PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan
yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat
berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena
IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman
tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap
dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan
menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, IPA memiliki peran yang sangat
penting. Kemajuan IPTEK yang begitu pesat sangat mempengaruhi
perkembangan dalam dunia pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia
dan negara-negara maju, utamanya kurikulum.
Pembelajaran IPA terpadu menjadi salah satu ciri khas penerapan
kurikulum 2013 di Sekolah Menengah. Pada pelaksanaan kurikulum 2006
keterpaduan dapat diasosiasikan dengan sebuah gelas berisi beberapa butir
kelereng. Tiap butir diisikan secara terpisah, namun dimasukan dalam satu
wadah. Dalam kurikulum 2013 keterpaduan itu perlu dimaknai terintegrasi.
Memadukan materi mata pelajaran Biologi, Kimia, Fisika sehingga dengan
keterpaduannya memungkinkan siswa secara individual maupun kelompok
aktif
mengekspolorasi,
mengomunikasikan hasilnya
mengelaborasi,
mengkonfirmasi,
dan
Keterpaduan berarti merajut keterkaitan antara berbagai aspek dan materi yang
tertuang dalam Kompetensi Dasar IPA untuk melahirkan satu atau beberapa
tema pembelajaran. Pembelajaran terpadu juga dapat dikatakan pembelajaran
yang memadukan materi dalam satu tema atau tematik.
Bidang Studi Fisika adalah bagian dari sains (IPA) yang mempelajari
gejala-gejala alam yang melibatkan zat (materi) dan energi. Fisika merupakan
1
BAB II
KERANGKA BERPIKIR DALAM PENULISAN
A. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini
yaitu metode literatur atau pustaka. Metode Pustaka atau literatur adalah
metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari
pustaka yang berhubungan dangan alat,baik berupa buku, jurnal, skripsi
maupun informasi dari internet.
B. Ruang Lingkup Kajian dan Penyajian Data dan Informasi
Adapun ruang lingkup kajian pada makalah ini yaitu terkait dengan
Kerangka Regulasi Pendidikan Nasional Republik Indonesia dengan
membahas 3 subpokok bagian yaitu kerangka dasar dan struktur kurikulum
Sekolah Menegah Atas /Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Kejuruan /
Madrasah Aliyah Kejuruan, Sistem pembelajaran Pembelajaran pada
Pendidikan
Dasar
dan
Pendidikan
Menengah
dan
sitem
penilaian
Memuat
Sistem
pembelajaran
Pembelajaran pada
Pendidikan Dasar
dan Pendidikan
Menengah
Sistem penilaian
Pembelajaran pada
Pendidikan Dasar
dan Pendidikan
Menengah
BAB III
KAJIAN DAN PEMBAHASAN
A. kerangka dasar dan struktur kurikulum Sekolah Menegah Atas /Madrasah
Aliyah/Sekolah Menengah Kejuruan / Madrasah Aliyah Kejuruan KTSP
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah suatu ide
tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling
dekat
dengan
pembelajaran,
yaitu
sekolah
dan
satuan
pendidikan.
diwujudkan.
Dapat berupa hasil belajar, prestasi dan keunggulan sekolah yang dicitacitakan
Rumusannya sebisa mungkin membungkus semua aspek permasalahan
yang dihadapi oleh sekolah berdasarkan hasil analisis konteks dan
kebutuhan sekolah yang akan dijawab ke depan.
Dapat menjadi acuan dan cerminan bagi sekolah dalam perumusan misi
sekolah dalam bentuk program kegiatan.
Misi sekolah sebagai penjabaran, terjemahan dan cerminan dari visi
sekolah dalam bentuk rumusan program kegiatan secara operasional antara
lain sebagai berikut.
Mendorong terciptanya lingkungan dan iklim sekolah serta sistem
manajemen yang kondusif bagi warga sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Melaksanakan perbaikan administrasi sekolah dan kelengkapan
pembelajaran serta pengembangan sarana dan prasarana pendidikan secara
baik, terencana, terarah dan berkelanjutan.
Melaksanakan proses pembelajaram secara baik, berdisiplin, serta
terencana dan berkelanjutan.
Melaksanakan evaluasi dan penilaian keberhasilan proses pembelajaran
dan hasil berlajar siswa secara teratur, konsisten dan berkelanjutan.
Melaksanakan pembinaan dan pengembangan kedisiplinan, kompetensi,
prestasi, karya, apresiasi seni, wawasan dan kemampuan profesional guru.
kompetensi, prestasi, karya, apresiasi seni dan budaya, serta budi pekerti,
akhlak mulia, dan wawasan siswa secara teratur, terencana dan
berkelanjutan.
Mendorong warga sekolah meningkatkan iman dan taqwa, penguasaan
iptek, prestasi, hasil karya, wawasan, kecerdasan dan jiwa kompetitif, serta
daya kreativitas dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek),
keagamaan, seni, olahraga, kebudayaan dan keterampilan.
Mengikutsertakan guru maupun siswa dalam berbagai kegiatan ilmiah,
kerjasama,
kemanusiaan, lingkungan
hidup,
organisasi, dan iven lomba baik di tingkat lokal, regional maupun nasional
dan/atau internasional.
Melakasanakan evaluasi
diri
dan
akreditasi
secara
teratur
berkelanjutan.
7
dan
Mendorong partisipasi aktif dari masyarakat dan dunia usaha dalam upaya
mensukseskan program wajib belajar di tingkat sekolah dasar.
2. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah
dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.
pengetahuan,
kepribadian,
akhlak
mulia,
serta
pembelajaran
untuk
setiap
mata
pelajaran
dialokasikan
Alokasi Waktu
8
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Inggris
5. Matematika
6. Fisika
7. Biologi
8. Kimia
9. Sejarah
10. Geografi
11. Ekonomi
12. Sosiologi
13. Seni Budaya
14. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
15. Teknologi Informasi dan Komunikasi
16. Keterampilan/Bahasa Asing
B. Muatan Lokal
C. Pengembangan Diri
2*)Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Semester
1
Semester 2
2
2
4
4
4
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
4
4
4
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2*)
2
2
2
2*)
2. Muatan Lokal
Muatan
lokal
merupakan
kegiatan
kurikuler
untuk
mata
pelajaran,
sehingga
sekolah
harus
dan
mengekspresikan
diri
sesuai
yang
dapat
dilakukan
dalam
bentuk
sebagai
bagian
dari
program
Pramuka
Paskibra
Taekwondo
Jumat
Pembiasaan
dalam
bentuk
Kebaktian.
dilakukan
melalui
kegiatan
Program
Tadarussan,
sekolah,
kebutuhan
peserta
didik
dan
satuan pendidikan.
Waktu
pembelajaran
pembelajaran
setiap
pembelajaran
untuk
efektif
adalah
jumlah
jam
minggu,
meliputi
jumlah
jam
seluruh
matapelajaran
termasuk
12
muatan
lokal,
ditambah
jumlah
jam
untuk
kegiatan
pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak
diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan
pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk
jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir
tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum
termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
jam
mempertimbangkan
pembelajaran
kebutuhan
peserta
tambahan
didik
dalam
c.
kegiatan
praktikum
Bahasa
Inggris
yang
15
16
17
18
hasil percobaan Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet,
kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain;
4. Mengembangkan pengalaman untuk menggunakan metode ilmiah dalam
merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui
percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan,
mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil
percobaan secara lisan dan tertulis;
5. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif
dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip IPA khususnya
fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian
masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif;
6. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan
mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk
melanjutkan
pendidikan
pada
jenjang
yang
lebih
tinggi
serta
sedangkan
pembelajaran
pengorganisasian
berdasarkan
jam
beban
belajar
pelajaran
dalam
per
sistem
semester.
Sejalan
dengan
filosofi
progresivisme
dalam
pendidikan,
Kompetensi Inti ibaratnya adalah anak tangga yang harus ditapak peserta
didik untuk sampai pada kompetensi lulusan suatu jenjang. Kompetensi
Inti meningkat seiring dengan meningkatnya usia peserta didik yang
dinyatakan dengan meningkatnya kelas. Melalui Kompetensi Inti, integrasi
vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Kompetensi Inti bukan untuk diajarkan tetapi dikembangkan melalui
pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran
yang relevan. Dalam hal ini mata pelajaran diposisikan sebagai sumber
kompetensi. Tiap mata pelajaran harus tunduk pada Kompetensi Inti yang
telah dirumuskan. Dengan kata lain, semua mata pelajaran yang diajarkan
dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi terhadap
pembentukan Kompetensi Inti. Kompetensi Inti akan menagih kepada tiap
matapelajaran apa yang dapat dikontribusikannya dalam membentuk
kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik. Ibaratnya,
Kompetensi Inti menyatakan kebutuhan kompetensi peserta didik,
sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi. Dengan demikian,
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising
element)
kompetensi
dasar.
Sebagai
unsur
pengorganisasi,
22
23
kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap spiritual (mendukung KI1) dan individual-sosial (mendukung KI-2) dikembangkan secara tidak
langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan (mendukung KI-3) dan keterampilan (mendukung KI-4).
Untuk memastikan keberlanjutan penguasaan kompetensi, proses
pembelajaran dimulai dari kompetensi pengetahuan, kemudian dilanjutkan
menjadi kompetensi keterampilan, dan berakhir pada pembentukan sikap.
Dengan
demikian,
proses
penyusunan
maupun
pemahamannya
menengah
(SMA/SMK)
24
mata
4
4
2
2
2
2
2
4
4
2
2
2
2
2
23
23
23
20
28
20
28
20
28
nama
kelompok
disiplin
ilmu
karena
adanya
berbagai
X
23
Kelas
XI XII
23
23
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
6
73
41
4
75
43
4
75
43
mengkostruksi
berbagai
pengetahuan,
sikap
dan
keterampilan
(kompetensi) yang perlu dikuasainya. Selain itu guru juga dituntut untuk
secara kreatif mampu mengembangkan pengelolaan kelas dan bentuk-bentuk
pembelajaran yang menyenangkan, sehingga siswa merasa betah dan gembira
dalam belajarnya.
C. Sistem Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
1. Pengertian Pendekatan, Strategi, Model dan Metode Pembelajaran
Istilah model, pendekatan, strategi dan metode dalam pembelajaran
sepintas tidaklah jauh berbeda dan dapat membingungkan tenaga pendidik.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, model diartikan sebagai pola dari
sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Model pembelajaran dimaknai
sebagai pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran
yang
diharapkan.
Model-model
pembelajaran
disusun
kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan
dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu.
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or
series of activities designed to achieves a particular aducational goal, dengan
kata lain sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Senada dengan hal diatas,
Dick dan Carey menyebutkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
perangkat materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersamasama untuk menimbulkan hasil belajar pada peserta didik atau siswa.
Upaya mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat tercapai
secara optimal, maka diperlukan suatu metode yang digunakan untuk
merealisasikan strategi. Secara bahasa metode adalah cara teratur yang
digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan
yang dikehendaki. Cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan
suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).
Dalam
pendidikan,
metode
pembelajaran
ialah
langkah
pendekatan konsep dan proses dan (5) pendekatan sains, teknologi dan
29
Selain
itu
menurut
Mulyono,
strategi
belajar
dapat
30
eksperimen,
melaksanakan
eksperimen,
mengumpulkan
data,
pembelajaran
sangat
penting
peranannya
dalam
pembelajaran
kepada
sekelompok
pendengar
untuk
jalannya
proses
belajar
mengajar. Guru
hanya
harus
mampu
mengerti
teori,
konsep
atau
rangkaian
kegiatan
untuk
memperoleh,
secara
37
pencapaian
39
gerak
terlatih
dan
keterampilan
komunikasi
berkesinambungan
tidak dapat dideteksi dengan tes, tetapi dapat diperoleh melalui angket,
inventori, atau pengamatan yang sistematik dan berkelanjutan. Sistematik
berarti pengamatan mengikuti suatu prosedur tertentu, sedangkan berkelanjutan
memiliki arti pengukuran dan penilaian yang dilakukan secara terus menerus.
Dalam laporan hasil belajar peserta didik, terdapat komponen pengetahuan
yang umumnya merupakan representasi aspek kognitif, komponen praktik yang
melibatkan aspek psikomotorik, dan komponen sikap yang berkaitan dengan
kondisi afektif peserta didik terhadap mata pelajaran tertentu. Tabel berikut
menyajikan berbagai aspek yang dinilai untuk lima kelompok mata pelajaran
(sesuai PP no. 19 tahun 2005 pasal 64).
Tabel 6. Aspek yang dinilai dalam berbagai mata pelajaran
41
dan
keterampilan
meliputi
ketuntasan
penguasaan
42
13. Ulangan Akhir Semester adalah penilaian yang dilakukan untuk semua
muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam satu semester.
14. Nilai modus adalah nilai terbanyak capaian pembelajaran pada ranah
sikap.
15. Nilai rerata adalah nilai rerata capaian pembelajaran pada ranah
pengetahuan.
16. Nilai optimum adalah nilai tertinggi capaian pembelajaran pada ranah
keterampilan.
b. Fungsi dan Tujuan Penilaian
1. Fungsi
Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik memiliki fungsi untuk memantau
kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Berdasarkan
fungsinya Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi:
a. formatif yaitu memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik dalam
sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian
selama proses pembelajaran dalam satu semester, sesuai dengan prinsip
Kurikulum 2013 agar peserta didik tahu, mampu dan mau. Hasil dari
kajian terhadap kekurangan peserta didik digunakan untuk memberikan
pembelajaran remedial dan perbaikan RPP serta proses pembelajaran
yang dikembangkan guru untuk pertemuan berikutnya; dan
b. sumatif yaitu menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada akhir
suatu semester, satu tahun pembelajaran, atau masa pendidikan di satuan
pendidikan. Hasil dari penentuan keberhasilan ini digunakan untuk
menentukan nilai rapor, kenaikan kelas dan keberhasilan belajar satuan
pendidikan seorang peserta didik.
2. Tujuan
a. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok
peserta didik untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan
program pengayaan.
43
B. Prinsip
Prinsip Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi prinsip
umum dan prinsip khusus. Prinsip umum dalam Penilaian Hasil Belajar
oleh Pendidik adalah sebagai berikut.
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang
jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
44
keputusan
dapat
diketahui
oleh
pihak
yang
berkepentingan.
6. Holistik dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik
mencakup semua aspek kompetensi dan dengan menggunakan berbagai
teknik penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari
segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
9. Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan
peserta didik dalam belajar.
Prinsip khusus dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berisikan
prinsip-prinsip Penilaian Autentik sebagai berikut.
1. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum.
2. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran.
3. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik.
4. Berbasis kinerja peserta didik.
5. Memotivasi belajar peserta didik.
6. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik.
7. Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya.
8. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
9. Mengembangkan kemampuan berpikir divergen.
10. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.
11. Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus.
12. Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata.
45
2. Pengetahuan
Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada kemampuan
berpikir adalah sebagai berikut.
Tabel 8 Sasaran Penilaian Pengetahuan
46
47
3. Keterampilan
Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada keterampilan abstrak
berupa kemampuan belajar adalah sebagai berikut.
48
4. Ketuntasan belajar
Ketuntasan Belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi
dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan
penguasaan substansi yaitu ketuntasan belajar KD yang merupakan
tingkat penguasaan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat
penguasaan minimal atau di atasnya, sedangkan ketuntasan belajar
dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan dalam setiap
semester, setiap tahun ajaran, dan tingkat satuan pendidikan.
Ketuntasan Belajar dalam satu semester adalah keberhasilan
peserta didik menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang
diikutinya dalam satu semester. Ketuntasan Belajar dalam setiap tahun
ajaran adalah keberhasilan peserta didik pada semester ganjil dan
genap dalam satu tahun ajaran. Ketuntasan dalam tingkat satuan
pendidikan adalah keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi
seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan pendidikan untuk
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Nilai
ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni
predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K)
sebagaimana tertera pada tabel berikut.
49
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
50
Berdasarkan
pembahasan
dalam
makalah
Struktur
Kurikulum
51