Anda di halaman 1dari 20

TUGAS RESUME TEKNOLOGI KARET

OLEH:
VIODITA RIZKI
1407122581
KELAS C

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2015
1. Polimer
1.1 Pengertian Definisi Polimer

Kata polimer berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu
Poly dan meros.Poly artinya banyak sedangkan Meros berarti unit atau bagian.
Polimer merupakan senyawa yang besar yang terbentuk dari hasil penggabungan
sejumlah (banyak) unit-unit molekul yang kecil. Unit molekul kecil pembentuk
senyawa ini disebut monomer.Ini artinya senyawa polimer terdiri dari banyak
monomer.
Polimer bisa tersusun dari beribu-ribu atau bahkan dari jutaan monomer,
sehingga dapat disebut sebagai senyawa makromolekul. Contoh senyawa yang
termasuk polimer adalah karbohidrat, protein, lemak, karet alam, dan sejumlah
plastik seperti polietilene (PE), Plastik polipropilena PP, plastik polietilen
tereftalat PET, plastik polivinil chloride PVC, plastik polistirena PS, teflon, dan
nilon.
1.2 Sifat-Sifat Polimer.
Karakteristik atau sifat polimer didasarkan pada empat hal-hal berikut:
1) Panjang Rantai,
2) Gaya Antarmolekul,
3) Percabangan dan
4) Ikatan silang antarrantai polimer.
Semakin panjang rantai polimer, maka kekuatan dan titik leleh senyawanya
semakin tinggi. Semakin besar gaya antarmolekul pada rantai polimernya, maka
senyawa polimer akan semakin kuat dan semakin sulit leleh. Rantai polimer yang
memiliki cabang banyak akan memiliki daya regang rendah yang disertai
mudahnya meleleh. Ikatan silang antarmolekul menyebabkan jaringan menjadi
kaku, sehingga bahan polimer menjadi keras dan rapuh. Semakin banyak ikatan
silang yang dimiliki oleh polimer, maka polimer akan semakin mudah patah.
Polimer yang mempunyai ikatan silang akan bersifat termosetting,
sedangkan polimer yang tidak mempunyai ikatan silang akan besifat termoplastik.
a) Termosetting merupakan jenis polimer yang tetap keras dan tidak bisa
lunak ketika dikenai panas. Polimer ini hanya dapat dipanaskan satu
kali yaitu pada saat pembuatannya. Jadi apabila setelah pecah tidak
dapat disambung kembali. Contoh polimer jenis ini adalah bakelit.
b) Termoplastik merupakan jenis polimer yang dapat melunak ketika
dikenai panas dan mengeras kembali setelah didinginkan. Artinya
polimer jenis ini dapat dipanaskan berulang-ulang.Contoh polimer yang
masuk jenis ini adalah jenis plastik seperti polietilena PE, plastik
poliproilena PP, plastik polietilen tereftalat, dan plastik polivinil
chloride PVC.
1.3 Penggolongan Polimer Berdasarkan Asalnya

Berdasarkan asalnya, polimer dapat dibedakan atas polimer alam dan


polimer sintesis.
1) Polimer Alam
Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam dan berasal dari
makhluk
hidup.
Sifat-sifat
polimer
alam
kurang
menguntungkan.Contohnya, karet alam kadang-kadang cepat rusak,
tidak elastis, dan berombak.Hal tersebut dapat terjadi karena karet
alamtidak tahan terhadap minyak bensin atau minyak tanah serta lama
terbuka di udara.
2) Polimer Sintesis
Polimer sintesis atau polimer buatan adalah polimer yang tidak terdapat
di alam dan harus dibuat oleh manusia. Polimer sintesis yang telah
dikembangkan guna kepentingan komersil, misalnya pembentukan serat
untuk benang kain dan produksi ban yang elastis terhadap jalan raya.
1.4 Penggolongan Polimer Berdasarkan Proses Pembentukannya
Reaksi pembentukan polimer dinamakan polimerisasi, jadi reaksi
polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul kecil (monomer)
membentuk molekul yang besar (polimer). Ada dua jenis polimerisasi, yaitu
polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.
1) Polimer adisi
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa reaksi adisi adalah reaksi
pemecahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal sehingga ada atom yang
bertambah di dalam senyawa yang terbentuk.Jadi, polimerisasi adisi adalah
reaksi pembentukan polimer dari monomer-monomer yang berikatan
rangkap (ikatan tak jenuh). Pada reaksi ini monomer membuka ikatan
rangkapnya lalu berikatan dengan monomer lain sehingga menghasilkan
polimer yang berikatan tunggal (ikatan jenuh). Polimer adisi ini biasanya
identik dengan plastik, karena hampir semua plastik dibuat dengan
polimerisasi adisi. Misalnya polietena, polipropena, polivinil klorida, teflon
dan poliisoprena.
2) Polimer Kondensasi
Kondensasi merupakan reaksi penggabungan gugus-gugus fungsi antara
kedua monomernya.Artinya, polimerisasi kondensasi adalah reaksi
pembentukan polimer dari monomer-monomer yang mempunyai dua gugus
fungsi.Misalnya, senyawa polipeptida atau protein dan polisakarida
merupakan senyawa biomolekul yang dibentuk oleh reaksi polimerisasi
kondensasi.
1.5 Penggolongan Polimer Berdasarkan Jenis Monomernya
Berdasarkan jenis monomernya, polimer dapat terdiri atas homopolimer
dan kopolimer.

3) Homopolimer
Homopolimer adalah polimer yang monomernya sejenis.Contohnya,
selulosa dan protein.
(-P-P-P-P-P-P-P-P-)n
Pada polimer adisi homopolimer, ikatan rangkapnya terbuka lalu berikatan
membentuk polimer yang berikatan tunggal.
4) Kopolimer
Kopolimer atau disebut juga heteropolimer adalah polimer yang
monomernya tidak sejenis. Contoh dakron, nilon-66, melamin (fenol
formaldehida). Proses pembentukan polimer berlangsung dengan suhu dan
tekanan tinggi atau dibantu dengan katalis, namun tanpa katalis strukyur
molekul yang terbentuk tidak beraturan. Contoh struktur rantai molekul
polimer tidak beraturan (produk polimerisasi tanpa katalis) adalah sebagai
berikut :
(-P-S-S-P-P-S-S-S-P-S-P-)n
Kopolimer tidak beraturan
Pada proses pembentukan polimer yang digunakan katalis, struktur molekul
yang terbentuk akan beraturan. Contoh struktur rantai molekul polimer
teratur (produk polimerisasi dengan katalis) adalah sebagai berikut :
Sistem blok :
(-P-P-P-S-S-S-P-P-P-S-S-S-)n
Kopolimer blok
Sistem berseling :
(-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-)n
Kopolimer berseling
1.6 Penggolongan PolimerBerdasarkan Sifatnya Terhadap Panas
Berdasarkan sifatnya terhadap panas, polimer dapat dibedakan atas polimer
termoplas (tidak tahan panas, seperti plastik) dan polimer termosting (tahan
panas, seperti melamin).
5) Polimer termoplas
Polimer termoplas adalah polimer yang tidak tahan panas. Polimer
tersebut apabila dipanaskan akan meleleh (melunak), dan dapat dilebur
untuk dicetak kembali (didaur ulang). Contohnya polietilene, polipropilena,
dan PVC.
6) Polimer termosting
Polimer termosting adalah polimer yang tahan panas. Polimer tersebut
apabila dipanaskan tidak akan meleleh (sukar melunak), dan sukar didaur
ulang. Contohnya melamin dan bakelit.
1.7 Polimer Buatan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti banyak menggunakan polimer


buatan. Berikut ini beberapa contoh polimer buatan di sekitar kita:
7) Karet Sintetis
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan ban mobil dan motor,
ahli-ahli kimia organic telah mengembangkan pembuatan karet sintetis
untuk mempercepat perolehan kebutuhan tersebut.Karet-karet sintetis
tersebut dibuat dengan menggunakan bahan dasar monomer, seperti
butadiene dan stirena dengancara kopolimerisasi.
2 1 Serat Sintetis
Kapas merupakan serat alam yang merupakan polimer dari karbohidrat
(selulosa), dan polimer dari protein (wol dan sutera). Seperti halnya karet,
serat memiliki polimer sintetis, yaitu nilon dan poliester (dakron).Dakron
atau tetoron merupakan polyester.Polimer ini yang sangat kuat, sangat lentur
dan transparan.
8) Plastik
Plastik merupakan polimer sintetis yang paling populer karena banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.Berdasarkan jenis monomernya, ada
beberapa jenis plastik yaitu sebagai berikut :
a) Polietena (Polietilena)
Polietilena merupakan polimer plastik yang sifatnya ulet (liat), massa
jenis rendah, lentur, sukar rusak apabila lama dalam keadaan terbuka di
udara maupun apabila terkena tanah Lumpur, tetapi tidak tahan panas.
Polietena adalah plastik yang banyak diproduksi, dicetak lembaran untuk
kantong plastik, pembungkus halaman, ember, dsb.
b) Polipropena (Polipropilena)
Polipropena mempunyai sifat yang sama dengan polietena. Oleh
karena plastik ini juga banyak diproduksi, hanya kekuatannya lebih besar
dari polietena dan lebih tahan panas serta tahan terhadap reaksi asam dan
basa.Plastik ini juga digunakan untuk membuat botol plastik, karung, bak
air, tali, dan kanel listrik (insulator).
c) PVC (Polivinil Klorida)
PVC mempunyai sifat keras dan kaku digunakan untuk membuat pipa
plastik, pipa paralon, pipa kabel listrik, kulit sintetis, dan ubin plastik.

d) Teflon (Tetrafluoroetena)
Teflon merupakan lapisan tipis yang sangat tahan panas dan tahan
terhadap bahan kimia.Teflon digunakan untuk pelapis wajan (panic anti
lengket), pelapis tangki di pabrik kimia, pipa anti patah, dan kabel listrik.
1.8 Kegunaan Polimer

Kegunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut :


a) Plastik Polietena/Polietilena (PE)
Terdapat dua jenis plastik PE, yaitu Low Density Polyethylene
(LDPE) dan High Density Polyethylene (HDPE).Plastik LDPE banyak
digunakan sebagai kantung plastik serta pembungkus makanan dan
barang.Plastik HDPE banyak digunakan sebagai bahan dasar membuat
mainan anak-anak, pipa yang kuat, tangki korek api gas, badan radio dan
televisi, serta piringan hitam.
b) Polivinil Klorida (PVC)
Plastik PVC bersifat termoplastik dengan daya tahan kuat.Plastik ini
juga bersifat tahan serta kedap terhadap minyak dan bahan organik.Ada
dua tipe plastik PVC yaitu bentuk kaku dan bentuk fleksibel.Plastik bentuk
kaku digunakan untuk membuat konstruksi bangunan, mainan anak-anak,
pipa PVC (paralon), meja, lemari, piringan hitam, dan beberapa komponen
mobil. Adapun plastik bentuk fleksibel, jenis ini digunakan untuk
membuat selang plastik dan isolasi listrik.Dalam hal penggunaannya,
plastic PVC menempati urutan ketiga dan sekitar 68% digunakan untuk
konstruksi bangunan (pipa saluran air).
c) Plastik Nilon
Plastik nilon merupakan polimer poliamida (proses pembentukannya
seperti pembentukan protein). Plastik Nilon ditemukan pada tahun 1934
oleh Wallace Carothers dari Du Pont Company.Ketika itu, Carothers
mereaksikan asam adipat dan heksametilendiamin.Plastik yang bersifat
sangat Kuat (tidak cepat rusak) dan halus ini banyak digunakan untuk
pakaian, peralatan kemah dan panjat tebing, peralatan rumah tangga serta
peralatan laboratorium.
d) Karet Sintetik
Karet Sintetik yang terkenal adalah Styrene Butadiene Rubber (SBR),
suatu polimer yang terbentuk dari reaksi polemerisasi antara stirena dan
1,3-butadiena. Karet sintetik ini banyak digunakan untuk membuat ban
kendaraan karena memiliki kekuatan yang baik dan tidak mengembang
apabila terkena minyak atau bensin.
e) Wol
Wol adalah serat alami dari protein hewani (keratin) yang tidak
larut.Struktur protein wol yang lentur menghasilkan kain dengan mutu
yang baik, namun kadang-kadang menimbulkan masalah karena dapat
mengerut dalam pencucian. Oleh karena itu, wol dicampur dengan PET
untuk menghasilkan kain yang bermutu baik dan tidak mengerut pada saat
pencucian.
2 2 Karet

2.1 Jenis Jenis Karet


Karet Alam
Karet alam ialah jenis karet pertama yang ditemukan oleh manusia. setelah
penemuan proses vulkanisasi yang membuat sifat karet menjadi tidak terpengaruh
suhu, maka karet mulai degemari untuk digunakan, seperti sol sepatu, telapak ban,
dll.
salah satu sifat karet alam yang sampai saat ini sulit disaingi oleh sintetik
ialah kepegasan pantul yang baik sekali, sehingga heat build up yang dihasilkan
juga rendah, dan sifat ini sangat diperlukan untuk barang jadi karet (vulkanisat)
yang kerjanya mengalami hentakan berulang-ulang, contok aplikasinya ialah ban
truk dan ban pesawat terbang.
Tetapi karet alam mempunyai kelemahan yang mengakibatkan mulai
digemarinnya penggunaan keret sintetik, yaitu kurang tahan terhadap panas dan
minyak.
Karet Sintetik
Dimulai dari berakhirnya perang dunia kedua, karet sintetis berkembang
lebih pesat dengan lebih banyak jenis-jenisnya. saat ini telah ada belasan jenis
karet sintetik dengan berbagai karakteristiknya, dan terus bertambah.
Sebelum perang dunia kedua, hanya karet alam yang tersedia. sehingga
boleh dikata bahwa untuk keperluan teknik (engineering) tidak ada pilihan lain
selain menggunakan karet alam. Sejalan dengan digunakannya karet alam untuk
berbagai keperluan, maka mulai ditemukan kelemahan2 karet alam yang
menyebabkan para ilmuwan berusaha keras untuk menciptakan jenis-jenis karet
sintetik tertentu untuk menggantikan karet alam, antara lain
1. SBR dengan berbagai variasinya
2. IR dengan berbagai variasinya
3. NBR dengan berbagai variasinya
4. EPDM dengan berbagai variasinya
5. Neoprene dengan berbagai variasinya
6. Butyl dengan berbagai variasinya
7. Hypalon dengan berbagai variasinya
8. Silicone dengan berbagai variasinya
9. Urethane dengan berbagai variasinya
10.Fluorocarbon (viton) dengan berbagai variasinya, dan masih banyak jenis
karet lainnya yang terus bermunculan.
Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk dari emulsi kesusuan
(dikenal sebagai latex) yang diperoleh dari getah beberapa jenis tumbuhan
karet tetapi dapat juga diproduksi secara sintetis .Sumber utama dari latex
yang digunakan untuk menciptakan karet adalah pohon karet Hevea
brasiliensis

Karet Alam merupakan senyawa hidrokarbon yang mengandung atom


karbon (C) dan atom hidrogen (H) dan merupakan senyawa polimer dengan
isoprena sebagai monomernya. Rumus empiris karet alam adalah (C5 H 8)n.
Dengan perbandingan atom-atom karbon dan hidrogen adalah 5 : 8 dan n
menunjukkan banyaknya monomer dalam rantai polimer,yang berat molekul
rata-ratanya tersebar antara 10.000 400.000.
2.2 Perbedaan Karet Alam Dengan Sintesis
Kelebihan karet alam:
Daya elastis/lenting lebih baik
Plastisitas lebih baik sehingga pengolahannya lebih mudah
Daya tahan terhadap aus lebih tinggi
Tidak mudah panas (low heat build up)
Daya tahan terhadap keretakan (groove cracking resistance)
Kelebihan karet sintetik:
Lebih tahan terhadap berbagai bahan kimia
Harganya relatif stabil
Suplainya relatif stabil
Kedua jenis karet sebenarnya tidak saling mematikan atau bersaing penuh, namun
mempunyai sifat yang saling melengkapi. Seperti pada pembuatan ban, meskipun
porsi karet alam lebih besar namun karet sintetik tetap digunakan.
2.3 Sifat -Sifat Karet Alam.
Sifat-sifat mekanik yang baik dari karet alam menyebabkannya dapat
digunakan untuk berbagai keperluan umum seperti sol sepatu dan telapak ban
kendaraan. Pada suhu kamar, karet tidak berbentuk kristal padat dan juga tidak
berbentuk cairan. Perbedaan karet dengan benda-benda lain, tampak nyata pada
sifat karet yang lembut,fleksibel dan elastik. Sifat-sifat ini memberi kesan bahwa
karet alam adalah suatu bahan semi cairan alamiah atau suatu cairan dengan
kekentalan yang sangat tinggi namun begitu, sifat-sifat mekaniknya menyerupai
kulit binatang sehingga harus dimastikasi untuk memutus rantai molekulnya agar
menjadi lebih pendek.
Proses mastikasi ini mengurangi keliatan atau viskositas karet alam
sehingga akan memudahkan proses selanjutnya saat bahan-bahan lain
ditambahkan. Banyak sifat-sifat karet alam ini yang dapat memberikan
keuntungan atau kemudahan dalam proses pengerjaan dan pemakaiannya, baik
dalam bentuk karet atau kompon maupun dalam bentuk vulkanisat. Sifat fisik
karet mentah dapat dihubungkan dengan dua komponen yaitu viskositas dan
elastisitas yang bekerja secara serentak. Viskositas diperlukan untuk mengukur
ketahanan terhadap aliran (deformasi). Terjadinya aliran pada karet yang
disebabkan oleh adanya tekanan/ gaya.

2.11

Sifat yang Perlu Diperhatikan dalam Memilih Karet

Heat Aging Resistance


Seberapa lama karet dapat digunakan pada suhu tertentu karena
semakin tinggi suhu dapat mempercepat degradasinya
Chemical Resistance Vs Consentration
Seberapa tahan karet terhadap bahan kimia pada konsentrasi tertentu.
Contoh: NR relatif tahan terhadap larutan H2SO4 encer, tetapi akan dengan
cepat rusak pada konsentrasi tinggi
Chemical Resistance Vs Temperature
Seberapa tahan karet dalam larutan kimia tertentu terhadap suhu
tertentu. Contoh: Karet Fluorocarbon dapat digunakan secara kontinyu pada
suhu 200 C dan juga dalam larutan NaOH encer pada suhu 20 C, namun
akan rusak jika berada dalam larutan NaOH pada suhu 121 C.
Mechanical Properties Vs Temperature
Beberapa sifat mekanik berubah dengan cepat dengan kenaikan suhu.
Pengaruh Kwalitas (Grade) Karet
Sifat-sifat karet juga dipengaruhi oleh grade karet tersebut. Contoh:
nitrile rubber mempunyai sifat tahan terhadap minyak, namun ketahanan
tersebut mempunyai kisaran sedang sampai dengan sangat baik, tergantung
pada grade dari nitrile rubber itu sendiri
Pengaruh Bahan Tambahan
Biasanya penambahan komponen lain dalam suatu karet akan
mengubah sifat-sifat dasar dari karet tersebut. Contoh: penambahan carbon
black dapat menghasilkan karet dengan tingkat ketahanan terhadap sinar UV
yang sangat baik.
2.4 Karet Alam (Natural Rubber, Nr)

cis-1,4-polyisoprene

Sifat:

Berat molekul tinggi


Amorphous (Tg = -70oC)
Elastisitas tinggi

Elongasi tinggi
Tidak tahan terhadap ozon, minyak dan suhu tinggi

Grade-nya tergantung pada kadar dirt (karena produk alam) dan metode
produksinya
Grade yang umum dikenal:
Ribbed smoke sheet (RSS): RSS1,., RSS5
Karet teknis, seperti: Malaysian Standard Rubber (SMR) dan
Standard Indonesian Rubber (SIR5, SIR10, SIR20, SIR50)
semakin besar angka, makin tinggi kadar dirt
Spesifikasi karet teknis juga berdasarkan ASTM D2227

2.5 Proses Produksi Karet (Hulu)


Beberapa Produk:
Crumb Rubber (SIR)
Ribbed Smoke Sheet (RSS)
Lateks
2.6 Proses Produksi Crumb Rubber
1. Bahan baku
Kompo, Merupakan karet yang sudah membeku dan bentuknya seperti
mangkok/cetakan saat pertama kali karet di ambil.
2. Pencacahan
Kompo tersebut dicacah/dipotong-potong dengan menggunakan mesin
pemotong (sambil dicuci dengan air), agar kotoran yang ada pada bahan
baku hilang.
3. Blending Tank 1
Untuk pencucian dan pencampuran bahan baku supaya lebih homogen.
4. Hammer Mill
Memecah lebih kecil lagi (simultan dengan proses pencucian)
5. Maserator
Tujuan :
Membuat potongan lebih kecil
Homogenitas bahan baku
Pencucian lanjutan
6. Creeper
Unit ini berfungsi untuk pembuatan lembaran karet
7. Maturasi

Berfungsi untuk menurunkan kadar air secara alami (biasanya 10 hari).


Dalam proses ini setiap gulungan dari lembaran karet diberi tanggalan
supaya dapat diketahui waktu maturasinya
8. Sheredder
Bertujuan untuk proses penghilangan kotoran lanjutan, dengan cara:
lembaran dicacah dan dibersihkan lagi dengan air
9. Pengeringan
Biasanya dilakukan selama 3,5 4 jam untuk sekali proses pengeringan
10. Proses Pengepresan
11. Produk Crumb Rubber
SIR 10 lebih elastis dan warnanya lebih menarik dibanding SIR 20
12. Packing
2.7 Proses Produksi Ribbed Smoke Sheet (RSS)
1. Lateks kemudian dibekukan dengan menambahkan sedikit asam, dan
dicetak pada wadah berbentuk kotak. Setelah membeku, hasil cetakan
kemudian dilepas (disebut koagulum).
2. Koagulum kemudian dipres menggunakan roller mill untuk membuang
air yang terkandung di dalamnya, dan membentuk koagulum menjadi
lembaran-lembaran karet basah yang disebut ribbed sheet.
3. Ribbed sheet kemudian dipotong-potong dengan ukuran tertentu agar
mudah digantung pada rak-rak pengasapan. Kemudian dimasukkan ke
dalam rumah pengasapan untuk menjalani proses pengasapan selama
beberapa jam.
4. Ketika dikeluakan dari rumah pengasapan, warna lembaran karet telah
berubah menjadi coklat keemasan dan disebut dengan nama ribbed
smoked sheet.Kualitas RSS ini kemudian diperiksa secara manual
dengan membentangkannya di depan sinar (matahari atau lampu) dan
dilakukan pemutuan sesuai dengan standar yang berlaku.

5. Kemungkinan lainnya adalah lateks yang terkumpul dimsukkan ke


dalam tangki pengumpulan besar (dengan volume 45 galon) untuk
langsung dijual, atau dikenakan beberapa perlakuan terlebih sebelum
diproses lebih lanjut atau dijual dalam bentuk lateks cair.

6. Pada pabrik pengolahan besar, lateks dibekukan pada bak besar yag
diberi sekat-sekat sehingga koagulum tercetak sesuai dengan ukuran
yang diinginkan.

7. Kemudian koagulum dipres menggunakan roller mill dengan kapasitas


yang lebih besar. Proses selanjutnya adalah sama, menggunakan
peralatan yang sama dengan kapasitas yang lebih besar.

8. Bila sewaktu pengpresan koagulum ditambahkan minyak kastor, maka


sheet akan pecah dan crumb rubber akan terbentuk.

9. Crumb rubber yang terbentuk kemudian dikeringkan dalam ruang


pengering yang besar, kemudian ditimbang dan dikemas.
10. Jika lateks dibiarkan pada mangkuk pengumpul selama satu malam,
lateks akan menggumpal dengan sendirinya. Demikian juga dengan
bekas lateks pada mangkuk pengumpul yang telah mengering, dapat
dibersihkan dan digunakan sebagai bahan pembuat ban mobil

11. Lateks kering dan sisa-sisa lateks kering pada mangkuk pengumpul
kemudian dicuci menggunakan mesin pencuci. Hasilnya merupakan
crumb rubber dengan warna yang agak gelap.

12. Crumbr rubber dimasukkan ke dalam wadah berbentuk kotak.

13. Kemudian dikeringkan.

14. Dan ditimbang untuk memperoleh berat yang seragam Lalu dipres
menggunakan mesin pres bertekanan tinggi untuk menghasilkan bentuk
yang kompak

15. Setelah itu dibungkus dengan plastik

16. Akhirnya dikemas dalam pallet berukuran 1.2 ton, siap untuk
dipasarkan. Produk karet ini disebut technically specified rubers (TSR)
2.8 Proses Pembuatan Produk dari Karet (Hilir)

2 10 Vulkanisasi Karet
Karet merupakan hasil bumi yang bila diolah dapat menghasilkan berbagai
macam produk yang amat dibutuhkan dalam kehidupan. Teknologi karet sendiri
semakin berkembang dan akan terus berkembang seiring berjalannya waktu dan
akan semakin banyak produk yang dihasilkan dari industri ini. Ada dua jenis karet
yang biasa digunakan dalam industri yaitu karet alam dan karet sintesis. Karet
alam (natural rubber) merupakan air getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis, yang

merupakan polimer alam dengan monomer isoprena, sedangkan karet sintetis


sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi.
Saat ini jumlah produksi dan konsumsi karet alam jauh di bawah karet
sintetis. Kedua jenis karet ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masingmasing. Karet alam memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna,
memiliki plastisitas yang baik, tidak mudah panas dan memiliki daya tahan yang
tinggi terhadap keretakan. Karet sintetis lebih tahan terhadap berbagai bahan
kimia dan harganya relatif stabil. Contoh karet sintetis yang banyak digunakan
yaitu styrene butadiene rubber (SBR)
Untuk mengubah sifat fisik dari karet dilakukan proses vulkanisasi.
Vulkanisasi adalah proses pembentukan ikatan silang kimia dari rantai molekul
yang berdiri sendiri, meningkatkan elastisitas dan menurunkan plastisitas. Suhu
adalah faktor yang cukup penting dalam proses vulkanisasi, namun tanpa adanya
panas pun karet tetap dapat divulkanisasi.
Proses Vulkanisasi
Sejak Goodyear melakukan percobaan memanaskan karet dengan
sejumlah kecil sulfur, proses ini menjadi metode terbaik dan paling praktis untuk
merubah sifat fisik dari karet. Proses ini disebut vulkanisasi. Fenomena ini tidak
hanya terjadi pada karet alam, namun juga pada karet sintetis. Telah diketahui pula
bahwa baik panas maupun sulfur tidak menjadi faktor utama dari proses
vulkanisasi. Karet dapat divulkanisasi atau mengalami proses curing tanpa adanya
panas. Contohnya dengan bantuan sulfur klorida. Banyak pula bahan yang tidak
mengandung sulfur tapi dapat memvulkanisasi karet. Bahan ini terbagi dua yaitu
oxidizing agents seperti selenium, telurium dan peroksida organik. Serta sumber
radikal bebas seperti akselerator, senyawa azo dan peroksida organik.
Banyak reaksi kimia yang berhubungan dengan vulkanisasi divariasikan,
tetapi hanya melibatkan sedikit atom dari setiap molekul polimer. Definisi dari
vulkanisasi dalam kaitannya dengan sifat fisik karet adalah setiap perlakuan yang
menurunkan laju alir elastomer, meningkatkan tensile strength dan modulus serta
preserve its extensibility. Meskipun vulkanisasi terjadi dengan adanya panas dan
sulfur, proses itu tetap berlangsung secara lambat. Reaksi ini dapat dipercepat
dengan penambahan sejumlah kecil bahan organik atau anorganik yang disebut
akselerator. Untuk mengoptimalkan kerjanya, akselerator membutuhkan bahan
kimia lain yang dikenal sebagai aktivator, yang dapat berfungsi sebagai aktivator
adalah oksida-oksida logam seperti ZnO.

Vulkanisasi dapat dibagi menjadi dua kategori, vulkanisasi nonsulfur


dengan peroksida, senyawa nitro, kuinon atau senyawa azo sebagai curing agents;
dan vulkanisasi dengan sulfur, selenium atau telurium.
Bahan-bahan tambahan
Akselerator : Hingga tahun 1900-an, vulkanisasi karet masih merupakan proses
yang lambat, sehingga lebih banyak sulfur yang digunakan daripada jumlah
optimumnya. Waktu curing beberapa jam, oleh karena itu dibutuhkan bahan yang
mampu mempercepat proses vulkanisasi. Kalsium, magnesium atau seng oksida
(akselerator anorganik) dapat mempercepat proses vulkanisasi. Industri karet
mengalami perubahan besar ketika diperkenalkan akselerator organik untuk
vulkanisasi. Diantaranya ialah senyawa-senyawa yang mengandung sulfur seperti
tiourea, tiofenol, merkaptan, ditiokarbamat, tiuram disulfida ditambah akselerator
nonsulfur seperti urea. Selain dengan cara mengawali pembentukan radikal bebas
atau dengan mengikat proton, beberapa akselerator dapat bekerja dengan bantuan
panas. Beberapa akselerator memerlukan aktivator dalam kerjanya.
Aktivator : Keberadaan oksida logam atau garam dari kalsium, seng atau
magnesium diperlukan untuk mencapai efek penuh dari hampir semua jenis
akselerator. Kelarutan dari bahan sangat penting. Oleh karena itu, oksida-oksida
logam banyak digunakan bersama asam organik seperti asam stearat atau sabun
dari logam yang digunakan (stearat, laurat). Disamping kebutuhan akan aktivator,
dengan akselerator seperti merkaptobenzotiazol, adanya oksida logam menjadi
sangat penting dalam menentukan jenis reaksi ikatan silang yang terjadi. Ikatan
yang terbentuk adalah jembatan ion yang kuat yang terbentuk ketika vulkanisasi.
Bahan Pengisi (filler) : Vulkanisat dengan komposisi karet, sulfur, akselerator,
aktivator dan asam organik relatif bersifat lembut. Nilainya dalam industri modern
pun relatif rendah. Untuk memperbaiki nilai di industri perlu ditambahkan bahan
pengisi. Penambahan ini meningkatkan sifat-sifat mekanik seperti tensile strength,
stiffness, tear resistance, dan abrasion resistance. Bahan yang ditambahkan
disebut reinforcing fillers dan perbaikan yang ditimbulkan disebut reinforcement.
Hanya sedikit bahan pengisi yang bersifat memperbaiki satu atau dua sifat karet
alam. Sementara yang lainnya melemahkan vulkanisat pada satu atau dua sifat.
Bahan tersebut dikenal sebagai inert fillers. Kemampuan filler untuk memperbaiki
sifat vulkanisat dipengaruhi oleh sifat alami filler, tipe elastomer dan jumlah filler
yang digunakan. Komposisi kimia dari filler menentukan kemampuan kerja dari
filler. Karbon hitam adalah filler yang paling efisien meskipun ukuran partikel,
kondisi permukaan dan sifat lain dapat dikombinasikan secara luas. Sifat
elastomer juga turut menentukan daya kerja dari filler. Bahan yang baik untuk
memperbaiki sifat karet tertentu, belum tentu bekerja sama baiknya untuk jenis

karet lain. Peningkatan jumlah filler menyebabkan perbaikan sifat vulkanisat.


Karbon hitam adalah satu-satunya bahan murah yang dapat memperbaiki ketiga
sifat penting vulkanisat yaitu tensile strength, tear resistance dan abrasion
resistance.
2.11 Setelah Natural Rubber Di Vulkanisasi
Mechanical strength menjadi tinggi dan mempunyai elastisitas yang
sangat baik
Ketahanan abrasi menjadi sangat baik (cocok untuk impeller dan
lapisan tangki)
Sifat-sifat mekanikal dinamik sangat baik (cocok untuk ban, pegas karet
dan vibration mount)
Ketahanan terhadap suhu rendah sangat baik (sampai -57 C)
Tahan terhadap penggunaan terus-menerus pada suhu tinggi (sekitar 75
C)
Penambahan carbon black meningkatkan ketahanan terhadap sinar UV
dan ozon
Sangat baik untuk isolasi listrik
Tahan terhadap larutan asam dan basa encer
Tidak tahan terhadap minyak bumi, namun agak tahan terhadap alkohol
dan keton
2.12 Aplikasi Karet Alam
Lateks:
Sarung tangan (glove)
Kondom
Dot bayi
Benang karet, dll

Crumb rubber:
Ban (> 50%)
Conveyor belt
Dock fender
Rubber dump, dll

2.13 Sistem Vulkanisasi Lain


Peroksida
Dapat digunakan pada semua jenis karet, baik yang mempunyai
rantai tak jenuh (spt CR) maupun rantai jenuh (terutama silicon
rubber, polyurethane, floroelastomer, dll) tanpa memerlukan aditif
lain (spt: zinc oxide, dll)

Sistem tidak boleh mengandung komponen yang dapat bereaksi


dengan peroksida (spt: anti-oksidan, oksigen, dll) karena akan
mempengaruhi hasil curing
Dapat meningkatkan heat aging resistance, compression set; namun
menurunkan tensile strength, tear strength, dan fatigue life dari
produk vulcanizate
Cross-link density dapat ditingkatkan dengan menambahkan coagent (spt: methacrylate)

Electron Beam Curing


Vulkanisasi juga dapat terjadi dengan suatu sinar elektron, terutama
untuk tujuan vulkanisasi secara parsial (spt: cross-linking
komponen-komponen dalam ban secara parsial, dll)

Sistem lainnya
Karet/elastomer yang mengandung halogen dapat juga
divulkanisasi dengan metal oxide (spt: CR dengan campuran
magnesium oxide dan zinc oxide, CIIR dengan zinc oxide,
Floroelastomer dan Polyacrylate dengan amine atau bisfenol, dll)

2.14 Modifikasi Karet Alam


Epoxydized Natural Rubber (ENR)
Liquid Natural Rubber (LNR)
Grafting (seperti MA-g-NR)
Thermoplastic Vulcanizate (TPV)
Pengembangan Aditif

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Vulkanisasi Karet. http://www.nayabana.com/news.php?tampil=4.


Diakses 25 Oktober 2015.

Ahmad, Usman. 2014. Pengolahan Karet. http://web.ipb.ac.id/~usmanahmad/


Pengolahankaret.htm. Diakses 25 Oktober 2015.
Marsely, Susi. 2014. Polimer. https://www.scribd.com/. Diakses 25 Oktober 2015.
Victor. 2015. Jenis Karet. http://sumantry.com/artikel/64-jenis-karet. Diakses 25
Oktober 2015.

Anda mungkin juga menyukai