JIKA ANDA MENGALAMI KESULITAN UNTUK MEMAHAMI INFORMASI SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM KETERBUKAAN
INFORMASI INI ATAU RAGU-RAGU DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN, SEBAIKNYA ANDA BERKONSULTASI DENGAN PEDAGANG
PERANTARA EFEK, MANAJER INVESTASI, PENASIHAT HUKUM, AKUNTAN PUBLIK ATAU PENASIHAT PROFESIONAL LAINNYA.
DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PERSEROAN, BAIK SECARA SENDIRI-SENDIRI MAUPUN BERSAMA-SAMA, BERTANGGUNG JAWAB
SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN DAN KELENGKAPAN INFORMASI SEBAGAIMANA DIUNGKAPKAN DALAM KETERBUKAAN
INFORMASI INI DAN, APABILA ADA, INFORMASI TAMBAHAN YANG AKAN DIUMUMKAN SELAMBAT-LAMBATNYA 2 (DUA) HARI
KERJA SEBELUM TANGGAL RUPSLB PERSEROAN, DAN SETELAH MELAKUKAN PEMERIKSAAN SECARA SEKSAMA, MENEGASKAN
BAHWA INFORMASI YANG DIMUAT DALAM KETERBUKAAN INFORMASI INI ADALAH BENAR, TIDAK ADA FAKTA PENTING MATERIAL
DAN RELEVAN YANG TIDAK DIUNGKAPKAN ATAU DIHILANGKAN SEHINGGA MENYEBABKAN INFORMASI YANG DIBERIKAN DALAM
KETERBUKAAN INFORMASI INI MENJADI TIDAK BENAR DAN/ATAU MENYESATKAN.
DEFINISI
Akuntan Publik: Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (firma
anggota jaringan global PwC), selaku auditor independen, yang melakukan audit
terhadap laporan keuangan Perseroan.
Biro Administrasi Efek:
Perseroan.
Keterbukaan Informasi:
Informasi-informasi sebagaimana tercantum dalam
pengumuman dan/atau Keterbukaan Informasi ini dan setiap informasi tambahan yang
mungkin atau akan tersedia.
Otoritas Jasa Keuangan atau OJK: berarti lembaga yang independen sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
(UU OJK), yang tugas dan wewenangnya meliputi pengaturan dan pengawasan
kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun,
lembaga pembiayaan dan lembaga keuangan lainnya, dimana sejak tanggal 31 Desember
2012, OJK merupakan lembaga yang menggantikan dan menerima hak dan kewajiban
untuk melakukan fungsi pengaturan dan pengawasan dari Bapepam dan/atau Bapepam
dan LK sesuai dengan ketentuan Pasal 55 UU OJK.
PM Finance: adalah Philip Morris Finance S.A. adalah suatu badan usaha yang didirikan
berdasarkan hukum Swiss, bergerak di bidang usaha kegiatan pendanaan dan
manajemen kas dan merupakan perusahaan afiliasi dari pemegang saham utama
Perseroan.
PM Indonesia: adalah PT Philip Morris Indonesia, pemegang saham utama Perseroan,
suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, bergerak di
bidang industri rokok putih.
PM International: adalah Philip Morris International Inc., suatu badan usaha yang
didirikan berdasarkan hukum Commonwealth of Virginia, Amerika Serikat, bergerak di
bidang usaha manufaktur dan perdagangan rokok, produk tembakau lainnya dan produk
lain mengandung nikotin yang dipasarkan diluar wilayah Amerika Serikat, dan memiliki
secara langsung dan tidak langsung 100% saham dari PM Finance dan PM Indonesia.
Pemegang Saham Perseroan: para pemegang saham Perseroan yang namanya terdaftar
dalam daftar pemegang saham Perseroan yang dikeluarkan oleh Biro Administrasi Efek.
Penilai Independen: Kantor Jasa Penilai Publik Nirboyo Adiputro, Dewi Apriyanti &
Rekan, penilai independen yang terdaftar di OJK yang telah ditunjuk Perseroan untuk
melakukan penilaian atas kewajaran Rencana Transaksi.
POJK No. 32: Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2014 tanggal 8
Desember 2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham
Perusahaan Terbuka.
Peraturan No. IX.E.1: Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.1 Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam dan LK No. Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009 tentang Transaksi
Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.
Peraturan No. IX.E.2: Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.2 Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam dan LK No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 tentang Transaksi
Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.
Perseroan: PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk., suatu perusahaan terbuka yang
didirikan berdasarkan dan tunduk kepada hukum Negara Republik Indonesia dan
berkedudukan di Surabaya, Indonesia.
Rencana Transaksi: adalah rencana penerimaan dan pemberian fasilitas pinjaman
Perseroan beserta anak-anak perusahaan Perseroan dengan PM Finance dan afiliasiafiliasi dari PM International yang akan dituangkan dalam perjanjian-perjanjian sebagai
berikut:
(i) Perjanjian Pinjaman Antar Perusahaan I: yaitu penerimaan fasilitas pinjaman oleh
Perseroan beserta anak-anak perusahaan Perseroan dari PM Finance dan afiliasiafiliasi dari PM International dengan nilai pinjaman sebesar lebih dari 50% (lima
puluh persen) dari ekuitas Perseroan sampai dengan batas maksimal yang ditentukan
oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia berdasarkan laporan
keuangan tahunan auditan terakhir pada waktu yang bersangkutan; dan
(ii) Perjanjian Pinjaman Antar Perusahaan II: yaitu pemberian fasilitas pinjaman oleh
Perseroan beserta anak-anak perusahaan Perseroan kepada PM Finance dan afiliasiafiliasi dari PM International dengan nilai pinjaman yang tidak boleh melebihi 100%
(seratus persen) dari laba bersih Perseroan berdasarkan laporan keuangan
konsolidasian tahunan auditan terakhir pada waktu yang bersangkutan.
I. PENDAHULUAN
Informasi sebagaimana tercantum dalam Keterbukaan Informasi ini disampaikan kepada
para Pemegang Saham Perseroan sehubungan dengan Rencana Transaksi, yang
rencananya akan dilaksanakan oleh Perseroan beserta anak- anak perusahaan Perseroan,
baik sebagai penerima maupun pemberi fasilitas pinjaman, dengan afiliasi-afiliasi dari
pemegang saham utama Perseroan baik sebagai pemberi maupun penerima fasilitas
pinjaman. Rencana Transaksi merupakan Transaksi Material sebagaimana didefinisikan
dalam Peraturan IX.E.2.
Rencana Transaksi merupakan Transaksi Afiliasi sebagaimana didefinisikan dalam
Peraturan IX.E.1 karena dibuat antara Perseroan dengan afiliasi dari pemegang saham
utamanya; namun demikian, bukan merupakan transaksi Benturan Kepentingan
sebagaimana diatur dalam Peraturan IX.E.I.
Karena nilai total pinjaman berdasarkan Rencana Transaksi (baik berdasarkan Perjanjian
Pinjaman Antar Perusahaan I maupun Perjanjian Pinjaman Antar Perusahaan II) dapat
melebihi 50% (lima puluh persen) dari ekuitas Perseroan, maka sesuai ketentuan angka
2 huruf b Peraturan IX.E.2, merupakan Transaksi Material yang harus disetujui oleh para
Pemegang Saham Perseroan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB) Perseroan.
Sesuai dengan Peraturan No. IX.E.2, Direksi Perseroan wajib mengumumkan
Keterbukaan Informasi ini dalam sekurang-kurangnya satu surat kabar harian berbahasa
Indonesia dengan peredaran nasional untuk memberikan informasi kepada para
Pemegang Saham Perseroan mengenai Rencana Transaksi yang akan dilakukan oleh
Perseroan yang memerlukan persetujuan dari RUPSLB Perseroan. Keterbukaan Informasi
ini menjadi dasar pertimbangan bagi Para Pemegang Saham Perseroan dalam rangka
memberikan persetujuannya terkait dengan Rencana Transaksi yang akan diusulkan oleh
Perseroan dalam RUPSLB.
II. KETERANGAN MENGENAI RENCANA TRANSAKSI
A.
RENCANA TRANSAKSI
1.
2.
Tidak ada mekanisme penjaminan dan suku bunga yang lebih rendah
3.
PERSEROAN BESERTA
ANAK-ANAK
PERUSAHAANNYA
PM FINANCE
DAN AFILIASI-AFILIASI PM
INTERNATIONAL
Para Pihak:
- Perseroan beserta anak-anak perusahaan Perseroan, sebagai
penerima pinjaman
- PM Finance dan afiliasi-afiliasi dari PM International, sebagai
pemberi pinjaman
2.
3.
Nilai:
dapat lebih besar dari 50% dari ekuitas Perseroan berdasarkan laporan
keuangan tahunan terakhir yang telah diaudit pada waktu yang
bersangkutan sampai dengan batas maksimal yang ditentukan oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
4.
5.
Tingkat bunga :
sama atau lebih rendah daripada tingkat suku bunga pinjaman
Deutsche Bank, Citibank, JPMorgan Chase Bank atau penggantinya,
yang merupakan bank asing dan beroperasi di Jakarta
6.
Jaminan:
tidak ada jaminan
7.
8.
Perseroan
Keterangan tentang Perseroan adalah sebagaimana diuraikan dalam
Bagian 4 dalam Keterbukaan Informasi ini.
(ii)
PM Finance
adalah Philip Morris Finance SA, suatu badan usaha yang didirikan
berdasarkan hukum Swiss, beralamat di Avenue Rhodanie 50, Lausanne,
Switzerland, bergerak di bidang usaha kegiatan pendanaan dan
manajemen kas dan merupakan perusahaan afiliasi dari pemegang saham
utama Perseroan, PM Indonesia.
Per 30 Juni 2015, PM Indonesia memiliki saham sebesar 98,18% pada
Perseroan. PM Indonesia dan PM Finance tergabung dalam Grup Philip
Morris International Inc. Perseroan dan PM Finance memiliki pemegang
saham pengendali yang sama yaitu Philip Morris International Inc.
Susunan anggota manajemen PM Finance adalah sebagai berikut:
Presiden Direktur
Direktur
Direktur
: Peter Luongo
: John Jacob Puthenpurackal
: Fabrice Fuentes
(iii) PM International
adalah Philip Morris International Inc, suatu badan usaha yang didirikan
berdasarkan hukum Commonwealth of Virginia, Amerika Serikat,
beralamat di 120 Park Avenue New York, N.Y. 10117, USA bergerak di
bidang usaha manufaktur dan perdagangan rokok, produk tembakau
lainnya dan produk lain mengandung nikotin yang dipasarkan di luar
wilayah Amerika Serikat.
PM International adalah suatu perusahaan tembakau internasional
terkemuka. PM International memiliki 100% saham, secara langsung
maupun tidak langsung, pada PM Finance dan PM Indonesia.
Susunan anggota manajemen PM International pada 31 Desember 2014,
antara lain, sebagai berikut:
-
Di bawah ini adalah bagan hubungan afiliasi antara Perseroan dan PM Finance
sebagai para pihak yang melakukan Rencana Transaksi:
4.
Philip Morris
Brands Sarl
Philip Morris
Investment BV
Park Tobacco
Limited
Philip Morris
Global Brand
Inc.
Philip Morris
Finance SA
PMPMID
Indonesia
a.
Riwayat Singkat
Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di negara Republik Indonesia dan bertempat
kedudukan di Surabaya. Perseroan didirikan dengan nama PT Perusahaan Dagang
dan Industri Panamas berdasarkan Akta Pendirian No. 69 tanggal 19 Oktober 1963
yang diubah dengan Akta No. 46 tanggal 15 April 1964, keduanya dibuat di hadapan
Anwar Mahajudin, pada waktu itu Notaris di Surabaya, akta-akta mana telah
memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman sesuai dengan Penetapan
Menteri Kehakiman No. J.A.5/59/15 tanggal 30 April 1964 dan didaftarkan pada
Kepaniteraan Pengadilan Negeri di Surabaya tanggal 18 Mei 1964 No.654 dan No.
655, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 94 tanggal 24
November 1964, Tambahan No. 357.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, termasuk
perubahan dalam rangka
mengubah nama menjadi PT Hanjaya Mandala
Sampoerna, mengubah status Perseroan menjadi perusahaan terbuka, penyesuaian
dengan ketentuan UUPT dan dalam rangka penyesuaian terhadap ketentuanketentuan yang berlaku di bidang pasar modal. Perubahan Anggaran Dasar yang
terakhir adalah yang dituangkan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan
Anggaran Dasar Perseroan No. 21 tanggal 12 Mei 2015 yang dibuat di hadapan Aryanti
Rp. 630.000.000.000,00
Modal Ditempatkan
Rp. 438.300.000.000,00
Modal Disetor
Rp. 438.300.000.000,00
Jumlah
Saham
1.
PT
Philip
Morris
Indonesia
4.303.168.205
Rp. 430.316.820.500,00
98,18
2.
Masyarakat
lainnya
(dengan
kepemilikan
di bawah 5%)
79.831.795
Rp.7.983.179.500,00
1,82
4.383.000.000
Rp. 438.300.000.000, 00
100
No.
Jumlah
Nilai Nominal
Prosentase
(%)
c.
John Gledhill
Komisaris
Komisaris Independen
Goh Kok Ho
Komisaris Independen
Direksi
Presiden Direktur
Direktur
Andre Dahan
Direktur
Direktur
Direktur
Nikolaos Papathanasiou*)
Direktur
Michael Sandritter
10
Direktur Independen
B.
Rencana Transaksi yang akan dilakukan oleh Perseroan merupakan suatu Transaksi
Material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.2 di mana nilai total pinjaman
dapat melebihi 50% (lima puluh persen) dari ekuitas Perseroan berdasarkan laporan
keuangan tahunan auditan terakhir pada waktu yang bersangkutan. Oleh karenanya,
merujuk pada Peraturan No. IX.E.2, Rencana Transaksi wajib terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan dari RUPSLB Perseroan.
Rencana Transaksi melibatkan pihak-pihak terafiliasi Perseroan, karenanya Rencana
Transaksi merupakan Transaksi Afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No.
IX.E.1 yang wajib dilaporkan kepada OJK selambat-lambatnya dua hari kerja setelah
terjadinya transaksi, namun tidak mengandung Benturan Kepentingan sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.1. Berdasarkan Peraturan No. IX.E.1, transaksi yang
mengandung benturan kepentingan adalah transaksi yang mengandung perbedaan
antara kepentingan ekonomis Perseroan dengan kepentingan ekonomis pribadi anggota
Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau pemegang saham utama yang dapat merugikan
Perusahaan dimaksud.
III. RINGKASAN LAPORAN PENILAI
Sebagaimana diatur dalam Peraturan IX.E.1 dan Peraturan IX.E.2, untuk memastikan
kewajaran Rencana Transaksi, Perseroan telah menunjuk Kantor Jasa Penilai Publik
Nirboyo Adiputro, Dewi Apriyanti & Rekan, sebagai Penilai Independen untuk melakukan
penilaian kewajaran Rencana Transaksi.
Penilai Independen menyatakan tidak mempunyai hubungan afiliasi baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan Perseroan sebagaimana didefinisikan dalam UndangUndang Pasar Modal.
Ringkasan Pendapat Penilai Independen
1. Identitas Penilai
Nirboyo Adiputro, Dewi Apriyanti & Rekan, kantor jasa penilai publik bersertifikasi,
bertindak sebagai pihak independen yang melakukan usaha jasa penilaian sesuai
11
12
8.
9.
Informasi yang berkaitan dengan suku bunga pinjaman dalam mata uang
Rupiah dari Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia dan Indonesia Bond Pricing
Agency (IBPA);
10. Review atas data dan informasi yang kami peroleh yang berkaitan dengan
Rencana Transaksi yang dianggap relevan. Pendapat kewajaran ini disusun
berdasarkan pada data dan informasi serta prinsip integritas.
5. Kesimpulan Nilai
Metode yang digunakan dalam melakukan analisis penyusunan Pendapat
Kewajaran atas Rencana Transaksi adalah dengan melakukan analisis transaksi,
analisis kualitatif, analisis kuantitatif, analisis atas jaminan sehubungan dengan
rencana transaksi peningkatan pinjam meminjam dana tersebut di atas.
Hasil analisis yang kami lakukan terhadap Rencana Transaksi adalah sebagai berikut:
13
per tahun sedangkan pada Desember 2014 suku bunga pinjaman lainnya berkisar
antara 7,50%-13,00% per tahun. Pada bulan Juni 2015, berdasarkan data Bank
Indonesia tingkat bunga rata-rata pinjaman modal kerja dari berbagai kelompok
Bank adalah sebesar 12,48% per tahun;
Berdasarkan pada penilaian perbandingan kami pada perusahaan sejenis yang
dipilih dalam industri rokok dan manufaktur barang konsumsi di Indonesia, dapat
disimpulkan bahwa mengadopsi D/E ratio lebih dari 50% bukanlah merupakan hal
yang tidak wajar;
Berdasarkan review kami terhadap dokumen-dokumen perjanjian pinjaman antar
perusahaan lainnya dalam Grup PM International, kami menyimpulkan bahwa
fasilitas pinjaman yang diberikan sebagaimana diatur dalam Perjanjian Pinjaman
Antar Perusahaan (Grup Perseroan) cukup selaras dengan pengaturan umum yang
dilakukan oleh Grup PM International demikian juga untuk fasilitas pemanfaatan
kelebihan kas karena diatur dengan persyaratan yang sama;
Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa perubahan tingkat suku bunga
tidak sensitif terhadap perubahan laba bersih perusahaan karena perubahan 10%
dan 20% biaya bunga hanya menyebabkan perubahan 0,14% dan 0,28% laba bersih
perusahaan;
Fasilitas pinjaman ini tidak memiliki mekanisme jaminan. Namun demikian
karena Perseroan beserta anak-anak perusahaan Perseroan dan PM Finance
dikendalikan oleh kelompok usaha yang sama yaitu Grup PM International, dapat
diharapkan bahwa pelunasan pinjaman pada saat jatuh tempo dapat
dikendalikan sehingga bisa mengurangi risiko tidak terbayarnya pinjaman
tersebut.
14
Pemanggilan untuk RUPSLB Perseroan akan diumumkan pada hari Kamis, tanggal 27
Agustus 2015 dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran
nasional, situs BEI dan situs Perseroan. Apabila ada Pemegang Saham Perseroan yang
tidak dapat hadir dalam RUPSLB tersebut, Pemegang Saham bersangkutan diminta untuk
mengisi dan mengembalikan Formulir Surat Kuasa yang dapat diambil di kantor Biro
Administrasi Efek Perseroan dengan alamat Wisma Sirca, Jl. Johar No. 18, Jakarta 10340,
telepon: (021) 3140032, Fax: (021) 3140185.
Tanggal 26 Agustus 2015 sampai pukul 16.00 WIB telah ditetapkan sebagai Tanggal Daftar
Pemegang Saham untuk menetapkan Pemegang Saham yang berhak hadir dan
memberikan suara dalam RUPSLB (selanjutnya disebut Tanggal DPS). Pemegang
Saham yang terdaftar pada Tanggal DPS berhak mengeluarkan satu suara untuk setiap
saham yang dimilikinya untuk menyetujui atau tidak menyetujui Rencana Transaksi.
Berikut adalah tanggal-tanggal penting dalam kaitannya dengan RUPSLB Perseroan:
PERISTIWA
TANGGAL
12 Agustus 2015
12 Agustus 2015
Tanggal DPS
26 Agustus 2015
27 Agustus 2015
16 September 2015
Pelaksanaan RUPSLB
18 September 2015
21 September 2015
22 September 2015
17 Oktober 2015
Berdasarkan Pasal 11 Anggaran Dasar Perseroan dan POJK No. 32, RUSPLB dapat
dilaksanakan apabila dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya yang mewakili lebih
dari (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang
telah dikeluarkan oleh Perseroan. RUPSLB dapat mengambil keputusan yang sah dan
mengikat apabila keputusan disetujui oleh lebih dari (satu per dua) bagian dari jumlah
suara yang dikeluarkan dengan sah dalam RUPSLB.
Berdasarkan Peraturan No. IX.E.2 angka 5 huruf b, jika Rencana Transaksi tidak
memperoleh persetujuan dari RUPSLB, maka rencana tersebut baru dapat diajukan
kembali 12 bulan setelah pelaksanaan RUPSLB tersebut.
VI. REKOMENDASI DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PERSEROAN
Setelah melakukan analisa yang mendalam, Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan
merekomendasikan kepada seluruh Pemegang Saham Perseroan untuk menyetujui
15
Rencana Transaksi dalam RUPSLB yang akan dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 18
September 2015 karena Direksi dan Dewan Komisaris berkeyakinan bahwa Rencana
Transaksi dilakukan untuk kepentingan terbaik Perseroan dan Pemegang Saham
Perseroan.
VII. INFORMASI TAMBAHAN
Bagi Pemegang Saham Perseroan yang memerlukan informasi lebih lanjut mengenai
Rencana Transaksi harap menghubungi:
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.
One Pacific Place, Lantai 18,
Sudirman Central Business District,
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53,
Jakarta 12190, Indonesia
Telepon: 021 515 1234
Faksimili: 021 515 2234
U.p.: Sekretaris Perusahaan dan Hubungan Investor
16