Devin Chandra
04011181320016
PDU Unsri B 2013
mengobati sakit kepala dan tidak memiliki interaksi dengan obat lain yang digunakan
pada kasus.
B. Learning Issue
1. Tuberkulosis Kelenjar Getah Bening
Sistem syaraf autonom terdiri atas 2 macam, Simpatis dan Parasimpatis. Sistem
Syaraf Simpatis memiliki ranah syaraf Thoraco-lumbal sementara Sistem Syaraf
Parasimpatis memiliki ranah syaraf Cranio-sacral. Setiap jaras simpatis maupun
parasimpatis dari medula ke jaringan yang terangsang terdiri atas 2 neuron:
Preganglionic dan Postganglionic, berlawanan dengan jaras motoris yang hanya ada satu
macam neuron. Perbedaan kedua macam neuron pada Simpatis dan Parasimpatis ada
pada ada tidaknya hambatan saat hantaran rangsangan di neuron preganglionic. Pada
Parasimpatis, tidak ditemui adanya hambatan menuju organ-organ tujuannya.
Kedua sistem syaraf autonom diatas mensekresikan salah satu dari kedua bahan
sinaps berikut: Asetilkolin dan Norepinephrine. Serabut pensekresi Asetilkolin disebut
Kolinergik, sementara pensekresi Norepinephrine disebut Adrenergik. Dalam semua
sistem syaraf Simpatis maupun Parasimpatis, semua neuron preganglion sifatnya
Kolinergik. Sementara itu, semua atau hampir semua neuron postganglion dari
Parasimpatis bersifat kolinergik dan hampir semua neuron postganglionic dari Simpatis
bersifat adrenergik.
NEURON ADRENERGIK DAN KATEKOLAMIN
Serat-serat pascaganglionik sistem saraf simpatis terutama adalah adrenergik, di
mana pada ujung sarafnya
NE) dan mungkin juga adrenalin (epinefrin, Epi). Sebagian kecil dari serat saraf
pascaganglionik yang ke kelenjer keringat dan pembuluh darah adalah kolinergik
yang membebaskan ACh pada akhir sarafnya.
Konsep dari serat saraf adrenergik adalah bahwa impul-impul saraf menyebabkan
depolarisasi dan peningkatan permiabilitas terhadap kalsium yang masuk ke dalam
sel dan meyebabkan pembebasan NE dan sedikit epinefrin dari terminal saraf.
NE, Epi dan dopamin secara kimia termasuk golongan senyawa katekolamin
(katekol adalah gugusan 3,4-dihidroksibenzen). Senyawa-senyawa ini didistribusikan
ke semua jaringan dalam sel yang disebut sel-sel kromafin. Besarnya pernsentase
berbagai katekolamin di dalam sel kromafin tergantung pada lokasi dan speciesnya.
Dalam usus dopamin terutama ditemukan dalam sel-sel non-saraf. Dalam medula
adrenal ditemukan sedikit sekali dopamin, tetapi banyak sekali adrenalin. Pada organorgan lain yang mungkin juga ada hubungannya dengan serat saraf, terdapat dopamin
sebanyak 50% dari jumlah total katekolamin dan selebihnya adalah NE dan Epi.
Dalam otak dopamin terdapat terutama dalam nukleus kaudatus dan mungkin
berfungsi sebagai transmiter ditempat ini. Pada penderita Parkinsonisme, dalam
neulkleus kaudatusnya terdapat kadar dopamin yang rendah sekali.
Katekolamin
adalah
amin
simpatomimetik
yang
berisi
gugusan
3,4-
ditemukan
dalam
disebut "granul kromafin" atau "gudang granul", diperkirakan terdapat sebanyak 2040% yang bebas dalam sitoplasma. Granul mempunyai ATP yang banyak, yang
dalam kombinasi dengan katekolamin terdapat dalam rasio 1:4. Juga mengandung
suatu protein khusus yang larut ("chromogranin") dan enzim dopamin-beta-oksidase.
Katekolamin disimpan dalam partikel subseluler yang disebut "storage granule" dan
berfungsi:
(1) mengambil dopamin dari sitoplasma,
(2) mengoksidasinya menjadi NE,
(3) mengikat dan menyimpan NE untuk mencegah difusi ke luar sel dan destruksi oleh
enzim-enzim, dan
(4) membebaskan NE setelah rangsangan fisiologik.
Diproduksi di Medula adrenal. Disamping epineferin,
medula
adrenal juga
dari NE
adalah untuk
dan
sebagian didegradasi
lain
Fungsi dari reseptor ini dapat menginhibisi pelepasan insulin, induksi pelepasan
glukagon, kontraksi spincher pada gastro intestinal
2. Reseptor beta adrenergik, dibagi menjadi 2:
2.1. Beta 1
Terdapat di jantungmenaikkan heart rate (jumlah denyut jantung per unit waktu),
menaikkan kontraksi jantung alfa 1-adrenoreseptor postsinaptik terdapat pada otot
polosvaskuler, otot miokardial, sel hepatosit, dan sel adiposit.
2.2. Beta 2
Terdapat di pembuluh darah, otot polos skeletal, otot polos bronkus relaksasi otot polos
di gastro intestinal dan bronkus, dilatasi arteri, glukoneogenesis.
Alfa 2-adrenoreseptor prasinaptik terdapat pada semua organ yang sarafnya dikontrol
oleh sistem saraf simpatetik. Alfa 2-adrenoreseptor postsinaptik terdapat pada otot polos
vascular, pankreas, platelet, adiposit, ginjal, melanosit, dan otot polos mata
Mekanisme kerja molekular
Mekanisme kerja agonis belum selutuhnya dimengerti. Diduga bawa pada reseptor
Hasilnya berupa peningkatan konversi ATP menjadi cAMP. Cyclic AMP merupakan
second messanger untuk berbagai interaksi reseptor hormon.
OBAT ANTI ADRENERGIK
Obat anti adrenergik atau adrenolitik merupakan golongan obat yang menghambat
respon terhadap perangsangan saraf simpatetik. Mekanisme kerja dari obat ini meliputi
Berinteraksi dengan reseptor khas yaitu obat pemblok -adrenergik yang memblok efek
rangsangan pada -reseptor dan obat pemblok -adrenergik yang memnlok efek
rangsangan pada -reseptor
Menghambat enzim yang terlibat pada proses biosintesis norepinefrin. Misal obat yang
menghambat enzim dopa-dekarboksilase dan alfa metil tirosin yang menghambat enzim
tirosin dekarboksilase
Pelepasan norepinefrin dari tempat penyimpanan pada ujung saraf simpatetik. Contoh :
obat pemblok saraf adrenergik
Mempengaruhi tempat penyimpanan katekolamin. Contoh : reserpin.
Daftar Pustaka
Katzung, Bertram G.. 2013. Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi 12. Jakarta: EGC.
Guyton, Arthur C.. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi 11. Jakarta: EGC.
Saleh, M. Irsan. 2012 . Diktat Adrenergik dan Anti Adrenergik. Palembang: Universitas
Sriwijaya