Manajemen adalah suatu proses yang mengkombinasikan dan mendayagunakan semua sumber-sumber secara produktif untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi. Manajemen berperan melakukan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan pengawasan (controlling) yang dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya manusia serta sumber-sumber lainnya. Kehidupan setiap organisasi tidak dapat lepas dari sumber daya. Salah satu sumber daya yang memegang peranan yang penting dalam dalam organisasi adalah sumber daya manusia. Setiap sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi sangat menentukan tingkat keefektifan dan keefisieanan organisasi dalam mewujudkan tujuannya. Oleh karena itu seyogianyalah apabila penekanan terhadap kualitas sumber daya manusia menjadi perhatian utama pimpinan dalam kehidupan organisasi, sebagaimana yang dikemukakan oleh Syafruddin Alwi (2002:21), Karyawan adalah investasi (Human Investmen) bagi organisasi sehingga mereka bukanlah alat produksi tetapi sebagai partner bagi manajer dalam mencapai tujuan organisasi. Setiap perusahan akan selalu memperhatikan kinerja karyawannya. Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan oleh karyawan seagai prestasi kerja yang dihasilkan sesuai dengan perannya didalam perusahan. Kinerja karyawan sangat penting di dalam upaya mewujudkan tujuan perusahaan. Tujuan perusahan tidak akan terwujud tanpa peran aktif dari karyawan, perusahaan selalau mengharapkan agar karyawan dapat memberikan kontribusi yang baik bagi perusahaan yaitu dengan menampilan kinerja yang baik demi tercapainya tujuan perusahaan. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan dengan mengoptimalkan serang pimpinan dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dengan baik. Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pengarahan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa
hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan
dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Dari pengertian di atas pengarahan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : Merasa yakin akan mampu mengerjakan, yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau mendesak, tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis. Memotivasi karyawan yang memiliki skill memang lebih sulit dibanding karyawan yang biasa-biasa saja, itu dikarenakan tingkat dan pola pikir mereka berbeda antara karyawan yang satu dengan yang lain. Mengatasi permasalahan dalam memotivasi, seorang pemimpin lebih meningkatkan hubungan personal dengan para karyawan. Dalam pendekatan ini akan terjalin sebuah hubungan yang berkesinambungan antara semua karyawan. Memahami karakter dan kepribadian setiap karyawan akan memudahkan untuk memberikan motivasi. Berdasarkan Jurnal yang berjudul Hospital Nurses's Work Motivation membahas mengenai motivasi perawat yang bekerja dirumah sakit yang merupakan faktor penting dalam peningkatan mutu dalam bekerja. Dari penjelasan di atas kami akan membahas mengenai fungsi pengarahan dan kaitannya dengan motivasi kerja dalam fungsi pengarahan tersebut.