangka panjang
Karena pangaruh rangkak dan susut tidak diperhitungkan secara detail maka lendutan
akibat beban tetap dikalikan dengan suatu faktor ( )


1  50  '
’ = 0,0335 (tulangan non pratekan tidak sebagai tulangan praktis)
 = 2 (faktor kostanta ketergantungan terhadap waktu untuk beban tetap, pada umur
bangunan 5 tahun atau lebih)
2
  0,748
1  50(0,0335)
Lendutan total jangka panjang adalah:
12
Bahan kuliah Beton Pratekan : Contoh penerapan
Dr.Ir Mohammad Junaedy R

 tot . Jp  (1   ) 
b. tetap LL
 tot . Jp  (  )(1   )  
ps DL LL
 tot . Jp  (13,228  11,755)(1,748)  17,633  15,058mm   u  O.K

(ke bawah)
6. Kontrol terhadap geser
V n  Vu
Faktor reduksi geser  = 0,75
V n  Vc  V s

Gaya geser ultimate pada tumpuan A:


Vu . A  1
2 1,2(q DL )  1,6(q LL )L
Vu . A  12 (144)20000  14,4 x10 5 N
Gaya geser ultimate yang dipakai adalah sejarak ½h dari tumpuan A:
Vu. A  12 L  12 h  144000010000  700 
Vu    13,392 x10 5 N
2 L 10000
1

Vu 13,392 x10 5
  1785600 N
 0,75
Vc adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton yang merupakan nilai terkecil
dari Vci dan Vcw
1. Kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton pada saat terjadinya keretakan
diagonal,akibat tegangan tarik utama pada bagian badan penampang adalah:

Vcw  0,3  
f c'  f pc bw d  V p

Tegangan tekan beton akibat gaya prategang efektif saja (fpc) adalah:
P 4846564,8
f pc    5,341 MPa
Ac 907500
Komponen vertikal gaya prategang efektif pada penampang (Vp):
dy 2e  928,74 
Vp  P  P 1  4846564,8   450119,859 N
dx 2 L  10000 
13
Bahan kuliah Beton Pratekan : Contoh penerapan
Dr.Ir Mohammad Junaedy R

Dengan lebar balok bw = 300 mm dan jarak serat tekan terluar ke titik berat kabel
pratekan dp =1150 mm > 0,8h = 1120 mm, maka diperoleh:
Vcw  0,37,071  5,34 (300)(1320)  450119,859
Vcw  1474426,8  450119,859  1924546,659 N
2. Kuat geser geser nominal yang disumbangkan oleh beton pada saat terjadinya keretakan
diagonal akibat kombinasi momen dan geser (dengan d = 1320 mm )adalah:

f c' Vi M cr
Vci  bw d  Vd 
20 M max
Akibat beban mati tak terfaktor dengan x sebagai jarak dari tumpuan A:

Md 
1
2
1 1
(q DL ) Lx  (q DL ) x 2  (q DL ) Lx  x 2
2 2
 
1

M d  (40) (20000)( x)  ( x) 2
2

Tegangan akibat beban mati tak terfaktor pada serat terluar penampang dimana
tegangan tarik disebakan oleh beban luar.
M d y b ( M d )(785,63)
fd  
Ic 21,331x1010
Gaya geser akibat beban mati tak terfaktor
Vd  12 (q DL ) L  12 (40)20000  400000 N

Fungsi distribusi pembebanan:


M max Lx  x 2 20000( x)  ( x) 2
 
Vi L  2x 20000  2( x)
Momen yang mengakibatkan retak lentur pada penampang akibat beban luar:

M cr 
Ic
yt

0,5 f c'  f pe  f d 
Momen akibat gaya prategang ekuivalen ( tegangan tarik pada serat atas penampang)
1 1
M pe  ( w) L2  (45,012)20000 2  225,06 x10 7 Nmm
8 8
14
Bahan kuliah Beton Pratekan : Contoh penerapan
Dr.Ir Mohammad Junaedy R

P M pe y t
f pe  
Ac Ic
4846564,8 (225,06 x10 7 )614,37
f pe    5,341  6,482  11,823MPa
907500 21,331x1010

21,331x1010
M cr  0,5(7,071)  11,823  f d 
614,37

f c' Vi M cr
Vci  bw d  Vd 
20 M max

7,071 VM
Vci  (300)(1320)  400000  i cr
20 M max

x Md fd M max Mcr Vci V u/


(mm)
(mm) (Nmm) (MPa) Vi (Nmm) (N) (N)
7 7
4000 128x10 4,714 5333,333 369,578x10 1232964,593 1152000
7 7
6000 168x10 6,188 10500 318,400x10 843243,895 768000
7000 182x107 6,703 15166,667 300,520x107 738150,851 576000
7 7
8000 192x10 7,071 24000 287,743x10 659898,717 384000
7 7
9000 198x10 7,292 49500 280,070x10 597162,943 192000

Pembatasan Vci:

f c' 7,071
Vci  bw d ;  (300)(1230)  348499,286 N
7 7
Hasil perhitungan pada tabel menunjukkan nilai-nilai Vci lebih besar dari Vu/ pada
semua jarak x dari tumpuan A, sehingga Vci tidak perlu dipakai!!!

Jika dipakai Vc = Vcw maka:


Vu
1
Vc  962273,33   1785600 N  Diperlukan tulangan geser minimum!
2

15
Bahan kuliah Beton Pratekan : Contoh penerapan
Dr.Ir Mohammad Junaedy R

Sketsa distribusi gaya geser di sepanjang penampang:


Vcw

Vci
V u/ f c'
bwd
7
A

h/2
L/2

Kontrol terhadap ketentuan pemakaian tulangan geser minimum:


Vu Vc
  Tidak perlu tulangan geser
 2
Vc V
 u  Perlu tulangan geser minimum
2 

Untuk kondisi dimana dibutuhkan tulangan geser minimum ( 12 Vc  1


 Vu ) maka luas

tulangan dapat ditentukan dengan memakai jarak sengkang maksimum s = 600 mm:
 1 bw s 300(600)
 3 f  3( 240)  250 mm
2

 y
Avmin  nilai terbesar dari 
 A ps f pu s d  4342,8(1860)(600) 1320  401,13mm 2
 80 f y d bw 80(240)(1320) 300

dimana fy = Tegangan leleh tulangan sengkang (dipakai sebesar 240 Mpa)
Maka dipakai Av = 401,13 mm2, dan diameter tulangan sengkang diperoleh sebesar:
2 Av 2(401,13)
D   15,98 mm
 
Dipakai D16
Luas tulangan minimum yang diperoleh adalah untuk kondisi sengkang berbentuk U
stirrups dengan 2 kaki yang tegak lurus terhadap sumbu aksial komponen.
16
Bahan kuliah Beton Pratekan : Contoh penerapan
Dr.Ir Mohammad Junaedy R

7. Kehilangan gaya prategang


Penentuan Jacking Force (Pj), jika diketahui gaya prategang efektif dalam tahap
perencanaan, Px  0,6(1860)(4342,8)  4846564,8 N

Pj  Px (1    Kx )

Untuk strand 7 kawat dipakai, koefisien friksi  = 0,2 dan koefisien wobble K = 0,003 /m
m
y
2 /2 y m /2
tan    m1   8y L/2 
2 2 2
L L
L

Bila y = 0,464 m (eksentrisitas kabel terhadap pusat grafitasi balok) maka  = 0,186 rad,
dan untuk sepanjang bentangan L = 20 m, diperoleh jacking force:
Pj  4846564,8(1  0,2(0,186)  0,003(10))  5172253,955 N

Kehilangan jangka pendek


1. Akibat friksi
  
Pf  Pj 1  e  (   Kx )  Pj 1  e  ( 0, 2( 0,186)  0, 003(10 )) 
P f  P 1  e j
 ( 0 , 067 )
  0,065P j

2. Akibat slip angkur


Pa  Pj  2mx

dengan menganggap slip angkur d = 5 mm dan L = 10 m maka jarak pengaruh


pengangkuran:

dA ps E s
x
m
P f
m 1
2 L
    0,186 
m  Pj   1  K   5172253,955 0,2  0,003   34757,547 N
 2L   10 
17
Bahan kuliah Beton Pratekan : Contoh penerapan
Dr.Ir Mohammad Junaedy R

5(4342,8)(197000)
x  350,815 mm
34757,547

Pa  Pj  2mx
2(0,065 Pj )(350,815)
Pa  Pj   0,954 Pj
10000
Pa  Pj  Pa  0,046 Pj

3. Akibat perpendekan elastis beton


Untuk batang post-tension:
f csi
f es  K es Es
Eci

( Pj  Pa  Pf ) 0,889 Pj


f csi  
Ac Ac
Koefisien rata-rata kehilangan akibat pelepasan tendon Kes = 0,5, elastisitas baja Es =
197000 MPa, dan elastisitas beton saat transfer (umur 14 hari) Eci = 31176,273 MPa.
A ps (0,889 Pj )
Pes  K es E s
Ac E ci
(4342,8)(0,889 Pj )
Pes  0,5(197000)  0,013Pj
(907500)31176,273

Kehilangan jangka panjang


1. Kehilangan akibat creep (rangkak)
f CR   CR Es

PCR   CR E s A ps

P
 CR   (t ) e   e   P  Pj  Pf  Pa  Pes
Ac E c

t 0,6
 (t )  C u Untuk umur konstruksi tak terhingga maka:  (t )  C u
10  t 0, 6
C u  2,35 CR

 CR  K hc .K dc .K sc .K cf .K aec .K toc
18
Bahan kuliah Beton Pratekan : Contoh penerapan
Dr.Ir Mohammad Junaedy R

K hc = 0,72 untuk kelembaban udara H = 80%

K dc = 0,81 untuk ketebalam minimum beton 40 cm

K sc = 1,5 untuk nilai slump campuran 12 cm

K cf = 1 untuk kehalusan pasir 50% lolos saringan No.4

K aec = 1 untuk kandungan udara dalam beton 4%

K toc = 0,92 untuk umur beton saat pembebanan yaitu 14 hari

 CR  (0,72)(0,81)(1,5)(1)(1)(0,92)  0,805
C u  2,35(0,805)  1,892

 CR   (t ) e
P  Pj  Pf  Pa  Pes  Pj  0,065 Pj  0,046 Pj  0,013Pj  0,876 Pj
P 0,876 Pj
e  
Ac E c Ac E c

0,876 Pj
PCR   e (t ) E s A ps  (1,892)(197000)(4342,8)  0,047 Pj
(907500)(33234,019)
2. Kehilangan akibat susut (shringkage)
f SH   SH E s

PSH   SH E s A ps

P
 SH   (t ) e   e   P  Pj  Pf  Pa  Pes  PCR
Ac E c

t 0,6
 (t )  C u Untuk umur konstruksi tak terhingga maka:  (t )  C u
10  t 0, 6
C u  2,35 CR

 CR  K Hc .K dc .K sc .K Fc .K bc .K AC
c

K Hc = 0,6 untuk kelembaban udara H = 80%

K dc = 0,65 untuk ketebalam minimum beton 40 cm

K sc = 1,05 untuk nilai slump campuran 12 cm


19
Bahan kuliah Beton Pratekan : Contoh penerapan
Dr.Ir Mohammad Junaedy R

K Fc = 1 untuk kehalusan pasir 50% lolos saringan No.4

K bc = 0,98 untuk kandungan semen dalam beton 1100 lbs/m 3


c
K AC = 0,98 untuk kandungan udara 4%

 SH  (0,6)(0,65)(1,05)(1)(0,98)(0,97)  0,389
C u  2,35(0,389)  0,914

 SH   (t ) e
P  Pj  Pf  Pa  Pes  Pj  0,065 Pj  0,046 Pj  0,013Pj  0,047 Pj  0,829 Pj
P 0,829 Pj
e  
Ac E c Ac E c

0,829 Pj
PSH   e (t ) E s A ps  (0,914)(197000)(4342,8)  0,021Pj
(907500)(33234,019)

3. Kehilangan akibat relaksasi baja


f R   R E s

PR   R E s A ps

f R  138  0,3f f  0,4f es  0,2(f SR  f CR )  post-tension

Total kehilangan:
Pt  Pf  Pa  Pes  PCR  PSH
Pt  0,065 Pj  0,046 Pj  0,013Pj  0,047 Pj  0,021Pj  0,192 Pj

Pj Pj
Pf

Pa
Pes

Anda mungkin juga menyukai