Anda di halaman 1dari 21

Psikopatologi dan Quality of

Life pada Pasien dengan


Kaki DM
Disusun oleh : Ari Filologus Sugiarto 11-2013-204
Pembimbing : dr. Elly Tania , Sp.KJ

PENDAHULUAN

(WHO), pada tahun 1996 di dunia terdapat 120 juta penderita diabetes
mellitus yang diperkirakan naik dua kali lipat pada tahun 2025.

Kenaikan ini disebabkan oleh pertambahan umur, kelebihan berat badan


(obesitas), dan gaya hidup.

komplikasi yang paling sering dialami pengidap diabetes adalah


komplikasi pada kaki (15 persen) yang kini disebut kaki diabetes

Definisi

Diabetes mellitus merupakan penyakit endokrin akibat defek dalam


sekresi dan kerja insulin atau keduanya

sehingga terjadi defisiensi insulin relatif atau absolut dimana tubuh


mengeluarkan terlalu sedikit insulin atau insulin yang dikeluarkan resisten

sehingga mengakibatkan kelainan metabolisme kronis berupa


hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan
hormonal yang menimbulkan komplikasi kronik pada sistem tubuh.

DEFINISI

Kaki diabetik adalah kelainan pada tungkai bawah yang merupakan


komplikasi kronik diabetes mellitus. Suatu penyakit pada penderita
diabetes bagian kaki, dengan gejala dan tanda sebagai berikut :

Sering kesemutan/gringgingan (asmiptomatus).

Jarak tampak menjadi lebih pendek (klaudilasio intermil).

Nyeri saat istirahat.

Kerusakan jaringan (necrosis, ulkus).

Epidemiologi

Di RSUPN dr Cipto Mangunkusumo, masalah kaki diabetes masih


merupakan masalah besar.

Angka kematian dan angka amputasi masih tinggi, masing-masing


sebesar 16% dan 25% (data RSUPNCM tahun 2003).

Nasib para penyandang DM pasca amputasi pun masih sangat buruk.


Sebanyak 14,3% akan meninggal dalam setahun pasca amputasi, dan
sebanyak 37% akan meninggal 3 tahun pasca amputasi

Faktor Risiko Terjadinya Kaki


Diabetik
Pertama, berkurangnya sensasi rasa nyeri setempat (neuropati)
membuat pasien tidak menyadari bahkan sering mengabaikan luka yang
terjadi karena tidak dirasakannya

Kedua, sirkulasi darah dan tungkai yang menurun dan kerusakan


endotel pembuluh darah. Manifestasi angiopati pada pembuluh darah
penderita DM antara lain berupa penyempitan dan penyumbatan
pembuluh darah perifer

Ketiga, berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Secara umum


penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi. Hal ini dikarenakan
kemampuan sel darah putih memakan dan membunuh kuman
berkurang pada kondisi kadar gula darah (KGD) diatas 200 mg%.

Masalah Kaki Pada Penyandang


Diabetes

Klasifikasi Kaki Diabetik

Psikopatologi pada Pasien


dengan kaki DM

Dibandingkan dengan penderita lainnya, pasien diabetes mellitus memiliki


risiko lebih tinggi, dan jauh lebih besar terhadap gangguan depresi

diabetes

mellitus

dapat

menyebabkan

depresi

dan

depresi

dapat

memperparah diabetes mellitus, dengan kata lain diabetes mellitus dan


depresi mempunyai hubungan sebab akibat.

Psikopatologi pada Pasien


dengan kaki DM

Pertama, depresi akan lebih parah dua kali lipat, jika diderita oleh pasien
diabetes mellitus, dibandingkan dengan penderita lain

Kedua, prevalensi depresi mungkin lebih tinggi pada pasien DM, yang
memiliki komplikasi

terdapat 43 juta kasus DM, yang mengalami depresi.

Indikasi estimasi bahwa, satu diantara empat pasien DM mengalami


depresi.

Lebih lanjut dikatakan bahwa depresi berkembang lipat ganda, bahkan


meningkatkan angka kematian 30% pada individu dengan DM

Psikopatologi pada Pasien


dengan kaki DM

Ketiga, berkaitan dengan ketidakpatuhan terhadap manajemen rejimen


diet, olahraga dan obat-obatan serta kontrol HbA1c

maka depresi memperberat beban penyakit, serta memunculkan lebih


banyak gejala fungsional

depresi juga telah dikaitkan dengan tingkat keparahan berupa


komplikasi, dan bahkan kematian pada individu akibat DM, serta
berbagai kesulitan hidup lainnya

Depresi merupakan salah satu tekanan yang dapat memperparah


diabetes.

Psikopatologi pada Pasien dengan


kaki DM
Penelitian yang dilakukan oleh Kinder, et al., (2006) menjelaskan, bahwa
pasien diabetes mellitus mempunyai risiko 3 (tiga) kali lebih banyak
terkena depresi, dan 10 kali lebih banyak terkena penyakit jantung
coroner

Adanya peningkatan depresi akan memperburuk komplikasi diabetes


mellitus

pengobatan depresi dengan psikoterapi atau kombinasi, dapat


meningkatkan well-being pasien terhadap kemampuan untuk
mengendalikan diabetes mellitus.

Keadaan well-being dapat menguatkan sikap positif yang bersifat


individual

Psikopatologi pada Pasien


dengan kaki DM

depresi menyebabkan individu dengan diabetes mellitus menjadi lemah


terhadap pengambilan keputusan, gaya hidup, pola makan yang tidak
sehat, kurang berolahraga, merokok, penyalahgunaan alkohol, dan tidak
terkontrolnya berat badan sehingga menyebabkan berlebihan atau
obesitas

Quality Of Life pada Pasien dengan


Kaki DM
1. Gambaran kecemasan
pasien DM dengan ulkus diabetikum mayoritas mengalami kecemasan sedang
penyakit DM dengan ulkus diabetikum dapat mengakibatkan munculnya
komplikasi lain selain komplikasi fisik yaitu komplikasi psikologis yang berupa
kecemasan.
Kecemasan yang terjadi disebabkan karena penyakitnya yang bersifat long
life diseasses ataupun disebabkan oleh komplikasi lain.

Quality Of Life pada Pasien dengan


Kaki DM
2. Gambaran kualitas hidup
Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki kualitas
hidup yang rendah
kesehatan fisik berhubungan dengan perasaan pasien mengenai kesakitan dan
kegelisahan yang sedang dialami oleh pasien, ketergantungan pada perawatan
medis, energi dan kelelahan, mobilitas, tidur dan istirahat, aktifitas sehari-hari,
dan kapasitas kerja
pasien mengatakan bahwa rasa gelisah dan kesakitan yang terkadang
membuat pasien tidak bisa bekerja seperti biasanya dan menghambat aktivitas
atau rutinitas sehari-hari

Quality Of Life pada Pasien dengan


Kaki DM
3. Hubungan umur dengan kualitas hidup
pasien DM dengan ulkus diabetikum adalah sebagian besar responden
berumur 55-60 tahun mempunyai kualitas hidup yang rendah
Penderita DM dengan ulkus diabetikum usia muda akan mempunyai kualitas
hidup yang lebih baik karena biasanya kondisi fisiknya yang lebih baik
dibandingkan yang berusia tua.
Usia tua akan memiliki peningkatan risiko terhadap terjadinya DM dan
intoleransi glukosa karena faktor degeneratif umumnya yaitu menurunnya
fungsi tubuh untuk memetabolisme glukosa

Quality Of Life pada Pasien dengan


Kaki DM
4. Hubungan status pernikahan dengan kualitas hidup
Hal ini bukan berarti status pernikahan tidak bermanfaat karena status pernikahan
merupakan salah satu dukungan sosial kepada pasien
suatu pernikahan akan memberikan keuntungan bagi kesehatan seseorang karena akan
mendapatkan perhatian dari pasangannya
Pasien DM dengan ulkus diabetikum dengan status menikah akan mempunyai harga diri
yang lebih tinggi
Keberadaan pasangan yang selalu mendampingi dan memberikan dukungan ataupun
bantuan saat pasien mengalami masalah-masalah terkait kondisi kesehatannya, maka
pasien akan merasa lebih optimis dalam menjalani kehidupannya

Quality Of Life pada Pasien dengan


Kaki DM
5. Hubungan lama menderita dengan kualitas hidup
tidak ada hubungan yang bermakna antara lama menderita penyakit DM
dengan kualitas hidup (p value: 0,085).
Rusli (2011) menyatakan bahwa seseorang yang sedang mengalami penyakit
kronis dalam waktu yang lama akan mempengaruhi pengalaman dan
pengetahuan individu tersebut dalam pengobatan DM.

Quality Of Life pada Pasien dengan


Kaki DM
6. Hubungan komplikasi yang dialami dengan kualitas hidup
responden yang tidak mempunyai komplikasi (penyakit lain) memiliki kualitas
hidup yang tinggi (p value: 0,046) yang menunjukkan hasil bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara komplikasi yang dialami dengan kualitas hidup
ada hubungan antara berbagai macam komplikasi seperti hipertensi, katarak,
obesitas dan perubahan seksual dengan kualitas hidup pasien DM.

Quality Of Life pada Pasien dengan


Kaki
DM
7. Hubungan kecemasan dengan kualitas hidup
mayoritas responden yang tingkat kecemasannya sedang memiliki kualitas
hidup yang rendah
konseling menurunkan kecemasan dan meningkatkan kualitas hidup pada
pasien DM.
selain fungsi fisik yang terganggu, perasaan cemas dan mudah tersinggung
juga menimbulkan keterbatasan dalam aktivitas sosial yang mengakibatkan
individu kurang sejahtera dan berdampak buruk terhadap kualitas hidupnya.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai