Anda di halaman 1dari 49

MAKALAH

INDIVIDUAL LEARNING TO 1 & TO 2


ANATOMY ORGAN SISTEM RESPIRASI DAN FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI

SGD 7
Komang Noviantari

(1302105006)

Luh Putu Utami Adnyani

(1302105013)

Ni Komang Trisna Maha Natalya

(1302105019)

Ida Ayu Inten Ratna Keswari

(1302105029)

Putu Winda Mahayani

(1302105051)

Ni Ketut Natalia Kristianingsih

(1302105054)

Dewa Ayu Dwi Shintya Anggreni

(1302105067)

I Ketut Dian Lanang Triana

(1302105074)

Sagung Dyah Pridami Maheswari

(1302105083)

Ni Made Eny Tisna Wati

(1302105086)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
2015

TUGAS MAHASISWA
=TO 1=
Anatomy organ sistem respirasi
Tujuan (Aim)
Setelah mahasiswa menyelesaikan topic ini diharapkan mahasiswa memahami struktur
anatomy dan fungsi dari saluran pernafasan, mediastinum dan otot otot pernafasan serta
perubahan yang terjadi ketika struktur tersebut mengalami kelainan
Objective
1
2
3

Mampu menjelaskan organ yang dilalui oleh udara saat dihirup sampai ke alveoli
Mampu menyebutkan struktur dan fungsi saluran pernafasan atas dan bawah
Mampu menjelaskan respon dari struktur organ pernafasan apabila mengalami

4
5

gangguan (yang umum terjadi)


Mampu menyebutkan otot otot pernafasan serta fungsinya dalam proses pernafasan
Mampu menyebutkan struktur Mediastinum dan rongga thorax serta menjelaskan
fungsinya fungsinya dalam pernafasan

Learning tasks

Ketika anda menarik nafas, sejumlah udara akan masuk dari udara atmosfer sampai
kedalam alveoli untuk berdifusi ke dalam aliran darah melalui membrane. Jelaskan

rute yang dilalui oleh udara tersebut dari hidung sampai alveoli
2 Hidung (Nose)
a.Sebutkan dan Jelaskan struktur anatomi, bagian dan fungsi hidung. Carilah
minimal 3 gambar yang berhubungan dengan struktur anatomi hidung
b. Pada saat perdarahan hidung
(epsitaksis)

bagian

mana

yang

mengalami perdarahan
c. Hidung tersumbat apa yang terjadi
pada hidung sehingga aliran udara
terhalang

dan

kadang-kadang

sumbatannya sering berpidah dari


satu sisi ke sisi yang lain
d. Udara yang masuk
dihangatkan,

disaring

sering
dan

dilembabkan. Bagian mana yang berfungsi untuk melakukan fungsi tersebut


e. Pada saat bangun pagi hidung anda sering terdapat kotoran (tapuk cunguh)
kenapa bisa terjadi
f. Pada saat Anda menagis, hidung Anda akan terasa penuh dan ada cairan yang
terasa mengalir. Kenapa itu bisa terjadi?
Selft assessment
g. Apa yang terjadi pada udara yang kita hirup di hidung?
3 Pharynx
a.Sebutkan dan Jelaskan struktur anatomi, bagian dan fungsi pharynx. Carilah
minimal 3 gambar yang berhubungan dengan struktur anatomi pharynx
b. Pada radang tenggorokan (pharingitis) bagian mana yang meradang
c. Pada saat anda tertidur, Anda sering ngorok (snoring) kenapa bisa terjadi dan
organ mana yang menyebabkan suara itu
d. Tonsillitis adalah peradangan pada
tonsil. Dimana letak tonsil tersebut
4

dan apa fungsinya?


Larynx
a Sebutkan dan Jelaskan

struktur

larynk bagian dan fungsi larynx.


Carilah minimal 3 gambar yang
berhubungan
anatomi hidung

dengan

struktur

Pada saat anda makan sambil berbicara atau pada saat Anda tertidur, anda sering
tersedak. Apa yang terjadi pada organ yang ada di larynk dan kenapa kejadian
c

tersebut terjadi
Bagaimana suara

itu

terbentuk,

jelaskan
5

Trachea and bronchi


a

Sebutkan

dan

Jelaskan

struktur

anatomi, bagian dan fungsi Trachea


dan Bronchi. Carilah minimal 3
gambar yang berhubungan dengan
b

struktur anatomi Trachea dan Bronchi


Pada saat terjadi obstruksi jalan nafas atas yang tidak bisa diatasi, pasien akan
dilakukan pemasangan tracheostomy. Dibagian mana dilakukan tracheostomy
tersebut dan apa kira-kira fungsinya?

6 Lung (Paru-paru)
a.Sebutkan dan Jelaskan struktur anatomi, bagian dan fungsi paru-paru. Carilah
minimal 3 gambar yang berhubungan dengan struktur anatomi paru-paru
b.Apa perbedaan paru-paru kanan dan paru-paru kiri
c. Bakteri yang masuk ke paru-paru akan
mendapatkan perlawanan dari sel yang berada di
alveoli. Jelaskan sel apa yang berperan?
d. Pada saat terjadi serangan asma, bagian mana
yang mengalami masalah dan apa yang terjadi pada
bagian tersebut?
e. Pada saat pasient ertidur lama di rumah sakit,
sekresi yang mengendap lebih banyak di paru-paru
kanan. Kenapa bisa terjadi?
7 The Pleurae
a Jelaskan struktur dan fungsi dari pleura
b Apabila cairan yang ada dalam rongga pleura berlebihan akan membuat paru-paru
dalam masalah. Kenapa tidak boleh ada cairan yang berlebihan di R pleura?
8 Otot otot pernafasan

Jelaskan otot-otot yang membantu proses pernafasan dan bagaimana otot tersebut

bekerja sehingga membantu proses pernafasan?


d Rongga thorax dan Mediastinum
9 Jelaskan tentang rongga thorax dan mediastimum

JAWABAN
1.Ketika anda menarik nafas, sejumlah udara akan masuk dari udara atmosfer sampai
kedalam alveoli untuk berdifusi ke dalam aliran darah melalui membrane. Jelaskan
rute yang dilalui oleh udara tersebut dari hidung sampai alveoli
Hidung merupakan pintu masuk pertama udara yang kita hirup. Udara masuk
dan keluar system pernapasan melalui hidung yang terbentuk dari dua tulang hidung
dan beberapa kartilago. Terdapat dua pintu pada dasar hidung-nostril (lubang hidung)
atau nares eksternal yang dipisahkan oleh septum nasal dibagian tengahnya. Lapisan
mukosa hidung adalah sel epitel bersilia dengan sel goblet yang menghasilkan lender.
Udara yang melewati rongga hidung dihangatkan dan dilembabkan. Bakteri dan
partikel polusi udara akan terjebak dalam lendir. Setelah melewati hidung udara akan
masuk ke tenggorok atau faring. Faring adalah tuba muskular yang terletak di
posterior rongga nasal dan oral dan di anterior vertebra servikalis. Faring dapat
dibedakan atas 3 segmen yaitu nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Setelah itu
udara akan masuk melalui laring. Laring disebut juga dengan kotak suara dan laring
merupakan jembatan yang menghubungkan antara faring dan trachea. Selanjutnya
udara akan masuk ke trachea atau pipa udara. Trachea merupakan saluran tubular
yang mempunyai panjang sekitar 10 sampai 13cm dan lebar 2,5cm. trachea terletak
didepan esophagus. Trachea dilapisi oleh membrane mukosa bersilia. Lapisan mukosa
ini banyak mengandung sel yang menyekresikan lendir yang disebut dengan PSCC.

Seperti pada laring silia pada trachea juga menyapu kearah faring dan mucus biasanya
dikeluarkan menjadi sputum. Tempat trakea bercabang menjadi bronkus utama kiri
dan kanan dikenal sebagai karina. Bronkus utama kiri dan kanan tidak sempurna.
Bronkus utama kanan lebih pendek dan lebih lebar dibandingkan dengan bronkus
utama kiri dan merupakan kelanjutan dari trakea yang arahnya hampir vertical.
Bronkus utama kiri lebih panjang dan lebih sempit dibandingkan dengan bronkus
utama kanan dan merupakan kelanjutan dari trakea dengan sudut yang lebih tajam.
Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang menjadi bronkus lobaris kemudian
bronkus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronkus yang ukurannya
semakin kecil sampai akhirnya menjadi bronkiolus terminalis. Seluruh saluran udara
ke bawah sampai tingkat bronkiolus terminalis disebut saluran penghantar udara
karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas
paru. Setelah bronkiolus terminalis terdapat asinus yang merupakan unit fungsional
paru, yaitu tempat pertukaran gas. Asinus terdiri dari bronkiolus respiratorius, duktus
alveolaris, dan sakus alveolaris terminalis. Alveolus pada hakekatnya merupakan
suatu gelembung gas yang dikelilingi oleh jaringan kapiler sehingga batas antara
cairan dan gas membentuk tegangan permukaan yang cenderung mencegah
pengembangan saat inspirasi dan cenderung kolaps pada waktu ekspirasi (Watson,
2002).
2. HIDUNG (NOSE)
A. Sebutkan dan Jelaskan struktur anatomi, bagian dan fungsi hidung. Carilah
minimal 3 gambar yang berhubungan dengan struktur anatomi hidung
Hidung adalah organ tubuh yang berfungsi sebagai alat pernafasan. Bentuk
dan struktur hidun menyerupai piramid atau kerucut dengan alasnya pada prosesus
palatinus os maksilaris dan pars horisontal os palatum. (syaifuddin, 2011).
Bagian-bagian hidung terdiri dari :
a. Batang hidung
Merupakan dinding depan hidung yang dibentuk oleh os nasalis
b. Cuping hidung
Merupakan bagian bawah dinding lateral hidung yang dibentuk oleh tulang
rawan
c. Septum nasi
Merupakan dinding yang membatasi dua rongga hidung
d. Cavum nasi :
Dinding lateral rongga hidung
Hidung luar terbentuk oleh tulang rawan yang dilapisi kulit, jaringan ikat dan
beberapa otot kecil yang berfungsi melebarkan dan menyempitkan rongga hidung,

menonjol pada garis di antara pipi dengan bibir atas, struktur hidung luar dapat
dibedakan atas tiga bagian yakni : (syaifuddin, 2011)
a. Yang paling atas terdapat kubah tulang yang tidak dapat digerakkan
b. Di bawahnya terdapat kubah kartilago yang sedikit dapat digerakkan
c. Dan yang paling bawah adalah lobulus hidung yang paling mudah digerakkan.
Hidung memiiki celah (cavum nasi) yakni sebuah rongga hidung (cavitas nasi)
yang berbentuk terowongan dari depan ke belakang. Lubang depan cavitas nasi
disebut nares anteriror dan lubang belakangnya disebut nares posterior (choanae)
yang menghubungkan cavitas nasi dengan nasofaring. Tepat di belakang nares
anterior terdapat vestibulum yang dilapisi rambut dan kelenjar sebasea. Tiap
cavitas nasi memiliki 4 dinding, yaitu dinding medial, lateral, inferior dan superior.
Dinding medial adalah septum nasi. Dalam sekeliling dinding sebelah dalam
terdapat ruang-ruang udara didalam tulang-tulang kepala yang disebut sinus
paranasalis, terdiri dari :
sinus sfenoidalis, terletak dibagian belakang kranial hidung didalam
korpus sfenoidalis, bermuara ke rongga hidung bagian belakang.
Sinus etmoidalis, terdapat dalam pars labirinitus os etmoidalis
Sinus frontalis, terletak pada infundibulum meatus nasi media
Sinus maksilaris, terdapat pada dinding lateral hidung.
Bagian terluar dari septum dilapisi oleh kelenjar mukosa. Dinding lateral
mempunyai empat buah concha yakni concha inferior, chonca media, chonca
superior, dan chonca suprema. Di antara concha dan dinding lateral hidung
terdapat meatus. Dinding inferior merupakan dasar dari rongga hidung dan
dibentuk oleh os maxilla dan os palatum. Dinding superior dibentuk oleh lamina
kribriformis yang memisahkan rongga tengkorak dari rongga hidung.
Pada dinding hidung terdapat alat-alat kecil yang berfungsi untuk
menggerakan hidung dan menghirup udara meliputi, (syaifuddin, 2011).
1. M. Piramidalis nasi, merupakan otot yang berbentuk piramid pada hidung
2. M. Levator labil superior alaguenasi, merupakan otot bibir yang dapat
menggerakan hidung
3. M.dilatator nares posterior, otot yang dapat memanjang pada bagian
belakang hidung
4. M.dilatator nares anterior, otot yang dapat memanjang pada bagian depan
hidung
5. M. Kompresosr nasi
6. M. Kompresor narium minor
7. M. Depressor alaris nasi
Hidung mendapat aliran darah arteri palatina, A. Nasalis
anterior, dan Vena hidung. Arteri palatina yang memiliki dua

cabang yakni A.nasalis posterior lateralis dan A.nasalis posterior


septi. A. Nasalis anterior berasal dari A.oftalmica yang memiliki
cabang A.anteriores lateralis dan A. Nasalis anteriores septi.
Serta vena hidung yang didalamnya terdapat kribosa jaringan
pada daerah konka yang dikelilingi oleh serabut otot krikuler dan
longitudinal, bermuara ke pleksus venosus pterigoideus vena
kanalis.
Bagian atas rongga hidung mendapat suuplai aliran darah dari
a. etmoid anterior dan posterior yang merupakan cabang dari a.
oftalmika.

Bagian

bawah

dari

rongga

hidung

mendapat

pendarahan dari a. maxilaris interna. Bagian depan hidung


mendapat perdarahan dari cabang-cabang a. fasialis. Vena
hidung memiliki nama yang sama dan berjalan berdampingan
dengan arterinya.
Jika dilihat secara histologi, hidung merupakan sebuah epitel
organ pernafasan yang biasa berupa toraks bersilia, bertingkat
palsu yang berbeda-beda pada berbagai bagian hidung. Hal ini
bergantung pada tekanan dan kecepatan aliran udara, suhu, dan
derajat kelembaban udara. Mukosa pada ujung anterior konka
dan septum sedikit melampaui internum masih dilapisi oleh
epitel berlapis torak tanpa silia, merupakan lanjutan dari epitel
kulit vestibulum. Sepanjang jalur utama arus inspirasi epitel
menjadi toraks bersilia pendek dan agak ireguler. Sel-sel meatus
media dan inferior yang terutama menangani arus ekspirasi
memiliki silia yang panjang dan tersusun rapi.
Lamina propria dan kelenjar mukosa tipis pada daerah dimana
aliran udara lambat atau lemah. Jumlah kelenjar penghasil secret
dan sel goblet, yaitu sumber dari mucus, sebanding dengan
ketebalan lamina propria.
Terdapat dua jenis kelenjar mukosa pada hidung, yakni
kelenjar mukosa respiratori dan olfaktori. Mukosa respiratori
berwarna merah muda sedangkan mukosa olfaktori berwarna
kuning kecoklatan. Silia pada hidung memiliki struktur yang

mirip rambut dengan panjang sekitar 5-7 mikron yang terletak


pada permukaan epitel dan bergerak serempak secara cepat ke
arah aliran lapisan yang kemudian membengkok dan kembali
tegak secara lambat.
Hidung befungsi sebagai : (syaifuddin, 2011).
a. Penyaring udara
Mukus

pada

hidung

berfungsi

sebagai

penyaring

dan

pelindung udara inspirasi dari debu dan bakteri bersama


rambut hidung, dan silia.
b. Sebagai indra penghidu
Fungsi

utama

hidung

adalah

sebagai

organ

penghidu,

dilakukan oleh saraf olfaktorius. 5-10 % udara penapasan


masuk melalui celah olfaktori pada pernapasan normal. Pada
pernapasan keras, 20% udara dapat masuk melalui celah
yang sama.
c. Penghangat udara
Udara yang dihirup akan dihangatkan oleh eprmukaan konka dan septum
nasalis setelah melewati faring dengan suhu 36oC
d. Melembabkan udara
Ketika menghirup udara, sejumlah besarnya akan diberi kelembaban 75 %.
B. Pada saat perdarahan hidung (epsitaksis) bagian mana yang mengalami
perdarahan
Epistaksis atau perdarahan dari hidung merupakan kegawatdaruratan yang
umum ditemukan di bagian telinga hidung dan tenggorokan. (Wormald,2006)
Epistaksis bukan suatu penyakit melainkan gejala suatu kelainan. Epistaksis
dapat terjadi akibat penyebab lokal, sistemik, atau idiopatik. Seringkali epistaksis
timbul spontan tanpa dapat diketahui penyebabnya. Penyebab lokal berupa: trauma,
infeksi hidung dan sinus paranasal, tumor, lingkungan, benda asing atau rinolit,
septum deviasi, atau terdapatnya pelebaran pembuluh darah (telangiektasis) pada
hidung. Penyebab sistemik yaitu: penyakit kardiovaskular, kelainan darah, infeksi
sistemik, gangguan endokrin, dan kelainan kongenital, seperti penyakit Osler
(hereditary hemorrhagic telangiectasia). (Kucik,2005)

Pada umumnya terdapat dua sumber perdarahan dari hidung yaitu dari
bagian anterior dan bagian posterior. Pada epistaksis anterior, perdarahan berasal
dari pleksus Kiesselbach (yang paling banyak terjadi dan sering ditemukan pada
anak-anak), atau dari arteri etmoidalis anterior. Biasanya perdarahan tidak begitu
hebat dan bila pasien duduk, darah akan keluar melalui lubang hidung. Seringkali
dapat berhenti spontan dan mudah diatasi. Pada epistaksis posterior, perdarahan
berasal dari arteri sfenopalatina dan arteri etmoidalis posterior. Epistaksis posterior
sering terjadi pada pasien usia lanjut yang menderita hipertensi, arteriosklerosis,
atau penyakit kardiovaskular. Perdarahan biasanya hebat dan jarang berhenti
spontan. (Mangunkusumo, 2007)
C. Hidung tersumbat apa yang terjadi pada hidung sehingga aliran udara
terhalang dan kadang-kadang sumbatannya sering berpidah dari satu sisi ke
sisi yang lain
Hidung yang tersumbat dapat disebabkan oleh adanya edema pada konka
sehingga menutup jalan nafas sehingga seseorang cenderung susah untuk menarik
dan mengeluarkan nafas. Konka mengambil bentuk dan posisi sedemikian rupa
sehingga dapat meningkatkan permukaan membrane mukosa saluran hidung dan
untuk sedikit menghambat arus udara yang mengalir melaluinya. Edema pada
konka nasal ini berisi cairan yang dapat dengan mudah berpindah dari salah satu
sisi konka hidung ke konka hidung sisi lain dengan memiringkan kepala. Mukosa
pernafasan dilapisi oleh epitel pseudokolumnar berlapis yang mempunyai silia dan
terdapat sel-sel goblet. Dalam keadaan normal warna mukosa adalah merah muda
dan selalu basah karena diliputi oleh palut lendir. Gangguan pada fungsi silia akan
menyebabkan banyak sekret terkumpul dan menimbulkan keluhan hidung
tersumbat.
D. Udara yang masuk sering dihangatkan, disaring dan dilembabkan. Bagian
mana yang berfungsi untuk melakukan fungsi tersebut
Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami tiga hal yaitu dihangatkan,
disaring dan dilembabkan. Ketika masuk vestibulum nasi, udara disaring,
dihangatkan, dan dilembabkan oleh mukosa respirasi yang terdiri dari epitel toraks
bertigkat, bersilia, dan bersel goblet. Mukosa respirasi terdiri dari Psedostrafied
ciliated columnar epitelium yang berfungsi menggerakkan partikel-partikel halus
kearah faring sedangkan partikel yang besar akan disaring oleh bulu hidung, sel

golbet

dan kelenjar

serous

yang

berfungsi

melembabkan

udara

yang

masuk, sedangkan pembuluh darah yang berfungsi menghangatkan udara. Ketiga


hal tersebut dibantu dengan concha. (Gunardi,2009)
Tiga hal yang dilalui udara di dalam rongga hidung:
Penyaring (filtrasi)
Udara pernafasan yang mengandung debu/kotoran akan disaring oleh rambutrambut rongga hidung dan selaput lendir (membran mukosa) pada rongga hidung
yang sangat kaya akan pembuluh darah dan glandula serosa yang mensekresikan
cairan mukosa untuk membersihkan udara.
Penghangatan
Pengaturan suhu terjadi dikarenakan suhu udara pernafasan yang masuk belum
tentu sama dengan suhu dalam tubuh, maka dari itu udara pernafasan di dalam
rongga hidung mengalami penyesuaian suhu sesuai dengan suhu tubuh. Proses ini
dilakukan oleh jaringan pembuluh darah pada ephitel nasal yang menutupi bagian
sangat luas dari rongga hidung.
Pelembaban
Udara dikatakan kelembabannya tinggi apabila udara memiliki kandungan air
sangat tinggi. Maka dari itu udara pernafasan yang berasal dari luar tubuh akan
disesuaikan
kelembabannya dengan
kelembaban

tubuh.

Pelembaban

ini

dilakukan oleh concha,


yaitu

suatu

area

penonjolan tulang yang


dilapisi oleh mukosa.
E. Pada saat bangun pagi
hidung anda sering terdapat kotoran (tapuk cunguh) kenapa bisa terjadi
Udara yang masuk ke dalam tubuh melalui hidung tidak hanya mengandung
oksigen maupun hidrogen, namun terdapat pula partikel padat. Tidak hanya pada
pagi hari saja terbentuk kotoran pada rongga hidung namun di setiap saat
tergantung dari lingkungan. Pada saat bernafas, udara yang masuk akan melalui
beberapa proses sebelum memasuki bagian dalam tubuh. Ketika udara masuk udara
akan disaring oleh vestibulum yang merupakan bagian dari rongga hidung yang
berambut dan berfungsi menyaring partikel-partikel asing berukuran besar.
Partikel-partikel seperti debu yang kasar disaring oleh rambut-rambut yang

terdapat dalam lubang hidung, sedang partikel halus akan terjebak dalam lapisan
mucus.
Kotoran (tapuk cunguh) adalah sebentuk kotoran yang terdapat pada
lubang hidung yang terjadi akibat proses pernafasan. Udara yang dihirup tentu
tidak semuanya bersih. Tentunya ada debu atau partikel kecil lainnya yang ikut
terhirup paru-paru lewat hidung. Udara yang kita hirup di saring oleh bulu-bulu
hidung atau rambut hidung (silia olfaktori) dan ledir sehingga udara yang masuk
ke dalam tubuh kita bersih dari semua kotoran, kotoran-kotoran yang tersaring oleh
rambut hidung (silia olfaktori) dan lendir lama-lama akan menumpuk dan jadilah
tapuk cunguh atau kotoran hidung. Kotoran hidung bisa terbentuk setiap saat,
namun yang paling sering ditemukan adfalah pada pagi hari. Hal ini karena ketika
tertidur, refleks bersin yang dimiliki oleh manusia tidak bisa berfungsi secara
optimal. Sehingga kotoran yang terhirup dan tersangkut oleh silia olfaktori akan
terakumulasi dan baru dapat dibersihkan ketika bangun tidur
F.

Pada saat Anda menagis, hidung Anda akan terasa penuh dan ada cairan
yang terasa mengalir. Kenapa itu bisa terjadi?
Ketika menangis akan ada produksi air mata, dan terdapat cairan yang keluar
dari hidung. Hal ini disebabkan karena pada mata terdapat lubang yang disebut
meatus lakrimalis dan pada nasal cavity terdapat lubang yang disebut meatus nasi.
Kedua lubang ini dihubungkan oleh sebuah saluran yang bernama duktus
nasolakrimalis. Duktus inilah yang menyalurkan sejumlah secret air mata ke dalam
cavum nasi. (Syaifuddin, 2011)
Pada saat menangis akan merasakan hidung zang penuh dengan cairan dan
mengalir dan lama kelamaan menjadi penzumbatan. Hal ini terjkadi karenadi
hidung sendiri terdapat saluran yang menghubungkan mata dengan rongga hidung
dimana yang disebut dengan kanalis lakrimalis zaitu penghubung sakus lakrimalis
(yang terletak di alur sempit os lakrimal pada mata) dengan duktus nasolakrimalis
(pada hidung). Saat kita menangis maka air mata keluar dari glandula lakrimalis
menuju sakus lakrimalis, kemudian dari sakus lakrimalis air mata mengalir ke
duktus nasolakrimalis melalui kanalis lakrimalis dan bermuara ke meatus nasi
inferior. Sehingga hidung akan terasa penuh (pada kanalis lakrimalis) dan terdapat
cairan mengalir di hidung.(Omar Faiz & David Moffat, 2002)

Selft assessment
G. Apa yang terjadi pada udara yang kita hirup di hidung?

Saat udara dihirup masuk melalui nares dan selanjutnya udara melewati
vestibulum rongga yang terdapat vibrissae dimana udara akan disaring dari
partikel-partikel asing. Udara melewati conchae dan udara juga masuk melalui
lubang di lamina kribosa etmoidalis melalui celah olfaktori untuk mengartikan
rangsangan aroma bau bauan yang di bawa dari udara. Saat udara melewati
conchae udara dihangatkan dan dilembabkan. Ini merupakan fungsi utama dari
mukosa respirasi yang terdiri dari epitel toraks bertingkat, bersilia, dan bersel
goblet. Permukaan epitel diliputi oleh lapisan mucus yang disekresi oleh sel goblet
dan kelenjar mukosa. Partikel debu yang kasar disaring oleh rambut-rambut yang
terdapat dalam lubang hidung, sedangkan partikel yang halus akan terjerat dalam
lapisan mucus. Lapisan mucus memberikan air
untuk kelembaban, dan banyaknya jaringan
pembuluh darah di bawahnya akan menyuplai
panas ke udara inspirasi. (guyton & hall, 2007).
Setelah

udara

disaring,

dihangatkan

dan

dilembabkan oleh lendir pada membrane


mukosa dinding konka yang dihasilkan oleh
sel-sel goblet yang selanjutnya udara dibawa ke faring dan seterusnya.
3. PHARYNX
A. Sebutkan dan Jelaskan struktur anatomi, bagian dan fungsi pharynx.
Carilah minimal 3 gambar yang berhubungan dengan struktur anatomi
pharynx
Pharynx (tekak) adalah suatu saluran oto selaput kedudukannya tegak lurus antara
basis kranii dan vertebrae servikalis VI.
Struktur Faring
Diantara basis kranii dan esophagus berisi jaringan ikat digunakan untuk tempat
lewat alat-alat di daerah faring:
1. Celah antara basis kranii dan M. Konstriktor faringeus superior ditembus tuba
farongoaudiva palatine asendens cabang M. levaktor volipalatini.
2. Celah antara M. konstriktor faringeus superior dan M. konstriktor faringeus
media ditembus N. glosofaringeus, ligamentum stilofaringeus, dan M.
stilofaringeus
3. Celah antara M. konstriktor faringeus media dan M. konstriktor faringeus
inferior ditembus N. laringikus superior.

4. Celah dibawah M. konstriktor faringikus inferior ditembus oleh N.laringikus


inferior dan N. rekurens
Daerah faring dibagi atas tiga bagian
1. Nasofaring
Bagian faring terdapat di dorsal kavum nasi berhubungan dengan kavum nasi melalui
konka dinding lateral dibentuk oleh otot:
a. M. tensor vili palatine
b. M. levator vili palatine yang membentuk palatum mole
c. M. konstrikor peringis superior
Bagian lateral dinding nasofaring terdapat lubang :
a. Osteum faring. Antara nasofaring dengan orofaring dibatasi oleh istmus faring,
suatu penyempitan faring yang dibentuk oleh permukaan cranial, palatum mole,
arkus faringeopalatinus, dinding belakang nasofaring ke bawah dengan orofaring.
Dalam nasofaring dan orofaring dilapisi oleh mukosa sehingga permukaannya akan
didapat tonjolan oleh otot dan tulang. Palatum mole dapat mencegah makanan dan
minuman masuk ke rongga hidung waktu menelan.
b. Lobang medial (tuba faringeotimpanika eustachii). Pada dinding lateral terdapat
penonjolan, yang terlihat seperti lipatan kedalam lumen faring otot. Ini dianggap
sebagai bagian dorsal M. faringeopalatinus. Pembesaran tonsil faring akan
memperkecil konka, menyebabkan gangguan bernapas melalui hidung atau
keluhan tuli.
2. Orofaring , mempunyai dua hubungan
a. Ventral dengan kavum oris, melalui batas istmus fausium. Terdiri dari palatum
mole, arkus glosopalatinus dekstra, arkus glosopalatinus sinistra, dan dorsung
lingua. Diantara kedua arkus ini terdapat jaringan limfoid yaitu tonsil palatine atau
amandel yang terdapat di dalam suatu lekuk, diesbut fossa tonsilaris. Fossa ini
ditempati seluruhnya oleh tonsil. Tonsil palatina penting untuk mencegah
masuknya kuman melalui rongga mulut ke faring. Radiks lingua merupakan
lanjutan dari dorsum lingua, merupakan dinding ventral orofaring. Kauda radiks
lingua terletak pada tulang rawan, dihubungkan dengan epiglottis oleh tiga lipatan
yaitu dua plika glosopigotika lateralis dan satu plika glosoepiglotika mediana.
Diantara kedua lipatan ini terletak bagian yang cekung, disebut valekula
epiglotika.

b. Kaudal terhadap radiks lingua, terdapat lubang yang merupakan batas antara
laring dan faring, terdapat suatu lipatan antara faring dan epiglottis yang
merupakan batas antara oral dan faring.
3. Laringofaring
Mempunyai hubungan dengan laring melaui mulut laring yaitu auditus laringeus.
Dinding depan laringofaring terdapat plika laringiepiglotika. Lekuk ini mempunyai
dinding medial dan lateral. Kedua dinding ini bersatu di daerah ventral, dapat dilihat
penonjolan yang disebut plika nervus laringisi. Spasium parafaringeal mempunyai
hubungan ke ventral spatium sublingualis dan submaksilaris. Batas lateral ruang ini
dibentuk oleh sarung pembuluh saraf. Antara arkus glosopalatinus dan arkus
faringopalatinus terdapat tonsil palatina. Pada atap nasofaring behadapan dengan
tonsila faringeal. Pada radiks lingua terdapat bangunan seperti lingkaran. Bila tonsil
palatina membesar akan memperkecil istmus fausium.

B. Pada radang tenggorokan (pharingitis) bagian mana yang meradang?


Bagian yang meradang saat faringitis.

Faringitis (pharyngitis) adalah suatu penyakit peradangan tenggorok (faring) yang


sifatnya akut.Radang ini menyerang lapisan mukosa (selaput lendir) dan submukosa
faring. Umum disebut radang tenggorok. Radang ini menyerang lapisan mukosa
(selaput lendir) dan submukosa faring. Disebut faringitis kronis bila radangnya sudah
berlangsung dalam waktu lama dan biasanya tidak disertai gejala yang
berat.Penularan

dapat

terjadi

melalui

udara

(air

borne

disease)

maupun

sentuhan.Droplet masuk melalui saluran napas atau mulut kemudian masuk ke


lapisan faring. Faring bereaksi terhadap proses infeksi tersebut, terjadilah radang.
Bakteri yang biasanya ditemukan adalah Streptococcus B-hemolitikus grup A.
(William & Wilkins. 2005)
C. Pada saat anda tertidur, Anda sering ngorok (snoring) kenapa bisa terjadi dan
organ mana yang menyebabkan suara itu?
Proses ngorok saat tidur (snoring) dan organ yang terlibat
Pada saat tidur umumnya otot-otot yang mengendalikan lidah dan langit-langit
lunak mulut (Palatum Molle) akan menahan supaya saluran udara bagian atas tetap
terbuka, tetapi pada Sleep Apnoe (berhentinya nafas beberapa detik saat tidur) ini
disebabkan karena terhalangnya saluran nafas atas akibat otot-otot ini melemas,
sehingga saluran udara menyempit dan menyebabkan terjadinya dengkuran serta
menghambat atau menghentikan pernafasan yang berakibat turunnya kadar O2 di
dalam darah dan meningkatnya tekanan darah. Dalam keadaan seperti ini orang
tersebut harus dibangunkan agar dapat kembali bernafas sehingga kadar O2 di dalam
darah dan aliran darah ke otak kembali normal. OSA disebabkan karena adanya
penyempitan atau sumbatan nafas akibat getaran ataupun kolapsnya jaringan lunak
saluran nafas atas, seperti, lemahnya langit-langit lunak pada rongga mulut (Palatum
Molle) sehingga terjadi getaran saat tidur (terbanyak), penyempitan rongga tenggorok
misalnya adanya kelainan bawaan, lidah, amandel ataupun adenoid yang besar,
sumbatan hidung misalnya sekat hidung bengkok, massa di rongga hidung, obesitas
dimana saluran nafas menyempit akibat penumpukan lemak, dan usia lanjut karena
elastisitas jaringan menurun.(Gibson, John. 2003)
Penyebab lain yang menyebabkan mendengkur adalah:

Alergi
Alergi yang bersifat musiman seperti pada saat terjadinya perubahan musim.

Pergeseran pada jaringan tulang rawan.

Adanya pergeseran pada jaringan tulang rawan yang memisahkan kedua lubang
hidung. Dalam kasus ini, operasi mesti dilakukan.

Pembesaran atau pembengkakkan amandel atau adenoid.


Adenoid adalah kelenjar yang terletak di dalam kepala, dekat dengan bagian
dalam saluran hidung. Fungsinya untuk menangkap bakteri-bakteri yang
berbahaya. Seringkali kelenjar ini bisa menjadi sangat besar dan membengkak
sehingga menghalangi jalannya udara melalui hidung. Anak-anak yang
mendengkur biasanya disebabkan oleh hal ini.

Meminum minuman beralkohol, merokok, dan obat penenang


Dalam obat2-an itu mengandung zat penenang, sehingga otot2 pernafasan
menjadi begitu santai dan gagal untuk melakukan fungsi mereka. Merokok juga
berkontribusi terhadap melemahnya otot tenggorokan, sehingga perokok dan
peminum secara signifikan lebih mungkin untuk mengembangkan masalah
mendengkur dibandingkan orang-orang yang menahan diri dari kegiatan ini.

Obesitas
Obesitas atau kelebihan berat badan berpengaruh terhadap mendengkur. Otot
yang bertanggung jawab untuk mendukung struktur pernapasan pada dasarnya
tidak berbeda dengan kelompok otot lain yang membentuk tubuh. Individu yang
mempunyai deposito lemak di seluruh tubuh memiliki efek yang merugikan pada
kinerja otot dalam hal membangun dan mempertahankan otot. Hal ini juga
berlaku untuk otot-otot pernapasan yang bertanggung jawab untuk menjaga
saluran napas terhalang selama tidur.

Usia
Penelitian menunjukkan bahwa usia dan mendengkur berhubungan positif.
Dengan kata lain ketika kita semakin tua probabilitas mengembangkan masalah
mendengkur meningkat. Hal ini karena dengan usia otot-otot yang mendukung
struktur pernapasan melemah dan menjadi kurang kencang, menghalangi aliran
udara dan menghasilkan suara dengkuran.

Posisi Tidur

Posisi yang umum penyebab dengkur adalah tidur telentang. Hal ini karena mulut
akan lebih cenderung untuk membuka dan lidah menghalangi saluran pernapasan.
Selain itu, tidur telentang menyebabkan jaringan dan otot pada tenggorokan
menjadi rileks dan menutup jalan napas sehingga menyebabkan mendengkur.
Salah satu solusinya adalah dengan mencoba tidur miring.

D. Tonsillitis adalah peradangan pada tonsil. Dimana letak tonsil tersebut dan apa
fungsinya?
Tonsil terletak diantara arkus glosopalatinus dekstra dan arkus glosopalatinus
sinistra, terdapat jaringan limfoid yaitu tonsil palatina atau amandel yang terdapat
didalam suatu lekuk, disebut fossa tonsilaris. Fossa ini ditempati seluruhnya oleh
tonsil. Tonsil palatina befungsi untuk mencegah masuknya kuman melalui rongga
mulut ke faring. Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh
tubuh dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung, dan
kerongkongan. Amandel merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh, yang
didesain untuk melindungi kita dengan menjebak bakteri atau virus yang berusaha
masuk ke tubuh kita melalui mulut. Dengan bertambahnya usia seharusnya tonsil
tersebut akan mengecil dengan sendirinya, kecuali apabila sering terjadi
infeksi/peradangan seperti batuk pilek dan adanya faktor alergi pada badan, amandel
akan bertambah besar.(William & Wilkins, 2005
4. LARYNK

A. Sebutkan dan Jelaskan struktur larynk bagian dan fungsi larynx. Carilah
minimal 3 gambar yang berhubungan dengan struktur anatomi hidung

Laring

adalah

bagian

dari

saluran

pernafasan bagian atas yang merupakan suatu


rangkaian tulang rawan yang berbentuk corong
dan terletak setinggi vertebra cervicalis IV VI,
dimana pada anak-anak dan wanita letaknya
relatif lebih tinggi. Laring pada umumnya selalu
terbuka, hanya kadang-kadang saja tertutup bila
sedang menelan makanan. (Ballenger, 1993)
Laring merupakan jalinan tulang rawan yang
dilengkapi dengan otot, membran, jaringan ikat, dan ligamentum. Sebelah atas pitu masuk
laring membentuk tepi epiglotis, lipatan dari epiglotis aritenoid dan pita interaritenoid dan
sebelah bawah tepi bawah kartilago krikoid. Tepi tulang dari pita suara asli kiri dan kanan
membatasi daerah epiglotis. Bagian atas disebut supraglotis dan bagian bawah disebut
subglotis (Syaifuddin, 2011).
Anatomi laring bagian dalam
Cavum laring dapat dibagi menjadi sebagai berikut :

Supraglotis (vestibulum superior), yaitu ruangan diantara permukaan atas pita

suara palsu dan inlet laring.


Glotis (pars media), yaitu ruangan yang terletak antara pita suara palsu dengan
pita suara sejati serta membentuk rongga yang disebut ventrikel laring

Morgagni.
Infraglotis (pars inferior), yaitu ruangan diantara pita suara sejati dengan tepi
bawah kartilago krikoidea. (Ballenger, 1993)

Beberapa bagian penting


dari dalam laring :
1. Aditus Laringeus
Pintu masuk ke dalam
laring yang dibentuk di
anterior oleh epiglotis,
lateral

oleh

plika

ariepiglotika, posterior oleh ujung kartilago kornikulata dan tepi atas


m.aritenoideus (Ballenger, 1993).
2. Rima Vestibuli.
Merupakan celah antara pita suara palsu. (Brown Scott, 1997)
3. Rima glottis

Di depan merupakan celah


antara pita suara sejati, di
belakang antara prosesus
vokalis dan basis kartilago
aritenoidea

(Ballenger,

1993).
4. Vallecula
Terdapat

diantara

permukaan anterior epiglotis


dengan basis lidah, dibentuk
oleh plika glossoepiglotika medial dan lateral (Ballenger, 1993).
5. Plika Ariepiglotika
Dibentuk oleh tepi atas ligamentum kuadringulare yang berjalan dari kartilago
epiglotika ke kartilago aritenoidea dan kartilago kornikulata (Ballenger, 1993).
6. Sinus Pyriformis (Hipofaring)
Terletak antara plika ariepiglotika dan permukaan dalam kartilago tiroidea
(Ballenger, 1993).
7. Incisura Interaritenoidea
Suatu lekukan atau takik diantara tuberkulum kornikulatum kanan dan kiri
(Ballenger, 1993).
8. Vestibulum Laring
Ruangan yang dibatasi oleh epiglotis, membrana kuadringularis, kartilago
aritenoid,

permukaan

atas

proc.

vokalis

kartilago

aritenoidea

dan

m.interaritenoidea (Ballenger, 1993).


9. Plika Ventrikularis (pita suara palsu)
Yaitu pita suara palsu yang bergerak bersama-sama dengan kartilago aritenoidea
untuk menutup glottis dalam keadaan terpaksa, merupakan dua lipatan tebal dari
selaput lendir dengan jaringan ikat tipis di tengahnya (Ballenger, 1993).
10. Ventrikel Laring Morgagni (sinus laringeus)
Yaitu ruangan antara pita suara palsu dan sejati. Dekat ujung anterior dari
ventrikel terdapat suatu divertikulum yang meluas ke atas diantara pita suara
palsu dan permukaan dalam kartilago tiroidea, dilapisi epitel berlapis semu
bersilia dengan beberapa kelenjar seromukosa yang fungsinya untuk melicinkan
pita suara sejati, disebut appendiks atau sakulus ventrikel laring (Ballenger,
1993).
11. Plika Vokalis (pita suara sejati)
Terdapat di bagian bawah laring. Tiga per lima bagian dibentuk oleh
ligamentum vokalis dan celahnya disebut intermembranous portion, dan dua per

lima belakang dibentuk oleh prosesus vokalis dari kartilago aritenoidea dan
disebut intercartilagenous portion (Ballenger, 1993).
Rangka laring terdiri dari:
1. Kartilago tiroidea: terdiri dari dua
Merupakan suatu kartilago hyalin yang membentuk dinding anterior dan lateral
laring, dan merupakan kartilago yang terbesar. Terdiri dari 2 (dua) sayap (ala
tiroidea) berbentuk seperti perisai yang terbuka dibelakangnya tetapi bersatu di
bagian depan dan membentuk sudut sehingga menonjol ke depan disebut
Adams apple. Sudut ini pada pria dewasa kira-kira 90 derajat dan pada wanita
120 derajat.
Diatasnya terdapat lekukan yang disebut thyroid notch atau incisura tiroidea,
dimana di belakang atas membentuk kornu superior yang dihubungkan dengan
os hyoid oleh ligamentum tiroidea lateralis, sedangkan di bagian bawah
membentuk kornu inferior yang berhubungan dengan permukaan posterolateral
dari kartilago krikoidea dan membentuk artikulasio krikoidea. Dengan adanya
artikulasio ini memungkinkan kartilago tiroidea dapat terangkat ke atas. Di
sebelah dalam perisai kartilago tiroidea terdapat bagian dalam laring, yaitu : pita
suara, ventrikel, otot-otot dan ligamenta, kartilago aritenoidea, kuneiforme serta
kornikulata.
Permukaan luar ditutupi perikondrium yang tebal dan terdapat suatu alur yang
berjalan oblik dari bawah kornu superior ke tuberkulum inferior. Alur ini
merupakan tempat perlekatan muskulus sternokleidomastoideus, muskulus
tirohioideus dan muskulus konstriktor faringeus inferior (Ballenger, 1993).
Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura tiroidea dan tepi
bawah kartilago tiroidea perikondriumnya tipis, merupakan tempat perlekatan
tendo komisura anterior. Sedangkan tangkai epiglotis melekat kira-kira 1 cm
diatasnya oleh ligamentum tiroepiglotika. Kartilago ini mengalami osifikasi
pada umur 20 30 tahun (Ballenger, 1993).
2. Kartilago krikoidea
Kartilago ini merupakan bagian terbawah dari dinding laring. Merupakan
lkartilago hialin yang berbentuk cincin stempel (signet ring) dengan bagian
alsanya terdapat di belakang. Bagian anterior dan lateralnya relatif lebih sempit

daripada bagian posterior. Kartilago ini berhubungan dengan kartilago tiroidea


tepatnya dengan kornu inferior melalui membrana krikoidea (konus elastikus)
dan melalui artikulasio krikoaritenoidea. Di sebelah bawah melekat dengan
cincin trakea I melalui ligamentum krikotiroidea. Pada keadaan darurat dapat
dilakukan tindakan trakeostomi emergensi atau krikotomi atau koniotomi pada
konus elastikus. Kartilago krikoidea pada dewasa terletak setinggi vertebra
servikalis VI VII dan pada anak-anak setinggi vertebra servikalis III IV.
Kartilago ini mengalami osifikasi setelah kartilago tiroidea (Ballenger, 1993).
3. Kartilago aritenoidea
Kartilago ini juga merupakan kartilago hyalin yang terdiri dari sepasang
kartilago berbentuk piramid 3 sisi dengan basis berartikulasi dengan kartilago
krikoidea, sehingga memungkinkan pergerakan ke medio lateral dan gerakan
rotasi (Ballenger, 1993).
Dasar dari piramid ini membentuk 2 tonjolan yaitu prosesus muskularis yang
merupakan

tempat

melekatnya

m.

krikoaritenoidea

yang

terletak

di

posterolateral, dan di bagian anterior terdapat prosesus vokalis tempat


melekatnya ujung posterior pita suara. Pinggir posterosuperior dari konus
elastikus melekat ke prosesus vokalis. Ligamentum vokalis terbentuk dari setiap
prosesus vokalis dan berinsersi pada garis tengah kartilago tiroidea membentuk
tiga per lima bagaian membranosa atau vibratorius pada pita suara. Tepi dan
permukaan atas dari pita suara ini disebut glotis (Ballenger, 1993).
Kartilago aritenoidea dapat bergerak ke arah dalam dan luar dengan sumbu
sentralnya tetap, karena ujung posterior pita suara melekat pada prosesus
vokalis dari aritenoid maka gerakan kartilago ini dapat menyebabkan terbuka
dan tertutupnya glotis. Kalsifikasi terjadi pada dekade ke 3 kehidupan
(Ballenger, 1993).
4. Kartilago epiglotika
Bentuk kartilago epiglotis seperti bet pingpong dan membentuk dinding anterior
aditus laringeus. Tangkainya disebut petiolus dan dihubungkan oleh ligamentum
tiroepiglotika ke kartilago tiroidea di sebelah atas pita suara. Sedangkan bagian
atas menjulur di belakang korpus hyoid ke dalam lumen faring sehingga
membatasi basis lidah dan laring. Kartilago epiglotis mempunyai fungsi sebagai

pembatas yang mendorong makanan ke sebelah menyebelah laring (Ballenger,


1993).
5. Os hioid dan Kartilaines
Bentuknya seperti tapak dan terdiri dari:
a. Korpus ossis hioid: bagian tengah
b. Kormunimus: tiga tonjolan tulang kecil yang mengecil ke kranialis di
pertengahan tulang.
c. Kornu mayus: bagian belakang tulang yang mulai dari bagian lateral korpus
hioid. (Syaifuddin, 2011).
Pada laring terdapat artikulasio (persendian)
a. Artikulasio krikoitiroidea: suatu sumbu hampir tegak lurus pada fasis
artikularis, terletak dalam bidang frontal (Syaifuddin, 2011). Merupakan sendi
antara kornu inferior kartilago tiroidea dengan bagian posterior kartilago
krikoidea. Sendi ini diperkuat oleh 3 (tiga) ligamenta, yaitu: ligamentum
krikotiroidea anterior, posterior, dan inferior. Sendi ini berfungsi untuk
pergerakan rotasi pada bidang tiroidea, oleh karena itu kerusakan atau fiksasi
sendi ini akan mengurangi efek m. krikotiroidea yaitu untuk menegangkan pita
suara.
b. Artikulasio krikoaritenoidea: pergerakan artikulasio ini ke medioventrokaudal
dan laterodorsokranial, pergerakan menggeser dengan jurusan yang sama.
(Syaifuddin, 2011)
Pada laring terdapat ligamentum, yaitu:
1. Ligamentum krikoideum medium atau ventral: antara kartilago tiroid dengan
krikoid pada garis tengah, merupakan suatu bagian yang kuat disebut konus
klastikus (Syaifuddin, 2011).
2. Ligamentum krikoaritenoideum: antara permukaan dorsal kartilago aritenoidea
dan tepi dorsal kartilago tiroidea (Syaifuddin, 2011).
3. Ligamentum kornikulofaringikum: antara puncak kartilago aritenoidea dan
dorsal kartilago aritenoidea (Syaifuddin, 2011).
4. Ligamentum hioitiroideum lateral: antara kornu superior kartilago tiroidea dan
kornu mayus ossis hioid (Syaifuddin, 2011).
5. Ligamentum hiotiroideum: antara korpus ossis hioideus dan insisura
kartilaginis tiroidea (Syaifuddin, 2011).
6. Membran hiotiroidea, merupakan tepi lateral dorsal dan ventral membrana
hiotiroidea yang terletak diantara kedua tulang ini (Syaifuddin, 2011).

7. Ligamentum hioepiglotikum: antara korpus ossis hioidea dan puncak epiglotis


(Syaifuddin, 2011).
8. Membrana kuadrangularis, merupakan bagian atas dari jaringan ikat longgar
elastis laring, membentang dari tepi lateral epiglotis ke kartilago aritenoid dan
kartilago kornikulata, di bagianinferior meluas ke pita suara palsu. Tepi atasnya
membentuk plika ariepiglotika, sedangkan yang lainnya membentuk dinding
diantara laring dan sinus piriformis Morgagni. (Syaifuddin, 2011)
Laring mempunyai 3 (tiga) fungsi dasar yaitu fonasi, respirasi dan proteksi
disamping beberapa fungsi lainnya seperti terlihat pada uraian berikut (Lee, 2003):

Fungsi Fonasi
Pembentukan suara merupakan fungsi laring yang paling kompleks. Suara
dibentuk karena adanya aliran udara respirasi yang konstan dan adanya
interaksi antara udara dan pita suara. Nada suara dari laring diperkuat oleh
adanya tekanan udara pernafasan subglotik dan vibrasi laring serta adanya
ruangan resonansi seperti rongga mulut, udara dalam paru-paru, trakea, faring,
dan hidung. Nada dasar yang dihasilkan dapat dimodifikasi dengan berbagai
cara. Otot intrinsik laring berperan penting dalam penyesuaian tinggi nada
dengan mengubah bentuk dan massa ujung- ujung bebas dan tegangan pita

suara sejati (Hollinshead, 1966).


Fungsi Proteksi
Benda asing tidak dapat masuk ke dalam laring dengan adanya reflek otot-otot
yang bersifat adduksi, sehingga rima glotis tertutup. Pada waktu menelan,
pernafasan berhenti sejenak akibat adanya rangsangan terhadap reseptor yang
ada pada epiglotis, plika ariepiglotika, plika ventrikularis dan daerah
interaritenoid melalui serabut afferen N. Laringeus Superior. Sebagai
jawabannya, sfingter dan epiglotis menutup. Gerakan laring ke atas dan ke
depan menyebabkan celah proksimal laring tertutup oleh dasar lidah. Struktur
ini mengalihkan makanan ke lateral menjauhi aditus dan masuk ke sinus
piriformis lalu ke introitus esofagus (Lee, 2003).

Fungsi Respirasi
Pada waktu inspirasi diafragma bergerak ke bawah untuk memperbesar rongga
dada dan M. Krikoaritenoideus Posterior terangsang sehingga kontraksinya
menyebabkan rima glotis terbuka. Proses ini dipengaruhi oleh tekanan parsial
CO2 dan O2 arteri serta pH darah. Bila pO2 tinggi akan menghambat

pembukaan rima glotis, sedangkan bila pCO2 tinggi akan merangsang


pembukaan rima glotis.
Hiperkapnia dan obstruksi laring mengakibatkan pembukaan laring secara
reflektoris, sedangkan peningkatan pO2 arterial dan hiperventilasi akan
menghambat pembukaan laring. Tekanan parsial CO2 darah dan pH darah

berperan dalam mengontrol posisi pita suara (Graney, 1993).


Fungsi Sirkulasi
Pembukaan dan penutupan laring menyebabkan penurunan dan peninggian
tekanan intratorakal yang berpengaruh pada venous return. Perangsangan
dinding laring terutama pada bayi dapat menyebabkan bradikardi, kadangkadang henti jantung. Hal ini dapat karena adanya reflek kardiovaskuler dari
laring. Reseptor dari reflek ini adalah baroreseptor yang terdapat di aorta.
Impuls dikirim melalui N. Laringeus Rekurens dan Ramus Komunikans N.
Laringeus Superior. Bila serabut ini terangsang terutama bila laring dilatasi,

maka terjadi penurunan denyut jantung (Hollinshead, 1966).


Fungsi Fiksasi
Berhubungan dengan mempertahankan tekanan intratorakal agar tetap tinggi,

misalnya batuk, bersin dan mengedan (Graney, 1993).


Fungsi Menelan
Terdapat 3 (tiga) kejadian yang berhubungan dengan laring pada saat
berlangsungnya proses menelan, yaitu :
Pada waktu menelan faring bagian bawah (M. Konstriktor Faringeus Superior,
M.Palatofaringeus dan M. Stilofaringeus) mengalami kontraksi sepanjang
kartilago krikoidea dan kartilago tiroidea, serta menarik laring ke atas menuju
basis lidah, kemudian makanan terdorong ke bawah dan terjadi pembukaan
faringoesofageal. Laring menutup untuk mencegah makanan atau minuman
masuk ke saluran pernafasan dengan jalan menkontraksikan orifisium dan
penutupan laring oleh epiglotis. Epiglotis menjadi lebih datar membentuk
semacam papan penutup aditus laringeus, sehingga makanan atau minuman
terdorong ke lateral menjauhi aditus laring dan masuk ke sinus piriformis lalu
ke hiatus esofagus (Lee, 2003)

Fungsi Batuk
Bentuk plika vokalis palsu memungkinkan laring berfungsi sebagai katup,
sehingga tekanan intratorakal meningkat. Pelepasan tekanan secara mendadak
menimbulkan batuk yang berguna untuk mempertahankan laring dari ekspansi

benda asing atau membersihkan sekret yang merangsang reseptor atau iritasi

pada mukosa laring (Woodson, 2001).


Fungsi Ekspektorasi
Dengan adanya benda asing pada laring, maka sekresi kelenjar berusaha

mengeluarkan benda asing tersebut (Woodson, 2001).


Fungsi Emosi
Perubahan emosi dapat menyebabkan perubahan fungsi laring, misalnya pada
waktu menangis, kesakitan, menggigit dan ketakutan (Woodson, 2001).

B. Pada saat anda makan sambil berbicara atau pada saat Anda tertidur, anda
sering tersedak. Apa yang terjadi pada organ yang ada di larynk dan kenapa
kejadian tersebut terjadi
Tersedak merupakan salah satu masalah yang sering terjadi dalam kehidupan,
tersedak terjadi karena masuknya benda asing makanan atau pun minuman
kedalam tenggorokan. Tersedak merupakan kegagalan relaksasi otot-otot polos
saluran cerna pada persimpangan bagian yang satu dengan yang lainnya khususnya
kegagalan sfingter esofagogaster untuk mengendur pada waktu menelan akibat
degenerasi sel-sel ganglion pada organ tersebut ( Dorland, 2007 )
Tersedak dapat terjadi ketika makanan dikunyah dalam mulut, kemudian di telan
melalui esofagus. Esofagus yang merupakan jalan masuknya makanan dan
minuman terletak di belakang tenggorokan atau jalan nafas, dalam esofagus
terdapat sebuah katup atau epiglotis yang terletak diantara efagus dan laring. Katup
tersebut bekerja secara bergantian menutup efagus dan laring agar tidak terjadi
salah masuk yang kemudian akan menimbulkan tersedak. Saat kita bernafas katup
menutup esofagus agar udara masuk menuju laring, sedangkan saat kita menelan
makanan katup menutup laring agar makanan dapat masuk melalui esofagus.
Tersedak dapat terjadi ketika kita menelan makanan kemudian makanan tersebut
tidak masuk dalam esofagus yang merupakan jalan masuknya makanan, melainkan
masuk dalam laring yang seharusnya dilewati oleh udara. Jika aktivitas makan
dilakukan bersamaan dengan aktivitas bicara atau bahkan tertawa terbahak-bahak
dapat menyebabkan makanan masuk ke saluran pernapasan sehingga kita tersedak
saat makan (Sherwood, 2013).

C. Bagaimana suara itu terbentuk, jelaskan


Vokalisasi adalah bicara melibatkan sistem respirasi yang meliputi pusat khusus
pengaturan bicara dalam korteks serebri, pusat respirasi di dalam batang otak dan
artikulasi serta struktur resonansi dari mulut dan rongga hidung. (Syaifuddin,
2011).
Berbicara mempunyai dua fungsi mekanisme yang terpisah:
1. Fonasi, disesuaikan dengan vibrator atau pita suara yang merupakan lipatanlipatan sepanjang dinding lateral laring yang diregamgkan dan diatur posisinya
oleh beberapa otot khusus dalam batas laring. Struktur dasar laring
memperlihatkan bahwa setiap pita suara diregangkan antara kartilago tiroidea
dan kartilago aritenoidea. Otot-otot khusus ini mengatur tingkat posisi dan
tingkat peregangan pita suara yang diperlihatkan. Getaran pita suara bergetar ke
arah lateral. Penyebab getaran ini adalah apabila pita suara satu sama lain
berdekatan dan udara dihembuskan. Tekanan udara dari bawah mendorong pita
suara sehingga terpisah satu sama lain. Aliran udara cepat diantara tepi-twpi
pita suara menciptakan suatu ruang hampa parsial. Pita suara terbuka
meneruskan suatu pola getaran. Tinggi nada suara diciptakan oleh laring dan
dapat dirubah dalam dua cara, peregangan atau pengendoran pita suara dan
mengubah bentuk dan massa tepi-tepi pita suara. Bila dipancarkan suara
berfrekuensi sangat tinggi, M. Tiroaritenoideus berkontraksi sedemikian rupa
sehingga tepi pita suara meruncing dan menipis. Sewaktu frekuensi rendah
dipancarkan, M. tiroaritenoideus berkontraksi dengan pola berbeda posisimenebal dan agak tumpul, bentuk pita suara dapat diubah dengan berbagai
jenis fonasi (Syaifuddin, 2011)
2. Artikulasi dan resonansi. Ada tiga organ utama yang berfungsi dalam artikulasi
yaitu bibir, lidah dan palatum. Resonansi terdiri dari mulut, hidung
(paranasalis), faring dan rongga dada. Sifat resonansi berbagai struktur
dilukiskan oleh perubahan kualitas (Syaifuddin, 2011)

Pembentukan suara merupakan fungsi laring yang paling kompleks. Suara dibentuk
karena adanya aliran udara respirasi yang konstan dan adanya interaksi antara
udara dan pita suara. Nada suara dari laring diperkuat oleh adanya tekanan udara
pernafasan subglotik dan fibrasi laring serta adanya ruangan resonansi seperti
rongga mulut, udara dalam paru-paru, trakea, faring, dan hidung. Nada dasar yang
dihasilkan dapat dimodifikasi dengan berbagai cara. Otot intrinsik laring berperan
penting dalam penyesuaian tinggi nada dengan mengubah bentuk dan massa ujungujung bebas dan tegangan pita suara sejati. Ada 2 teori yang mengemukakan
tentang teori fibrasi pita suara:
1. Teori Myoelastik Aerodinamik
Fibrasi pita suara palsu bergantung pada tinggi tekanan udara subglotik
(Syaifuddin, 2011). Selama ekspirasi aliran udara melewati ruang glotis dan
secara tidak langsung menggetarkan plika vokalis. Akibat kejadian tersebut,
otot-otot laring akan memposisikan plika vokalis (adduksi, dalam berbagai
variasi) dan menegangkan plika vokalis. Selanjutnya, kerja dari otot-otot
pernafasan dan tekanan pasif dari proses pernafasan akan menyebabkan
tekanan udara ruang subglotis meningkat, dan mencapai puncaknya melebihi
kekuatan otot sehingga celah glotis terbuka. Plika vokalis akan membuka
dengan arah dari posterior ke anterior. Secara otomatis bagian posterior dari
ruang glotis yang pertama kali membuka dan yang pertama kali pula kontak
kembali pada akhir siklus getaran. Setelah terjadi pelepasan udara, tekanan
udara ruang subglotis akan berkurang dan plika vokalis akan kembali ke posisi
saling mendekat (kekuatan myoelastik plika vokalis melebihi kekuatan
aerodinamik).
Kekuatan myoelastik bertambah akibat aliran udara yang melewati celah
sempit menyebabkan tekanan negatif pada dinding celah (efek Bernoulli).
Plika vokalis akan kembali ke posisi semula (adduksi) sampai tekanan udara
ruang subglotis meningkat dan proses seperti di atas akan terulang kembali

(Hollinshead,1966).
2. Teori Neuromuskular
Teori ini mengemukakan bahwa variasi pita suara sebagai akibat kontraksi otot
intrinsik meskipun tidak mungkin (Syaifuddin, 2011). Teori ini sampai
sekarang belum terbukti, diperkirakan bahwa awal dari getaran plika vokalis

adalah saat adanya impuls dari


sistem

saraf

pusat

melalui

N.Vagus, untuk mengaktifkan


otot-otot laring. Menurut teori
ini

jumlah

dikirimkan

impuls
ke

yang
laring

mencerminkan banyaknya atau


frekuensi getaran plika vokalis.
Analisis secara fisiologi dan
audiometri menunjukkan bahwa
teori ini tidaklah benar (suara masih bisa diproduksi pada pasien dengan
paralisis plika vokalis bilateral) (Lee,2003).
5.TRACHEA AND BRONCHI

A. Sebutkan dan Jelaskan struktur anatomi, bagian dan fungsi Trachea dan
Bronchi. Carilah minimal 3 gambar yang berhubungan dengan struktur
anatomi Trachea dan Bronchi

Trakea
Pada ujung bawah trakea, setinggi
angulus sterni tepi bawah trakea
vertebrae

torakalis

IV,

trakea

bercabang dua menjadi bronkus


kiri dan kanan. Trakea dibentuk
oleh tulang-tulang rawan yang
berbentuk cincin yang terdiri dari

15-20 cincin. Diameter trakea tidak sama pada seluruh bagian. Pada daerah
servikal agak sempit, bagian pertengahan sedikit melebar, dan mengecil lagi dekar
percabangan bronkus. Bagian dalam trakea terdapat septum yang disebut karina,
terletak agak ke kiri dari bidang median. Bagian dalam dari trakea terdapat sel-sel
bersilia, berguna untuk mengeluarkan benda asing yang masuk bersama udara ke
jalan pernapasa (Syaifuddin, 2011)
Hubungan trakea dengan alat sekitarnya:
1. Sebelah kanan terdapat N. Vagus dekstra, A. Anonima, dan V. Azigos.
2. Sebelah kiri terdapat aorta dan nervus rekuren sinistra
3. Bagian depan menyilang V. Anomina sinistra dan fleksus kardiakus profundus
4. Bagian belakang terdapat esofagus, pada sisi trakea berjalan cabang-cabang
N.vagus dan trunkus simpatikus ke arah pleksus kardiakus (Syaifuddin, 2011)
Fungsi trakea
Mukosa trakea terdiri dari epitel keras seperti lamina yang berisi jaringan serabutserabut elastis. Jaringan mukoasa ini berisi glandula mukosa yang sampai ke
permukaan epitel menyambung ke pembuluh darah bagian luar. Submukosa trakea
menjadikan dinding trakea kaku dan melindungi serta mencegah trakea
mengempis. Kartilago antara trakea dan esofagus lapisannya berubah menjadi
elastis pada saat proses menelan sehingga membuka jalan makanan dan makanan
masuk ke lambung. Rangsangan saraf simpatis memperlebar diameter trakea dan
mengubah besar volume saat terjadinya proses pernapasan (Syaifuddin, 2011).
Bronkus
Bronkus (cabang tenggorok) merupakan lanjutan dari trakea. Bronkus terdapat
pada ketinggian vertebrae torakalis IV dan V. Bronkus mempunyai struktur sama
dengan trakea dan dilapisi oleh sejenis sel yang sama dengan trakea dan berjalan
kebawah ke arah tampuk paru. Bagian bawah trakea mempunyai cabang dua kiri
dan kanan yang dibatasi oleh garis pembatas. Setiap perjalan cabang utama
tenggorok ke sebuah lekuk yang panjang ditengah permukaan paru.
Bronkus prinsipalis terdiri dari dua bagian:
1. Bronkus prinsipalis dekstra: panjangnya sekitar 2,5cm masuk ke hilus
pulmonalis paru kanan, mempercabangkan bronkus lubaris superior. Pada
waktu masuk ke hilus bercabang tiga menjadi bronkus lobaris medius, bronkus
lobaris inferior dan bronkus lobaris superior diatasnya terdapat V.azigos
dibawahnya A.pulmonalis dekstra.
2. Bronkus prinsipalis sinistra: lebih sempit dan lebih panjang serta lebih
horizontal dibandingkan bronkus dekstra, panjangnya sekitar 5cm, berjalan ke
bawah aorta dan di depan esofagus, masuk ke hilus pumonalis kiri, bercabang
menjadi dua (bronkus lobaris superior dan bronkus lobaris inferior).

Bronkus lobaris atau bronkioli merupakan cabang yang lebih kecil dari bronkus.
Pada ujung bronkioli terdapat gelembung paru atau alveoli. Percabangan bronkus
lobaris meliputi bronkus bronkus lobaris superior dekstra, bronkus lobaris media
dekstra, bronkus lobaris inferior dekstra, bronkus lobaris superior sinistra dan
bronkus lobaris inferior sinistra.
Bronkus mengadakan pendekatan pada lobus pernapasan. Struktur dalam bronkus
berbeda dengan diluar bronkus. Seluruh gabungan otor menekan bagian yang
melalui cabang melalui cabang-cabang tulang rawan yang makin sempit dan makin
kecil yang disebut bronkiolus. Dari tiap-tiap bronkiolus masuk ke dalam lobus dan
bercabang lebih banyak dengan diameter kira-kira 0,5mm. Bronkus yang terakhir
membangkitkan pernapasan dan melepaskan udara ke permukaan pernapasan di
paru. Pernapasan bronkiolus membuka dengan cara memperluas ruangan pembuluh
alvioli tempat terjadinya pertukaran udara antara oksigen dan karbondioksida
(Syaifuddin, 2011).
B. Pada saat terjadi obstruksi jalan nafas atas yang tidak bisa diatasi, pasien
akan dilakukan pemasangan tracheostomy. Dibagian mana dilakukan
tracheostomy tersebut dan apa kira-kira fungsinya??
Trakeostomi adalah prosedur dimana dibuat lubang kedalam trakea. Ketika
selang indweling dimasukkan ke dalam trakea maka istilah trakeostomi
digunakan.Prosedur trakeostomi biasanya dilakukan di ruang operasi. Suatu lubang
dibuat pada cincin trakea kedua dan ketiga. Setelah trakea terpajan, selang
trakeostomi balaon dengan ukuran yang sesuai dimasukkan. Fungsi trakeostomi
yaitu (Smeltzer dan Bare, 2001) :
a. trakeostomi dilakukan untuk memintas suatu obstruksi jalan napas atas untuk
membuang sekresi trakeobronkial.
b. Trakeostomi digunakan sebagai ventilasi mekanis jangka panjang
c. Trakeostomi dapat mencegah aspirasi sekresi oral atau lambung pada pasien tidak
sadar atau paralise (dengan menutup trakea dari esofagus).
6. LUNG (PARU-PARU)

A. Sebutkan dan Jelaskan struktur


anatomi, bagian dan fungsi paruparu. Carilah
minimal 3 gambar
berhubungan
struktur anatomi

yang
dengan
paru-paru
Paru-paru

atau

pulmo merupakan

salah satu organ

pernapasan

yang

berada

kantong

yang

dibentuk
dan
Konsistensi

dalam
oleh
pleura
paru-

pleura

parietalis

viseralis.
paru sangat lunak,

elastis dan berada dalam rongga thorak. Pulmo bersifat ringan dan terapung dalam air,
berwarna biru keabu-abuan dan berbintik karena partikel debu yang masuk termakan
oleh fagosit. Masing-masing paru mempunyai apeks yang tumpul menjorok keatas
masuk ke leher kira-kira 2,5 cm diatas klavikula. Fasies kostalis yang konveks
berhubungan dengan dinding dada dan fasies mediastinalis terdapat hilus membentuk
perikardium. Aspeks pulmo berbentuk bundar dan menonjol kearah dasar yang lebar,
melewati apertura torasis superior 2,5-4 cm di atas ujung sternal iga I. Basis pulmo
adalah bagian yang berbeda diatas permukaan cembung diafragma. Dengan adanya
insisura atau fisura pada permukaan, paru dapat dibagi menjadi beberapa lobus.
(Syaifuddin, 2011).
Struktur paru-paru terdiri dari (Smeltzer dan Bare, 2001) :
a. Pleura

Bagian terluar dari paru-paru dikelilingi oleh membran halus, licin, yang juga
meluas untuk membungkus dinding interior
toraks dan permukaan superior diafragma.
Pleura parietalis melapisi toraks dan pleura
viseralis melapisi paru-paru. Antar kedua
pleura terdapat ruang yang disebut spasium
pleura, yang mengandung sejumlah kecil
cairan yang melincinkan permukaan dan
memungkinkan keduanya bergesar dengan bebas selama ventilasi.
b. Mediastinum
Mediastinum adalah dinding yang membagi rongga toraks menjadi dua bagian.
Mediastinum terbentuk dari dua lapisan pleura.
c. Lobus
Setiap paru dibagi menjadi beberapa lobus. Paru kiri terdiri atas 2 lobus dan paru
kanan terdiri dari 3 lobus. Setiap lobus yang lebih jauh dibagi lagi menjadi dua
segmen yang dipisahkan oleh fisura, yang merupakan perluasan pleura.

d. Bronkus dan bronkiolus


Terdapat beberapa divisi bronkus didalam setiap lobus paru. Pertama adalah
bronkus lobaris (tiga pada paru kanan dan dua dua pada paru kiri).
e. Alveoli
Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli, yang tersusun dalam klustter antara
15 sampai 20 alveoli. Jika alveoli bersatu maka dapat menutupi area 70 m2.
Terdapat tiga jenis sel-sel alveolar, sel alveolar tipe I adalah sel epitel yang
membentuk dinding alveolar. Sel alveolar tipe II, sel-sel aktif secara metabolik,
mensekresi surfaktan, suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan
mencegah alveolar agar tidak kolaps. Sel alveoli tipe III adalah makrofag yang
merupakan sel-sel fagositis yang besar yang memakan benda asing seperti lendir,
bakteri dab bekerja sebagai mekanisme pertahanan yang penting.

B. Apa perbedaan paru-paru kanan dan paru-paru kiri


Perbedaan paru-paru kiri dan kanan, yaitu (Syaifuddin, 2011) :
a. Lobus
Pada paru kiri terdapat satu insisura yaitu insisura obligus. Insisura ini
membagi paru kiri atas dua lobus yaitu lobus superior (bagian yang terletak diatas
dan didepan insisura) dan lobus inferior (bagian paru yang terletak dibelakang dan
bawah insisura).
Pada paru kanan terdapat dua insisura :

Insisura obliqua (interlobularis primer) : mulai didaerah insisura ke atas dan ke


belakang sampai hilus setinggi vertebrae torakalis IV, ke bawah dan kedepan
searah dengan iga VI sampai linea aksilaris media ke ruangan interkostal VI,

memotong margo inferior setinggi artikulasio iga IV kembali ke hilus.


Insisura interlobularis sekunder : mulai dari insisura obliqua pada aksilaris
media, berjalan horizontal memotong margo anterior pada artikulasio
kostokondralis IV terus ke hilus. Insisura obliqua memisahkan lobus inferior

dari lobus medius dan lobus superior.


b. Dari bronkus lobaris bercabang menjadi bronkus segmentorum. Bronkopulmonari
segmen adalah daerah yang diurus oleh cabang-cabang bronkus segmentorum.
Paru kanan memiliki 10 segmen :
a) Lobus superior, segmen apikal, superior dan anterior
b) Lobus medius, segmen lateral dan medial
c) Lobus inferior, segmen superior, mediobasal, anterobasal, laterobasal, dan

posterobasal.
Paru kiri terdiri dari 8 segmen :
a) Lobus superior, segmen apiko posterior, anterior, superior dan inferior.
b) Lobus inferior, segmen superior, anterimediobasal, lateral basal dan
laterobasal.

C. Bakteri yang masuk ke paru-paru akan mendapatkan perlawanan dari sel yang
berada di alveoli. Jelaskan sel apa yang berperan?
Sel yang berperan dalam melawan bakteri yang masuk ke alveolus adalah sel
makrofag. Sejumlah besar makrofag jaringan merupakan komponen utuh dinding
alveolus. Makrofag ini dapat memfagositosis partikel yang terperangkap di dalam
alveoli. Bila partikel itu dapat dicerna, maka makrofag juga dapat mencernanya dan
melepaskan produk pencernaan ke dalam cairan limfe. Bila partikel tidak dapat
dicerna maka makrofag sering membentuk kapsul sel raksasa yang mengelilingi

partikel sampai suatu saat-bila-terjadi partikelitu pelan-pelan dapat dilarutkan.


Kapsul semacam ini sering terbentuk di sekeliling basil tuberkulosis, partikel debu
silika dan bahkan partikel karbon. (Guyton, 2007).
D. Pada saat terjadi serangan asma, bagian mana yang mengalami masalah dan
apa yang terjadi pada bagian tersebut?
Asma ditandai dengan kontraksi spastik otot polos bronkiolus, yang menyumbat
bronkiolus secara parsial dan menyebebkan kesukaran bernapas yang hebat.
Penyebab asma yang umum adalah hipersensitivitas kontraktil bronkiolus sebagai
respon terhadap benda-benda asing di udara. Seseorang yang alergi mempunyai
kecenderungan untuk membentuk antibodi IgE abnormal dalam jumlah besar dan
antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila orang tersebut bereaksi dengan antigen
spesifik yang memicu terbentuknya antibodi tersebut pada pertama kali. Pada asma,
antibodi ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat dalam interstisial paru
yang berhubungan erat dengan bronkiolus dan bronkus kecil. Bila seseorang yang
menderita asma menghirup serbuk sari yang sensitif baginya, serbuk sari tersebut
kemudian bereaksi dengan antibodi yang terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel
mast mengeluarkan berbagai macam yaitu histamin, zat anafilaksis yang bereaksi
lambat (campuran leukotrien), faktor kemotaktik eosinofilik, dan bradikinin. Efek
gabungan dari semua faktor ini terutama substansi anafilaksis yang bereaksi lambat
akan menghasilkan edema lokal pada dinding bronkiolus kecil maupun sekresi
mukus yang kental ke dalam lumen bronkiolus dan spasme otot polos bronkiolus.
Oleh karena itu, tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat (Guyton & Hall,
2007).
Pada

asma,

bronkiolus

lebih

diameter
banyak

berkurang selama ekspirasi


dari pada selama insprasi. Hal
ini

dikarenakan

bronkiolus

kolaps selama upaya ekspirasi


akibat penekanan pada bagian
luar

bronkiolus.

Karena

bronkiolus pada paru asmatik sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya

adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama
selama ekspirasi (Guyton & Hall, 2007).
E. Pada saat pasient tertidur lama di rumah sakit, sekresi yang mengendap lebih
banyak di paru-paru kanan. Kenapa
bisa terjadi?
Pada gambar disamping memperlihatkan
struktur anatomi trakea dan bronkus.
Terlihat bahwa percabangan bronkus ke
paru kanan lebih pendek dan lebih
vertikal

(menancap

ke

bawah)

dibandingkan dengan percabangan ke paru kiri yang lebih panjang serta ke arah
horizontal. Hal itu menyebabkan benda-benda asing termasuk sekret pada saluran
napas akan lebih mudah masuk ke paru kanan. Oleh karena itu, pada pasien yang
terditur lama di rumah sakit, sekret yang mengendap lebih banyak di paru kanan
daripada di paru kiri.

7.THE PLEURAE
F. Jelaskan struktur dan fungsi dari pleura
Pleura adalah suatu membran serosa
yang halus, membentuk suatu kantong
tempat paru berada. Ada dua buah yaitu
kiri dan kanan yang masing-masing tidak
berhubungan. Pleura memiliki dua lapisan
yaitu:
1) Lapisan permukaan disebut permukaan
viseralis adalah lapisan pleura yang langsung berhubungan dengan paru dan
memasuki fisura paru, memisahkan lobus-lobus dari paru.
2) Lapisan dalam parietalis adalah pleura yang berhubungan dengan fasia
endotorasika merupakan permukaan dalam dinding toraks. Sesuai dengan
letaknya, pleura parietalis ada empat bagian yaitu
a) Pleura kostalis merupakan pleura yang menghadap ke permukaan lengkung
kosta dan otot-otot yang terdapat di antaranya, sebelah depan mencapai

sternum, bagian belakang melewati iga di samping vertebra. Bagian ini


merupakan bagian yang paling tebal dan yang paling kuat dalam dinding
toraks.
b) Pars servikalis merupakan bagian pleura yang melewati apertura torasis
superior memasuki dasar lebar dan memiliki bentu seperti kubah, diperkuat
oleh membran suprapleura.
c) Pleura diagfragmatika merupakan bagian pleura yang berada di atas
diafragma.
d) Pleura mediastinalis merupakan bagian pleura yang menutup permukaan
lateral mediastinum serta susunan yang terletak di dalamnya.
(Syaifuddin, 2011).
Bila paru-paru mengembang dan berkontraksi selama bernapas normal, maka paruparu bergerak ke depan dan kebelakang dapam rongga pleura. Untuk memudahkan
gerakan ini, tardapat lapisan tipis cairan mukoid yang terletak di antara pleura
parietalis dan pleura viseralis. Pleura merupakan membran serosa mesenkimal
yang perpori-pori, tempat sejumlah kecil cairan interstisial bertransudasi secara
terus menerus ke dalan rongga pleura. Cairan ini membawa protein jaringan yang
memberi sifat mukoid, sehingga memungkinkan pergerakan paru berlansung
dengan sangat mudah. Tekanan pada cairan pleura bersifat negatif. Tekanan negatif
selalu diperlukan pada sisi luar paru untuk mempertahankan pengembangan paru
(Guyton & Hall, 2007).
G. Apabila cairan yang ada dalam rongga pleura berlebihan akan membuat paruparu dalam masalah. Kenapa tidak boleh ada cairan yang berlebihan di R
pleura?
Cairan dalam rongga pleura memiliki jumlah total sangat sedikit (haanya beberapa
mililiter kira-kira 10-20 ml) (Muttaqin, 2008). Cairan pleura berfungsi untuk
memudahkan paru-paru mengembang dan berkontraksi selama bernapas. Cairan
pleura memiliki tekanan negatif untuk mempertahankan pengembangan paru.
Karena normalnya paru akan kolaps pada tekanan sekitar -4 mmHg, maka tekanan
cairan pleura paling sedikit harus selalu-4 untuk mempertahankan pengembangan
paru (Guyton & Hall, 2007).

Apabila cairan pleura berlebihan (terjadi efusi pleura) maka tekanan cairan pleura
dapat meningkat dan dapat menyebabkan kolaps pada paru-paru. Pada keadaan
ini, dapat terjadi gangguan ventilasi (pengembangan paru tidak optimal),
gangguan difusi, distribusi dan transportasi oksigen (Muttaqin, 2008).
8.OTOT-OTOT PERNAFASAN
C. Jelaskan otot-otot yang membantu proses pernafasan dan bagaimana otot
tersebut bekerja sehingga membantu proses pernafasan?
Otot-otot yang membantu dalam respirasi:
Inspirasi:
Utama : Diafragma & intercostalis eksterna
Tambahan : sternocleidomastoideus, scalenus
Ekspirasi

: intercostalis interna & otot abdominalis (rectus transverses &

obliqus).
Inspirasi dan ekspirasi terjadi karena
adanya kontraksi dan relaksasi otototot pernafasan

Selama inspirasi

tenang, difragma dan m. interkonta


ekterna

berkontraksi

dan

volume

thorax meningkat. Selama ekspirasi


tenang. Otot-otot tersebut relaksasi
dan recoil elastis paru-paru dan thorak
yang

menyebabkan

penurunan

volume

thorax

Kekuatan inspirasi dan ekspirasi dibantu oleh kontraksi otot pernafasan asesoris.
Mekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh dua faktor utama. (a) kimiawi,
dan (b) pengendalian oleh saraf. Beberapa faktor tertentu merangsang pusat
pernapasan yang terletak di dalam medula oblongata. Dan kalau dirangsang maka
pusat itu mengeluarkan impuls yang disalurkan oleh saraf spinalis ke otot pernapasanyaitu otot diafragma dan otot interkostalis.

Beberapa organ tubuh diluar alat pernapasan yang berkaitan dengan proses
pernapasan,diantaranya:
1

Diafraghma
Merupakan sekat rongga dada yang membatasi antara rongga dada dengan
rongga perut. Rongga dada berisi paru-paru dan jantung, sedangkan rongga
perut berisi lambung dan alat-alat pencernaan lainnya).

Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis)


Merupakan otot tempat melekatnya tulang rusuk. otot ini akan berkontraksi
atau relasasi saat terjadi proses pernapasan.permukaan bagian dalan rongga
dada dan permukaan luar dari paru-paru dilapisi oleh membran pleura.
membran pleura yang melapisi bagian dalam rongga dada disebut pleura
parietal, sedangkan yang melapisi paru-paru disebut pleura visceral. Diantara
kedua membran terdapat rongga pleura yang berisi cairan getah bening.

Mekanisme bernapas
Pernapasan manusia dibedakan atas pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada terjadi melalui fase inspirasi dan ekspirasi, demikian juga untuk
pernapasan perut.
Mekanisme pernapasan dada
1

Fase Inspirasi pernapasan dada


Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut: Otot antar tulang rusuk
(muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi --> tulang rusuk terangkat
(posisi datar) --> Paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru
menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara luar masuk ke
paru-paru

Fase ekspirasi pernapasan dada

Mekanisme

ekspirasi

pernapasan

perut

adalah

sebagai

berikut:

Otot antar tulang rusuk relaksasi --> tulang rusuk menurun --> paru-paru
menyusut --> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan
tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.
mekanisme pernapasan perut
1

Fase inspirasi pernapasan perut


Mekanisme

inspirasi

pernapasan

perut

sebagai

berikut:

sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi --> posisi dari melengkung


menjadi mendatar --> paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paruparu lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara masuk
2

Fase ekspirasi pernapasan perut


Mekanisme

ekspirasi

pernapasan

perut

sebagai

berikut:

otot diafraghma relaksasi --> posisi dari mendatar kembali melengkung -->
paru-paru mengempis --> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan
tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.
D. Rongga thorax dan Mediastinum
Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini diawali dengan berkontraksinya otot antartulang rusuk
sehingga rongga dada terangkat atau membesar, akibatnya tekanan dalam rongga
dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya
oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembali ditariknya otot
antara tulang rusuk ke kebelakang yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga
rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada
menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang
kaya karbon dioksida keluar.

Pernapasan perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berelaksasinya otot diafragma sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada
tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase kontraksi atau kembalinya otot diaframa ke
posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada
menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih
besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon
dioksida keluar.
Anatomi :

Dinding dada.

Tersusun dari tulang dan jaringan lunak. Tulang yang membentuk dinding dada
adalah tulang iga, columna vertebralis torakalis, sternum, tulang clavicula dan
scapula. Jarinan lunak yang membentuk dinding dada adalah otot serta pembuluh
darah terutama pembuluh darah intrerkostalis dan torakalis interna.

Dasar torak

Dibentuk oleh otot diafragma yang dipersyarafi nervus frenikus. Diafragma


mempunyai lubang untuk jalan Aorta, Vana Cava Inferior serta esofagus

Isi rongga torak.

Rongga pleura kiri dan kanan berisi paru-paru. Rongga ini dibatasi oleh pleura
visceralis dan parietalis.
Rongga Mediastinum dan isinya terletak di tengah dada. Mediastinum dibagi
menjadi bagian anterior, medius, posterior dan superior.
ANATOMI RONGGA DADA / TORAK
Rongga dada dibagi menjadi 3 rongga utama yaitu ;
1. Rongga dada kanan (cavum pleura kanan )
2. Rongga dada kiri (cavum pleura kiri)
3. Rongga dada tengah (mediastinum).

RONGGA MEDIASTINUM
Rongga ini secara anatomi dibagi menjadi :
1.

Mediastinum superior, batasnya :


Atas : bidang yang dibentuk oleh Vth1, kosta 1 dan jugular notch.
Bawah : Bidang yang dibentuk dari angulus sternal ke Vth4
Lateral : Pleura mediastinalis
Anterior : Manubrium sterni.
Posterior : Corpus Vth1 4

2.

Mediastinum inferior terdiri dari :


a. Mediastinum anterior
b. Mediastinum medius
c. Mediastinum Posterior

9.Jelaskan tentang rongga thorax dan mediastimum


RONGGA THORAX
Toraks adalah daerah pada tubuh manusia (atau hewan) yang berada di antara
leher dan perut (abdomen). Toraks dapat didefinisikan sebagai area yang dibatasi di
superior oleh thoracic inlet dan inferior oleh thoracic outlet; dengan batas luar adalah
dinding toraks yang disusun oleh vertebra torakal, iga-iga, sternum, otot, dan jaringan
ikat. Sedangkan rongga toraks dibatasi oleh diafragma dengan rongga abdomen.
Rongga Toraks dapat dibagi kedalam dua bagian utama, yaitu : paru-paru (kiri dan
kanan) dan mediastinum. Mediastinum dibagi ke dalam 3 bagian: superior, anterior,
dan posterior. Mediastinum terletak diantara paru kiri dan kanan dan merupakan
daerah tempat organ-organ penting toraks selain paru-paru (yaitu: jantung, aorta,
arteri pulmonalis, vena cavae, esofagus, trakhea, dll.). Rongga thorax atau cavitas
thoracis terbagi menjadi 3 ruangan yaitu 2 rongga pleura dan sebuah rongga
mediastinum . paru-paru dan pleura mengisi sebagian besar rongga thorax dengan
jantung diantaranya. Mediastinum terletak ditengah, diantara dua rongga pleura
disebelah lateralnya. Didalamnya terdapat jantung, pembuluh-pembuluh darah besar
serta struktur lain seperti trachea, oesofagus, thymus dan kelenjar getah bening.

Pleura parietalis
Pleura parietalis merupakan selaput tipis dan membrane serosa yang melapisi
rongga pleura. Pada daerah yang menghadap mediastinum, pleura ini beralih meliputi
paru-paru sehingga disebut pleura visceralis atau pleura pulmonalis. Ruangan
potensial antara kedua lapisan pleura disebut cavitas cavitas pleuralis yang hanya
berisi lapisan tipis cairan untuk lubrikasi.
Pleura parietalis dibagi menjadi pars costalis yang melapisi permukaan dalam dinding
thorax, pars mediastinalis yang membungkus mediastinum dan sisi rongga
pericardium, pars diafragmatica yang melapisi permukaan atas dari diafragma dan
capula pleurae pada apex dari pleura.
Pars costalis, pleura ini melapisi permukaan dalam costa, cartilage costae, sternum
dan otot pada sela-sela iga dengan fascia endothoracica diantaranya. Dibagian depan
kearah mediastinum, pars costalis beralih menjadi pars mediastinalis dengan tepi
peralihan yang disebut margo interior sehingga terbentuk ruangan pleura yang disebut
recessus costomediatinalis.
Disebelah bawah, pleura costalis beralih ke pars diafragmatica dengan peralihan tajam
yang disebut margo inferior. Rongga yang terbentuk didaerah ini disebut recessus
costodiafragmaticus. Disebelah belakang dekat corpus vertebra, pars costalis juga
beralih ke pars mediastinalis sehingga terbentu margo posterior yang kurang tegas.
Pars mediatinalis, pada daerah radix pulmonis, pleura ini meliputi atau membungkus
struktur dari radix pulmonis, kemudian melanjutkan diri sebagai pleura viscelaris.
Dibagian bawah radix pulmonis, pars mediatinalis berjalan kelateral sebagai dua
lapisan diantara oesopagus dan paru-paru sehingga terbentuk ligamen pulmonal yang
berjalan kebawah sampai pinggir bebas paru-paru. Pleura juga meliputi pericardium,
kecuali pada tempat lewatnya nervus phrenicus dan arteria pericardiaco phrenica.
Peralihan

pleura

retroesofhagea.

dibelakang

eusofagus

menyebabkan

terbentunya

recessus

Pars diafragmatica, pleura ini menutupi permukaan atas diafragma kecuali pada
daerah centrum tendeneum. Diantara pleura dan diafragma terdapat fascia
endothoracica yang disebut juga fascia phrenicopleurae.
Capula pleura, pars costalis dan pars mediastinalis melanjutkan diri keatas apeks
paru-paru sehingga terbentuk kubah pleura. Capula pleura ini diperkuat oleh
penebalan fascia endothoracica yang disebut sebagai membrane suprapleuralis.
Membrane tersebut melekat pada bagian pinggir bagian dalam costa I dan processus
tranversus costa 7. Cupula pleura dan apex paru-paru menonjol ke atas sampai colulm
costa I. bagian atas mencapai setinggi procesus spinosus costa 7 dan tertutup oleh
muskulus sternocledomastoideus.
Truncus symphaticus dan nervus thoracica I terletak dibelakang cupula pleurae
sehingga proses penyakit pada paru-paru atau pleura yang terjadi di situ dapt
menyebabkan timbulnya horners syndrome atau kemungkinan terjadi paralysis otot
intrinsic kanan. Horners syndrome terjadi karena gangguan pada truncus symphaticus
yang menyebabkan terjadinya miosis, ptosis, endhoptalmus, anhydrosis dan
vasodilatasi.
Pleura visceralis, membungkus paru-paru dan melekat erat pada permukaannya.
Permukaan pleura ini licin dan halus sehingga mudah bergeser dengan pleura
parietalis. Pleura visceralis masuk kedalam fisura sehingga paru-paru terbagi menjadi
beberapa lobi paru. Pada daerah radix pulmonis, pleura ini melanjutkan diri ke pleura
parietalis.
Persarafan pleura, pleura parietals sensitive terhadap rangsangan nyeri terutama
pada pars costalis sedangkan pleura visceralis tidak sensitive terhadap rasa nyeri.
Pleura costalis mendapat persarafan dari nervus spinalis Toracal I- XI. Rasa nyeri
yang timbul dirasakan setempat pada daerah iga atau sela iga. Rangsangan pada
diafragmatica menimbulkan nyeri yang lebih difus dan sering dijalarkan kearah
dinding perut atau pinggang, karena bagian perifer diafragma mendapat persarafan
dari nervus intercostalis bagian bawah. Bagian central diafragma dan pars
mediatinalis dipersarafi nervus phrenicus sehingga rasa nyeri yang timbul dapat
dijalarkan kepundak dan leher.

Cavitas pleuralis
Merupakan ruang potensial antara pleura parietalis dan pleura visceralis yang dilapisi
oleh selaput tipis cairan yang memudahkan pergeseran antara permukaan paru dan
pleura parietalis. Lapisan ini juga menghasilkan tegangan permukaan yang akan
mempertahankan paru tetap berkembang sampai batas rongga pleura karena proses
patologis seperti infeksi disebut hydrothorax, atau empiema. Pada trauma thorax dapat
terjadi pedarahan kedalam rongga pleura yang disebut haemothorax. Masuknya chycle
kedalam rongga pleura disebut chylothorax. Cairan ini akan berkumpul didalam
rongga pleura atau recessus costodiafragmaticus pada posisi berdiri.
Rongga dan Dinding Dada/thorax
Rongga ini terbentuk oleh:

Otot otot interkostalis

Otot otot pektoralis mayor dan minor

Otot otot trapezius

Otot otot seratus anterior/posterior

Kosta- kosta dan kolumna vertebralis

Kedua hemi diafragma

RONGGA MEDIASTINUM
Rongga ini secara anatomi dibagi menjadi :
1.
Mediastinum superior, batasnya :
Atas : bidang yang dibentuk oleh Vth1, kosta 1 dan jugular notch.
Bawah : Bidang yang dibentuk dari angulus sternal ke Vth4
Lateral : Pleura mediastinalis
Anterior : Manubrium sterni.
Posterior : Corpus Vth1 - 4
2.
Mediastinum inferior terdiri dari :
a. Mediastinum anterior
b. Mediastinum medius
c. Mediastinum Posterior
a) Mediastinum Anterior batasnya :

Anterior : Sternum ( tulang dada )


Posterior : Pericardium ( selaput jantung )
Lateral : Pleura mediastinalis
Superior : Plane of sternal angle
Inferior : Diafragma.
b) Mediastinum Medium batasnya :
Anterior : Pericardium
Posterior ; Pericardium
Lateral : Pleura mediastinalis
Superior : Plane of sternal angle
Inferior : Diafragma
c) Mediastinum posterior, batasnya :
Anterior : Pericardium
Posterior : Corpus VTh 5 12
Lateral : Pleura mediastinalis
Superior : Plane of sternal angle
Inferior : Diafragma.
Mediastinum bagian depan termasuk kelenjar timus atau sisanya, arteri dan
vena mamma interna, nodus limfatikus dan lemak. Mediastinum tengah terdiri atas
perikardium dan isinya, aorta asenden dan transversa, vena cava superior dan inferior,
arteri dan vena brachiocephalica, nervus frenikus, batang nervus vagus atas, trakea,
bronkus utama dan nodus limfatikusnya yang berhubungan, dan arteri dan vena
pulmonal bagian tengah. Mediastinum posterior berisi aorta desenden, esofagus, duktus
torasikus, vena azygos dan hemiazygos, dan nodus limfatikus.

DAFTAR PUSTAKA
Ballenger, J.J. Anatomy of the larynx. In : Diseases of the nose, throat, ear, head and
neck. 13th ed. Philadelphia, Lea & Febiger. 1993
Brown Scott : Orolaryngology. 6th ed. Vol. 1. Butterworth & Co Ltd. 1997. page
1/12/1-1/12/18
Dorland. (2007). Kamus saku kedokteran dorland. Jakarta : EGC
Graney, D. and Flint, P. Anatomy. In : Cummings C.W. Otolaryngology - Head and
Neck Surgery. Second edition. St Louis : Mosby, 1993.
Gunardi S. 2009. Anatomi sistem pernapasan. Edisi ke-1. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Guyton, Arthur C dan Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta :
EGC.
Hainsworth JD, Greco FA. Mediastinal germ cell neoplasm. In: Roth JA, Ruckdeschel
JC, Weisenburger TH. Editors. Thoracic oncology. WB. Saunders Company.
Philadelphia. 1989.p.478-89.
Hollinshead, W.H. The pharynx and larynx. In : Anatomy for surgeons.Volume 1 : Head
and Neck. A hoeber-harper international edition, 1966 : 425-456
Lee, K.J. Cancer of the Larynx. In; Essential Otolaryngology Head and Neck Surgery .
Eight edition. Connecticut. McGraw-Hill, 2003: 724-736, 747, 755-760.
Mangunkusumo e, wardani rs. Epistaksis. Dalam: soepardi ea, iskandar n, bashiruddin
j, restuti rd, editors. Buku ajar telinga hidung tenggorok kepala & leher.
Edisi keenam. Jakarta: fkui;2007. H.155-9.
Masaoka A, Monden Y, Nakahara K, Tanioka T. Follow-up study of thymoma with
special reference to their clinical stages. Cancer 1981: 48(11); 2485-92
McKenna WG, Bonomi P, Barnes M, Glatstein E. Malignancies of the thymus. In: Roth
JA, Ruckdeschel JC, Weisenburger TH. Thoracic oncology. WB. Saunders
Company. Philadelphia. 1989.p.466-77

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
Nelems B. Neurogenic Tumors. In: Pearsons FG. Thoracic Surgery. Churcil
Livingstone. New York. 1995.p.1475-81.
Omar Faiz & David Moffat. 2002. Anatomy At a Glance. Jakarta : Erlangga Medical
Series
Roberts JR, Kaiser LR. Acquired lesions of the mediastinum : benign and malignant. In
Fishman AP editors. Pulmonary diseases and disorders. 3 rd Edition.
McGraww-Hill, New York. 1998.p.1509-37.
Rosenberg JC. Neoplasms of the mediastinum. In: DeVita VT, Hellman S, Rosenberg
JC. Editors.Cancer: principles and practice of oncology. J.B. 4 th edition.
Lippincortt. Philadelphia 1993.p.759-74.
Sherwood, L. (2013). Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan MedikalBedah Brunner&Suddarth Edisi 8 Volume 1. Jakarta : EGC.
Syaifuddin, Haji. 2011. Anatomi fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk
Keperawatan dan Kebidanan.Edisi 4. Jakarta : EGC
Waters PF. Germ cell tumors In: Pearsons FG. Thoracic Surgery. Churcil Livingstone.
New York. 1995.p. 1428-38. Wilkins EW. Thymoma. In: Pearsons FG.
Thoracic Surgery. Churcil Livingstone. New York. 1995.p. 1419-27. Kucik
cj, clenney t. Management of epistaxis. Am fam phy 2005; 71(2):305-11.
Watson.R. 2002. Anatomi Dan Fisiologi. Edisi 10. Jakarta : EGC
Woodson, G.E. Upper airway anatomy and function. In : Byron J. Bailey. Head and
Neck Surgery-Otolaryngology. Third edition. Volume 1. Philadelphia :
Lippincot Williams and Wilkins, 2001: 479-486.
Wormald pj. Epistaksis. Dalam bailey bj, johnson, jt, newlands sd, head & neck surgery
otolaryngology. 4th edition. Philadelphia: lipincott williams & wilkins;
2006.p.505-14.

Anda mungkin juga menyukai