Anda di halaman 1dari 23

KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER

(Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi)

Disusun oleh:
Nama: Nia Yuliyanti
NPM: 1114141054

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERITAS LAMPUNG
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan Ridho-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dalam kesempatan kali ini
penulis akan membahas tentang Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter , yang
digunakan sebagai sarana pembelajaran dan untuk memenuhi tugas Pengantar Ilmu
Ekonomi.
Atas tersusunnya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah telah turut membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
terciptanya kesempurnaan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis maupun semua
yang membacanya.

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA
PENGANTAR

ii
DAFTAR ISI
iii

BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar
Belakang

B.

Rumusan
Masalah

C.

Tujuan
2
BAB II PEMBAHASAN

A.

Kebijakan
Fiskal

3
Pengertian

A.1
fiskal
fiskal

3
A.2 Bentuk-bentuk kebijakan
4
A.3 Tujuan kebijakan

fiskal
fiskal

5
A.4 Instrumen kebijakan
6

kebijakan

B. Kebijakan
Moneter

8
B.1 Pengertian kebijakan

moneter

8
B.2 Penggolongan kebijakan

moneter

9
B.3 Instrumen kebijakan

moneter

10
B.4 Jenis kebijakan

moneter

12
B.5 Kebiakan moneer yang dilakukan

pemerintah

14
B.6 Tujuan kebijakan

moneter

16
B.7 Pengaruh kebijakan

moneter

17
C. Hubungan Antara Kebijakan Fiskal Dan

Moneter

18
BAB III

KESIMPULAN

19

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Krisis global dapat membuat keadaan perekonomian di berbagai Negara sangat


menghawatirkan

dan

membuat

tingkat

perekonomian

menerun

tajam,

yang

mengakibatkan suasana ketidakpastiannya sangat tinggi terhadap masa depan suatu


Negara yang mengalaminya.
Akibatnya, gambaran ekonomi dunia terlihat makin suram dari hari ke hari walaupun
semua bank sentral sudah menurunkan suku bunga sampai tingkat yang terendah. Untuk
menangani agar tidak terjadinya krisis global tersebut berbagai elemen-elemen dari
suatu Negara mencoba mencari, dan berusaha menemukan jalan keluar dari masalah
krisis global tersebut.
Selama ini kita mengenal tiga sistem perekonomian yang berlaku di dunia yaitu sistem
kapitalis, sistem sosialis dan sistem campuran. Salah satu dari tiga sistem tersebut
diterapkan di Indonesia yaitu sistem campuran, dimana sistem campuran adalah sebuah
sistem perekonomian dengan adanya peran pemerintah yang ikut serta menentukan
cara-cara mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat. Tetapi campur tangan
ini tidak sampai menghapuskan sama sekali kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan
pihak swasta yang diatur menurut prinsip-prinsip cara penentuan kegiatan ekonomi
yang terdapat dalam perekonomian pasar.
Untuk mengatasi dan mencegah terjadinya krisis global Negara Indonesia melakukan
kebijakan-kebijakan yang bertujuan agar kondisi perekonomian Indonesia pulih
kembali.
Kebijakan yang akan penulis bahas pada tulisan ini adalah kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter. Kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah merupakan kebijakan
di dalam bidang perpajakan (penerimaan) dan pengeluarannya, sedangkan kebijakan
moneter adalah langkah-langkah yang dijalankan oleh Bank Sentral untuk mengawasi
jumlah uang yang berada di tangan masyarakat.
Kedua kebijakan ini merupakan wahana utama bagi peran aktif pemerintah dibidang
ekonomi. Pada dasarnya sebagian besar upaya stabilisasi makro ekonomi berfokus pada
pengendalian atau pemotongan anggaran belanja pemerintah dalam rangka mencapai
keseimbangan neraca anggaran.
Oleh karena itu, penulis akan mencoba menjelaskan mengenai kebijakan fiskal dan
moneter, dikarenakan kedua kebijakan tersebut sangat erat hubungannya dengan tujuan

Negara Indonesia dalam membangung perekonomian dan menciptakan kesejahteraan


Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Apakah kebijkan fiskal dan moneter itu?
Apa sajakah yang termasuk dalam kebijakan fiskal dan kebijakan moneter ?
Tujuan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter ?
Hubungan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter

C. Tujuan
Untuk mengetahui mengenai kebijakan fiskal dan moneter
Untuk mengetahui apa sajakah yang termasuk kebijakan fiskal danmoneter.
Untuk mengetahui tujuan di keluarkn kebijakan fiskal danmoneter
Untuk mengetahui hubungan antara kebijaka fiskal dan kebijakan moneter.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebijakan Fiskal (Fiscal Policy)


A.1 Pengertian Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi
perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan
pengeluaran pemerintah.
Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar,
namun kebijakan fiskal lebih mekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja
pemerintah. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan
berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli
masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan

sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan
output industri secara umum.
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan
ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah.
Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter , yang bertujuan men-stabilkan
perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar.
Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak.
Perubahan tingkat dan komposisi pajak serta pengeluaran pemerintah dapat
memengaruhi variabel-variabel berikut:
a) Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi
b) Pola persebaran sumber daya
c) Distribusi pendapat
A.2 Bentuk-bentuk Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal
a) Ekspansif : implementasi kebijakan ini dengan menaikkan pengeluaran pemerintah dan
b)

menurunkan penerimaan pajak.


Kontraktif : implementasi kebijakan ini dengan menurunkan pengeluaran pemerintah
dan menaikkan penerimaan pajak.
Macam-macam Kebijakan Fiskal

a) Functional finance : Pembiayaan pemerintah yang bersifat fungsional


b) The managed budget approach : Pendekatan pengelolaan Anggaran
c)

The stabilizing budget : Stabilisasi anggaran yang otomatis, apabila model ini gagal,
maka pemerintah dapat meningkatkan pengeluarannya seperti dengan menaikkan gaji
PNS atau subsidi

d)

Balance budget approach : Pendekatan Anggaran Belanja berimbang, namun bila


terlambat penyesuaian (Perubahan Anggaran Keuangan), maka kepercayaan masyarakat
akan hilang.
Dalam konteks perencanaan pembangunan ekonomi, rancangan kebijakan fiskal tidak
hanya diarahkan untuk pengembangan aspek ekonomi seperti pendapatan per kapita,
pertumbuhan ekonomi, pengurangan pengangguran dan stabilisasi ekonomi, tetapi juga
pening katan aspek sosial seperti pemerataan pendapatan, pendidikan, dan kesehatan.
Macam-macam Anggaran / Politik Anggaran :

a) Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif


Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar
dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat
baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.
b) Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih
besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakanketika
perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating)untuk
menurunkan tekanan permintaan.
c) Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar
dengan

pemasukan.

Tujuan

politik

anggaran

berimbang

yakni

terjadinya

kepastiananggaran serta meningkatkan disiplin.

A.3 Tujuan Kebijakan Fiskal


Tujuan kebijakan fiscal adalah untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Tujuan
utama kebijakan fiskal ialah untuk mencegah pengangguran dan menstabilkan harga.
Implementasinya untuk menggerakkan Pos penerimaan dan pengeluaran dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Hal ini dilakukan dengan cara mengatur:
a)
b)
c)

Pengeluaran komsumsi pemerintah (G),


Jumlah transfer pemerntah (Tr), dan
Jumlah pajak (Tx) yang diterima pemerintah
Sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatn nasional (Y) dan tingkat kesempatan
kerja (N). Dengan semakin kompleksnya struktur ekonomi perdagangan dan keuangan,
maka semakin rumit pula cara penanggulangan inflasi. Kombinasi beragam harus
digunakan secara tepat, seperti kebijakan fiskal, kebijakan moneter, perdagangan dan
penentuan harga. Permasalahan yang mungkin muncul dalam kebijakan fiskal:

a) Bagaimana meningkatkan kemampuan perpajakan (Taxable Capacity)


b) Bagaimana membuat seimbang komposisi pajak
c) Bagaimana merancang pajak-pajak khusus.

Dalam kebijakan fiskal, inflasi dikendalikan dengan surplus anggaran, sedangkan dalam
kerangka kebijakan moneter, inflasi dikendalikan dengan tingkat bunga dan cadangan
wajib. Piranti kebijakan yang perlu dipersiapkan adalah:
a)

Pajak untuk sektor swasta

b)

Pinjaman pada masyarkat

c)

Pengeluaran Pemerintah untuk pengendalian pengangguran


Apabila piranti kebijakan tersebut ternyata gagal, maka cara yang tepat dengan
mencetak uang. Uang yang dicetak oleh pemerintah harus dijamin dengan cadangan
devisa yang cukup, agar uang yang beredar di masyarakat aman.

A.4 Instrumen Kebijakan Fiskal


Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang
berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang
berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya
beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output.
Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta
menurunkan output industri secara umum. Perubahan dalam tingkat dan komposisi
pajak dan pengeluaran pemerintah dapat berdampak pada variabel-variabel berikut
dalam perekonomian:
a) Aggregate demand and the level of economic activity ( Permintaan agregat dan tingkat
kegiatan ekonomi )
b) The pattern of resource allocation (Pola alokasi sumber daya)
c) The distribution of income (Distribusi pendapatan)
Pengaruh pajak dan pengeluaran pemerintah dapat digunakan untuk menghilangkan
inflationary gap dan deflationary gap dengan menggeser fungsi pengeluaran agregrat
dan fungsi penawaran agregrat. Lebih lengkapnya dapat dilihat padagambar berikut:

Kebijakan fiskal mengacu pada efek keseluruhan hasil anggaran pada kegiatan
ekonomi. Sikap yang tiga kemungkinan kebijakan fiskal yang netral, ekspansif, dan
kontraktif:
a) Sebuah sikap netral menyiratkan kebijakan fiskal anggaran berimbang di mana G = T
(Pemerintah pengeluaran = Pajak pendapatan). Pengeluaran pemerintah sepenuhnya
didanai oleh penerimaan pajak dan hasil keseluruhan anggaran memiliki efek netral
pada tingkat kegiatan ekonomi.

b)

Sikap ekspansif kebijakan fiskal bersih melibatkan peningkatan pengeluaran


pemerintah (G> t) melalui pengeluaran pemerintah meningkat, penurunan pendapatan
pajak, atau kombinasi dari keduanya. Hal ini akan mengakibatkan defisit anggaran yang
lebih besar atau lebih kecil daripada surplus anggaran pemerintah sebelumnya, atau
defisit jika sebelumnya pemerintah memiliki anggaran berimbang. . Ekspansioner
kebijakan fiskal biasanya berhubungan dengan defisit anggaran.

c) Sebuah kontraktif kebijakan fiskal (G <T) terjadi ketika bersih dikurangi pengeluaran
pemerintah baik melalui pendapatan pajak yang lebih tinggi, mengurangi pengeluaran
pemerintah, atau kombinasi dari keduanya. Hal ini akan mengakibatkan defisit anggaran
yang lebih rendah atau surplus yang lebih besar daripada pemerintah sebelumnya, atau
surplus jika sebelumnya pemerintah memiliki anggaran berimbang.

B. Kebijakan Moneter
B.1 Pengertian kebijakan moneter
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk
mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih
sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman,
"margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam
usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan Moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh otoritas moneter (Bank
Sentral) untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi melalui pengawasan uang beredar atau
suku bunga, atau kombinasi keduanya, usaha tersebut dilakukan agar terjadi kesetabilan
harga, dan inflasi, serta terjadinya peningkatan output keseimbangan.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang
tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk
mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur
keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat
terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi
barang.

Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada
instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar
valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila
mengalami kesulitan likuiditas.
Dengan kata lain, kebijakan moneter adalah proses di mana pemerintah, bank sentral,
atau otoritas moneter suatu negara kontrol supplay (i) uang, (ii) ketersediaan uang, dan
(iii) biaya uang atau suku bunga untuk mencapai menetapkan tujuan berorientasi pada
pertumbuhan dan stabilitas ekonomi
Kebijakan Moneter bertumpu pada hubungan antara tingkat bunga dalam suatu
perekonomian, yaitu harga di mana uang yang bisa dipinjam, dan pasokan total uang.
Kebijakan moneter menggunakan berbagai alat untuk mengontrol salah satu atau kedua,
untuk mempengaruhi hasil seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar dengan
mata uang lainnya dan pengangguran. Dimana mata uang adalah di bawah monopoli
penerbitan, atau dimana ada sistem diatur menerbitkan mata uang melalui bank-bank
yang terkait dengan bank sentral, otoritas moneter memiliki kemampuan untuk
mengubah jumlah uang beredar dan dengan demikian mempengaruhi tingkat suku
bunga untuk mencapai kebijakan gol.
B.2 Penggolongan Kebijakan Moneter

Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah
atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu :
a) Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy Kebijakan
Moneter Ekspansif adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang
beredar.
b)

Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy


Kebijakan Moneter Kontraktif adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah
uang yang beredar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).

B.3 Instrumen-Instrumen Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter,


yaitu antara lain :
a) Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual
atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah
jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila
ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat
berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain
diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau
singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.

Opersai Pasar Terbuka Jika Perekonomian Dalam Kondisi Resesi (Under Employment).
Kondisi resesi/Under Employment/kerusuhan ekonomi adalah keadaan perekonomian
dimana banyak pengangguran faktor produksi dan menurunnya permintaan masyarakat
terhadap barang dan jasa sebagai pendapatan nasional yang sebenarnya terjadi (aktual)
lebih kecil dari pendapatan nasional yang seharusnya terjadi yaitu pendapatan nasional
full employment (YFE).
Agar kegiatan perekonomian meningkat, maka bank sentral perlu menaikkan jumlah
uang beredar melalui pembelian surat-surat berharga dari bank-bank dan masyarakat.
Jika jumlah uang beredar banyak, maka permintaan masyarakat terhadap barang dan
jasa ikut naik dan selanjutnya akan mendorong kegiatan produksi dalam perekonomian
terjadi kenaikan penyerapan tenaga kerja dan kenaikan produksi/pendapatan nasional
Yaktual akan naik mendekati atau sma dengan YFE resesi berkurang atau hilang.
Operasi

Pasar

Terbuka

Jika

Perekonomian

Dalam

Kondisi

Inflasi

(Over

Employment)Kondisi inflasi/naiknya harga-harga umum dapat terjadi apabila kapasitas


produksi perusahhaan telah digunakan secra penuh tapi permintaan masyarakat terhadap
barang dan jasa terus meningkat sehingga pendapatan aktual > pendapatan nasional fulll
employment. Untuk mengatasinya dilakukan dengan menurunkan/mengurangi jumlah

uang beredar yang ada si masyarakat melalui penjualan surat-surat berharga oleh bank
sentral kepada pihak bank-bank umum.
b) Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan
tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami
kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah
uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya
menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang. Ada 2 cara yang
dapat dilakukan oleh bank sentral dalam membantu bank-bank umum yaitu memberi
pinjaman atau sengan membeli surat-surat berharga yang dimiliki bank umum.

c)

Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)


Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan
jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk
menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk
menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.

d) Himbauan Moral (Moral Persuasion) dan Kebijakan Kredit Selektif


Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar
dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi.
Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam
mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar
bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar
pada perekonomian.
Cara melakukan 2 kebijakan moneter ini adalah dengan melakukan pengawasan secara
selektif silakukan dengan menetukan jenis-jenis pinjaman mana yang harus dikurangi,
dan man yang harus dikembangkan, dan pembujukkan moral yang dilakukan bank
sentral dengan mengadakan pertemuan langsung dengan pimpinan bank-bank umum
untuk meminta bank umum melakukan langkah tertenru agar mempengaruhi kegiatan
ekonomi.

B.4 . Jenis-jenis Kebijakan Moneter

Dalam prakteknya, untuk menerapkan semua jenis kebijakan moneter alat utama yang
digunakan adalah memodifikasi jumlah uang primer yang beredar. Otoritas moneter
melakukan hal ini dengan membeli atau menjual aset keuangan (biasanya kewajiban
pemerintah). Ini operasi pasar terbuka berubah baik jumlah uang atau likuiditas (jika
bentuk cair kurang dari uang yang dibeli atau dijual). The multiplier effect perbankan
cadangan fraksional memperkuat dampak dari tindakan transaksi pasar Konstan oleh
otoritas moneter memodifikasi pasokan mata uang dan ini dampak variabel pasar lain
seperti suku bunga jangka pendek dan nilai tukar.
Adapun jenis-jenis kebijakan moneter antara lain:
a) Inflasi Penargetan
Berdasarkan pendekatan kebijakan target adalah bertujuan untuk menjaga inflasi, di
bawah sebuah definisi tertentu seperti Indeks Harga Konsumen (IHK), dalam kisaran
yang diinginkan. Target inflasi ini dicapai melalui penyesuaian berkala kepada Bank
Sentral suku bunga target.
Tingkat bunga yang digunakan adalah umumnya tingkat antar bank di mana bank
meminjamkan kepada satu sama lain untuk keperluan arus kas. Tergantung pada negara
ini tingkat bunga tertentu yang bisa disebut uang bunga. Target suku bunga
dipertahankan untuk jangka waktu tertentu menggunakan operasi pasar terbuka.
Perubahan target suku bunga dibuat sebagai tanggapan terhadap berbagai indikator
pasar dalam upaya untuk memperkirakan tren ekonomi dan dengan demikian pasar tetap
pada jalur untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan. Sebagai contoh, satu metode
sederhana inflation targeting disebut aturan Taylor menyesuaikan tingkat suku bunga
sebagai respon terhadap perubahan dalam tingkat inflasi dan kesenjangan output .
Aturan diusulkan oleh John B. Taylor dari Universitas Stanford. Penargetan inflasi
pendekatan untuk pendekatan kebijakan moneter ini dipelopori di Selandia Baru.
b) Harga Penargetan Tingkat

Harga penargetan tingkat mirip dengan inflation targeting kecuali bahwa pertumbuhan
CPI dalam satu tahun atas atau di bawah target tingkat harga jangka panjang adalah
offset pada tahun-tahun berikutnya sehingga tingkat harga yang ditargetkan tercapai dari
waktu ke waktu, misalnya lima tahun, memberikan kepastian lebih lanjut tentang masa
depan kenaikan harga kepada konsumen. Dalam inflation targeting apa yang terjadi
pada tahun-tahun terakhir segera tidak diperhitungkan atau disesuaikan dalam tahun
berjalan dan masa depan.
c) Agregat Moneter
Pada 1980-an, beberapa negara menggunakan pendekatan yang didasarkan pada
pertumbuhan konstan dalam jumlah uang beredar. Pendekatan ini disaring untuk
memasukkan kelas yang berbeda dari uang dan kredit (M0, M1 dll). Di Amerika Serikat
ini pendekatan kebijakan moneter dihentikan dengan pemilihan Alan Greenspan sebagai
Ketua Fed. Pendekatan ini juga kadang-kadang disebut monetarisme . Sementara
kebijakan yang paling moneter berfokus pada sinyal harga satu bentuk atau lain,
pendekatan ini difokuskan pada jumlah moneter.
d) Nilai Tukar Tetap
Kebijakan ini didasarkan pada mempertahankan nilai tukar tetap dengan mata uang
asing. Ada berbagai tingkat nilai tukar tetap, yang dapat peringkat dalam kaitannya
dengan cara kaku kurs tetap adalah dengan bangsa jangkar.
Di bawah sistem nilai fiat tetap, pemerintah daerah atau otoritas moneter menyatakan
nilai tukar tetap tetapi tidak aktif membeli atau menjual mata uang untuk
mempertahankan tingkat.
Sebaliknya, tingkat dipaksakan oleh-konvertibilitas tindakan-tindakan non (misalnya
kontrol modal, impor/lisensi ekspor, dll). Dalam hal ini ada tingkat pasar gelap tukar
dimana perdagangan mata uang pada pasar/nilai tidak resmi.

B.5 Kebijakan Moneter yang Dilakukan Pemerintah

Devaluasi adalah kebijakan bank sentral untuk menurunkan nilai rupiah terhadap mata
uang asing.
Revaluasi adalah kebijakan bank sentral untuk menaikkan nilai mata uang dalam negeri
terhadap mata uang asing.
Sanering adalah kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral dengan cara
pengguntingan (pemotongan) uang. Hal ini dilakukan untuk menyehatkan kembali nilai
uang yang sudah jatuh. Pemerintah Indonesia pernah melakukan kebijakan sanering
pada tahun 1950an.
Dengan memperhatikan gambar berikut ini, dapat kita memahami bagaimana suatu
kebijakan moneter bekerja:

Dalam gambar diatas, digambarkan fungsi investasi (I), fungsi saving (S), fungsi L 1 dan
fungsi L2 seperti terlihat dalam kuadran masing-masing, dengan jumlah uang yang
beredar sebanyak OM, menghasilkan pendapatan nasional ekulibrium sebesar OY0.
Apabila perekonomian mempunyai tingkat full-employment, yang bisa disebut juga
dengan produk nasional potensial sebesar OY f, maka ini berarti bahwa dalam
perekonomian terdapat pengangguran.

Apabila pemerintah mengginginkan untuk mengurangi sama sekali pengangguran


dalam perekonomian, maka pemerintah harus melaksanakan kebijakan moneter atau
fiskal dengan variabel target berupa tingkat pendapatan nasional sebesar OY f, oleh
karena tingkat pendapatan ekulibrium yang sekarang terjadi adalah sebesar OY0, maka
tingkat pendapatan nasional perlu dinaikkan sebesar YoYf. Ini berarti pemerintah perlu
mengadakan kebijaksanaan ekspansi.
Dalam memecahkan masalah ini, pemerintah melakukan kebijakan moneter, artinya
pemerintah memilih sebagai instrumen variabel jumlah uang yang beredar,M.
Masalahnya sekarang ialah: M nilainya perlu dinaikkan ataukah perlu dikurangi.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus memperhatikan kuadran IS-LM. Dari
gambar tersebut, diketahui untuk menghasilkan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium
pada tingkat pendapatan OYf, titik equilibrium IS-LM

dipindahkan dari titik E

ke F. Untuk maksud tersebut, kurva LM perlu mengalami pergeseran dari semula LM ke


LM1.

B.6 Tujuan Kebijakan Moneter

Di bawah ini adalah tujuan dari dilakukannya Kebijakan Moneter:


a)

Stabilitas Ekonomi
Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan di mana pertumbuhan ekonomi berlangsung
secara terkendali dan berkelanjutan. Artinya, pertumbuhan arus barang/jasa dan arus
uang berjalan seimbang.

b)

Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja akan meningkat bila produksi meningkat. Peningkatan produksi
biasanya diikuti dengan perbaikan nasib para karyawan ditinjau dari segi upah maupun
keselamatan kerja. Perbaikan upah dan keselamatan kerja akan meningkatkan taraf
hidup karyawan dan pada akhirnya kemakmuran dapat tercapai.

c) Kestabilan Harga

Kestabilan harga ditandai dengan stabilitas harga barang dari waktu ke waktu. Harga
yang stabil menyebabkan masyarakat percaya bahwa membeli barang pada tingkat
harga sekarang sama dengan tingkat harga yang akan datang, atau daya beli uang dari
waktu ke waktu adalah sama.
d) Neraca Pembayaran Internasional
Neraca pembayaran dapat dikatakan dalam keadaan seimbang apabila jumlah nilai
barang yang diekspor sama dengan nilai barang yang diimpor. Untuk mendapatkan
neraca pembayaran yang seimbang, pemerintah sering menjalankan kebijakan moneter.
Contohnya adalah dengan cara melakukan devaluasi.

B.7 Pengaruh Kebijakan Moneter

Melalui

instrumen

(Opersasi

pasar

terbuka,

tingkat

diskonto,

cadangan

minuman,himbauan, dll) serta indikator moneter (tingkat bunga, jumlah uang beredar),
kebijakan di bidang moneter akan mempengaruhi perekonomian, yang terlihat dari
perubahan pendapatan nasional/GDP, tingkat inflasi, jumlah penganngguran dan neraca
pembayaran).
Meskipun demikian kebijakan pemerintah lainnya juga turut mempengaruhi beberapa
indikator perekonomian tersebut. Jumlah uang beredar merupakan salah satu indikator
kebijakan moneter yang sangat penting dan memiliki peranan yang besar karena
dampak langsungnya pada perekonomian Indonesia. Dampak tersebut terjadi melalui
beberapa jalur, seperti Jalur Biaya Modal, Jalur Kekayaan, Jalur Harga Relatif dan Jalur
Langsung.
C. Hubungan Antara Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal
Sebagaiman kita ketahui bahwa kebijakan moneter akan mempengaruhi pasar uang dan
pasar surat berharga, dan pasar uang dan surat berhargta itu akan menentukan tinggi
rendahnya tingkat bunga, dan tingkat bunga akan memperngaruhi tingkat agregat.
Kebijakan fiskal akan mempunyai pengaruh terhadap permintaan dan penawaran

agregat, yang pada giliranya permintaan dan penawaran agregat itu akan menentukan
keadaan di pasar barang dan jasa.
Kondisi di pasar barang dan jasa ini akan menentukan tingkat harga dan kesempatan
kerja akan menentukan tingkat pendapatan dan tingkat upah yang di harapkan.
Keduanya akan memiliki umpan balik yaitu pendapatan akan memberikan umpan balik
terhadap permintaan agregat dan upah harapan mempunyai umpan balik terhadap
penawaran agregat dan pasar uang serta pasar surat berharga.

BAB III
KESIMPULAN

Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi
perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Macam Kebijakan Fiskal adalah Ekspansif yaitu implementasi
kebijakan ini dengan menaikkan pengeluaran pemerintah dan menurunkan penerimaan
pajak. Dan Kontraktif yaitu implementasi kebijakan ini dengan menurunkan
pengeluaran pemerintah dan menaikkan penerimaan pajak
Tujuan utama kebijakan fiskal ialah untuk mencegah pengangguran dan menstabilkan
harga. Implementasinya untuk menggerakkan Pos penerimaan dan pengeluaran dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dilakukan dengan cara
mengatur Pengeluaran komsumsi pemerintah (G), Jumlah transfer pemerntah (Tr), dan

Jumlah pajak (Tx) yang diterima pemerintah, Sehingga dapat mempengaruhi tingkat
pendapatn nasional (Y) dan tingkat kesempatan kerja (N).
Kebijakan fiskal mengacu pada efek keseluruhan hasil anggaran pada kegiatan
ekonomi. Sikap yang tiga kemungkinan kebijakan fiskal yang netral, ekspansif, dan
kontraktif. Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah
yang berhubungan erat dengan pajak. Pengaruh pajak dan pengeluaran pemerintah dapat
digunakan untuk menghilangkan inflationary gap dan deflationary gap dengan
menggeser fungsi pengeluaran agregrat dan fungsi penawaran agregrat.
Sedangkan, Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara
untuk mencapai tujuan tertentu yang dilakukan dengan berbagai cara seperti menahan
inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat
melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk
bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan
melalui negosiasi dengan pemerintah lain. Kebijakan Moneter juga merupakan
kebijakan yang dilakukan oleh otoritas moneter (Bank Sentral) untuk mempengaruhi
kegiatan ekonomi melalui pengawasan uang beredar atau suku bunga, atau kombinasi
keduanya, usaha tersebut dilakukan agar terjadi kesetabilan harga, dan inflasi, serta
terjadinya peningkatan output keseimbangan.
Di dalam melakukan kebijakan moneter Negara melakukan penggolongan menjadi dua
macam yakni kebijakan moneter ekspansif/monetary expansive policy dan kebijakan
moneter kontraktif/monetary contractive policy.
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter,
yaitu antara lain operasi pasar terbuka, fasilitas diskonto (discount rate), rasio cadangan
wajib (reserve requirement ratio), himbauan moral (moral persuasion) dan kebijakan
kredit selektif. Dalam praktek kebijakan moneter terdapat macam-macam kebijakan
ataupun usaha-usaha yang dilakukan yang terdiri dari inflasi penargetan, harga
penargetan tingkat, agregat moneter, nilai tukar tetap, serta dengan melakukan kegiatan
devaluasi evaluasi, dan sanering.
Adapun tujuan yang diharapkan dalam kebijakan moneter adalah stabilitas ekonomi,
kesempatan kerja, kestabilan harga, neraca pembayaran internasional. InstrumenInstrumen kebikan moneter seperti opersasi pasar terbuka, tingkat diskonto, cadangan

minuman, himbauan, dan lain sebagainya, serta indikator moneter (tingkat bunga,
jumlah uang beredar), akan mempengaruhi perekonomian suatu Negara.
Kebijakan moneter akan mempengaruhi pasar uang dan pasar surat berharga, dan pasar
uang dan surat berhargta itu akan menentukan tinggi rendahnya tingkat bunga, dan
tingkat bunga akan memperngaruhi tingkat agregat. Kebijakan fiskal akan mempunyai
pengaruh terhadap permintaan dan penawaran agregat, yang pada giliranya permintaan
dan penawaran agregat itu akan menentukan keadaan di pasar barang dan jasa.
DAFTAR PUSTAKA
Alim , Sahid, Ir. (2008). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Kebijakan Moneter
dan Fiskal. Sinar Press: Bandung
Eleraning Gunadarma 2010.http://elearning.gunadarma. ac.id/docmodul/
kebijakan_fiskal_moneter/bab5-kebijaksanaan_moneter.pdf
Diakses minggu, 10 Juni 2012, pukul 9.50 WIB
Shvoong. Pengertian dan Macam Kebijakan Moneter.http://id.shvoong.com/
pengertian-dan-macam-kebijakan-moneter/#ixzz1saKwKC2.
Diakses minggu, 10 Juni 2012, pukul 9.10 WIB

Anda mungkin juga menyukai