Sporadis
CDC 1998-2000 melaporkan insidensi tetanus
di Amerika 0,16 kasus/1000000 populasi, 43
kasus tiap tahun 15% kasus terjadi pada
pengguna obat suntik. Angka kematian 18%
Nigeria melaporkan 14% gangguan neurologis
disebabkan oleh tetanus
WHO 1992 memperkirakan 1000000 kematian
terjadi akibat tetanus di seluruh dunia
580000 tetanus neonatorum, 210000 di Asia
Tenggara, 152000 di Afrika
Rasa sakit
ditemukan neurotic pain yang berat diduga
karena pengaruh toksin terhadap sel saraf
ganglion posterior, sel-sel pada kornu
posterior dan interneuron.
Fungsi Luhur
Kesadaran penderita pada umumnya baik.
Pada mereka yang tidak sadar biasanya
brhubungan dengan seberapa besar efek
toksin terhadap otak, seberapa jauh efek
hipoksia, gangguan metabolisme dan sedatif
atau antikonvulsan yang diberikan.
Gangguan hemodinamika
Ketidakstabilan sistem kardiovaskular
ditemukan penderita tetanus dengan
gangguan sistem saraf autonom yang berat.
Gangguan metabolik
Metabolik rate pada tetanus secara
bermakna meningkat dikarenakan adanya
kejang, peningkatan tonus otot, aktifitas
berlebihan dari sistem saraf simpatik dan
perubahan hormonal.
Konsumsi oksigen meningkat, hal ini pada
kasus tertentu dapat dikurangi dengan
pemberian muscle relaxans
Gangguan Hormonal
Gangguan terhadap hipotalamus atau jaras
batang otak-hipotalamus dicurigai terjadi
pada penderita tetanus berat atas dasar
ditemukannya episode hipertermia akut dan
adanya demam tanpa ditemukan adanya
infeksi sekunder
Adanya penurunan kadar prolaktin, TSH, LH
dan FSH yang diduga karena adanya
hambatan terhadap mekanisme umpan balik
hipofise-kelenjar endokrin.
TRIAS
6.
Kejang otot berlanjut ke kaku
kuduk ( nuchal rigidity)
7. Risus Sardonicus karena spasme
otot muka dengan gambaran alis
tertarik ke atas, sudut mulut
tertarik keluar dan kebawah, bibir
tertekan kuat.
8. badan kaku dengan opistotonus,
tungkai dengan eksistensi, lengan
kaku dengan mengepal, biasanya
kesadaran tetap baik.
9. Karena kontraksi otot yang
sangat kuat, dapat terjadi asfiksia
dan sianosis, retensi urin, bahkan
dapat terjadi fraktur collumna
vertebralis (pada anak).
A. Tetanus lokal
Manifestasi: kekakuan sekelompok otot yang
dekat dengan tempat inokulasi kuman, nyeri
yang terus menerus.
Tetanus ringan
Mortalitas 1%
B. Tetanus sefalik
Port d entri: kepala, leher, mata, telinga,
pasca tonsilektomi (jarang)
Waktu inkubasi pendek, biasanya tidak lebih
dari 1 atau 2 hari
Prognosa buruk
Kelumpuhan N II, IV, V,VI,VII, IX, X, XII
(sendiri/kombinasi)ad vitam jelek
3. Tetanus Generalisata
- Port dentre: luka tusuk dlm, furunkulosis,
cabut gigi, dekubitus, tusukan jarum tak steril,
fraktura komplikata (supuratif)
- Seluruh otot kaku, iritabel, trismus, risus
sardonikus, disfagia, kaku kuduk, opistotonus,
perut papan, fotofobia, kejang akibat
rangsangan (suara, angin, cahaya, dsb)
- Spasme otot laring dan pernafasan: obstruksi
- Sadar: sensorik dan fungsi korteks baik
Derajat I (ringan)
Trismus ringan sampai sedang, kekakuan umum, spasme (-),
disfagia () atau ringan, gangguan respirasi (-).
Derajat II (sedang).
Trismus sedang, kekakuan jelas, spasme hanya sebentar,
takipnea, disfagia ringan.
a. Tindakan spesifik
1.a. Imunoglobulin tetanus (TIG) : dosis tunggal
3000-6000 unit (sebagian IM, sebagian
infiltrasi lokal di sekeliling luka)
b. Antitoksin tetanus (ATS) : dosis 5000-10000
unit IV.+IM. ATS digunakan jika TIG tidak
tersedia.
2. Eksplorasi secara sirurgis terhadap luka,
eksisi jaringan nekrotik, pencucian dan
drainase.
3. Antibiotika : penisilin atau tetrasiklin
parenteral 10-14 hari.
B. Tindakan umum
1. Rawat penderita di tempat yang sepi, gelap,
penanganan seminimal mungkin.
2. Sedasi dan antikonvulsi.
Sedasi sesuai indikasi : benzodiazepin, barbiturat
Kejang hebat : fenobarbital (<1 tahun = 50 mg, >1
tahun = 75 mg. Dilanjutkan dosis 5 mg/kgbb/hari,
dibagi 6 dosis)
Diazepam : 4 mg/kgbb/hari, dibagi 6 dosis, bila perlu
bisa IV.
Largaktil : 4 mg/kgbb/hari, dibagi 6 dosis. Bila kejang
sukar diatasi : kloralhidrat 5%, 50 mg/kgbb/hari dibagi
dalam 3-4 dosis, perektal.
a.
b.
c.
Imunisasi aktif
Suntikan tetanus toxoid (eksotoksin yang
sudah dilemahkan) untuk merangsang antibodi
tubuh terhadap eksotoksin tetanus
Imunisasi pasif
1. Heterolog (ATS)
2. Homolog (hipertet)
Luka harus dibersihkan. Luka yang dalam
perlu dilebarkan kemudian dibersihkan
dengan perhidrol 3% serta diadakan drainase
yang baik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Buruk bila:
Masa tunas yang pendek (<7 hari)
Usia yang sangat muda
Usia lanjut
Frekuensi kejang yang tinggi
Kenaikan suhu tubuh yang tinggi
Pengobatan terlambat
Periode onset pendek
Komplikasi, terutama spasme otot pernapasan
dan obstruksi saluran pernapasan
Gejala:
karpermond (khas), kejang, sianosis, suhu tinggi,
kaku kuduk-opistotonus
1. Diasepam:
Dosis awal 2,5 mg IV perlahan selama 2-3
menit.
Dosis rumat 8-10 mg/kgbb/hari melalui IVFD.
Kejang masih sering timbul: diazepam
tambahan 2,5 mg IV perlahan dan dalam 24
jam boleh diberikan tambahan 5
mg/kgbb/hari.
Klinis membaik : diasepam peroral.
Pencegahan
< 2 tahun
2 10 tahun
1 dosis vaksin
> 10 tahun
1 dosis vaksin + 1
dosis serum
Bronkopneumoni
Asfiksia
Sianosis
Sepsis neonatorum