SGD 7
Komang Noviantari
(1302105006)
(1302105013)
(1302105019)
(1302105029)
(1302105051)
(1302105054)
(1302105067)
(1302105074)
(1302105083)
(1302105086)
TUGAS MAHASISWA
=TO 1=
Anatomy organ sistem respirasi
Tujuan (Aim)
Setelah mahasiswa menyelesaikan topic ini diharapkan mahasiswa memahami struktur
anatomy dan fungsi dari saluran pernafasan, mediastinum dan otot otot pernafasan serta
perubahan yang terjadi ketika struktur tersebut mengalami kelainan
Objective
1
2
3
Mampu menjelaskan organ yang dilalui oleh udara saat dihirup sampai ke alveoli
Mampu menyebutkan struktur dan fungsi saluran pernafasan atas dan bawah
Mampu menjelaskan respon dari struktur organ pernafasan apabila mengalami
4
5
Learning tasks
Ketika anda menarik nafas, sejumlah udara akan masuk dari udara atmosfer sampai
kedalam alveoli untuk berdifusi ke dalam aliran darah melalui membrane. Jelaskan
rute yang dilalui oleh udara tersebut dari hidung sampai alveoli
2 Hidung (Nose)
a.Sebutkan dan Jelaskan struktur anatomi, bagian dan fungsi hidung. Carilah
minimal 3 gambar yang berhubungan dengan struktur anatomi hidung
b. Pada saat perdarahan hidung
(epsitaksis)
bagian
mana
yang
mengalami perdarahan
c. Hidung tersumbat apa yang terjadi
pada hidung sehingga aliran udara
terhalang
dan
kadang-kadang
disaring
sering
dan
struktur
dengan
struktur
Pada saat anda makan sambil berbicara atau pada saat Anda tertidur, anda sering
tersedak. Apa yang terjadi pada organ yang ada di larynk dan kenapa kejadian
c
tersebut terjadi
Bagaimana suara
itu
terbentuk,
jelaskan
5
Sebutkan
dan
Jelaskan
struktur
6 Lung (Paru-paru)
a.Sebutkan dan Jelaskan struktur anatomi, bagian dan fungsi paru-paru. Carilah
minimal 3 gambar yang berhubungan dengan struktur anatomi paru-paru
b.Apa perbedaan paru-paru kanan dan paru-paru kiri
c. Bakteri yang masuk ke paru-paru akan
mendapatkan perlawanan dari sel yang berada di
alveoli. Jelaskan sel apa yang berperan?
d. Pada saat terjadi serangan asma, bagian mana
yang mengalami masalah dan apa yang terjadi pada
bagian tersebut?
e. Pada saat pasient ertidur lama di rumah sakit,
sekresi yang mengendap lebih banyak di paru-paru
kanan. Kenapa bisa terjadi?
7 The Pleurae
a Jelaskan struktur dan fungsi dari pleura
b Apabila cairan yang ada dalam rongga pleura berlebihan akan membuat paru-paru
dalam masalah. Kenapa tidak boleh ada cairan yang berlebihan di R pleura?
8 Otot otot pernafasan
Jelaskan otot-otot yang membantu proses pernafasan dan bagaimana otot tersebut
JAWABAN
1.Ketika anda menarik nafas, sejumlah udara akan masuk dari udara atmosfer sampai
kedalam alveoli untuk berdifusi ke dalam aliran darah melalui membrane. Jelaskan
rute yang dilalui oleh udara tersebut dari hidung sampai alveoli
Hidung merupakan pintu masuk pertama udara yang kita hirup. Udara masuk
dan keluar system pernapasan melalui hidung yang terbentuk dari dua tulang hidung
dan beberapa kartilago. Terdapat dua pintu pada dasar hidung-nostril (lubang hidung)
atau nares eksternal yang dipisahkan oleh septum nasal dibagian tengahnya. Lapisan
mukosa hidung adalah sel epitel bersilia dengan sel goblet yang menghasilkan lender.
Udara yang melewati rongga hidung dihangatkan dan dilembabkan. Bakteri dan
partikel polusi udara akan terjebak dalam lendir. Setelah melewati hidung udara akan
masuk ke tenggorok atau faring. Faring adalah tuba muskular yang terletak di
posterior rongga nasal dan oral dan di anterior vertebra servikalis. Faring dapat
dibedakan atas 3 segmen yaitu nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Setelah itu
udara akan masuk melalui laring. Laring disebut juga dengan kotak suara dan laring
merupakan jembatan yang menghubungkan antara faring dan trachea. Selanjutnya
udara akan masuk ke trachea atau pipa udara. Trachea merupakan saluran tubular
yang mempunyai panjang sekitar 10 sampai 13cm dan lebar 2,5cm. trachea terletak
didepan esophagus. Trachea dilapisi oleh membrane mukosa bersilia. Lapisan mukosa
ini banyak mengandung sel yang menyekresikan lendir yang disebut dengan PSCC.
Seperti pada laring silia pada trachea juga menyapu kearah faring dan mucus biasanya
dikeluarkan menjadi sputum. Tempat trakea bercabang menjadi bronkus utama kiri
dan kanan dikenal sebagai karina. Bronkus utama kiri dan kanan tidak sempurna.
Bronkus utama kanan lebih pendek dan lebih lebar dibandingkan dengan bronkus
utama kiri dan merupakan kelanjutan dari trakea yang arahnya hampir vertical.
Bronkus utama kiri lebih panjang dan lebih sempit dibandingkan dengan bronkus
utama kanan dan merupakan kelanjutan dari trakea dengan sudut yang lebih tajam.
Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang menjadi bronkus lobaris kemudian
bronkus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronkus yang ukurannya
semakin kecil sampai akhirnya menjadi bronkiolus terminalis. Seluruh saluran udara
ke bawah sampai tingkat bronkiolus terminalis disebut saluran penghantar udara
karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas
paru. Setelah bronkiolus terminalis terdapat asinus yang merupakan unit fungsional
paru, yaitu tempat pertukaran gas. Asinus terdiri dari bronkiolus respiratorius, duktus
alveolaris, dan sakus alveolaris terminalis. Alveolus pada hakekatnya merupakan
suatu gelembung gas yang dikelilingi oleh jaringan kapiler sehingga batas antara
cairan dan gas membentuk tegangan permukaan yang cenderung mencegah
pengembangan saat inspirasi dan cenderung kolaps pada waktu ekspirasi (Watson,
2002).
2. HIDUNG (NOSE)
A. Sebutkan dan Jelaskan struktur anatomi, bagian dan fungsi hidung. Carilah
minimal 3 gambar yang berhubungan dengan struktur anatomi hidung
Hidung adalah organ tubuh yang berfungsi sebagai alat pernafasan. Bentuk
dan struktur hidun menyerupai piramid atau kerucut dengan alasnya pada prosesus
palatinus os maksilaris dan pars horisontal os palatum. (syaifuddin, 2011).
Bagian-bagian hidung terdiri dari :
a. Batang hidung
Merupakan dinding depan hidung yang dibentuk oleh os nasalis
b. Cuping hidung
Merupakan bagian bawah dinding lateral hidung yang dibentuk oleh tulang
rawan
c. Septum nasi
Merupakan dinding yang membatasi dua rongga hidung
d. Cavum nasi :
Dinding lateral rongga hidung
Hidung luar terbentuk oleh tulang rawan yang dilapisi kulit, jaringan ikat dan
beberapa otot kecil yang berfungsi melebarkan dan menyempitkan rongga hidung,
menonjol pada garis di antara pipi dengan bibir atas, struktur hidung luar dapat
dibedakan atas tiga bagian yakni : (syaifuddin, 2011)
a. Yang paling atas terdapat kubah tulang yang tidak dapat digerakkan
b. Di bawahnya terdapat kubah kartilago yang sedikit dapat digerakkan
c. Dan yang paling bawah adalah lobulus hidung yang paling mudah digerakkan.
Hidung memiiki celah (cavum nasi) yakni sebuah rongga hidung (cavitas nasi)
yang berbentuk terowongan dari depan ke belakang. Lubang depan cavitas nasi
disebut nares anteriror dan lubang belakangnya disebut nares posterior (choanae)
yang menghubungkan cavitas nasi dengan nasofaring. Tepat di belakang nares
anterior terdapat vestibulum yang dilapisi rambut dan kelenjar sebasea. Tiap
cavitas nasi memiliki 4 dinding, yaitu dinding medial, lateral, inferior dan superior.
Dinding medial adalah septum nasi. Dalam sekeliling dinding sebelah dalam
terdapat ruang-ruang udara didalam tulang-tulang kepala yang disebut sinus
paranasalis, terdiri dari :
sinus sfenoidalis, terletak dibagian belakang kranial hidung didalam
korpus sfenoidalis, bermuara ke rongga hidung bagian belakang.
Sinus etmoidalis, terdapat dalam pars labirinitus os etmoidalis
Sinus frontalis, terletak pada infundibulum meatus nasi media
Sinus maksilaris, terdapat pada dinding lateral hidung.
Bagian terluar dari septum dilapisi oleh kelenjar mukosa. Dinding lateral
mempunyai empat buah concha yakni concha inferior, chonca media, chonca
superior, dan chonca suprema. Di antara concha dan dinding lateral hidung
terdapat meatus. Dinding inferior merupakan dasar dari rongga hidung dan
dibentuk oleh os maxilla dan os palatum. Dinding superior dibentuk oleh lamina
kribriformis yang memisahkan rongga tengkorak dari rongga hidung.
Pada dinding hidung terdapat alat-alat kecil yang berfungsi untuk
menggerakan hidung dan menghirup udara meliputi, (syaifuddin, 2011).
1. M. Piramidalis nasi, merupakan otot yang berbentuk piramid pada hidung
2. M. Levator labil superior alaguenasi, merupakan otot bibir yang dapat
menggerakan hidung
3. M.dilatator nares posterior, otot yang dapat memanjang pada bagian
belakang hidung
4. M.dilatator nares anterior, otot yang dapat memanjang pada bagian depan
hidung
5. M. Kompresosr nasi
6. M. Kompresor narium minor
7. M. Depressor alaris nasi
Hidung mendapat aliran darah arteri palatina, A. Nasalis
anterior, dan Vena hidung. Arteri palatina yang memiliki dua
Bagian
bawah
dari
rongga
hidung
mendapat
pada
hidung
berfungsi
sebagai
penyaring
dan
utama
hidung
adalah
sebagai
organ
penghidu,
Pada umumnya terdapat dua sumber perdarahan dari hidung yaitu dari
bagian anterior dan bagian posterior. Pada epistaksis anterior, perdarahan berasal
dari pleksus Kiesselbach (yang paling banyak terjadi dan sering ditemukan pada
anak-anak), atau dari arteri etmoidalis anterior. Biasanya perdarahan tidak begitu
hebat dan bila pasien duduk, darah akan keluar melalui lubang hidung. Seringkali
dapat berhenti spontan dan mudah diatasi. Pada epistaksis posterior, perdarahan
berasal dari arteri sfenopalatina dan arteri etmoidalis posterior. Epistaksis posterior
sering terjadi pada pasien usia lanjut yang menderita hipertensi, arteriosklerosis,
atau penyakit kardiovaskular. Perdarahan biasanya hebat dan jarang berhenti
spontan. (Mangunkusumo, 2007)
C. Hidung tersumbat apa yang terjadi pada hidung sehingga aliran udara
terhalang dan kadang-kadang sumbatannya sering berpidah dari satu sisi ke
sisi yang lain
Hidung yang tersumbat dapat disebabkan oleh adanya edema pada konka
sehingga menutup jalan nafas sehingga seseorang cenderung susah untuk menarik
dan mengeluarkan nafas. Konka mengambil bentuk dan posisi sedemikian rupa
sehingga dapat meningkatkan permukaan membrane mukosa saluran hidung dan
untuk sedikit menghambat arus udara yang mengalir melaluinya. Edema pada
konka nasal ini berisi cairan yang dapat dengan mudah berpindah dari salah satu
sisi konka hidung ke konka hidung sisi lain dengan memiringkan kepala. Mukosa
pernafasan dilapisi oleh epitel pseudokolumnar berlapis yang mempunyai silia dan
terdapat sel-sel goblet. Dalam keadaan normal warna mukosa adalah merah muda
dan selalu basah karena diliputi oleh palut lendir. Gangguan pada fungsi silia akan
menyebabkan banyak sekret terkumpul dan menimbulkan keluhan hidung
tersumbat.
D. Udara yang masuk sering dihangatkan, disaring dan dilembabkan. Bagian
mana yang berfungsi untuk melakukan fungsi tersebut
Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami tiga hal yaitu dihangatkan,
disaring dan dilembabkan. Ketika masuk vestibulum nasi, udara disaring,
dihangatkan, dan dilembabkan oleh mukosa respirasi yang terdiri dari epitel toraks
bertigkat, bersilia, dan bersel goblet. Mukosa respirasi terdiri dari Psedostrafied
ciliated columnar epitelium yang berfungsi menggerakkan partikel-partikel halus
kearah faring sedangkan partikel yang besar akan disaring oleh bulu hidung, sel
golbet
dan kelenjar
serous
yang
berfungsi
melembabkan
udara
yang
tubuh.
Pelembaban
ini
suatu
area
terdapat dalam lubang hidung, sedang partikel halus akan terjebak dalam lapisan
mucus.
Kotoran (tapuk cunguh) adalah sebentuk kotoran yang terdapat pada
lubang hidung yang terjadi akibat proses pernafasan. Udara yang dihirup tentu
tidak semuanya bersih. Tentunya ada debu atau partikel kecil lainnya yang ikut
terhirup paru-paru lewat hidung. Udara yang kita hirup di saring oleh bulu-bulu
hidung atau rambut hidung (silia olfaktori) dan ledir sehingga udara yang masuk
ke dalam tubuh kita bersih dari semua kotoran, kotoran-kotoran yang tersaring oleh
rambut hidung (silia olfaktori) dan lendir lama-lama akan menumpuk dan jadilah
tapuk cunguh atau kotoran hidung. Kotoran hidung bisa terbentuk setiap saat,
namun yang paling sering ditemukan adfalah pada pagi hari. Hal ini karena ketika
tertidur, refleks bersin yang dimiliki oleh manusia tidak bisa berfungsi secara
optimal. Sehingga kotoran yang terhirup dan tersangkut oleh silia olfaktori akan
terakumulasi dan baru dapat dibersihkan ketika bangun tidur
F.
Pada saat Anda menagis, hidung Anda akan terasa penuh dan ada cairan
yang terasa mengalir. Kenapa itu bisa terjadi?
Ketika menangis akan ada produksi air mata, dan terdapat cairan yang keluar
dari hidung. Hal ini disebabkan karena pada mata terdapat lubang yang disebut
meatus lakrimalis dan pada nasal cavity terdapat lubang yang disebut meatus nasi.
Kedua lubang ini dihubungkan oleh sebuah saluran yang bernama duktus
nasolakrimalis. Duktus inilah yang menyalurkan sejumlah secret air mata ke dalam
cavum nasi. (Syaifuddin, 2011)
Pada saat menangis akan merasakan hidung zang penuh dengan cairan dan
mengalir dan lama kelamaan menjadi penzumbatan. Hal ini terjkadi karenadi
hidung sendiri terdapat saluran yang menghubungkan mata dengan rongga hidung
dimana yang disebut dengan kanalis lakrimalis zaitu penghubung sakus lakrimalis
(yang terletak di alur sempit os lakrimal pada mata) dengan duktus nasolakrimalis
(pada hidung). Saat kita menangis maka air mata keluar dari glandula lakrimalis
menuju sakus lakrimalis, kemudian dari sakus lakrimalis air mata mengalir ke
duktus nasolakrimalis melalui kanalis lakrimalis dan bermuara ke meatus nasi
inferior. Sehingga hidung akan terasa penuh (pada kanalis lakrimalis) dan terdapat
cairan mengalir di hidung.(Omar Faiz & David Moffat, 2002)
Selft assessment
G. Apa yang terjadi pada udara yang kita hirup di hidung?
Saat udara dihirup masuk melalui nares dan selanjutnya udara melewati
vestibulum rongga yang terdapat vibrissae dimana udara akan disaring dari
partikel-partikel asing. Udara melewati conchae dan udara juga masuk melalui
lubang di lamina kribosa etmoidalis melalui celah olfaktori untuk mengartikan
rangsangan aroma bau bauan yang di bawa dari udara. Saat udara melewati
conchae udara dihangatkan dan dilembabkan. Ini merupakan fungsi utama dari
mukosa respirasi yang terdiri dari epitel toraks bertingkat, bersilia, dan bersel
goblet. Permukaan epitel diliputi oleh lapisan mucus yang disekresi oleh sel goblet
dan kelenjar mukosa. Partikel debu yang kasar disaring oleh rambut-rambut yang
terdapat dalam lubang hidung, sedangkan partikel yang halus akan terjerat dalam
lapisan mucus. Lapisan mucus memberikan air
untuk kelembaban, dan banyaknya jaringan
pembuluh darah di bawahnya akan menyuplai
panas ke udara inspirasi. (guyton & hall, 2007).
Setelah
udara
disaring,
dihangatkan
dan
b. Kaudal terhadap radiks lingua, terdapat lubang yang merupakan batas antara
laring dan faring, terdapat suatu lipatan antara faring dan epiglottis yang
merupakan batas antara oral dan faring.
3. Laringofaring
Mempunyai hubungan dengan laring melaui mulut laring yaitu auditus laringeus.
Dinding depan laringofaring terdapat plika laringiepiglotika. Lekuk ini mempunyai
dinding medial dan lateral. Kedua dinding ini bersatu di daerah ventral, dapat dilihat
penonjolan yang disebut plika nervus laringisi. Spasium parafaringeal mempunyai
hubungan ke ventral spatium sublingualis dan submaksilaris. Batas lateral ruang ini
dibentuk oleh sarung pembuluh saraf. Antara arkus glosopalatinus dan arkus
faringopalatinus terdapat tonsil palatina. Pada atap nasofaring behadapan dengan
tonsila faringeal. Pada radiks lingua terdapat bangunan seperti lingkaran. Bila tonsil
palatina membesar akan memperkecil istmus fausium.
dapat
terjadi
melalui
udara
(air
borne
disease)
maupun
Alergi
Alergi yang bersifat musiman seperti pada saat terjadinya perubahan musim.
Adanya pergeseran pada jaringan tulang rawan yang memisahkan kedua lubang
hidung. Dalam kasus ini, operasi mesti dilakukan.
Obesitas
Obesitas atau kelebihan berat badan berpengaruh terhadap mendengkur. Otot
yang bertanggung jawab untuk mendukung struktur pernapasan pada dasarnya
tidak berbeda dengan kelompok otot lain yang membentuk tubuh. Individu yang
mempunyai deposito lemak di seluruh tubuh memiliki efek yang merugikan pada
kinerja otot dalam hal membangun dan mempertahankan otot. Hal ini juga
berlaku untuk otot-otot pernapasan yang bertanggung jawab untuk menjaga
saluran napas terhalang selama tidur.
Usia
Penelitian menunjukkan bahwa usia dan mendengkur berhubungan positif.
Dengan kata lain ketika kita semakin tua probabilitas mengembangkan masalah
mendengkur meningkat. Hal ini karena dengan usia otot-otot yang mendukung
struktur pernapasan melemah dan menjadi kurang kencang, menghalangi aliran
udara dan menghasilkan suara dengkuran.
Posisi Tidur
Posisi yang umum penyebab dengkur adalah tidur telentang. Hal ini karena mulut
akan lebih cenderung untuk membuka dan lidah menghalangi saluran pernapasan.
Selain itu, tidur telentang menyebabkan jaringan dan otot pada tenggorokan
menjadi rileks dan menutup jalan napas sehingga menyebabkan mendengkur.
Salah satu solusinya adalah dengan mencoba tidur miring.
D. Tonsillitis adalah peradangan pada tonsil. Dimana letak tonsil tersebut dan apa
fungsinya?
Tonsil terletak diantara arkus glosopalatinus dekstra dan arkus glosopalatinus
sinistra, terdapat jaringan limfoid yaitu tonsil palatina atau amandel yang terdapat
didalam suatu lekuk, disebut fossa tonsilaris. Fossa ini ditempati seluruhnya oleh
tonsil. Tonsil palatina befungsi untuk mencegah masuknya kuman melalui rongga
mulut ke faring. Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh
tubuh dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung, dan
kerongkongan. Amandel merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh, yang
didesain untuk melindungi kita dengan menjebak bakteri atau virus yang berusaha
masuk ke tubuh kita melalui mulut. Dengan bertambahnya usia seharusnya tonsil
tersebut akan mengecil dengan sendirinya, kecuali apabila sering terjadi
infeksi/peradangan seperti batuk pilek dan adanya faktor alergi pada badan, amandel
akan bertambah besar.(William & Wilkins, 2005
4. LARYNK
A. Sebutkan dan Jelaskan struktur larynk bagian dan fungsi larynx. Carilah
minimal 3 gambar yang berhubungan dengan struktur anatomi hidung
Laring
adalah
bagian
dari
saluran
Morgagni.
Infraglotis (pars inferior), yaitu ruangan diantara pita suara sejati dengan tepi
bawah kartilago krikoidea. (Ballenger, 1993)
oleh
plika
(Ballenger,
1993).
4. Vallecula
Terdapat
diantara
permukaan
atas
proc.
vokalis
kartilago
aritenoidea
dan
lima belakang dibentuk oleh prosesus vokalis dari kartilago aritenoidea dan
disebut intercartilagenous portion (Ballenger, 1993).
Rangka laring terdiri dari:
1. Kartilago tiroidea: terdiri dari dua
Merupakan suatu kartilago hyalin yang membentuk dinding anterior dan lateral
laring, dan merupakan kartilago yang terbesar. Terdiri dari 2 (dua) sayap (ala
tiroidea) berbentuk seperti perisai yang terbuka dibelakangnya tetapi bersatu di
bagian depan dan membentuk sudut sehingga menonjol ke depan disebut
Adams apple. Sudut ini pada pria dewasa kira-kira 90 derajat dan pada wanita
120 derajat.
Diatasnya terdapat lekukan yang disebut thyroid notch atau incisura tiroidea,
dimana di belakang atas membentuk kornu superior yang dihubungkan dengan
os hyoid oleh ligamentum tiroidea lateralis, sedangkan di bagian bawah
membentuk kornu inferior yang berhubungan dengan permukaan posterolateral
dari kartilago krikoidea dan membentuk artikulasio krikoidea. Dengan adanya
artikulasio ini memungkinkan kartilago tiroidea dapat terangkat ke atas. Di
sebelah dalam perisai kartilago tiroidea terdapat bagian dalam laring, yaitu : pita
suara, ventrikel, otot-otot dan ligamenta, kartilago aritenoidea, kuneiforme serta
kornikulata.
Permukaan luar ditutupi perikondrium yang tebal dan terdapat suatu alur yang
berjalan oblik dari bawah kornu superior ke tuberkulum inferior. Alur ini
merupakan tempat perlekatan muskulus sternokleidomastoideus, muskulus
tirohioideus dan muskulus konstriktor faringeus inferior (Ballenger, 1993).
Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura tiroidea dan tepi
bawah kartilago tiroidea perikondriumnya tipis, merupakan tempat perlekatan
tendo komisura anterior. Sedangkan tangkai epiglotis melekat kira-kira 1 cm
diatasnya oleh ligamentum tiroepiglotika. Kartilago ini mengalami osifikasi
pada umur 20 30 tahun (Ballenger, 1993).
2. Kartilago krikoidea
Kartilago ini merupakan bagian terbawah dari dinding laring. Merupakan
lkartilago hialin yang berbentuk cincin stempel (signet ring) dengan bagian
alsanya terdapat di belakang. Bagian anterior dan lateralnya relatif lebih sempit
tempat
melekatnya
m.
krikoaritenoidea
yang
terletak
di
Fungsi Fonasi
Pembentukan suara merupakan fungsi laring yang paling kompleks. Suara
dibentuk karena adanya aliran udara respirasi yang konstan dan adanya
interaksi antara udara dan pita suara. Nada suara dari laring diperkuat oleh
adanya tekanan udara pernafasan subglotik dan vibrasi laring serta adanya
ruangan resonansi seperti rongga mulut, udara dalam paru-paru, trakea, faring,
dan hidung. Nada dasar yang dihasilkan dapat dimodifikasi dengan berbagai
cara. Otot intrinsik laring berperan penting dalam penyesuaian tinggi nada
dengan mengubah bentuk dan massa ujung- ujung bebas dan tegangan pita
Fungsi Respirasi
Pada waktu inspirasi diafragma bergerak ke bawah untuk memperbesar rongga
dada dan M. Krikoaritenoideus Posterior terangsang sehingga kontraksinya
menyebabkan rima glotis terbuka. Proses ini dipengaruhi oleh tekanan parsial
CO2 dan O2 arteri serta pH darah. Bila pO2 tinggi akan menghambat
Fungsi Batuk
Bentuk plika vokalis palsu memungkinkan laring berfungsi sebagai katup,
sehingga tekanan intratorakal meningkat. Pelepasan tekanan secara mendadak
menimbulkan batuk yang berguna untuk mempertahankan laring dari ekspansi
benda asing atau membersihkan sekret yang merangsang reseptor atau iritasi
B. Pada saat anda makan sambil berbicara atau pada saat Anda tertidur, anda
sering tersedak. Apa yang terjadi pada organ yang ada di larynk dan kenapa
kejadian tersebut terjadi
Tersedak merupakan salah satu masalah yang sering terjadi dalam kehidupan,
tersedak terjadi karena masuknya benda asing makanan atau pun minuman
kedalam tenggorokan. Tersedak merupakan kegagalan relaksasi otot-otot polos
saluran cerna pada persimpangan bagian yang satu dengan yang lainnya khususnya
kegagalan sfingter esofagogaster untuk mengendur pada waktu menelan akibat
degenerasi sel-sel ganglion pada organ tersebut ( Dorland, 2007 )
Tersedak dapat terjadi ketika makanan dikunyah dalam mulut, kemudian di telan
melalui esofagus. Esofagus yang merupakan jalan masuknya makanan dan
minuman terletak di belakang tenggorokan atau jalan nafas, dalam esofagus
terdapat sebuah katup atau epiglotis yang terletak diantara efagus dan laring. Katup
tersebut bekerja secara bergantian menutup efagus dan laring agar tidak terjadi
salah masuk yang kemudian akan menimbulkan tersedak. Saat kita bernafas katup
menutup esofagus agar udara masuk menuju laring, sedangkan saat kita menelan
makanan katup menutup laring agar makanan dapat masuk melalui esofagus.
Tersedak dapat terjadi ketika kita menelan makanan kemudian makanan tersebut
tidak masuk dalam esofagus yang merupakan jalan masuknya makanan, melainkan
masuk dalam laring yang seharusnya dilewati oleh udara. Jika aktivitas makan
dilakukan bersamaan dengan aktivitas bicara atau bahkan tertawa terbahak-bahak
dapat menyebabkan makanan masuk ke saluran pernapasan sehingga kita tersedak
saat makan (Sherwood, 2013).
Pembentukan suara merupakan fungsi laring yang paling kompleks. Suara dibentuk
karena adanya aliran udara respirasi yang konstan dan adanya interaksi antara
udara dan pita suara. Nada suara dari laring diperkuat oleh adanya tekanan udara
pernafasan subglotik dan fibrasi laring serta adanya ruangan resonansi seperti
rongga mulut, udara dalam paru-paru, trakea, faring, dan hidung. Nada dasar yang
dihasilkan dapat dimodifikasi dengan berbagai cara. Otot intrinsik laring berperan
penting dalam penyesuaian tinggi nada dengan mengubah bentuk dan massa ujungujung bebas dan tegangan pita suara sejati. Ada 2 teori yang mengemukakan
tentang teori fibrasi pita suara:
1. Teori Myoelastik Aerodinamik
Fibrasi pita suara palsu bergantung pada tinggi tekanan udara subglotik
(Syaifuddin, 2011). Selama ekspirasi aliran udara melewati ruang glotis dan
secara tidak langsung menggetarkan plika vokalis. Akibat kejadian tersebut,
otot-otot laring akan memposisikan plika vokalis (adduksi, dalam berbagai
variasi) dan menegangkan plika vokalis. Selanjutnya, kerja dari otot-otot
pernafasan dan tekanan pasif dari proses pernafasan akan menyebabkan
tekanan udara ruang subglotis meningkat, dan mencapai puncaknya melebihi
kekuatan otot sehingga celah glotis terbuka. Plika vokalis akan membuka
dengan arah dari posterior ke anterior. Secara otomatis bagian posterior dari
ruang glotis yang pertama kali membuka dan yang pertama kali pula kontak
kembali pada akhir siklus getaran. Setelah terjadi pelepasan udara, tekanan
udara ruang subglotis akan berkurang dan plika vokalis akan kembali ke posisi
saling mendekat (kekuatan myoelastik plika vokalis melebihi kekuatan
aerodinamik).
Kekuatan myoelastik bertambah akibat aliran udara yang melewati celah
sempit menyebabkan tekanan negatif pada dinding celah (efek Bernoulli).
Plika vokalis akan kembali ke posisi semula (adduksi) sampai tekanan udara
ruang subglotis meningkat dan proses seperti di atas akan terulang kembali
(Hollinshead,1966).
2. Teori Neuromuskular
Teori ini mengemukakan bahwa variasi pita suara sebagai akibat kontraksi otot
intrinsik meskipun tidak mungkin (Syaifuddin, 2011). Teori ini sampai
sekarang belum terbukti, diperkirakan bahwa awal dari getaran plika vokalis
saraf
pusat
melalui
jumlah
dikirimkan
impuls
ke
yang
laring
A. Sebutkan dan Jelaskan struktur anatomi, bagian dan fungsi Trachea dan
Bronchi. Carilah minimal 3 gambar yang berhubungan dengan struktur
anatomi Trachea dan Bronchi
Trakea
Pada ujung bawah trakea, setinggi
angulus sterni tepi bawah trakea
vertebrae
torakalis
IV,
trakea
15-20 cincin. Diameter trakea tidak sama pada seluruh bagian. Pada daerah
servikal agak sempit, bagian pertengahan sedikit melebar, dan mengecil lagi dekar
percabangan bronkus. Bagian dalam trakea terdapat septum yang disebut karina,
terletak agak ke kiri dari bidang median. Bagian dalam dari trakea terdapat sel-sel
bersilia, berguna untuk mengeluarkan benda asing yang masuk bersama udara ke
jalan pernapasa (Syaifuddin, 2011)
Hubungan trakea dengan alat sekitarnya:
1. Sebelah kanan terdapat N. Vagus dekstra, A. Anonima, dan V. Azigos.
2. Sebelah kiri terdapat aorta dan nervus rekuren sinistra
3. Bagian depan menyilang V. Anomina sinistra dan fleksus kardiakus profundus
4. Bagian belakang terdapat esofagus, pada sisi trakea berjalan cabang-cabang
N.vagus dan trunkus simpatikus ke arah pleksus kardiakus (Syaifuddin, 2011)
Fungsi trakea
Mukosa trakea terdiri dari epitel keras seperti lamina yang berisi jaringan serabutserabut elastis. Jaringan mukoasa ini berisi glandula mukosa yang sampai ke
permukaan epitel menyambung ke pembuluh darah bagian luar. Submukosa trakea
menjadikan dinding trakea kaku dan melindungi serta mencegah trakea
mengempis. Kartilago antara trakea dan esofagus lapisannya berubah menjadi
elastis pada saat proses menelan sehingga membuka jalan makanan dan makanan
masuk ke lambung. Rangsangan saraf simpatis memperlebar diameter trakea dan
mengubah besar volume saat terjadinya proses pernapasan (Syaifuddin, 2011).
Bronkus
Bronkus (cabang tenggorok) merupakan lanjutan dari trakea. Bronkus terdapat
pada ketinggian vertebrae torakalis IV dan V. Bronkus mempunyai struktur sama
dengan trakea dan dilapisi oleh sejenis sel yang sama dengan trakea dan berjalan
kebawah ke arah tampuk paru. Bagian bawah trakea mempunyai cabang dua kiri
dan kanan yang dibatasi oleh garis pembatas. Setiap perjalan cabang utama
tenggorok ke sebuah lekuk yang panjang ditengah permukaan paru.
Bronkus prinsipalis terdiri dari dua bagian:
1. Bronkus prinsipalis dekstra: panjangnya sekitar 2,5cm masuk ke hilus
pulmonalis paru kanan, mempercabangkan bronkus lubaris superior. Pada
waktu masuk ke hilus bercabang tiga menjadi bronkus lobaris medius, bronkus
lobaris inferior dan bronkus lobaris superior diatasnya terdapat V.azigos
dibawahnya A.pulmonalis dekstra.
2. Bronkus prinsipalis sinistra: lebih sempit dan lebih panjang serta lebih
horizontal dibandingkan bronkus dekstra, panjangnya sekitar 5cm, berjalan ke
bawah aorta dan di depan esofagus, masuk ke hilus pumonalis kiri, bercabang
menjadi dua (bronkus lobaris superior dan bronkus lobaris inferior).
Bronkus lobaris atau bronkioli merupakan cabang yang lebih kecil dari bronkus.
Pada ujung bronkioli terdapat gelembung paru atau alveoli. Percabangan bronkus
lobaris meliputi bronkus bronkus lobaris superior dekstra, bronkus lobaris media
dekstra, bronkus lobaris inferior dekstra, bronkus lobaris superior sinistra dan
bronkus lobaris inferior sinistra.
Bronkus mengadakan pendekatan pada lobus pernapasan. Struktur dalam bronkus
berbeda dengan diluar bronkus. Seluruh gabungan otor menekan bagian yang
melalui cabang melalui cabang-cabang tulang rawan yang makin sempit dan makin
kecil yang disebut bronkiolus. Dari tiap-tiap bronkiolus masuk ke dalam lobus dan
bercabang lebih banyak dengan diameter kira-kira 0,5mm. Bronkus yang terakhir
membangkitkan pernapasan dan melepaskan udara ke permukaan pernapasan di
paru. Pernapasan bronkiolus membuka dengan cara memperluas ruangan pembuluh
alvioli tempat terjadinya pertukaran udara antara oksigen dan karbondioksida
(Syaifuddin, 2011).
B. Pada saat terjadi obstruksi jalan nafas atas yang tidak bisa diatasi, pasien
akan dilakukan pemasangan tracheostomy. Dibagian mana dilakukan
tracheostomy tersebut dan apa kira-kira fungsinya??
Trakeostomi adalah prosedur dimana dibuat lubang kedalam trakea. Ketika
selang indweling dimasukkan ke dalam trakea maka istilah trakeostomi
digunakan.Prosedur trakeostomi biasanya dilakukan di ruang operasi. Suatu lubang
dibuat pada cincin trakea kedua dan ketiga. Setelah trakea terpajan, selang
trakeostomi balaon dengan ukuran yang sesuai dimasukkan. Fungsi trakeostomi
yaitu (Smeltzer dan Bare, 2001) :
a. trakeostomi dilakukan untuk memintas suatu obstruksi jalan napas atas untuk
membuang sekresi trakeobronkial.
b. Trakeostomi digunakan sebagai ventilasi mekanis jangka panjang
c. Trakeostomi dapat mencegah aspirasi sekresi oral atau lambung pada pasien tidak
sadar atau paralise (dengan menutup trakea dari esofagus).
6. LUNG (PARU-PARU)
yang
dengan
paru-paru
Paru-paru
atau
pulmo merupakan
pernapasan
yang
berada
kantong
yang
dibentuk
dan
Konsistensi
dalam
oleh
pleura
paru-
pleura
parietalis
viseralis.
paru sangat lunak,
elastis dan berada dalam rongga thorak. Pulmo bersifat ringan dan terapung dalam air,
berwarna biru keabu-abuan dan berbintik karena partikel debu yang masuk termakan
oleh fagosit. Masing-masing paru mempunyai apeks yang tumpul menjorok keatas
masuk ke leher kira-kira 2,5 cm diatas klavikula. Fasies kostalis yang konveks
berhubungan dengan dinding dada dan fasies mediastinalis terdapat hilus membentuk
perikardium. Aspeks pulmo berbentuk bundar dan menonjol kearah dasar yang lebar,
melewati apertura torasis superior 2,5-4 cm di atas ujung sternal iga I. Basis pulmo
adalah bagian yang berbeda diatas permukaan cembung diafragma. Dengan adanya
insisura atau fisura pada permukaan, paru dapat dibagi menjadi beberapa lobus.
(Syaifuddin, 2011).
Struktur paru-paru terdiri dari (Smeltzer dan Bare, 2001) :
a. Pleura
Bagian terluar dari paru-paru dikelilingi oleh membran halus, licin, yang juga
meluas untuk membungkus dinding interior
toraks dan permukaan superior diafragma.
Pleura parietalis melapisi toraks dan pleura
viseralis melapisi paru-paru. Antar kedua
pleura terdapat ruang yang disebut spasium
pleura, yang mengandung sejumlah kecil
cairan yang melincinkan permukaan dan
memungkinkan keduanya bergesar dengan bebas selama ventilasi.
b. Mediastinum
Mediastinum adalah dinding yang membagi rongga toraks menjadi dua bagian.
Mediastinum terbentuk dari dua lapisan pleura.
c. Lobus
Setiap paru dibagi menjadi beberapa lobus. Paru kiri terdiri atas 2 lobus dan paru
kanan terdiri dari 3 lobus. Setiap lobus yang lebih jauh dibagi lagi menjadi dua
segmen yang dipisahkan oleh fisura, yang merupakan perluasan pleura.
posterobasal.
Paru kiri terdiri dari 8 segmen :
a) Lobus superior, segmen apiko posterior, anterior, superior dan inferior.
b) Lobus inferior, segmen superior, anterimediobasal, lateral basal dan
laterobasal.
C. Bakteri yang masuk ke paru-paru akan mendapatkan perlawanan dari sel yang
berada di alveoli. Jelaskan sel apa yang berperan?
Sel yang berperan dalam melawan bakteri yang masuk ke alveolus adalah sel
makrofag. Sejumlah besar makrofag jaringan merupakan komponen utuh dinding
alveolus. Makrofag ini dapat memfagositosis partikel yang terperangkap di dalam
alveoli. Bila partikel itu dapat dicerna, maka makrofag juga dapat mencernanya dan
melepaskan produk pencernaan ke dalam cairan limfe. Bila partikel tidak dapat
dicerna maka makrofag sering membentuk kapsul sel raksasa yang mengelilingi
asma,
bronkiolus
lebih
diameter
banyak
dikarenakan
bronkiolus
bronkiolus.
Karena
bronkiolus pada paru asmatik sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya
adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama
selama ekspirasi (Guyton & Hall, 2007).
E. Pada saat pasient tertidur lama di rumah sakit, sekresi yang mengendap lebih
banyak di paru-paru kanan. Kenapa
bisa terjadi?
Pada gambar disamping memperlihatkan
struktur anatomi trakea dan bronkus.
Terlihat bahwa percabangan bronkus ke
paru kanan lebih pendek dan lebih
vertikal
(menancap
ke
bawah)
dibandingkan dengan percabangan ke paru kiri yang lebih panjang serta ke arah
horizontal. Hal itu menyebabkan benda-benda asing termasuk sekret pada saluran
napas akan lebih mudah masuk ke paru kanan. Oleh karena itu, pada pasien yang
terditur lama di rumah sakit, sekret yang mengendap lebih banyak di paru kanan
daripada di paru kiri.
7.THE PLEURAE
F. Jelaskan struktur dan fungsi dari pleura
Pleura adalah suatu membran serosa
yang halus, membentuk suatu kantong
tempat paru berada. Ada dua buah yaitu
kiri dan kanan yang masing-masing tidak
berhubungan. Pleura memiliki dua lapisan
yaitu:
1) Lapisan permukaan disebut permukaan
viseralis adalah lapisan pleura yang langsung berhubungan dengan paru dan
memasuki fisura paru, memisahkan lobus-lobus dari paru.
2) Lapisan dalam parietalis adalah pleura yang berhubungan dengan fasia
endotorasika merupakan permukaan dalam dinding toraks. Sesuai dengan
letaknya, pleura parietalis ada empat bagian yaitu
a) Pleura kostalis merupakan pleura yang menghadap ke permukaan lengkung
kosta dan otot-otot yang terdapat di antaranya, sebelah depan mencapai
Apabila cairan pleura berlebihan (terjadi efusi pleura) maka tekanan cairan pleura
dapat meningkat dan dapat menyebabkan kolaps pada paru-paru. Pada keadaan
ini, dapat terjadi gangguan ventilasi (pengembangan paru tidak optimal),
gangguan difusi, distribusi dan transportasi oksigen (Muttaqin, 2008).
8.OTOT-OTOT PERNAFASAN
C. Jelaskan otot-otot yang membantu proses pernafasan dan bagaimana otot
tersebut bekerja sehingga membantu proses pernafasan?
Otot-otot yang membantu dalam respirasi:
Inspirasi:
Utama : Diafragma & intercostalis eksterna
Tambahan : sternocleidomastoideus, scalenus
Ekspirasi
obliqus).
Inspirasi dan ekspirasi terjadi karena
adanya kontraksi dan relaksasi otototot pernafasan
Selama inspirasi
berkontraksi
dan
volume
menyebabkan
penurunan
volume
thorax
Kekuatan inspirasi dan ekspirasi dibantu oleh kontraksi otot pernafasan asesoris.
Mekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh dua faktor utama. (a) kimiawi,
dan (b) pengendalian oleh saraf. Beberapa faktor tertentu merangsang pusat
pernapasan yang terletak di dalam medula oblongata. Dan kalau dirangsang maka
pusat itu mengeluarkan impuls yang disalurkan oleh saraf spinalis ke otot pernapasanyaitu otot diafragma dan otot interkostalis.
Beberapa organ tubuh diluar alat pernapasan yang berkaitan dengan proses
pernapasan,diantaranya:
1
Diafraghma
Merupakan sekat rongga dada yang membatasi antara rongga dada dengan
rongga perut. Rongga dada berisi paru-paru dan jantung, sedangkan rongga
perut berisi lambung dan alat-alat pencernaan lainnya).
Mekanisme bernapas
Pernapasan manusia dibedakan atas pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada terjadi melalui fase inspirasi dan ekspirasi, demikian juga untuk
pernapasan perut.
Mekanisme pernapasan dada
1
Mekanisme
ekspirasi
pernapasan
perut
adalah
sebagai
berikut:
Otot antar tulang rusuk relaksasi --> tulang rusuk menurun --> paru-paru
menyusut --> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan
tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.
mekanisme pernapasan perut
1
inspirasi
pernapasan
perut
sebagai
berikut:
ekspirasi
pernapasan
perut
sebagai
berikut:
otot diafraghma relaksasi --> posisi dari mendatar kembali melengkung -->
paru-paru mengempis --> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan
tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.
D. Rongga thorax dan Mediastinum
Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini diawali dengan berkontraksinya otot antartulang rusuk
sehingga rongga dada terangkat atau membesar, akibatnya tekanan dalam rongga
dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya
oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembali ditariknya otot
antara tulang rusuk ke kebelakang yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga
rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada
menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang
kaya karbon dioksida keluar.
Pernapasan perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berelaksasinya otot diafragma sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada
tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase kontraksi atau kembalinya otot diaframa ke
posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada
menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih
besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon
dioksida keluar.
Anatomi :
Dinding dada.
Tersusun dari tulang dan jaringan lunak. Tulang yang membentuk dinding dada
adalah tulang iga, columna vertebralis torakalis, sternum, tulang clavicula dan
scapula. Jarinan lunak yang membentuk dinding dada adalah otot serta pembuluh
darah terutama pembuluh darah intrerkostalis dan torakalis interna.
Dasar torak
Rongga pleura kiri dan kanan berisi paru-paru. Rongga ini dibatasi oleh pleura
visceralis dan parietalis.
Rongga Mediastinum dan isinya terletak di tengah dada. Mediastinum dibagi
menjadi bagian anterior, medius, posterior dan superior.
ANATOMI RONGGA DADA / TORAK
Rongga dada dibagi menjadi 3 rongga utama yaitu ;
1. Rongga dada kanan (cavum pleura kanan )
2. Rongga dada kiri (cavum pleura kiri)
3. Rongga dada tengah (mediastinum).
RONGGA MEDIASTINUM
Rongga ini secara anatomi dibagi menjadi :
1.
2.
Pleura parietalis
Pleura parietalis merupakan selaput tipis dan membrane serosa yang melapisi
rongga pleura. Pada daerah yang menghadap mediastinum, pleura ini beralih meliputi
paru-paru sehingga disebut pleura visceralis atau pleura pulmonalis. Ruangan
potensial antara kedua lapisan pleura disebut cavitas cavitas pleuralis yang hanya
berisi lapisan tipis cairan untuk lubrikasi.
Pleura parietalis dibagi menjadi pars costalis yang melapisi permukaan dalam dinding
thorax, pars mediastinalis yang membungkus mediastinum dan sisi rongga
pericardium, pars diafragmatica yang melapisi permukaan atas dari diafragma dan
capula pleurae pada apex dari pleura.
Pars costalis, pleura ini melapisi permukaan dalam costa, cartilage costae, sternum
dan otot pada sela-sela iga dengan fascia endothoracica diantaranya. Dibagian depan
kearah mediastinum, pars costalis beralih menjadi pars mediastinalis dengan tepi
peralihan yang disebut margo interior sehingga terbentuk ruangan pleura yang disebut
recessus costomediatinalis.
Disebelah bawah, pleura costalis beralih ke pars diafragmatica dengan peralihan tajam
yang disebut margo inferior. Rongga yang terbentuk didaerah ini disebut recessus
costodiafragmaticus. Disebelah belakang dekat corpus vertebra, pars costalis juga
beralih ke pars mediastinalis sehingga terbentu margo posterior yang kurang tegas.
Pars mediatinalis, pada daerah radix pulmonis, pleura ini meliputi atau membungkus
struktur dari radix pulmonis, kemudian melanjutkan diri sebagai pleura viscelaris.
Dibagian bawah radix pulmonis, pars mediatinalis berjalan kelateral sebagai dua
lapisan diantara oesopagus dan paru-paru sehingga terbentuk ligamen pulmonal yang
berjalan kebawah sampai pinggir bebas paru-paru. Pleura juga meliputi pericardium,
kecuali pada tempat lewatnya nervus phrenicus dan arteria pericardiaco phrenica.
Peralihan
pleura
retroesofhagea.
dibelakang
eusofagus
menyebabkan
terbentunya
recessus
Pars diafragmatica, pleura ini menutupi permukaan atas diafragma kecuali pada
daerah centrum tendeneum. Diantara pleura dan diafragma terdapat fascia
endothoracica yang disebut juga fascia phrenicopleurae.
Capula pleura, pars costalis dan pars mediastinalis melanjutkan diri keatas apeks
paru-paru sehingga terbentuk kubah pleura. Capula pleura ini diperkuat oleh
penebalan fascia endothoracica yang disebut sebagai membrane suprapleuralis.
Membrane tersebut melekat pada bagian pinggir bagian dalam costa I dan processus
tranversus costa 7. Cupula pleura dan apex paru-paru menonjol ke atas sampai colulm
costa I. bagian atas mencapai setinggi procesus spinosus costa 7 dan tertutup oleh
muskulus sternocledomastoideus.
Truncus symphaticus dan nervus thoracica I terletak dibelakang cupula pleurae
sehingga proses penyakit pada paru-paru atau pleura yang terjadi di situ dapt
menyebabkan timbulnya horners syndrome atau kemungkinan terjadi paralysis otot
intrinsic kanan. Horners syndrome terjadi karena gangguan pada truncus symphaticus
yang menyebabkan terjadinya miosis, ptosis, endhoptalmus, anhydrosis dan
vasodilatasi.
Pleura visceralis, membungkus paru-paru dan melekat erat pada permukaannya.
Permukaan pleura ini licin dan halus sehingga mudah bergeser dengan pleura
parietalis. Pleura visceralis masuk kedalam fisura sehingga paru-paru terbagi menjadi
beberapa lobi paru. Pada daerah radix pulmonis, pleura ini melanjutkan diri ke pleura
parietalis.
Persarafan pleura, pleura parietals sensitive terhadap rangsangan nyeri terutama
pada pars costalis sedangkan pleura visceralis tidak sensitive terhadap rasa nyeri.
Pleura costalis mendapat persarafan dari nervus spinalis Toracal I- XI. Rasa nyeri
yang timbul dirasakan setempat pada daerah iga atau sela iga. Rangsangan pada
diafragmatica menimbulkan nyeri yang lebih difus dan sering dijalarkan kearah
dinding perut atau pinggang, karena bagian perifer diafragma mendapat persarafan
dari nervus intercostalis bagian bawah. Bagian central diafragma dan pars
mediatinalis dipersarafi nervus phrenicus sehingga rasa nyeri yang timbul dapat
dijalarkan kepundak dan leher.
Cavitas pleuralis
Merupakan ruang potensial antara pleura parietalis dan pleura visceralis yang dilapisi
oleh selaput tipis cairan yang memudahkan pergeseran antara permukaan paru dan
pleura parietalis. Lapisan ini juga menghasilkan tegangan permukaan yang akan
mempertahankan paru tetap berkembang sampai batas rongga pleura karena proses
patologis seperti infeksi disebut hydrothorax, atau empiema. Pada trauma thorax dapat
terjadi pedarahan kedalam rongga pleura yang disebut haemothorax. Masuknya chycle
kedalam rongga pleura disebut chylothorax. Cairan ini akan berkumpul didalam
rongga pleura atau recessus costodiafragmaticus pada posisi berdiri.
Rongga dan Dinding Dada/thorax
Rongga ini terbentuk oleh:
RONGGA MEDIASTINUM
Rongga ini secara anatomi dibagi menjadi :
1.
Mediastinum superior, batasnya :
Atas : bidang yang dibentuk oleh Vth1, kosta 1 dan jugular notch.
Bawah : Bidang yang dibentuk dari angulus sternal ke Vth4
Lateral : Pleura mediastinalis
Anterior : Manubrium sterni.
Posterior : Corpus Vth1 - 4
2.
Mediastinum inferior terdiri dari :
a. Mediastinum anterior
b. Mediastinum medius
c. Mediastinum Posterior
a) Mediastinum Anterior batasnya :
DAFTAR PUSTAKA
Ballenger, J.J. Anatomy of the larynx. In : Diseases of the nose, throat, ear, head and
neck. 13th ed. Philadelphia, Lea & Febiger. 1993
Brown Scott : Orolaryngology. 6th ed. Vol. 1. Butterworth & Co Ltd. 1997. page
1/12/1-1/12/18
Dorland. (2007). Kamus saku kedokteran dorland. Jakarta : EGC
Graney, D. and Flint, P. Anatomy. In : Cummings C.W. Otolaryngology - Head and
Neck Surgery. Second edition. St Louis : Mosby, 1993.
Gunardi S. 2009. Anatomi sistem pernapasan. Edisi ke-1. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Guyton, Arthur C dan Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta :
EGC.
Hainsworth JD, Greco FA. Mediastinal germ cell neoplasm. In: Roth JA, Ruckdeschel
JC, Weisenburger TH. Editors. Thoracic oncology. WB. Saunders Company.
Philadelphia. 1989.p.478-89.
Hollinshead, W.H. The pharynx and larynx. In : Anatomy for surgeons.Volume 1 : Head
and Neck. A hoeber-harper international edition, 1966 : 425-456
Lee, K.J. Cancer of the Larynx. In; Essential Otolaryngology Head and Neck Surgery .
Eight edition. Connecticut. McGraw-Hill, 2003: 724-736, 747, 755-760.
Mangunkusumo e, wardani rs. Epistaksis. Dalam: soepardi ea, iskandar n, bashiruddin
j, restuti rd, editors. Buku ajar telinga hidung tenggorok kepala & leher.
Edisi keenam. Jakarta: fkui;2007. H.155-9.
Masaoka A, Monden Y, Nakahara K, Tanioka T. Follow-up study of thymoma with
special reference to their clinical stages. Cancer 1981: 48(11); 2485-92
McKenna WG, Bonomi P, Barnes M, Glatstein E. Malignancies of the thymus. In: Roth
JA, Ruckdeschel JC, Weisenburger TH. Thoracic oncology. WB. Saunders
Company. Philadelphia. 1989.p.466-77
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
Nelems B. Neurogenic Tumors. In: Pearsons FG. Thoracic Surgery. Churcil
Livingstone. New York. 1995.p.1475-81.
Omar Faiz & David Moffat. 2002. Anatomy At a Glance. Jakarta : Erlangga Medical
Series
Roberts JR, Kaiser LR. Acquired lesions of the mediastinum : benign and malignant. In
Fishman AP editors. Pulmonary diseases and disorders. 3 rd Edition.
McGraww-Hill, New York. 1998.p.1509-37.
Rosenberg JC. Neoplasms of the mediastinum. In: DeVita VT, Hellman S, Rosenberg
JC. Editors.Cancer: principles and practice of oncology. J.B. 4 th edition.
Lippincortt. Philadelphia 1993.p.759-74.
Sherwood, L. (2013). Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan MedikalBedah Brunner&Suddarth Edisi 8 Volume 1. Jakarta : EGC.
Syaifuddin, Haji. 2011. Anatomi fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk
Keperawatan dan Kebidanan.Edisi 4. Jakarta : EGC
Waters PF. Germ cell tumors In: Pearsons FG. Thoracic Surgery. Churcil Livingstone.
New York. 1995.p. 1428-38. Wilkins EW. Thymoma. In: Pearsons FG.
Thoracic Surgery. Churcil Livingstone. New York. 1995.p. 1419-27. Kucik
cj, clenney t. Management of epistaxis. Am fam phy 2005; 71(2):305-11.
Watson.R. 2002. Anatomi Dan Fisiologi. Edisi 10. Jakarta : EGC
Woodson, G.E. Upper airway anatomy and function. In : Byron J. Bailey. Head and
Neck Surgery-Otolaryngology. Third edition. Volume 1. Philadelphia :
Lippincot Williams and Wilkins, 2001: 479-486.
Wormald pj. Epistaksis. Dalam bailey bj, johnson, jt, newlands sd, head & neck surgery
otolaryngology. 4th edition. Philadelphia: lipincott williams & wilkins;
2006.p.505-14.