I. Pendahuluan
Peta lapangan merupakan gambaran/situasi dari suatu daerah/lokasi tertentu
yang dibuat dalam ukuran kecil yang menggunakan skala tertentu. Dinamakan
peta lapangan (istilah dalam gerakan pramuka) karena umumnya daerah/lokasi
yang digambar merupakan daerah/lokasi lapang dan biasanya memiliki bentuk
tertentu (segi empat, segi lima, segi enam, dan lain-lain). Sebagai seorang
pramuka, pengetahuan mengenai cara pembuatan peta lapangan mutalak
diperlukan. Suatu saat mungkin kita akan merencanakan suatu perkemahan,
maka terlebih dahulu haruslah dipersiapkan peta lapangannya, sehingga akan
memudahkan kita dalam pembagian kapling perkemahan. Persoalannya
sekarang bagaimana cara pembuatannya? Banyak cara yang bisa digunakan,
mulai dari cara yang paling sederhana (cukup dengan peralatan sederhana)
sampai dengan cara yang paling jitu (didukung peralatan modern). Namun
disini hanya akan diperkenalkan cara yang sederhana dengan peralatanperalatan yang bisa dipersiapkan oleh setiap anggota pramuka.
II. Membuat Peta Lapangan Tanpa Kompas
1. Peralatan yang diperlukan
a. Pensil, kertas, karet penghapus.
b. Penggaris biasa, penggaris segitiga, dan jangkar.
c. Hard board
d. Tali pramuka
2. Prinsip menggambar
Dalam penggambaran, prinsip yang selalu digunakan adalah prinsip
segitiga. Karena segitiga mempunyai keistimewaan sendiri. Apabila ketiga
sisinya sudah diketahui panjangnya, maka dengan mudah segitiga itu akan
dapat digambar dan titik akan berubah bentuk dari segi tiga itu sendiri. Lain
halnya dengan bentuk segi emapt misalnya, bisa saja sisinya sama panjang
tetapi belum tentu sama. Sebagi contoh adalah sentuk bujur sangkar dan
belah ketupat (lihat gambar)
3. Langkah-langkah menggambar
a. Kenalilah daerah/lokasi yang akan digambar
b. Gambarlah sket secara kasar (tanpa memperhitungkan skala)
c. Pengukuran di lapangan, pelaksanaanna adalah sebagai berikut:
1) Pengukuran dilakukan oleh minimal 3 orang, 2 orang memegang
ujung-ujung tali sedangkan yang satu orang mencatat hasilnya.
2) Pengukuran dimulai dengan mengukur bagian-bagian yang penting,
misalnya dimulai dari bagian tepi dahulu baru ke bagian dalam.
Sebagai contoh, misalnya daerah yang akan digambar berbentuk
seperti di bawah ini:
Keterangan:
1) ABCD adalah alun-alun dan EFGH adalah lapangan bola voli.
2) Pengukuran dimulai dari bagian tepi yaitu mengukur panjang
AB, BC, CD, dan DA.
3) Kemudian diukur panjang BD atau AC (salah satu). Ini
diperlukan untuk mempertahankan bentuk dari alun-alun.
4) Selanjtnya untuk menentukan letak/posisi lapangan bola voli
dengan cara:
a) Mengukur panjang AE dan ED, karena panjang AD sudah
diketahui maka dengan prinsip segitiga posisi E bisa
ditentukan.
b) Demikian juga dengan panjang DH dan HC, danseterusnya.
Sehingga titik-titik H, G dan F dapat diketahui posisinya.
c) Dengan menarik garis menurut titik-titik E, F, G dan H
maka akan terbentuk lapangan bola voli.
d. Untuk mempermudah pencatatan dan pengecekkan kembali hasil
pengukuran, maka disamping sketsa kasar pencatatan juga sebaliknya
membuat kolom-kolom sebagai berikut:
No
1
01
02
Garis
2
AB
...........
Panjang
3
..........................
.........................
1, 2, 3, 4, 5 : arah bidik
A
: pangkal bidik
e. Sebelum memulai mengukur buat dahulu kolom data seperti contoh
berikut (untuk mempermudah pengontrolan)
f.
g.
h.
i.