INOVASI Dalam Jurnal Internasional Dan Penerapan CTL
INOVASI Dalam Jurnal Internasional Dan Penerapan CTL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi informasi.
Perubahan yang sangat cepat dan dramatis pada abad ini menuntut siswa dan generasi
penerus Indonesia untuk dapat dengan cepat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Perkembangan teknologi yang diimbangi dengan
pemahaman sains yang baik meningkatkan berbagai penemuan yang akhirnya
memberikan pengaruh pada perkembangan iptek selanjutnya. Indonesia merupakan
negara yang kaya akan sumber daya alam baik tambang, hewani maupun nabati.
Kekayaan itu dapat memberikan manfaat yang luar biasa bagi kehidupan manusia jika
generasi penerusnya memiliki kemampuan sais dan teknologi pemanfaatan dan
pengelolaan yang baik, salah satunya melalui pendidikan sains.
Pendidikan merupakan investasi suatu bangsa sehingga penyelenggaraannya
harus berkualitas, sebab melalui pendidikan yang berkualitas akan dihasilkan siswa
yang unggul, kompetitif dan profesional. Pendidikan berkualitas hanya akan terwujud
jika didukung oleh pembelajaran yang berkualitas. Ditjen Dikti (2008) menyatakan
bahwa pembelajaran berkualitas diartikan sebagai pembelajaran yang secara sinergis
mampu menghasilkan proses, hasil, dan dampak belajar yang optimal yang
memungkinkan terwujudnya better student learning capacity. Hal ini relevan
dengan pernyataan Uno (2010), yang menyatakan bahwa situasi pembelajaran yang
kondusif sangat mendukung terjadinya interaksi dalam pembelajaran, sehingga
menghasilkan luaran yang baik pula. Sementara menurut Widoyoko (2008) kualitas
pembelajaran dipengaruhi oleh 5 aspek meliputi: performance guru, fasilitas pembelajaran, iklim kelas, sikap dan motivasi belajar siswa. Pendidikan sains yang baik
merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan siswa dalam
menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan (Rustaman, 2011).
IPA (biologi) menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar siswa menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara ilmiah. Menurut Carin & Evans (dalam Suciati, 2010), pembelajaran sains
sedikitnya meliputi empat hal, yaitu produk (content), proses, sikap, dan teknologi.
IPA sebagai konten berupa produk mengandung arti bahwa di dalam IPA terdapat
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
faktor-faktor
yang
mempengarui
keberhasilan
Contextual
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Contextual Teaching and Learning
Contextual Teaching Learning (CTL). Kata contextual berasal dari
kata contex yang berarti hubungan, konteks, suasana, atau
keadaan.
Dengan
berhubungan
demikian
dengan suasana
contextual
(konteks).
diartikan
Sehingga
yang
Contextual
R,
memungkinkan
Keneth
(Rusman,2011)
terjadinya
proses
pembelajaran
belajar
di
CTL
mana
yang
siswa
pengajaran
matematika
secara
kontekstual.
Pendidikan
Nasional
(2002:5)
mengemukakan
Konvensional
bidang (disiplin).
(disiplin) tertentu.
teaching
and
learning(CTL)
adalah
pembelajaran
yang
Giambatista
mengungkapkan
Tuhan
Vico
adalah
(Wina
pencipta
Sanjaya,2007).
Vico
dalam
dan
semesta
mengetahui
bagaimana
membuat
sesuatu.
Artinya
Pandangan
filsafat
konstruktivisme
tentang
hakikat
bukanlah
bukanlah
sekedar
menghafal,
tetapi
proses
Giambatista
mengungkapkan
Tuhan
Vico
adalah
(Wina
pencipta
Sanjaya,
dalam
2007).
Vico
semesta
dan
mengetahui
bagaimana
membuat
sesuatu.
Artinya
Pandangan
filsafat
konstruktivisme
tentang
hakikat
bukanlah
bukanlah
sekedar
menghafal,
tetapi
proses
pembelajaran
contextual
teaching
and learning(CTL)
berfokus
mendorong
siswa
kontruktivisme
harus
mengemukakan
menemukan
bahwa
sendiri
dan
itu
tidak
sesuai
lagi
bagi
siswa
agar
benar-benar
teaching
fakta
hasil
and
learning.
mengingat,
Pengetahuan
akan
tetapi
bukanlah
hasil
proses
macam
strategi
penilaian
yang
digunakan
untuk
atau
kegiatan
dan
laporan,
PR
,kuis,
karya
berpola
pada
metode
Matematika
dan
memberikan
kooperatif
adalah
merupakan
strategi
belajar
penemuan
merupakan
usaha
sadar
untuk
mencari
mengunakan
model
yaitu
individu
yang
belajar
bermain
kontruktif.
Bruner
membagi
proses
belajar
benda
nyata
atau
mengalami
langsung
peristiwa
(syimbolic)
yaitu
siswa
sudah
dapat
menyatakan
membaca
mengerjakan
soal
bertanya
keteman,
Menurut
langsung
Piaget
terjadi
dan
jika
Vygosty
bahwa
konsepsi-konsepsi
perubahan
yang
kognitif
dipahamkan
terlibat
aktif
dalam
memecahkan
dan
memiliki
d. Pengetahuan
tetang
materi
pembelajaran
tertanam
2. Kekurangan
pembelajaran
contextual
teaching
and
learning(CTL)
agar
dengan
maka
baik
suatu
tugas
pembelajaran
kita
sebaga
dapat
guru
berjalan
adalah
oleh
tingkat
perkembangan
dan
keluasan
memberikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk
agar
dengan
menyadari
dan
dengan
sadar
dalam
konteks
ini
tentunya
guru
memerlukan
permasalahan
abstrak
melalui
pengalaman
kongkrit
f. Belajar secara bersama
2. Bagi pendidik
a. Menjadikan pengajaran sebagai salah satu pengalaman yang
bermakna
b. Mengaitkan prinsip prinsip mata pelajaran dengan dunia
pekerjaan
c. Menjadikan
Penghubung
antara
pihak
akademik
vokasional
H. Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
kan
Menurut
Priyono
sebuah
kelas
dikatakan
mengunakan
sendiri
pengetahuan
dan
ketrampilan
bertanya.
b. Pengetahuan kegiatan inquiri untuk semua topic
c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d. Menciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok)
e. Menghadirkan model sebagai contoh tingkah laku atau cara
mengunakan
alat,
menemukan
konsep
atau
menyelesaikan
konsep
f. Melakukan refleksi diakhir pertemuan
g. Melakukan penelitian autentik dan berbagai cara.
Sedangkan menurut Elaine Bjohnson mengarah pada delapan (8)
komponen pada pembelajaran CTL, yakni:
a. Membuat keterkaitan yang bermakna
b. Melakukan kerja yang bermakna
c. Belajar mengatur diriya sendiri
d. Kolaboratif
e. Berfikir kritis dan kreatif
f. Pembimbing perorangan
g. Mengapai standar yang tinggih.
h. Menggunakan assessment outentik
Dengan
demikian
dalam
pembejaran
kontekstual
semua
yang
Mempengarui
Keberhasilan
Contextual
yang
dikembangkan
berdasarkan
standar
isi
serta
hubungan
antar
budaya
tersebut
akan
DAFTAR PUSTAKA
Johnsonn, Elene, B.2006. Contextual Teaching and Learning. Jakarta: Mizan
Learning Centre
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Beroriontasi Standar Proses. Jakarta:
Kencana.
Muchin, M., Saekhan. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Semarang: Ra Sail.
Pitajeng. 2009. Pembelajaran Matematika yang menyenangkan. Departemen
Pendidikan Nasional: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Mukhusiyah. Penerapan Pendekatan Pembelajaran (CTL). Surabaya: Pasca Unesa.
Suedjadi, R. 2009. Kiat Pendidikan. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.
David, Reynalds & Danier, Magic. 2008. EfectiveTeaching. Yogyakarta:
Pustaka belajar