Anda di halaman 1dari 72

REVIEW PRAKTIKUM

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Manajemen Strategik

Disusun Oleh:

Muhammad Yulian Yahya (120310120061)


Reviansyah M (120310120071)
Jaka Tri Garniadi (120310120085)
Romario Feriz Triadi (120310120139)
Pebriantara (120310120169)
Umar Hareddy) (120310120202)
Venia Fefira Furi (120310120111)

Universitas Padjadjaran
Jl Dipatiukur No. 35 Bandung

OUTLINE OF THE STRATEGIC PLANNING


A SCANNING ENVIRONMENT [SWOT ANALYSIS]
A.1. Internal Environment [SW Analysis]
No
.
1.

Faktor Strength
Proses

No.

rekrutmen 1.

Faktor Weakness

Mempromosikan

bersifat terbuka tanpa

produk ke beberapa

diskriminasi bagi tiap

negara melalui agen

pelamar kerja

distributor
Internasional

2.

Biofarma

2.

mengutamakan

Beberapa

harga

vaksin agak mahal

kebutuhan vaksin yang


ada di dalam negeri
3.

Proses

produksi, 3.

Operasi,
inovasi

Produksi

vaksin

perumusan

terbilang sedikit yaitu

berkelanjutan

hanya 2 juta dosis per

sesuai dengan standar

minggu

ISO 14001
4.

Memiliki

penilaian 4.

Pengembangan vaksin

assessment dari WHO

membutuhkan

waktu

dan GMP secara rutin

yang lama yaitu 8-15


tahun

5.

Memiliki banyak opsi 5.

Biofarma

alokasi

melakukan

investasi

belum
IPO.

seperti kantor, pabrik,

Sehingga

mesin, dan lainnya

terdapat

pembagian

dividen

pada

Biofarma
A.1.1. Current Situation

belum
PT

A.1.1.1. Past Corporate Performance (Financial) ALK


A. Financial Ratio Analysis 1)
1.Liquidity (3 types of ratio)
Liquidity Ratio

2011

2012

2013

3,688499
133

5,2290
88

3,9597
4

Current
Liabilities

2,947618
379

4,4101
08

3,4338
82

Cash Ratio

Cash+Marketabl
e Securities
Current
Liabilities

1,683591
469

2,5213
09

2,2873
29

Cash Turnover
Ratio

Sales
Cash

3,573100
815

2,8839
47

2,0798
65

Inventory to NWC
Ratio

Inventory
Current AssetsCurrent
Liabilities

0,275574
109

0,1936
54

0,1776
7

Current Ratio=

Quick Ratio=

Formula
Current Assets
Current
Liabilities

Current AssetsInventory

Current Ratio:
Perusahaan mengalami peningkatan dalam kemampuan membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancarnya pada
tahun 2012 tetapi mengalami penurunan pada tahun 2013, secara
keselurahn kemampuan perusahan dalam membayar kewajiban jangka
pendeknya dengan aset lancar sangat baik karena memiliki ratio diatas 1

Quick Ratio:
Perusahaan mengalami peningkatan dalam kemampuan membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancarnya dengan
mengeluarkan inventori pada tahun 2012 tetapi mengalami penurunan pada
tahun 2013, secara keselurahn kemampuan perusahan dalam membayar

kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar dengan mengeluarkan


inventori sangat baik karena memiliki ratio diatas 1
Cash Ratio:
Perusahaan tidak memiliki marketable securities sehingga kemampuan
membayar kewajiban jangka pendek perusahaan hanya menggunakan cash.
Dimana pada tahun 2012 mengalami kenaikan daripada tahun 2011 tetapi di
tahun 2013 mengalami penurunan. secara keselurahn kemampuan
perusahan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan cash
sangat baik karena memiliki ratio diatas 1

Cash Turnover:
Melihat seberapa besar penjualan berkontribusi terhadap cash perusahaan,
makin kecil rasionya makin baik. Di performa PT Biofarma mengalami
penurunan dari tahun 2011 ke 2012 dan mengalami penurunan kembali di
tahun 2013, hal ini mengindikasikan kinerja perusahaan dalam menghasilkan
cash dari sales dari tahun ketahun semakin membaik.

Inventory to Net Working Capital:


Melihat kemampuan perusahaan untuk membiayai persediaan dari modal
kerja bersih yang tersedia, semakin kecil rasionya mengindikasikan semakin
liquid perusahaan tersebut. Pada PT Biofarma memiliki rasio semakin kecil
dari tahun ke tahun, Hal ini dikarenakan peningkatan aset lancar di PT
Biofarma naik hampir 2x lipat di tahun 2013 bila dibandingkan tahun 2011.

2.Leverage (3 types of ratio)


Leverage Ratio

2011

2012

2013

Debt to Asset
Ratio

Formula
Total Liabilities
Total Assets

0,147333
955

0,1169
07

0,1620
45

Debt to Equity
Ratio

Total Liabilities
Total Equity

0,172792
098

0,1323
83

0,1933
8

Long-term Debt to
Equity Ratio

Longterm Debt
Total Equity

Times Interest
Earned Ratio

EBIT
Interest

127,2696
629

102,13
66

143,70
41

127,2696
629

102,13
66

143,70
41

EBIT + Fixed
Charge Before
Tax
Fixed Charge
Coverage Ratio

Fixed Charge
Before Tax +
Interest Expense

Debt to Asset Ratio:


Menunjukan dana pinjaman yang digunakan untuk membiayai asset
perusahaan, makin kecil nilai dari Debt to Asset Ratio mengindikasikan dana
yang digunakan banyak berasal dari modal perusahaan. dan dapat dikatakan
semakin baik. Di PT Biofarma pada tahun 2012 mengalami penurunan
daripada tahun 2011, tetapi kembali naik ditahun 2013. Secara keselurahan
masih memiliki batas normal/dapat ditoleransi karena masih memiliki nilai
dibawah 100%

Debt to Equity Ratio


Menunjukan perbandingan antara total hutang dengan modal perusahaan,
makin kecil rasionya makin baik, karena mengindikasikan modal perusahaan
lebih besar daripada hutang perusahaan. Di PT Biofarma mengindikasikan
memiliki Debt to Equity Ratio yang baik, walaupun memiliki kecenderungan
meningkat. Karena masih memiliki rasio dibawah 100%

Long-term Debt to Equity Ratio


Menunjukan seberapa banyak hutang jangka panjang perusahaan
dibandingkan dengan modal perusahaan, semakin rendah rasio semakin baik.
PT Biofarma tidak memiliki hutang jangka panjang, sehingga memiliki nilai
Long-term Debt to Equity Ratio 0.

Times Interest Earned


Mengukur seberapa baik perusahaan mampu memenuhi pembayaran bunga
berdasarkan kas yang dihasilkan kegiatan operasional perusahaan, semakin

tinggi nilai TIE semakin baik, DI laporan laba rugi PT Biofarma tidak memiliki
EBIT dan kami memakai nilai dari EBT (earnings before tax) dikarenakan
interest cost dari PT Biofarma dimasukan kedalam liabilitas jangka panjang
dan tidak diikutsertakan kedalam laporan laba rugi. Dari tahun 2011 ke 2012
mengalami penurunan tetapi di tahun 2013 mengalami kenaikan yang cukup
signifikan menjadi 14370% sehingga PT Biofarma memiliki TIE yang sangat
baik

Fix Charge Coverage


Perusahaan tidak mengeluarkan saham dan obligasi sehingga memilki nilai
yang sama dengan Times Interest Earned Ratio

3.Activity / Efficiency (5 types of ratio)


Activity Ratio

Formula
Sales

2011

2012

2013

Receivable
Turnover

Accounts
Receivables

8,927830
411

6,5177
9

6,4231
93

Inventory Turnover

COGS
Average
Inventory

3,293702
832

3,6061
18

3,5314
81

Working Capital
Turnover

Sales
Current AssetsCurrent
Liabilities

2,237546
583

1,7193
59

1,6073
49

Fixed Assets
Turnvover

Sales
Total Fixed
Assets

1,446169
536

1,4208
42

1,5977
69

Total Assets
Turnover

Sales
Total Assets

0,766498
952

0,7027
67

0,6857
69

Account Payable
Average Payment
Period

Annual
Purchased/day

62,035
83

100,12
47

Average Collection
Period

Accounts
Receivable

40,32334
66

55,233
44

56,046
89

Averages Sales
per Day

Receivables Turnover:
Mengukur seberapa banyak penjualan yang dilakukan secara kredit oleh
perusahaan, semakin besar rasio ini semakin baik dikarenakan dapat
dikatakan perusahan menjual secara cash. Pada tahun 2011 perusahan
memiliki rasio sebesar 8,927x dan menurun menjadi 6,517x ditahun 2012
dan ditahun selanjutnya kembali menurun menjadi 6,423x. Walaupun memilki
nilai diatas 1 tetapi perusahan harus mewaspadi fenomena turunnya
Receivables Turnover ini.

Inventory Turnover:
Mengukur efisiensi perputaran persediaan dengan barang jadi di gudang,
makin cepat perputaran makin baik. PT Biofarma pada tahun 2012
mengalami kenaikan yang tidak terlalu signifikan dan ditahun 2013 kembali
menurun, hal ini dapat disimpulkan bahwa PT Biofarma memiliki perputaran
yang cepat.

Working Capital Turnover:


Mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan modal kerjanya untuk
menghasilkan penjualan, makin besar nilai dari Working Capital Turnover
menunjukan makin efisien perusahaan menggunakan modal kerjanya. Di PT
Biofarma, telah menunjukan penurunan dari tahun ketahun hal ini harus
diperhatikan oleh Biofarma.

Fixed Assets Turnover:


Mengukur seberapa banyak penjualan yang dihasilkan dari asset tetap
perusahan, Pada PT Biofarma ditahun 2012 mengalami penurunan dalam
penggunaan aset tetap untuk menghasilkan sales sebesar 0,02x tetapi
ditahun 2013 PT Biofarma berhasil meningkatkan ke angka 1,59x atau
meningkat sebesar 0,17x dari tahun sebelumnya.

Total Assets Turnover

Mengukuru efisiensi penggunaan keselurahan aset perushaan untuk


menghasilkan penjualan, Di PT Biofarma, telah menunjukan penurunan dari
tahun ketahun hal ini harus diperhatikan oleh Biofarma.

Average Payment Period:


Mengukur jangka waktu pembayara utang perusahaan, pada dasarnya makin
cepat makin baik. Dalam kurun waktu 3 tahun terjadi perlambatan yang
cukup signifikan dalam pembayaran utang perusahaan, PT Biofarma harus
bisa merespon dengan cepat agar tidak mengganggu jalannya perusahaan.

Average Collection Period:


Mengukur jangka waktu penagihan piutang perusahaan, makin cepat makin
baik. Dalam kurun waktu 3 tahun terjadi perlambatan yang cukup signifikan
dalam penagihan piutang perusahaan, PT Biofarma harus bisa merespon
dengan cepat agar tidak mengganggu perputaran cash perusahaan.

4.Profitability (4 types of ratio)


2011

2012

2013

Gross Profit Margin

Formula
Gross Profit
Sales

0,594350
692

0,5938
37

0,6096
43

Return on
Investment

Earnings After
Tax
Total Assets

0,174455
323

0,1886
37

0,2117
84

Return on Equity

Earning After Tax


Total Equity

0,204599
824

0,2136
09

0,2527
38

Earning per Share

Earning After Tax


Number of
Shares of
Common Stock
Outstanding

Net Profit Margin

Net Profit
Sales

0,227600
21

0,2684
2

0,3088
28

Profitabillity Ratio

Operating Profit
Margin

Operating Profits
Sales

0,306888
764

0,3624
69

0,4200
23

Return on Assets

Earnings After
Tax
Total Assets

0,174455
323

0,1886
37

0,2117
84

Gross Profit Margin:


Gross profit margin menunjukan berapa banyak margin yang memungkinkan
perusahaan untuk menutup HPP dan masih dapat memperoleh profit,
semakin besar rasio GPM semakin baik. Pada PT Biofarma relatif menunjukan
nilai GPM yang bagus walapun pada tahun 2012 sempat turun tapi kembali
naik ditahun 2013. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan tidak hanya
menjual lebih banyak, tetapi juga bisa memperkecil HPP yang dibutuhkan
(Efisien).

Return on Investment:
Return on investment mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan
aset untuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi ROI maka semakin
baik, dari tahun 2011-2013 PT Biofarma selalu menunjukan pengembangan
dalam ROI nya hal ini menunjukan bahwa kinerja PT Biofarma dalam
menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba sudah baik dan harus
ditingkatkan lagi.

Return on Equity:
Return on equity menunjukan tingkat pengembalian dari investasi yang
dilakukan shareholder terhadap perusahaan. Semakin tinggi rasio semakin
baik. Pada PT Biofarma dari tahun 2011-2013 selalu menunjukan
pengembangan dalam ROE nya hal ini menunjukan bahwa kinerja PT
Biofarma dalam mengembalikan modal investasi sudah baik dan harus
ditingkatkan lagi.

EPS:
PT Biofarma tidak IPO sehingga tidak mengeluarkan saham

Net Profit Margin:


Net profit margin menunjukan berapa banyak margin yang memungkinkan
perusahaan untuk menutup HPP, beban-beban perusahaan, dan Pajak serta
masih dapat memperoleh profit, semakin besar rasio NPM semakin baik. Pada
PT Biofarma menunjukan nilai NPM yang bagus dari tahun 2011-2013
dikarenakan semakin tinggi dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukan bahwa
perusahaan tidak hanya menjual lebih banyak, tetapi juga bisa memperkecil
HPP, beban operasional dan pajak yang dibutuhkan (Efisien).

Operating Profit Margin:


Operating profit margin menunjukan berapa banyak margin yang
memungkinkan perusahaan untuk menutup HPP dan beban-beban operasi
perusahaan serta masih dapat memperoleh profit, semakin besar rasio NPM
semakin baik. Pada PT Biofarma menunjukan nilai NPM yang bagus dari tahun
2011-2013 dikarenakan semakin tinggi dari tahun ke tahun. Hal ini
menunjukan bahwa perusahaan tidak hanya menjual lebih banyak, tetapi
juga bisa memperkecil HPP, dan pajak yang dibutuhkan (Efisien).

Return on Assets:
Sama seperti ROI

5.Valuation (2 types of ratio)

B. Other Financial Measurement


1.Market Value Added 2)
2.Economic Value Added 3)
M A.1.1.2. Strategic Posture:

Current Vision & Mission

Vision
"Menjadi perusahaan Life Science kelas dunia yang berdaya saing
global'

Mission
1. Menyediakan dan mengembangkan produk life science
berstandar internasional
2. Mengembangkan inovasi vaksin dan antisera sesuai dengan
kebutuhan pasar
3. Mengelola perusahaan agar tumbuh dan berkembang dengan
menerapkan prinsip-prinsip Good Coorporate Governance
4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan pemegan saham
dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya

Current Objectives

Tujuan PT Biofarma, Tbk adalah:


1. Memproduksi, memasarkan dan mendistribusikan life science
kualitas internasional
2. Memberikan produk yang baik, aman, steril dan berkualitas.
3. Meningkatkan kesejahteraan stakeholder.

Current Strategies

Meningkatkan kerjasama pemasaran internasional dengan Unicef serta


dengan badan-badan Internasional lainnya seperti RIVM, BIiken, JPRI
dan badan-badan dibawah WHO dalam rangka transfer teknologi
Melakukan penambahan fasilitas produksi guna menunjang
peningkatan kapasitas produksi khusus untuk vaksin yang sudah WHO
Recognition
Mencari alternatif sumber dana lain dari luar perusahaan berupa
pinjaman berkaitan dengan rencana penambahan fasilitas produksi
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM melalui kerjasama
dengan institusi/badan dunia, lembaga pendidikan di luar maupun
dalam negeri
Mempertahankan proses produksi yang sudah berwawasan lingkungan

Current Policies

Produk bermutu tinggi


Produk ramah lingkungan
Berdaya saing global
Kepuasan pelanggan

Perbaikan berkesinambungan
Pengendalian perencanaan
Pencegahan kecelakan dan penyakit akibat kerja
Penghematan energi dan sumber daya alam
Patuh peraturan perundangan dan persyaratan lainnya.

A.1.2. Corporate Governance, Business Ethics & CSR


A.1.2.1. Corporate Governance (Board of Directors & Top Mgt)
Bio Farma meyakini bahwa penerapan GCG dapat mendukung tercapainya
tujuan Perusahaan baik dalam hal pertumbuhan usaha, profitabilitas, dan
keberlangsungan usaha jangka panjang sehingga memberikan nilai tambah
bagi

pemegang

saham,

meningkatkan

kesejahteraan

keluarga

besar,

Perusahaan, dan memberikan kontribusi optimal bagi negara. Biofarma


memiliki skor Assesment GCG sebesar 83.41% yang termasuk dalam kategori
baik.
Penerapan GCG di Bio Farma bertujuan untuk mencapai keberhasilan atas
visi, misi, dan tujuan Perusahaan, yang berlandaskan atas 5 (lima) prinsipprinsip

dasar

GCG

(accountability),

yaitu

transparansi

pertanggungjawaban

(independency), dan kewajaran

(transparency),
(responsibility),

akuntabilitas
kemandirian

(fairness). Seluruh jajaran Perusahaan

meyakini bahwa penerapan GCG dapat mendukung tercapainya tujuan


Perusahaan

baik

dalam

hal

pertumbuhan

usaha,

profitabilitas,

dan

keberlangsungan usaha jangka panjang. Dengan demikian, Perusahaan dapat


memberikan

nilai

tambah

bagi

pemegang

saham,

meningkatkan

kesejahteraan keluarga besar Perusahaan, dan memberikan kontribusi


optimal bagi negara.

Jajaran Direksi

Iskandar (Direktur Utama)


Mahendra Suhardono (Direktur Marketing)
Andjang Kusumah (Direktur SDM)
Sugeng Raharso (Direktur Perencanaan dan Pengembangan)
Pramusti Indrascaryo (Direktur Keuangan)
Juliman (Direktur Produksi)

Jajaran Komisaris

Sam Suharto (Komisaris Utama)

Herman L. Djuni (Komisaris)


Nizar Yamani (Komisaris)
Paruli Lubis (Komisaris)
Ihsan Setiadi Latief (Komisaris)
Ahmad M. Ramli (Komisaris)

A.1.2.2. Business Ethics & Code of Conduct


Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan (corporate culture) berperan penting dalam
pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran perusahaan. Untuk itu, seluruh
karyawan dituntut untuk memahami dan menerapkannya dalam setiap
perilaku

dan

aktivitas

sehari-hari

terutama

di

tempat

kerja.

Budaya

perusahaan merupakan gabungan dari nilai-nilai perusahaan yang telah


dirumuskan sebagai PITA (Profesional, Integritas, Transparan, Akuntabel) yang
berisi standar etika dan perilaku yang profesional, bertanggung jawab, wajar,
patut dan dipercaya dalam melakukan hubungan kerja dengan pelanggan,
mitra

usaha,

rekanan

maupun

rekan

sekerja.

Untuk

mempertajam

pemahaman mengenai budaya perusahaan, pada tahun 2013 Perusahaan


telah melakukan survei pengukuran nilai budaya (Culture Value Assessment)
yang dilakukan secara online yang diikuti oleh 793 karyawan dan 6 Direksi.
Tujuan survei ini adalah:
1. Melihat nilai yang ada pada diri karyawan (personal value),
2. Melihat nilai-nilai persahaan saat ini (current culture) menurut persepsi
karyawan dan Direksi,
3. Melihat nilai-nilai perusahaan untuk menyongsong masa depan (desired
culture) menurut persepsi karyawan dan Direksi,
4. Menganalisis nilai-nilai yang dapat menghambat kinerja Perusahaan.
Pedoman Perilaku (Code of Conduct)
Dalam upaya mencapai keberhasilan visi, misi, dan tujuan Perusahaan,
seluruh komponen Perusahaan dituntut untuk senantiasa berperilaku yang
menjunjung tinggi nilai-nilai etika, moral, dan budaya perusahaan dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya. Untuk itu, Direksi Bio Farma telah

mengeluarkan SK Direksi Nomor: 00223/Dir/I/2009 tanggal 12 Januari 2009


tentang code of conduct yang telah diperbaharui dengan SK Direksi Nomor:
01024/DIR/II/2013 tanggal 22 Februari 2013 tentang Pedoman Perilaku (Code
of Conduct) PT Bio Farma (Persero).
Code of Conduct dibuat untuk menjadi panduan bersama Dewan
Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan di seluruh level, jabatan, unit kerja,
untuk diketahui, dipahami, dan terutama dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan
untuk menjadikan lingkungan kerja Bio Farma menjadi lingkungan kerja yang
profesional, menyenangkan, dan mengoptimalkan seluruh potensi karyawan
serta memiliki prinsip untuk menjalankan usaha demi tujuan bersama.
Isi Code of Conduct
Pedoman Perilaku PT Bio Farma (Persero) sebagaimana SK Direksi Nomor:
01024/DIR/II/2013 tersebut juga mengatur mengenai Etika Bisnis dan Etika
Kerja yang terkandung pada Bab II Etika Usaha: Cara Perusahaan Melakukan
Bisnis dan Bab III Etika Kerja: Tata Perilaku Manajemen dan Karyawan, dengan
perincian sebagai berikut:

A.1.2.3. CSR
Tanggung jawab sosial (CSR) Bio Farma difokuskan pada 4 pilar prioritas,
yaitu:

1.

Bidang

Kesehatan

(Sehat

Bersama

Bio

Farma),

dengan

upaya

meningkatkan standar kesehatan kelompok masyarakat tertentu seperti


mengurangi angka kematian bayi, meningkatkan kesehatan ibu dan anak,
pemberantasan penyakit menular dan membangun infrastruktur kesehatan.
2. Bidang Pendidikan (Cerdas Bersama Bio Farma), dengan upaya
memperbaiki kualitas dan tingkat pendidikan masyarakat yang difokuskan
pada peningkatan keterampilan masyarakat binaan.
3.

Bidang

Ekonomi

pemberdayaan

(Mandiri

masyarakat

Bersama

Bio

meningkatkan

Farma),

dengan

kemampuan

upaya

perekonomian

masyarakat dan memperkuat potensi pertumbuhan usaha skala kecil melalui


program kemitraan untuk memberikan manfaat kepada semua pihak.
4.

Bidang

Lingkungan

(Hijau

Bersama

Bio

Farma),

dengan

upaya

melindungi dan menjaga kualitas lingkungan hidup baik internal maupun


eksternal untuk menjaga hubungan yang harmonis antara Perusahaan
dengan lingkungan alam.
Donasi Untuk Kegiatan Sosial Dan Politik
Perusahaan tidak terlibat dalam bentuk apapun di dalam kegiatan
politik dan tidak memberikan donasi untuk kepentingan politik. Sebaliknya,
kepedulian yang tinggi terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup
merupakan bagian penting dari tugas dan tanggung jawab perusahaan
terhadap

pemangku

kepentingan

dan

masyarakat

luas.

Perusahaan

melaksanakan kegiatan CSR (corporate social responsibility) secara mandiri


maupun melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
Tanggung Jawab Sosial Bidang Lingkungan Hidup
Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate
Social Responsibility (CSR) bagi Bio Farma adalah upaya menyelaraskan
bisnis inti Perusahaan dengan program-program berkelanjutan berbasis
kebutuhan masyarakat terutama komunitas sekitar di mana Perusahaan
berada. Bio Farma berkomitmen untuk ikut serta mendorong pertumbuhan
ekonomi

dan

membangun

kemandirian

memperbaiki kualitas lingkungan hidup.

masyarakat

serta

berupaya

Kebijakan CSR Bio Farma Bidang Lingkungan


Bio Farma menggali potensi-potensi yang dimiliki suatu komunitas dan
menyelaraskannya dengan kompetensi inti Perusahaan untuk merancang
program-program CSR terintegrasi salah satunya adalah Lingkungan. Konsep
pengembangan

ekonomi

masyarakat

berkelanjutan

dilakukan

dengan

memadukan tiga potensi keragaman alam, yaitu keanekeragaman hayati


(biodiversity), keanekaragaman geologi (geodiversity) dan keanekaragaman
budaya (culture diversity) yang merupakan tiga unsur saling berkaitan.
Sasaran Wilayah Kegiatan CSR
Sasaran wilayah Program CSR Bio Farma terbagi menjadi tiga wilayah
(Ring) yang dibagi berdasarkan jarak wilayah tersebut dengan lokasi Bio
Farma, yaitu:
Ring-1: Warga masyarakat yang tinggal di sekitar Bio Farma yaitu
Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung dan Kecamatan Cisarua, Kabupaten
Bandung Barat.
Ring-2: Warga masyarakat Jawa Barat yang tinggal di luar area atau yang
tidak bersentuhan langsung dengan Bio Farma.
Ring-3: Masyarakat Indonesia.
Penghargaan CSR Bidang Lingkungan
Komitmen Bio Farma terhadap lingkungan hidup tercermin dari
kebijakan perusahaan (Company Policies) dimana dari Sembilan kebijakan,
lima diantaranya terkait aspek lingkungan, yaitu:
(1) Produk ramah lingkungan, (2) Pengendalian pencemaran, (3) Perbaikan
berkesinambungan, (4) Penghematan energi dan sumber daya alam, serta (5)
Patuh

pada

peraturan

perundang-undangan

termasuk

yang

terkait

lingkungan.
Komitmen

ini

dibuktikan

dengan

lingkungan hidup, diantaranya adalah:

meraih

berbagai

penghargaan

Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup yang telah diterima 5


kali (2008, 2009, 2011, 2012 dan 2013)dan merupakan satu-satunya

Perusahaan farmasi yang mendapat Proper Hijau.


Program Pembinaan Kebersihan Lingkungan Kerja.

(a) Pemeliharaan tanaman dan pemotongan rumput di lingkungan


Perusahaan, pemberian pupuk, penyemprotan hama dan pemangkasan
pohon yang dilakukan secara berkala
(b) Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan di seluruh area (lingkungan
kerja) termasuk pembiasaan pemilahan sampah sesuai karakteristiknya.
(c) Safety patrol (inspeksi bulanan) oleh Tim P2K3 ke seluruh bagian di Bio
Farma mengenai kebersihan dan kerapihan tempat kerja/lingkungan kerja.
Penanaman Pohon
Bio Farma turut mendukung Gerakan Menanam 1 Miliar Pohon dengan
melaksanakan kegiatan menanam pohon di berbagai lokasi di Jawa Barat.
Program penanaman pohon diikuti dengan pemantauan dan perawatan
dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh mitra (perangkat desa atau
LSM) untuk menjamin pohon yang ditanam tumbuh dengan baik. Sampai
tahun 2013 Bio Farma telah menanam 31.100 pohon dengan tingkat hidup
sekitar 74%.
Access to Medicine & Healthcare
Pada bulan September 2013, Bio Farma memulai pembangunan Pusat
Kesehatan
Puskesmas

Masyarakat (Puskesmas) Wisata di pantai Ujung Genteng.


Wisata

selain

dibutuhkan

untuk

mengantisipasi

terjadinya

masalah kesehatan yang dialami wisatawan, juga untuk membuka akses


pelayanan kesehatan bagi masyarakat sejalan dengan program CSR Bio
Farma di bidang kesehatan yaitu: Access to medicine and healthcare.
Selama ini, masyarakat Ujung Genteng belum memperoleh kemudahan
mendapatkan layanan kesehatan. Pada akhirnya, program CSR konservasi
penyu telah berkembang menjadi kegiatan CSR terintegrasi yang mencakup
4 pilar CSR Bio Farma.

Geopark Ciletuh
Bio

Farma

melakukan

program

pelestarian

dan

pengembangan

kawasan Geopark Ciletuh, Desa Taman Jaya Kecamatan Ciemas, Sukabumi


Selatan. Kawasan yang juga disebut Jampang Purba ini memiliki bebatuan
berkarakter unik dan khas yang terbentuk dari dua penggalan kerak bumi,
lempeng samudera dan lempeng benua. Bebatuan ini muncul ke permukaan
setelah kedua lempeng tersebut bertabrakan puluhan juta tahun yang lalu
dan membentuk lembah dan pegunungan batu yang bersatu dengan pantai
laut Selatan. Kawasan Ciletuh memiliki tiga blok atau segmen yang
menampilkan kekhasan dan keunikannya masing-masing. Ketiga blok itu
adalah Blok Gunung Badak - Teluk Ciletuh, Blok Citisuk - Cikepuh, dan Blok
Citireum

Pangumbahan

hingga

Ujung

Genteng

yang

kesemuanya

menghadirkan panorama bentang alam yang menakjubkan.


Konservasi Mangrove Karangsong
Berangkat dari keinginan untuk ikut menyelamatkan kawasan pesisir
pantai dan ekosistemnya dari serangan abrasi, Bio Farma tergerak untuk
melakukan rehabilitasi hutan bakau (mangrove) di pesisir pantai Karangsong,
Kabupaten Indramayu. Dimulai dengan penanaman 6.000 bibit pohon
mangrove pada tanggal 9 - 10 November 2012 oleh Tim CSR dan mitra
perusahaan, hingga saat ini telah ditanam 12.300 pohon. Untuk melindungi
tanaman mangrove yang baru ditanam, Bio Farma berinisiatif mengumpulkan
ban bekas yang berfungsi sebagai pemecah ombak dan pencegah abrasi.
Pantai Karangsong mengalami kerusakan lingkungan akibat abrasi. Secara
keseluruhan, panjang garis pantai di Kabupaten Indramayu mencapai 114,1
Km dan lebih dari 2.153 ha wilayah pesisir tersebut hilang karena abrasi dan
intrusi (peresapan) air laut yang mencapai lebih dari 17 km. Tanaman Bakau
yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut (pesisir)
bersifat unik karena merupakan gabungan ciri-ciri tumbuhan yang hidup di
darat dan di laut. Mangrove mempunyai susunan akar yang menonjol sebagai
cara beradaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen (anaerob).
Mangrove memiliki banyak fungsi, yaitu fungsi fisik, biologi, dan
ekonomi yang manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat pesisir. Secara
fungsi fisik, mangrove dapat melindungi pantai dari erosi dan abrasi,

melindungi pemukiman penduduk dari terpaan badai dan angin dari laut,
serta dapat menetralisir logam berat dari limbah industri. Sedangkan fungsi
biologi adalah sebagai sumber makanan, tempat hidup biota laut, dan tempat
habitat berbagai satwa, seperti burung sehingga memiliki potensi edukasi
dan wisata yang dapat dimanfaatkan masyarakat. Menyadari banyaknya
potensi ekonomi yang muncul sebagai dampak ikutan dari keberadaan taman
mangrove, Bio Farma mengajak masyarakat setempat memanfaatkan potensi
tersebut melalui serangkaian focus group discussion (FGD) untuk mengetahui
keinginan dan kebutuhan masyarakat. Pada pertengahan Desember 2013,
Bio Farma menyumbangkan satu unit perahu dan membangun menara untuk
bird watching sebagai pendukung pengembangan wisata. Usaha kecil dan
menengah (UKM) setempat dapat mengembangkan usaha suvenir dan
kuliner.
Keberadaan

taman

mangrove

membentuk

ekosistem

kehidupan.

Masyarakat dapat mengembangkan potensi tambak bandeng dan ada


potensi wisata alam. Untuk mendorong minat masyarakat membuat tambak
bandeng, Bio Farma menyumbangkan indukan bandeng dari Bali dan
memberi pendampingan bagi petambak untuk menjaga kualitas air dengan
biosecure. Perusahaan akan membantu pemuliaan bibit bandeng agar
petambak

bandeng

berencana

untuk

menjadi

semakin

mengaplikasikan

mandiri.

cold

chain

Ke

depan,

Bio

management

Farma

(CCM

pengelolaan rantai pendingin) dalam penyimpanan dan distribusi bandeng


hasil panen sehingga bebas bakteri dan tetap segar dalam jangka waktu
yang lama. Dengan demikian, harga jual tetap stabil karena bandeng yang
berlimpah pada saat panen dapat disimpan dengan baik.
CSR Bidang Ketenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Untuk

menjamin

ketersediaan

dan

kualitas

produk,

Bio

Farma

menerapkan prosedur standar operasional yang memenuhi semua aturan


standar Current Good Manufacturing Practices (cGMP) dari WHO dan Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Dalam pemenuhan CPOB, Bio Farma
telah mendapat kelas A untuk kategori mapping CPOB dari badan POM. Di sisi
lain, aspek keselamatan kerja juga menjadi penentu kualitas produk dan
tingkat efisiensi perusahaan. Kegiatan operasional produksi mengandung

potensi

bahaya

yang

jika

tidak

dilakukan

upaya

pencegahan

dapat

menimbulkan risiko terjadinya kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja


(PAK) yang pada akhirnya menyebabkan kehilangan jam kerja produktif.
Proses
penyimpanan

kegiatan
bahan

manufakturing
awal,

kegiatan

yang

meliputi

produksi,

kegiatan

kegiatan

riset,

laboratorium

pengawasan mutu, sampai penanganan terhadap produk jadi, semua


mengandung potensi bahaya. Potensi bahaya ini bahkan sangat luas
mencakup bahaya mekanis misalnya pada aktivitas material handling di
gudang, bahaya kimia misalnya pada aktivitas produksi, bahaya kebakaran
atau ledakan misalnya saat penggunaan bahan pelarut organik dalam proses
produksi, bahaya pencemaran lingkungan misalnya dari limbah produksi atau
limbah

laboratorium,

bahaya

terhadap

mikroba

misalnya

di

fasilitas

laboratorium, bahaya kebisingan misalnya di fasilitas utilitas dan masih


banyak lagi potensi bahaya yang harus diwaspadai.
Kebijakan CSR Perusahaan Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Penerapan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
upaya memenuhi hak-hak dan perlindungan dasar bagi karyawan yang akan
mempengaruhi ketenangan bekerja, keselamatan, kesehatan, produktivitas
dan kesejahteraan karyawan. Penerapan K3 juga merupakan investasi
sumber daya manusia (SDM) yang menentukan keberhasilan usaha. Selain
itu, tuntutan persaingan global juga mensyaratkan pemenuhan standarstandar internasional seperti Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, Sistem
manajemen Lingkungan ISO 14000 dan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) OHSAS 18001. Sejak tahun 2006, Bio Farma telah
memperoleh sertifikasi Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001:2007 yang
diterapkan pada seluruh area kerja dengan pendekatan yang terintegrasi
bersama

sistem

manajemen

lainnya.

Sertifikasi

OHSAS

18001:2007

merupakan salah satu bentuk pengakuan atas konsistensi Bio Farma dalam
mengimplementasikan

K3

sesuai

standar

internasional

di

lingkungan

Perusahaan. Keberhasilan penerapan K3 juga ditandai dengan pemberian


penghargaan Zero Accident Award dari Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi selama 6 tahun berturut-turut sejak
tahun 2008.

Komitmen dan Kebijakan SMK3


Komitmen manajemen terhadap implementasi SMK3 dinyatakan dalam
9 kebijakan Bio Farma yang tercantum dalam manual MBF - 01 dan
ditandatangani oleh Direktur Utama. Pada kebijakan tersebut dinyatakan
bahwa Bio Farma:
(1) Melakukan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja, (2) Mengendalikan pencemaran lingkungan, (3) Senantiasa
melakukan perbaikan berkesinambungan terhadap Sistem Manajemen Mutu,
K3 dan Lingkungan, (4) Patuh terhadap peraturan perundangan dan
persyaratan lain yang terkait dengan SMK3 atau sistem manajemen lainnya.
Prinsip Pokok Implementasi SMK3
Implementasi

SMK3

sesuai

standar

OHSAS

18001:2007

pada

prinsipnya adalah melaksanakan seluruh klausul yang dipersyaratkan oleh


OHSAS 18001:2007, dimana salah satu hal penting adalah identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan pengendalian bahaya.

A.1.3. Corporate Resources [IFAS Table]


A.1.3.1. Marketing (STP, Marketing Mix)

A.1.3.1.1 STP Analysis

Segmenting
- Demografis
Merupakan industry

pembuat

vaksin

dan

antisera

berskala

Internasional dan Nasional yang berkantor pusat di Pasteur, Kota


-

Bandung, Jawa Barat


Variabel Operasi
Merupakan pelopor teknologi terbaik dalam industry pembuatan
vaksin dan antisera. Mendistribusikan barangnya kepada Rumah

Sakit serta instansi kesehatan lainnya.


Pendekatan pembelian

Mendistribusikan

barang

kepada

rumah

sakit

dan

instansi

kesehatan dibawah pengelolaan pemerintah yang melalui kebijakan


-

pengadaan dari pemerintah


Faktor situasi
Merujuk dari kebijakan vaksin pemerintah, maka urgensinya adalah
kesejahteraan kesehatan yang termasuk penawaran khusus serta

pesanan dengan jumlah ynag sangat besar


Karakteristik pribadi
Dibawah naungan pemerintahan Indonesia antara PT. Biofarma

dengan Rumah sakit serta instansi terkait


Targeting
Merupakan Konsentrasi Spesialisasi Selektif yang berarti bahwa tiap
produk yang ada tidak ditujukan untuk semua pasar yang ada,
melainkan pasar khusus sesuai yang membutuhkan. Contoh yaitu
vaksin polio untuk bayi dan balita serta vaksin influenza untuk orang
dewasa.
MARKET 1

MARKET 2

MARKET 3

PRODUCT 1
PRODUCT 2
PRODUCT 3

Kelebaran dan Kedalaman Produk


- Vaksin
1. Vaksin Virus
Vaksin Oral Polio, Vaksin Bivalent Oral Poliomyelitis, Vaksin
Monovalent Oral Poliomyelitis, Vaksin Campak, Vaksin Hepatitis

B, Vaksin Flubio
2. Vaksin Bakteri
Vaksin TT, Vaksin DT, Vaksin DTP, Vaksin BCG, Vaksin Td
3. Vaksin Kombinasi
Vaksin DTP-HB, Vaksin Pentabio
- Antisera
1. Serum Anti Tetanus
2. Serum Anti Difteri
3. Serum Anti Bisa Ular
- Diagnostika
1. PPD RT 23
Positioning
1. Atribut
Vaksin, Antisera, dan Diagnostika
2. Manfaat

Memenuhi kebijakan pemerintah dan pasar serta meningkatkan


kesejahteraan kesehatan
3. Penggunaan
Penggunaan tidak dapat

dilakukan

dengan

demikian

saja.

Melainkan sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan yang berlaku


4. Pengguna
Seluruh masyarakat Indonesia dan pasar dunia
5. Pesaing
Perusahaan vaksin dan antisera sejenis misalnya Chengdu
Kanghong Pharmaceutical dan Panacea Biotec
6. Kategori
Merupakan kategori produk kesehatan
7. Mutu dan harga
Memiliki kualitas yang sangat baik dan harga yang cukup namun
beberapa vaksin memilik harga yang cukup mahal

A.1.3.1.2 Marketing Mix

Product
- Daftar Vaksin dan antisera yang diproduksi menurun dari 23 jenis
-

menjadi 19 jenis (W)


Biofarma merupakan pemimpin dalam industry vaksin di Indonesia
dengan produk vaksin virus, vaksin bakteri, vaksin kombinasi,

antisera dan diagnostika (S)


Place
- Biofarma memasok vaksin melalui distributor yang ada di dalam
-

negeri (S)
Promotion
- Melakukan strategi CSR, Interactive Marketing, Event & Experience
-

negeri dan luar negeri (S)


Biofarma mengutamakan kebutuhan vaksin yang ada di dalam

(S)
Mempromosikan

produk

ke

beberapa

negara

agen

distributor Internasional (W)


Price
- Harga vaksin dan antisera berbeda sesuai dengan tingkat kesulitan
-

pembuatan (S)
Beberapa harga vaksin agak mahal (W)

A.1.3.2. Finance (Obtaining, Allocating & Dividend Policy)

melalui

Funding/Financing

- Sumber pendanaan menggunakan 100% modal dari pemerintah (S)


- Resiko finansial ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah (S)
Investing
- Memiliki banyak opsi alokasi investasi seperti kantor, pabrik, mesin,
dan lainnya (S)
- Minimnya investasi di bidang distribusi (W)
Dividend Policy
- Biofarma belum melakukan IPO sehingga kurangnya dana untuk
mengembangkan aktivitas. Sehingga belum terdapat pembagian
dividen pada PT Biofarma (W)

A.1.3.3. Research & Development


Siklus Pengembangan vaksin ini merupakan ilustrasi dan gambaran
secara umum, proses tersebut tidak menggambarkan pengembangan semua
vaksin atau vaksin tertentu yang dilakukan oleh Bio Farma.

Kegiatan Riset merupakan dasar dari pengembangan suatu produk. Kegiatan


riset dimulai dengan tahap

exploratory dimana dilakukan pengkajian

terhadap pola suatu penyakit yang menjadi sasaran penelitian serta


pemahaman. Identifikasi molekul/antigen yang akan menjadi bakal calon
produk serta metode untuk menghasilkan/memurnikan antigen merupakan
hal-hal yang kritis dalam pengembangan produk selanjutnya disamping

perlunya informasi riwayat seed serta bahan baku yang terdokumentasi.


Output dari kegiatan riset ini adalah pembuktian Proof of Concept.
Kendala yang Dihadapi
Kegiatan riset khususnya terkait bidang bioteknologi yang belum terintegrasi
menjadi kendala tersendiri bagi pengembangan industrivaksin. Banyak sekali
pelaku kegiatan riset bioteknologi di Indonesia seperti lembaga riset
universitas, lembaga penelitian non departemen, lembaga penelitian di
departemen serta lembaga penelitian pada industri dan swasta. Namun
kegiatan yang dilakukan masih bersifat sektoral, berjalan sendiri-sendiri
sesuai dengan kepentingannya tanpa ada koordinasi dan target bersama.
Padahal, efektivitas riset diukur dari sejauh mana hasil penelitian menjawab
kebutuhan industri dan
masyarakat. Sebagai pelaku industri, Bio Farma aktif mendorong agar riset
nasional yang dilakukan oleh perguruan tinggi dan lembaga-lembaga riset di
tanah air dapat lebih terpadu dan berorientasi pada produk, sehingga riset
nasional

akan

dibandingkan

lebih
dengan

produktif

dan

negara

maju.

dapat

mengejar

Penelitian

untuk

ketertinggalan
satu

produk

membutuhkan waktu yang sangat panjang. Bisa 10 hingga 15 tahun. Perlu


komunikasi yang terus-menerus kepada pihak-pihak yang berkepentingan
mengenai perkembangan kegiatan riset agar rantaisistemnya tidak terputus.
Sinergi antara pemerintah, kalangan industry dan pelaku riset mutlak
diperlukan untuk meningkatkan efektivitas riset.

A.1.3.4. Operations & Logistics

Design of Goods & Services


- Produksi vaksin baru yang banyak memberikan efisiensi biaya
produksi (S)
- Sarana produksi baru yang akan dibangun sesuai standar Eropa (S)
Managing Quality
- Proses produksi, Operasi, perumusan inovasi berkelanjutan sesuai
-

dengan standar ISO 14001 (S)


Menerapkan berbagai sistem yang terintegrasi antara lain misalnya
CPOB dari BPOM (S)

Process & Capacity Design


- Produksi vaksin terbilang sedikit yaitu hanya 2 juta dosis per
-

minggu (W)
Pengembangan vaksin membutuhkan waktu yang lama yaitu 8-15

tahun (W)
Location Selection
- Memilih agen distributor di kota Bandung yang merupakan salah
satu kota besar di Indonesia (S)
- Memiliki pabrik yang dekat dengan lokasi sumber tenaga kerja (S)
Layout Design
- Sistem tata udara dan sterilisasi area produksi dan ruang
-

penyimpanan yang tidak putus selama 24 jam (S)


Resiko teknologi informasi dikelola oleh perusahaan
menjamin tata kelola Teknologi Informasi pada perusahaan (S)

untuk

HR & Job Design


- Biofarma menempatkan pekerja pada jabatan yang sesuai dengan
kualifikasi yang dimiliki (S)
- Biofarma menetapkan standar kerja untuk tiap pekerjaan (S)
Supply Chain Management
- Biofarma menempati urutan pertama dalam segi saluran distribusi
-

Quality

oleh

WHO

tahun

97,

biofarma

memperluas distribusi dan jangkauan di dalam dan luar negeri (S)


Inventory
- Biofarma memiliki produk yang tahan disimpan hingga bertahun-

dan jangkauan (S)


Dari Performance

tahun (S)
Penerapan ERP yang mendukung proses Inventory Control agar

ketersediaan bahan baku tetap terjamin (S)


Scheduling
- Biofarma memproduksi produk sebanyak 2 juta dosis per minggu
-

(W)
Perencanaan jadwal produksi harus dilakukan secara ketat untuk
memenuhi kebutuhan pasar mengingat keterbatasan kapasitas

produksi (S)
Maintenance
- Memiliki penilaian assessment dari WHO dan GMP secara rutin (S)
- Memiliki pemeliharaan IPAL dan K3L yang rutin (S)

A.1.3.5. Human Resources

Procurement
- Proses rekrutmen bersifat terbuka tanpa diskriminasi bagi tiap
-

pelamar kerja (S)


Pelamar yang diterima merupakan kandidat terbaik yang sesuai

dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan (S)


Development
- Memberikan pelatihan secara rutin bagi pegawai (S)
- Perusahaan menetapkan standar kinerja pada tiap level jabatan (S)

Maintenance
- Perusahaan memberikan penghargaan terhadap karyawan yang
-

memiliki prestasi (S)


Biofarma memberikan

berbagai

komponen

tunjangan

kepada

karyawan (S)

A.1.3.6. Information System


Bio

Farma

terus

mengembangkan

sistem

aplikasi

bisnis

yang

terintegrasi dengan merancang sistem TI yang efektif dan efisien sebagai


salah satu penunjang keunggulan Perusahaan dalam menghadapi persaingan
dan pengembangan bisnis ke depan. Sejalan dengan visi Perusahaan untuk
menjadi perusahaan kelas dunia, dibutuhkan sistem dan infrastruktur
teknologi informasi (TI) yang mampu mendukung proses bisnis Perusahaan
agar memiliki keunggulan kompetitif di pasar global. Solusi teknologi
informasi yang tepat guna akan meningkatkan efisiensi, efektivitas dan
produktivitas kerja sehingga Perusahaan mampu menghasilkan produk dan
jasa yang kompetitif. Teknologi informasi di Bio Farma ditangani oleh Divisi
Teknologi Informasi yang berperan sebagai unit yang mendukung kegiatan
operasional Perusahaan dengan menyediakan layanan teknologi informasi
dan komunikasi yang mumpuni, handal dan selaras dengan kebutuhan bisnis
Perusahaan.
Pengembangan Teknologi Informasi
Bio

Farma

terus

mengembangkan

sistem

aplikasi

bisnis

yang

terintegrasi untuk mendukung operasional antar unit kerja yang ada di dalam
organisasi. Dengan merancang aplikasi TI efektif dan efisien, sistem teknologi
informasi yang dimiliki dapat menjadi salah satu penunjang keunggulan
perusahaan dalam menghadapi persaingan dan pengembangan bisnis ke
depan. Tata Kelola Sistem Informasi Investasi teknologi informasi saat ini
tidak

hanya

kecepatan

ditujukan

kerja,

tetapi

untuk
juga

meningkatkan
sebagai

efisiensi,

pendorong

efektivitas

peningkatan

dan

kinerja

organisasi. Untuk itu, tanggung jawab pengelolaan TI tidak bisa sepenuhnya


diserahkan ke unit yang hanya khusus menangani TI secara teknikal (IT

Function), melainkan juga harus menjadi tanggung jawab berbagai pihak


manajemen. Hal ini merupakan paradigma baru dalam mengelola teknologi
informasi

yang

disebut

dengan

tata

kelola

teknologi

informasi

(IT

Governance). Tata kelola TI merupakan suatu komitmen, kesadaran dan


proses pengendalian manajemen organisasi terhadap seluruh sumber daya
TI, yang mencakup sumber daya komputer (software, brainware, database
dan sebagainya) hingga ke teknologi informasi dan jaringan LAN/Internet.
Selanjutnya, penerapan kebijakan TI diarahkan sesuai dengan tujuan
perusahaan. Untuk mewujudkan tata kelola TI di Bio Farma, Perusahaan telah
menyusun Kebijakan Teknologi Informasi yang berisi:
1. Kebijakan

Pengembangan

Perangkat

Lunak

dan

Validasi

Sistem

Komputerisasi
a. Perangkat lunak atau Software
Yaitu kumpulan perintah yang dieksekusi oleh mesin komputer dalam
menjalankan

pekerjaannya.

Software

dapat

mengolah

masukan

dan

menghasilkan suatu keluaran yang akan digunakan sebagai informasi.


b. Sistem Komputerisasi (Computerized System)
Merupakan gabungan beberapa software, perangkat keras (hardware),
jaringan

komputer

(networking),

sistem

prosedur

(Prosedur

Standar

Pengoperasian - SOP), User, interkoneksi proses masukan dan keluaran


informasi yang digunakan dalam pelaporan atau kontrol sistem informasi.
c. Validasi Sistem Komputerisi atau Computer System Validation (CSV)
Proses pengujian software atau sistem komputerisasi untuk memastikan
software

atau

sistem komputerisasi

telah

sesuai

dengan fungsi

dan

kebutuhan pengguna.
d. Kualifikasi Hardware
Proses untuk memastikan hardware yang akan digunakan pada sistem
komputerisasi sudah dijamin konfigurasi dan performansinya.
e. Pembuatan dan pengembangan perangkat lunak atau
Software dikelola dengan baik sesuai dengan regulasi yang berlaku dan
konsep SDLC (System Development Life Cycle)
f. Proses validasi software atau sistem komputerisasi dilaksanakan sesuai
dengan regulasi yang berlaku untuk memberi jaminan kualitas.
2. Kebijakan Keamanan Informasi

a. Perusahaan memiliki wewenang penuh terhadap penerapan keamanan


sistem informasi untuk melindungi aset informasi perusahaan dan menjamin
kelangsungan bisnis perusahaan.
b. Aset informasi Bio Farma adalah milik Perusahaan yang diadakan untuk
keperluan

usaha/operasional

Perusahaan

dan

untuk

menjamin

konfidensialitas, integritas, dan ketersediaan informasi serta efektivitas, dan


efisiensi layanan TI.
c. Resiko TI dikelola oleh perusahaan untuk menjamin keamanan pada tata
kelola TI Bio Farma.
3. Kebijakan Data Elektronik (Electronic Record) dan Tanda Tangan
Elektronik (Electronic Signature).
a. Data Elektronik (Electronic Record)
Data elektronik merupakan kombinasi dari teks, grafik, angka, audio, gambar,
atau informasi lain dalam bentuk digital yang

dapat dibuat, dimodifikasi,

diperbaharui, disimpan, diambil atau didistribusikan oleh sistem komputer.


b. Tanda Tangan Elektronik (Electronic Signature)
Tanda Tangan Elektronik merupakan kompilasi data computer dari simbolsimbol yang dieksekusi, diadopsi atau diotorisasi yang dilegalisasi setara
dengan tanda tangan manual.
c. Data atau informasi berupa data elektronik (electronic record) yang
merupakan output pengolahan dari sistem komputerisasi dan tanda tangan
elektronik (electronic signature) di Bio Farma diberlakukan penggunaannya
dan mempunyai kekuatan hukum yang setara dengan data proses manual
dan tanda tangan manual yang selama ini berlaku.
Dokumen-dokumen yang terkait dengan kebijakan tata kelola

A.1.4. Corporate Resources [Value Chain Analysis]

Inbound Logistics
1. Infrastructure
- Alat-alat transportasi untuk pasokan bahan baku
- Transportasi darat dan laut
2. SDM
- Menggunakan SDM yang telah tersertifikasi untuk menangani
pasokan bahan baku

- Menggunakan SDM yang ada untuk memantau secara berkala


pasokan bahan baku produk
3. Teknologi
- Dibutuhkan teknologi yang mutakhir untuk dapat menjaga agar
bahan baku tetap pada kondisi yang diinginkan
- Digunakan ruangan yang telah di desain sedemikian rupa untuk

menyimpan bahan baku


4. Procurement
- Pasokan bahan baku diambil dari pemasok dalam dan luar negeri
- Harga vaksin yang bermacam macam
Operations
1. Infrastructure
- Menerapkan sistem terintegrasi antara lain CPOB dari BPOM dan
CGMP dari WHO
- Menerapkan sistem GCG yang teruji baik pada perusahaan
2. SDM
- Menggunakan SDM yang telah tersertifikasi dari Badan POM, WHO
serta organisasi terkait
- Menggunakan SDM yang telah mengikuti pelatihan yang berkaitan
dengan aktivitas produksi perusahaan sesuai dengan jenis produk
yang ada
3. Teknologi
- Menggunakan mesin pabrik yang canggih serta telah tersertifikasi
standar Internasional
- Menggunakan teknologi yang berbeda bagi tiap jenis produk yang
ada
4. Procurement
- Proses pembuatan vaksin, antisera serta diagnostika dilakukan di
pabrik yang di desain sedemikian rupa
- Proses pembuatan produk dilakukan oleh kombinasi pekerja yang

tersertifikasi dengan mesin-mesin yang telah teruji standarnya


Outbond Logistics
1. Infrastructure
- Biofarma mengutamakan pasokan vaksin, antisera untuk
permintaan dalam negeri
- Biofarma mendistribusikan produk ke dalam dan luar negeri
2. SDM
- Biofarma menggunakan agen pemasaran dan distribusi
internasional untuk mendistribusi serta memasarkan produknya di
luar neger
- Biofarma menggunakan tenaga kerja local untuk distribusi dalam
negeri

3. Teknologi
- Biofarma menggunakan transportasi darat, laut, dan udara untuk
distribusinya
- Diperlukan penanganan khusus untuk proses pendistribusian
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
4. Procurement
- Menggunakan ekspedisi transportasi
- Menggunakan transportasi darat seperti truk berpendingin, kargo

berpendingin untuk kapal laut dan pesawat udara


Marketing & Sales
1. Infrastructure
- Biofarma menggunakan strategi tanggung jawab sosial atau
program CSR
- Biofarma menggunakan Event & Experience serta Interactive
Marketing
2. SDM
- Perusahaan memiliki karyawan di bidang pemasaran untuk
promosinya
- Perusahaan

juga

menggunakan

jasa

agen

pemasaran

Internasional
3. Teknologi
- Menggunakan media pemasaran yang canggih seperti iklan
- Menggunakan teknologi informasi untuk pemasaran interaktif
4. Procurement
- Mengadakan event & experience untuk memperkenalkan produk

kepada konsumen
Menggunakan perangkat computer untuk menunjang interactive

marketing
Services
1. Infrastructure
- Biofarma meningkatkan respon terhadap keluhan-keluhan produk
- Biofarma meningkatkan koordinasi dengan vendor distribusi
2. SDM
- Menggunakan pekerja khusus yang ditempatkan pada divisi
keluhan pelayanan
- Menggunakan jasa vendor
3. Teknologi
- Menggunakan teknologi informasi untuk layanan keluhan produk
maupun pelayanan
4. Procurement
- Membuat sistem layanan keluhan produk dan pelayanan
- Membuat sistem tanggapan pada keluhan

A.1.5. Tangible & Intangible Resources Analysis [TIRA]


N

Tangible Resources

V R I

N Daya Saing

Financial

Cash account

V V X X Temporary

Piutang

V V X X

Kapasitas

V X

o.
1.

meminjam

Competitive Adv.
Temporary
Competitive Adv.
Competitive Parity

Physical

Kemodernan pabrik V X

Competitive Parity

dan fasilitas
Kestrategisan lokasi
pabrik

V X

Competitive Parity

Kecanggihan
mesin/perlengkapan

V V X X Temporary

pabrik
Technologi
cal

Competitive Adv.

Rahasia Dagang

V X

Competitive Parity

Proses

V V X

Temporary

produksi

yang inovatif
Patent
Hak atas Kekayaan
Intelektual

V X
V X
V X

Competitive Adv.
Competitive Parity
Competitive Parity
Competitive Parity

Merek Dagang
Organizati

Keefektifan

onal

perencanan

V X

Competitive Parity

V X

Competitive Parity

strategis
Keunggulan system

pengendalian
Keunggulan system V X

Competitive Parity

evaluasi
2.

Intangible Resources
Human

Pengalaman

Resources

kapabilitas

dan V V X
V X

Kemampuan

untuk

dipercaya
Keefektifan

tim

V X
V X

Temporary
Competitive Adv.
Competitive Parity
Competitive Parity
Competitive Parity

kerja
Keterampilan
Manajerial
Innovation
&
Creativity

Keahlian ilmiah

V X

Competitive Parity

Keahlian teknis

V X

Competitive Parity

Penciptaan

ide V

kreatif
Reputatio
n

Nama merek
Reputasi

V V X

(dengan V X

pemasok)
Reputasi

V V X
(dengan

pelanggan)
Keandalan produk
Kinerja Mutu produk

V X
V V X

Competitive Parity

Temporary
Competitive Adv.
Competitive Parity
Temporary
Competitive Adv.
Competitive Parity
Temporary
Competitive Adv.

A.1.6. IFAS Table

No
.
1.

Faktor Strength
Proses

Bob

Rati

Scor

ot

ng

Keterangan

rekrutmen

Rekrutmen

yang

bersifat terbuka tanpa

transparan

sangat

diskriminasi

bagi

tiap

pelamar kerja

0.15

0.6

penting

bagi

perusahaan

untuk

jabatan yang nantinya


akan diisi oleh pekerja
2.

Biofarma

Kebutuhan vaksin dalam

mengutamakan

negeri

kebutuhan vaksin yang

diutamakan

ada di dalam negeri

0.20

0.8

harus

untuk

karena
memperkuat

brand

yang

dalam

negeri

ada

di

terlebih

dahulu
3.

Proses

produksi,

Operasi,
inovasi

Proses produksi dalam

perumusan

suatu

berkelanjutan

sesuai dengan standar

perusahaan

sangat penting terlebih


0.20

3.5

0.7

ISO 14001

lagi

dalam

bidang

kesehatan

yang

segalanya

telah

ditetapkan standar
4.

Memiliki

penilaian

Evaluasi

assessment dari WHO


dan GMP secara rutin

proses

produksi yang dilakukan


0.10

0.3

secara berkala sangat


penting untuk menjaga
keberlangsungan
aktivitas operasi

5.

Memiliki

banyak

opsi

0.05

0.15

Opsi

investasi

alokasi investasi seperti

perusahaan

yang

kantor, pabrik, mesin,

beragam dapat menjadi

dan lainnya

gambaran

dari

perusahaan

di

masa

depan
No

Faktor Weakness

.
1.

Bob

Rati

ot

ng

Skor

Keterangan

Mempromosikan produk

Promosi

ke

menggunakan

beberapa

negara

melalui agen distributor


Internasional

dengan
agen

distributor Internasional
0.05

0.1

kurang

efektif

efisien.

dan

Seharusnya

dilakukan

sendiri

oleh

perusahaan
2.

Beberapa harga vaksin

Perusahaan

agak mahal

kedepannya diharapkan
0.05

1.5

0.07
5

untuk

untuk

menekan

produksi

biaya
demi

mengurangi harga jual


yang

dirasa

cukup

mahal
3.

Produksi

vaksin

Produksi

terbilang sedikit yaitu


hanya 2 juta dosis per

tersebut

bahkan
0.05

0.30

minggu

masih

dibandingkan

kurang
dengan

jumlah permintaan dari


dalam negeri

4.

Pengembangan

vaksin

Era globalisasi

membutuhkan

waktu

ini

yang lama yaitu 8-15


tahun

0.10

1.5

0.15

seperti

membutuhkan

antisipasi

melalui

pengembangan

vaksin

dari penyakit yang akan


muncul di masa depan
5.

Biofarma
melakukan
Sehingga

belum
IPO.
belum

0.05

1.5

0.07
5

Penerbitan
pasar
penting

saham

modal

di

sangat
demi

terdapat
dividen

pembagian
pada

PT

Biofarma

menambah

modal

perusahaan.

Karena

Biofarma

belum

melakukan IPO sehingga


kurangnya dana untuk
mengembangkan
aktivitas
TOTAL

1.0
3.25 > 3.00

3.25
Perusahaan baik dalam merespon
factor Internal

A.2. External Environment [OT Analysis]


A.2.1. Remote Environment [EFAS Table]
A.2.1.1. Politic & Regulations
-

Kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM meningkatkan

biaya distribusi produk (T)


Kebijakan pemerintah untuk menaikkan Tarif Dasar Listrik secara

langsung meningkatkan biaya produksi (T)


Kebijakan pemerintah untuk mendukung generasi Indonesia Sehat
secara tidak langsung meningkatkan permintaan produk dalam negeri
(O)

A.2.1.2. Economy
-

Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Kurs mata uang asing

mengurangi profit yang didapat perusahaan (T)


Meningkatnya perekonomian Indonesia tiap tahun juga meningkatkan

daya beli masyarakat (O)


Ketidakpastian ekonomi global dan isu tapering menghambat proses
ekspor (T)

A.2.1.3. Social & Culture

Jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak yaitu sekitar 230 juta

jiwa secara tidak langsung meningkatkan permintaan (O)


Tingkat pendidikan yang sangat spesifik dibutuhkan perusahaan

sehingga sulit mendapat SDM (T)


Gaya hidup sehat yang mulai lebih diperhatikan masyarakat secara
tidak langsung meningkatkan permintaan (O)

A.2.1.4. Technology
-

Era teknologi informasi yang ada membuat perusahaan lebih mudah

dalam mengembangkan produk (O)


Era teknologi informasi yang ada menuntut perusahaan untuk terus

memperbaharui teknologi yang ada (O)


Tuntutan
pengembangan
teknologi

yang

ada

mengarahkan

perusahaan kepada biaya pengembangan teknologi yang tergolong


tinggi (T)
A.2.1.5. Ecology
-

Perusahaan zaman sekarang dituntut untuk meningkatkan kepedulian

terhadap isu isu lingkungan (O)


Organisasi lingkungan yang ada terus memantau aktivitas perusahaan

(T)
Tuntutan lingkungan dapat dijadikan peluang untuk melakukan promosi
perusahaan (O)

A.2.1.6 EFAS Table


No
.

Faktor Opportunity

Bob

Rati

Scor

ot

ng

Keterangan

1.

Kebijakan

pemerintah

Generasi

untuk

mendukung

sehat

generasi
Sehat

Indonesia
secara

tidak

langsung meningkatkan
permintaan

Indonesia
secara

langsung
0.15

0.60

produk

tidak

mendorong

masyarakat

Indonesia

untuk hidup lebih sehat


misalnya dengan rutin

dalam negeri

menggunakan

vaksin

untuk kekebalan tubuh


2.

Meningkatnya

Meningkatnya

perekonomian

perekonomian Indonesia

Indonesia
juga

tiap

tahun

meningkatkan

daya beli masyarakat

berdampak
0.15

0.6

pada

meningkatnya
pendapatan per kapita
secara

tidak

langsung

meningkatkan daya beli


masyarakat
3.

Jumlah

penduduk

Banyaknya

Indonesia yang sangat


banyak
230

yaitu

juta

tidak

4.

Indonesia

sekitar

jiwa

secara

penduduk

0.15

4.5

langsung

0.67
5

yang

membutuhkan tindakan
preventif

pada

kesehatan

juga

meningkatkan

meningkatkan

permintaan

permintaan

Era teknologi informasi

Pembaharuan teknologi

yang

sangat

ada

menuntut

perusahaan untuk terus


memperbaharui

dibutuhkan

perusahaan
0.10

0.30

teknologi yang ada

demi

pengembangan
yang

produk
dapat

meningkatkan jenis dan


jumlah produk yang ada
5.

Tuntutan

lingkungan

dapat dijadikan peluang


untuk

melakukan

0.15

3.5

0.52
5

Promosi perusahaan di
bidang

lingkungan

dapat dilakukan dengan

promosi perusahaan

mengadakan

program

CSR

berbasis

lingkungan

dan

bermanfaat
No

Faktor Threat

.
1.

Kebijakan

Bob

Rati

ot

ng

Skor

pemerintah

Biaya

untuk menaikkan harga


BBM

meningkatkan

biaya distribusi produk

Keterangan
distribusi

meningkat
0.07
5

yang

diakibatkan

0.22

oleh kenaikan bbm akan

berdampak pada harga


jual

yang

ditetapkan

juga akan meningkat


2.

Melemahnya nilai tukar

Profit yang diharapkan

Rupiah

besar

dari

0.12

ekspor

akan

seiring

dengan

tukar

rupiah

terhadap

mata

uang

Kurs
asing

mengurangi profit yang

0.05

2.5

didapat perusahaan

penjualan
menurun
nilai
yang

melemah
3.

Tingkat
yang

pendidikan
sangat

SDM yang sulit didapat

spesifik

dibutuhkan perusahaan
sehingga

sulit

dapat
0.02
5

0.05

mendapat SDM

menghambat

aktivitas

operasional

perusahaan jika jabatan


tertentu tidak diisi oleh
tenaga ahli

4.

Tuntutan

Biaya

pengembangan

yang

teknologi

yang

ada

mengarahkan
perusahaan
biaya

pengembangan

teknologi
tergolong tinggi

yang

tinggi

menunda

perusahaan
0.07

kepada

pengembangan

0.15

untuk

mengembangkan
teknologi

yang

ada

sehingga
pengembangan

produk

berjalan cukup lama

5.

Organisasi
yang

lingkungan

ada

memantau

terus
aktivitas

perusahaan

Pantauan dari organisasi


0.07
5

lingkungan
2

0.15

memberikan

yang

ada

tekanan

bagi perusahaan untuk


beraktivitas

TOTAL

1.00

3.40 > 3.00

3.4
Perusahaan Biofarma merespon
dengan baik factor eksternal yang
ada

A.2.2. Task Environment


A.2.2.1. Consumer (Market) Analysis

Business to Business
Biofarma

Rumah Sakit

-Vaksin
-Antisera
-Serum

Biofarma

Apotik

-Vaksin
-Antisera
-Serum

Business to Consumen
Biofarma
-Antisera

Puskesmas

-Vaksin
-Serum

A.2.2.2. Competitors & Industry Analysis

Porter Forces Analysis


Forces
1. Threat of new

level
low

Logic
Karena dalam pengembangan

enterance

vaksin di awasi langsung oleh

2. rivalry among

pemerintah
Karena industry yang bergerak di

low

existing firms

bidang ini terhitung sedikit dan


pesaingannya di atur secara ketat

3. Threat of

low

substitute
product
4. Bargaining

oleh regulasi pemerintah


Karena vaksin dan antisera
merupakan barang konsumsi yang

high

substitusinya rendah
Teknologi dan bahan yang

power of

dibutuhkan dalam pengembangan

supplier

vaksin dan antisera merupakan


barang yang khusus dan hanya
beberapa perusahaan yang dapat
menyuplai (berdasarkan regulasi yg

5. Bargaining

low

ditetapkan)
Karena dibutuhkan masyarakat dan

power of buyer
6. Relative

high

barang substitusinya rendah


Karena pemerintah dapat mengatur

power of other

regulasi tentang peredaran obat-

stakeholder

obatan maupun program-program

(pemerintah)

imunisasi dan vaksinasi dalam skala


nasional

A.2.2.3. Supply Chain Analysis

vaksin supplier
rumah sakit

vaksin

biofarma

alat produksi-supplier

vaksin

puskesmas
package supplier

vaksin apotik

bahan kimia supplier

A.2.2.4. Industry Value Chain Analysis


Vaksin

supplier

Panacea
biotech

Rumah sakit

supplier

Biofarma

Rumah sakit

Bahan kimia

Vaksin
Alat produksi

Apotik

Bahan kimia

Puskesmas

package

Vaksin
Alat produksi

supplier

Chengdu

Rumah sakit

A.2.2.5. Key Success Factor Analysis (Industry Matrix)


chengdu
bobo ratin

Scor

biofarma
Bobo ratin

scor

Panacea biotech
Bobo ratin Scor

Pengemba

t
0,3

g
2

e
0,6

t
0,5

g
5

e
2,5

t
0,2

g
5

e
0,4

ngan riset
Modernitas

0,2

0,8

0,3

1,5

0,3

0,9

Teknologi
Keberhasil

0,1

0,1

0,1

0,5

0,1

0,2

0,01

0,02

0,01

0,05

0,1

0,4

0,01

0,03

0,01

0,04

0,05

0,2

manusia
Diferensisi

0,09

0,36

0,01

0,05

0,2

0,4

produk
Brand

0,09

0,09

0,07

0,35

0,05

0,2

an
Pemasaran
Integrasi
dengan
pemerinta
h
Pengemba
ngan
sumber
daya

awareness
konsumen
total

1,9

4,9

A.2.2.6. Strategic Groups

Biofarm
a
Panace
a
Biotech

Jangkauan
Pemasaran
Cheng
du

Kelebaran Produk

A.3. Analysis of Strategic Factors [SFAS Table]


A.3.1. Key Internal and External Strategic Factors (SFAS Table)
No
.
1.

Faktor INTERNAL

Bob

Rati

Sko

Durasi

ot

ng

S M L

Keterangan

Biofarma

Karena kebutuhan dalam

mengutamakan

negeri harus diutamakan

kebutuhan

vaksin

yang ada di dalam


negeri (S)

0.17
5

0.7

sampai

kapanpun

mengingat
biofarma

juga
bahwa

merupakan

perusahaan BUMN

2.

Proses

produksi,

Karena

Operasi,

telah

perumusan inovasi
berkelanjutan
sesuai

dengan

0.17
5

standard

yang

ditetapkan

suatu

saat secara berkala akan


4

0.7

standar ISO 14001

berubah

menyesuaikan

dengan

perkembangan

zaman

(S)
3.

Proses

rekrutmen

bersifat

Rekrutmen terbuka harus

terbuka

tanpa diskriminasi

dipertahankan
0.10

0.3

jangka

X panjang demi transparansi

bagi tiap pelamar

dan integritas perusahaan

kerja (S)
4.

Produksi

vaksin

terbilang

sedikit

yaitu hanya 2 juta


dosis per minggu

Produksi
0.02
5

ditingkatkan
4

0.1

Biofarma
melakukan
Sehingga

secepatnya

demi

memenuhi

kebutuhan target 5 juta

(W)
5.

harus

dosis per minggu


belum
IPO.
belum

pada PT Biofarma

secepatnya

menerbitkan

saham

pasar

terdapat
pembagian dividen

Harus

modal

di

demi

meningkatkan modal serta


0.02
5

0.1

mempercepat

pengembangan
perusahaan

EXTERNAL

1.

Kebijakan

Bob

Rati

Sko

ot

ng

0.15

0.6

S M L

Keterangan

X Mendukung

generasi

pemerintah untuk

Indonesia

Sehat

harus

mendukung

dilakukan

terus-menerus

generasi Indonesia

demi

meningkatkan

Sehat secara tidak

kualitas hidup bangsa dan

langsung

memperkuat brand dalam

meningkatkan

negeri

permintaan produk
dalam negeri (O)
2.

Meningkatnya

Umumnya

perekonomian

perekonomian dalam suatu

Indonesia

tiap

tahun

juga

0.15

meningkatkan
daya

peningkatan

Negara

0.4

bertahap

terjadi

secara

dan

berkala

umumnya

beli

selama

1-3

tahun

masyarakat (O)
3.

Jumlah

penduduk

Indonesia

yang

sangat
jiwa

tidak

secara

penduduk

Indonesia yang umumnya

banyak

yaitu sekitar 230


juta

Jumlah

0.15

0.6

langsung

stabil

dalam

jangka

panjang

karena program

Keluarga Berencana yang


dijalankan oleh pemerintah

meningkatkan
permintaan (O)
4.

Kebijakan

Kebijakan

harga

pemerintah untuk

mengacu

pada

menaikkan

harga

BBM

meningkatkan
biaya

0.02

BBM
harga

minyak mentah duni yang


4

0.1

tidak stabil sehingga harga


jual pun dapat naik atau

distribusi

turun sewaktu-waktu

produk (T)
5.

Melemahnya
tukar
terhadap

nilai

Rupiah
Kurs

0.02
5

0.1

Kurs

nilai

yang

tukar

melemah

dan

fluktuatif umumnya terjadi

mata uang asing

dalam

jangka

mengurangi profit

kurang

dari

yang

menghambat

didapat

Rupiah

waktu
1

tahun
proses

perusahaan

ekspor

TOTAL

3.7

1.00

3.75 > 3.00

PT. Biofarma merespon dengan baik


factor strategis yang ada

A.3.2. Review of Mission and Objective

Visi
Visi yang ada yaitu Menjadi perusahaan Life Science kelas dunia yang
berdaya saing global sudah relevan. Karena telah mengalahkan
beberapa perusahaan pesaing sejenis dari luar negeri. PT Biofarma

telah membuktian bahwa mereka berdaya saing global


Misi
Misi yang ada yaitu Menyediakan dan mengembangkan produk Life
Science berstandar Internasional untuk meningkatkan kualitas hidup
sudah relevan. Karena telah terbukti bahwa standar produksi yang
digunakan perusahaan telah mengikuti standar roduksi Internasional
terbaru yang ditetapkan dan mengutamakan kebutuhan dalam negeri

demi meningkatkan kualitas hidup


Faktor Strategis yang harus ditanggapi
- Jangka Pendek
Produksi vaksin 2 juta dosis per minggu harus ditingkatkan demi
memenuhi kebutuhan target 5 juta dosis per minggu. Dan segera
untuk menerbitkan saham terbuka atau melakukan IPO demi
penambahan aset dan pengembangan teknologi. Karena kebijakan
BBM yang berubah-ubah serta kurs tukar rupiah yang fluktuatif dan
cenderung melemah, perusahaan dituntut untuk cepat mengambil
-

langkah antisipasi terhadap hal tersebut.


Jangka Menengah
Proses produksi yang sesuai standar ISO mengikuti perkembangan
teknologi yang cenderung diperbaharui secara berkala selama ratarata 1-3 tahun serta meningkatnya perekonomian secara perlahan
dalam

jangka

waktu

tertentu

juga

meningkatkan

daya

beli

masyarakat. Perusahaan harus menyertai peningkatan daya beli


-

dengan peningkatan penawaran produk


Jangka Panjang
Mengutamakan kebutuhan vaksin dalam
dipertahankan

dalam

jangka

panjang

negeri

demi

harus

tetap

menunjang

misi

perusahaan serta proses rekrutmen yang terbuka dan transparan


diharapkan menjadi budaya yang baik dalam perusahaan. Jumlah
penduduk Indonesia yang banyak serta pertumbuhannya stabil
diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan produk.
B STRATEGY FORMULATION
B.1. Mapping of the Implemented Strategy
B.1.1. Corporate Strategy
Growth Strategy : Perusahaan menggunakan strategi ini untuk mencapai
peningkatan dalam pertumbuham penjualan, assets, profit, dan lain-lain.

Concentration : Perusahaan memutuskan untuk memproduksi satu


macam lini produk di industri yang berfokus pada bidang kesehatan.
o Vertical : Dimana perusahaan mengambil alih fungsi yang
disediakan oleh supplier atau distributor.
Taper Integration : Namun, PT

Biofarma

masih

memproduksi setengah dari kebutuhannya dan sisanya


membeli dari pemasok lainnya.
B.1.2. Business Strategy

Differentiation : Perusahaan bertujuan untuk memperluas pasar


melalui pencipataan suatu produk yang kreatif dan unik/khas yang
membedakannya dengan pesaing dalam industri.

Dilihat dengan

produk vaksin dan antisera yang ditujukan untuk segmen-segmen


yang berbeda sehingga membedakan posisi Biofarma dengan yang
lain.
B.1.2.1. Competitive Strategy (Porter)

a) Timing Tactics : Biofarma mengimplikasikan tactic pioneer/first


mover

sebagai

perusahaan

pertama

yang

menjadi

andalan

pemerintah dalam produksi vaksin dan antisera yang memenuhi


permintaan dalam negeri sehingga mendapatkan pangsa pasar
terbesar apalagi dengan produk yang merangkul semua segmen
b) Market Location Tactics : Offense, Bypass Attack
Biofarma menerapkan strategi ini dengan pengembangan versi
terbaru dari sebuah produk yang akan memuaskan kebutuhan yang
saat ini belum terlayani oleh pesaing siapapun.
B.1.3. Functional Strategy
B.3.1. Marketing Strategy
Marketing Strategy (Business to Business)

Segmenting
a. Demografis
i. Industri
: Biofarma memproduksi vaksin dan antisera
ii. Ukuran Usaha
: Perusahaan berskala Internasional
yang memenuhi permintaan dalam maupun luar negeri
iii. Lokasi
: Biofarma berpusat Jalan Pasteur,
Bandung
b. Variabel Operasi
i. Teknologi

Menggunakan

mesin

yang

berstandar

Internasional dalam proses produksi vaksin dan antisera


ii. Status Pemakai
: Pendistribusian produk vaksin dan
antisera kepada rumah sakit maupun industri kesehatan
lain
c. Pendekatan Pembeli
Biofarma semaksimal mungkin untuk memenuhi permintaan
konsumennya

dimana

sebagai

andalan

pemerintah

dalam

pendistribusian produk berkualitas Internasional


d. Faktor Situasi
Merujuk dari kebijakan pemerintah, maka urgensi perusahaan
adalah kesejahteraan kesehatan termasuk penawaran khusus
serta permintaan pesanan dengan jumlah yang sangat besar
sesuai kebutuhan dalam negeri maupun luar
e. Karakteristik Pribadi

Biofarma berada dalam naungan pemerintah seperti rumah sakit

maupun industri kesehatan lainnya


Targeting
M1

M2

M3

P1
P2
P3
Merupakan konsentrasi spesialisasi selektif yang mana tiap prioduk
tidak untuk setiap pasar

Positioning
a. Atribut
Vaksin dan Antisera
b. Manfaat
Memenuhi kebijakan pemerintah & pasar serta untuk
kesejahteraan kesehatan
c. Penggunaan
Digunakan tidak sembarangan harus sesuai dengan UU
kesehatan yang berlaku
d. Pemakai
Seluruh masyarakat Indonesia maupun Dunia
e. Pesaing
Pesaing perusahaan yang juga memproduksi vaksin dan
antisera adalah Chengdu dan Panacea
Kategori Produk
Produk berkategori di bidang kesehatan
g. Mutu/Harga
Berkualitas sangat baik sehingga mampu
f.

menarik

permintaan tidak hanya dalam negeri


Marketing Mix
1.
2.
3.
4.

Product
Place
Price
Promotion

: Vaksin & Antisera


: Kota Bandung maupun seluruh Indonesia
: Harga yang bervariasi sesuai dengan kualitas produk
:
Promosi
yang
kurang
dikarenakan
banyaknya

permintaan dari instansi terkait


B.3.2. Finance Strategy

Financing

pemerintah
Investing
: Perusahaan menawarkan banyak sekali opsi alokasi

investasi seperti mesin, pabrik, kendaraan dan lain-lain.


Dividend
: PT Biofarma belum melakukan IPO sehingga tidak ada

Sumber

pembagian dividend

pendanaan

dari

PT

Biofarma

100%

dari

B.3.3. Operation Strategy

Design Goods & Services : Desain produk dan pelayanan berstandar

Internasional
Managing Quality
: Proses produksi berstandar ISO 14001
Process & Capacity Design
: Proses pengembangan vaksin dan

antisera yang membutuhkan waktu yang cukup lama


Location Selection
: Memiliki pabrik yang dekat dengan sumber

tenaga kerja
Layout Design

dengan standar WHO


Human Resources & Job Design :

ditetapkan
Supply Chain Management

dan jangkauan yang luas


Inventory
: Produk yang tahan lama
Scheduling
: Produksi produk yang terjadwal setiap

harinya yaitu 2 juta perminggu


Maintenance
: Mendapat penilaian rutin Assesment WHO

Pembuatan
Pekerja

pabrik

berkualifikasi

yang
yang

sesuai
telah

: Memiliki saluran distribusi yang baik

& GMP serta pemeliharaan lingkungan


B.3.4. Human Resource Strategy

Procurement : Proses rekrutmen terbuka dan hanya menyaring pekerja

terbaik
Development

yang jelas
Maintenance : Penghargaan karyawan yang berprestasi dan berbagai

: Pengadaan dan pelatihan rutin dan standar kerja

komponen kompensasi

B.2. Strategy alternative mapping


B.2.1. BCG Matrix

Strategi integrasi ke depan, PT. BIOFARMA diharapkan berekspansi


dengan mengambil langkah membuka jaringan apotik
B.2.2. GE Matrix

II

III

Va
IV

VI
Vb

VII

VIII

IX

Konsentrasi via integrasi horizontal, PT. BIOFARMA diharapkan


dapat mengakuisisi pesaing yang berpotensial

1
2

INTERNAL & EXTERNAL

3
4
5

1
2
3
4
5
1

Strength
Mengutamakan kebutuhan dalam
negeri
Produk sesuai standar ISO
Proses Rekrutmen terbuka
Memiliki opsi investasi yang
beragam
Memiliki penilaian IPAC Assestment
Weakness
Jumlah produk yang kurang dari

S1,O1,O
4

S2,O5

W1,O1,

OPPORTUNITY
Meningkatnya penduduk kelas
menengah di Indonesia
Bencana alam (banjir)
menyebabkan banjir
Kebijakan BBM meningkatkan
nilai penjualan
Jumlah penduduk Indonesia yang
banyak
Mewujudkan harapan pemerintah
akan kesehatan
SO Strategy
Membuka jaringan apotik dengan
brand sendiri dan menjaring ke
seluruh daerah di Indonesia
Meningkatkan kualitas dan
kuantitas yang lebih baik dan
lebih banyak lagi
WO Strategy
Meningkatkan kualitas produk

Threat
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap
dollar
Kurangnya informasi tentang vaksin di
Indonesia

Kenaikan harga BBM

Tenaga ahli yang sedikit

Pesaing yang memiliki harga lebih murah


ST Strategy

S2,T
4

Mencari tenaga ahli yang bisa bekerja


memenuhi standar yang diteteapkan

S2,T
5

Mengedepankan produk daripada harga


itu sendiri

W1,T

WT Strategy
Mencermati nilai tukar uang dalam proses

2
3
4

permintaan
Belum melakukan IPO saham
Harga serum yang mahal
Pendistribusian mebutuhkan agen

Pengembangan vaksin yang lama

B.2.3. TOWS Matrix

O4

untuk memenuhi kebutuhan


permintaan dalam negeri

produksi

W4,O5

Bekerja sama dengan pemerintah


dalam pendistribusian produk

W5,T
5

Mengedepankan produk daripada harga


itu sendiri

B.3. Strategic Alternativespro and contra

SO STRATEGY
Membutuhkan brand bow yang membutuhkan waktu
1 bagi masyarakat
Pengajuan ditakutkan tidak dapat memenuhi kuota
2 minimal yang ditetapkan
ST STRATEGY
Sudah terdapat pesaing yang memiliki brand
Untuk menambah profit dan penjualan
1 awareness yang kuat
Menarik minat calon karyawan untuk bergabung
Mengurangi hambatan akibat mindset "terlau sulit
dengan PT. BIOFARMA
2 bekerja di PT. BIOFARMA
WO STRATEGY
Mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk
Membangun sistem distribusi yang memakan waktu
membayar agen
1 dan biaya yang lama dan besar
Penambahan modal untuk peningkatan aktivitas
Membutuhkan waktu untuk menghimpun biaya dari
perusahaan
2 para investor
WT STRATEGY
Mengurangi harga untuk meningkatkan
Pengurangan biaya banyak dianggap sebagai
permintaan
1 penurunan kualitas
Meningkatkan investasi dari perusahaan agar tidak
Harga saham tetap terpengaruh oleh pengaruh
terpengaruh dari global
2 global
BCG MATRIX
Untuk mengekspansi bisnis dan memperluas
Brand apotik yang sulit dibangun akibat pesaing
jangkauan distribusi
1 yang sudah ada dalam industri
GE MATRIX

Demi mengurangi biaya yang diakibakan


1 penunjukan jasa distributor
Demi memenuhi panggilan negara dan
2 meningkatkan/menjemput pemerintah

1
2

1
2

1
2

Memperluas jangkauan pasar yang telah dimiliki


pesaing dan bersatu meningkatkan kualitas
1 aktivitas perusahaan

Banyak perusahaan pesaing yang tidak ingin


diakuisisi karena gengsi dan adaptasi yang sulit dari
1 bergabungnya 2 budaya yang berbeda

B.4. Ranking of Selected Strategy

1. Membuka jaringan apotik dengan brand perusahaan PT.


BIOFARMA
2. Melakukan penerbitan saham untuk pengembangan usaha dan
peningkatan aktivitas
3. Membangun jaringan system distribusi sendiri dan mengurangi
penggunaan agen
4. Mengajukan kepada pemerintah untuk pengadaan vaksin untuk
balita
5. Ekspansi bisnis ke lini produk obat yang beragam

B.5. Strategi integration to financial aspects*


ANALISIS SITUASIONAL PERUSAHAAN
(INTEGRASI STRATEGI PADA KEUANGAN)
RASIO YANG
DIUKUR

INDIKATOR
KINERJA

FORECA
ST

307.99%

435.58
%
377.74
%
251.61
%
228.79
%

INWCR Ratio

17.77%

19.55%

DAR

16.20%

DER

19.34%

Current Ratio

395.98%

Quick Ratio

343.40%

Cash Ratio
Cash Turnover
Ratio

228.74%

Long-term Debt
to Equity
Times Interest
Earned Ratio
Fixed Charge
Coverge Ratio

TARGET
OPERATIONAL STRATEGY
LIQUIDITY RATIO
436.67 Meningkatkan kas yang dimiliki
% perusahaan
378.15 Meningkatkan kas yang dimiliki
% perusahaan
252.75 Meningkatkan kas yang dimiliki
% perusahaan
229.93 Meningkatkan kas yang dimiliki
% perusahaan

20.22%
LEVERAGE RATIO
Menurunkan kewajiban produk lini
pihak tenaga kerja yang terdapat di
14.58% 13.63% liability
meningkatkan modal yang dimiliki
17.41% 16.41% perusahaan
Menurunkan kewajiban produk lini
pihak tenaga kerja yang terdapat di
1.92%
0.72% liability

2.13%
-

ACTIVITY RATIO

STRATEGY
PLANNING
Growth Strategy
Growth Strategy
Rebranding
Strategy
Rebranding
Strategy
Turn-Around
Strategy

Pause Strategy
Pause Strategy
Pause Strategy
-

Receivable
Turnover
Inventory
Turnover
Working Capital
Turnover
Fixed Assets
Turnover
Total Assets
Turnover

7.29x

8.049x Meningkatkan sales perusahaan


Mengurangi jumlah inventory rata4.34x
4.4x rata
Meningkatkan current aset dan
1.77x
1.82x penjualan
Meningkatkan fixed asset dan
1.81x
1.91x meningkatkan sales
Meningkatkan asset dalam deposito
0.75x
0.77x berjangka dan sertifikat deposito
PROFITABILITY RATIO
Mengurangi COGS dan
67.06% 67.96% meningkatkan sales
Meningkatkan aset khususnya
dalam deposito berjangka dan
38.29% 38.49% sertifikasi deposito
41.59% 41.99% Meningkatkan sales perusahaan
Mengurangi COGS dan
33.97% 34.37% meningkatkan sales
PRICE/EARNING RATIO

3.95x
1.61x
1.65x
0.68x

Gross Profit
Margin

60.96%

ROI
ROE

34.81%
37.81%

Net Profit Margin

30.80%

Price/Earning
Ratio
Market/Book
Ratio

8.02x

Service Quality
(Based Int. TQM)
Service Quality
(Based Int. TQM)
Rebranding
Strategy
Rebranding
Strategy
Growth Strategy
Growth Strategy
Growth Strategy
Growth Strategy
Turn-Around
Strategy

C STRATEGY IMPLEMENTATION (Program, People, Procedure &


Budget)
C.1. Organization for implanting the project

DIREKTUR UTAMA
- CORPORATE SECRETARY - INTERNAL AUDIT SENIOR
MANAGER
- QUALITY ASSURANCE SENIOR MANAGER - SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN

Direktur
Produksi

Direktur
Perencanaan&penge
mbangan

Direktur
Keuangan

Direktur
Pemasara
n

-kepala divisi
vaksin virus

-kepala divisi
perencanaan&pengen
dalian produksi

-kepala divisi
anggaran
keuangan

-kepala divisi
pengawasan mutu

-kepala divisi
anggaran&aku
ntansi

-kepala
divisi
penjualan
impor

-kepala divisi
vaksin bakteri
-kepala divisi
produksi
farmasi
-kepala divisi
teknik&pemelih
araan

-kepala divisi
laboratorium
-kepala divisi
penelitian&pengemba
nga

-kepala divisi
sdm

-kepala
divisi
penjualan
ekspor
-kepala
divisi
penunjang
pemasara
n
-kepala
divisi
pelayanan
jasa

JOB DESCRIPTION

JOB DESCRIPTION

-Kepala divisi
perencanaan&pengendalian

-memberikan jadwal kepada


masing-masing kadiv produksi

produksi

untuk melakukan produksi


-melakukan pengendalian
terhadap masing2 divisi produksi
untuk menghasilkan produk yang
berkualitas

-kepala divisi
teknik&pemeliharaan

-melakukan pemeliharaan
terhadap mesin-mesin produksi
-menyediakan mesin2 produksi
terhadap kadiv produksi vaksin&
farmasi

-kepala divisi
penelitian&pengembangan

- menyusun program2 penelitian


dan pengembangan yang ingin
diimplementasikan
-melakukan riset terhadap
kebutuhan pasar

-kepala divisi
anggaran&akuntansi

- menganggarkan dana ke setiap


bagian-bagian divisi
-mereview kinerja karyawan dari
bagian2 divisi sebagai acuan
untuk menganggarkan

TYPES OF CROSS FUNCTIONAL TEAM


Kepala divisi produksi vaksin >< kepala divisi teknik&
pemeliharaan
: Menentukan jenis-jenis mesin yang dibutuhkan divisi
produksi untuk menunjang & memenuhi kapasitas
produksi
- Kepala divisi teknik& pemeliharaan >< kepala divisi
anggaran&akuntansi >< kepala produksi vaksin virus
: Menetapkan anggaran dalam proses pengadaan mesin
dengan mereview hasil keuangan produksi vaksin virus
-

Kepala divisi perencanaan& pengendalian produksi ><


kepala divisi produksi vaksin virus
: menetapkan jumlah vaksin yang harus diproduksi oleh
kepala divisi produksi vaksin virus

C.2. Scheduling of the selected program to be implemented

Kode
Program
P1-1

SCHEDULING
Program
Riset
kedalam
Rumah
Sakit

PK
Kepala
divisi
penelitian
&
pengemba
ngan

1 2
- - -

3 4 5 6 7 8 9 1
0
-

1
1

1
2

Budg
et
Rp.
24M

P1-2

Pengemba
ngan
produk
dari
produk
lama

Kadiv
library
Kadiv
produksi
masing2
bagian
vaksin dan
antisera

P1-3

Pengenala
n dan
program
pengemba
ngan

Direktur
pemasaran

P1-4

Peluncuran
produk
baru

Kepala
divisi
penjualan
DN LIV

Rp.
20M

Rp.
2M

Rp.
3M

Ket
Mela
kuk
an
di S
rum
ah
saki
t
besa
r di
selu
ruh
prov
insi

OPTIMAL SUCCES PARAMETER


-MARKETING : Market Share dari biofarma di dalam dan luar negeri
naik
-FINANCE : ALK yang lebih baik di periode peluncuran produk bila
dibandingkan tahun lalu
-HBM : Peneliti dapat menghasilkan produk yang reliabel &
mempertemukan dengan kebutuhan konsumen
-OPERATION : Inventory turn over di biofarma lebih cepat bila
dibandingkan periode sebelumnya
-DISTINTRIVE COMPETENCY : Harus memilki tenaga researcher di
bidang litbang yang terbaik di indonesia agar produk yang
dihasilkan dari pengmbangan dapat memiliki kualitas yang bagus
STRATEGY 2 BIOFARMA mengupgrade kapasitas produksinya dengan
mempertimbangkan produk yg belum maksimal dalam pemecahan
kebutuhan pasar agar dapat memenuhi kebutuhan pasar

Kode
prog
aram

Program

PK

Penentuan
produk

Kepala
divisi
survey
&
evaluas
i
produk

P2-1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
- - - - - -

1
1

1
2

BUDG
ETING
RP.
500
JUTA

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - `

P2-2

Penentuan
kapasitas
desain

Kepala
divisi
perenc
anaan
&
pengen

- - - -

RP.
700
JUTA

dalian
produk
si
kepala
divisi

- -

- -

- -

- -

- - -

P2-3

Pengimple
mentasian
peningkata
n kapasitas
produksi

Kadiv
perenc
anaan&
pengen
dalian
produk
si
Kadiv
produk
si
terkait

RP.
5M

OPTIMAL SUCCES PARAMETER


-MARKETING : Market share meningkat dengan kapasitas produksi
yang meningkat
-FINANCE : Memperoleh revenue yang lebih besar dari tahun lalu
-HRM : Memberikan reward&bonus yang lebih besar dari tahun lalu
-OPERATION : Produksi dari vaksin& antisera yang kapasitas
produksi nya ditingkatkan produksinya lebih besar dari tahun lalu
-DISTINCTIVE COMPETENCY : Kepala divisi evaluasi& survei produksi
harus memiliki kemampuan yang handal agar hasil survey & evaluasi
dapat dipertanggungjawabkan dalam proses pengendalian
keputusan

STRATEGY 3 BIOFARMA melakukan IPO kedalam pasar modal agar


dapat menambah modal terbuka terhadap masyarakat agar atensi
masyarakat meningkat kedalam pasar modal

Kode
Progr
am
P3-1

P3-2

P3-3

Progra
m

PIC

Direktu
Evaluas r
i
keuang
pendan an
aan dari
pemeri
ntah
Proses
persiap
an
dokume
n untuk
melaku
kan IPO

Biofarm
a
melaku
kan IPO

1 2 3 4 5 6 7 8 9
-

Coorpor
ate
Secreto
ry

Direktu
r
Utama

1
0

1
1

1
2`

Budget
ing
RP.100
JUTA

RP.500
JUTA

--

OPTIMAL SUCCES PARAMETER


-MARKETING : Market share meningkat dikarenakan atensi
masyarakat terhadap biofarma meningkat

RP.100
JUTA

-FINANCE : Financing perusahaan tidak lagi tergantung kepada


pemerintah
-HRM : Bisa memberikan reward berupa saham terhadap BOD yang
memilki effort yang besar terhadap perkembangan biofarma
-OPERATION: Proses produksi dengan modal yang lebih bisa dapat
meningkat kembali
-DISCRINCTIVE COMPETENCY : BOD harus berani mengambil
keputusan IPO dan menghindari konflik kepentingan dari pemerintah
pusat

BUDGETING

NO

KODE PROGRAM

BUDGET

P1-1

20M

P1-2

20M

P1-3

2M

P1-4

3M

P2-1

500 JUTA

P2-2

700 JUTA

P2-3

5M

P3-1

100 JUTA

P3-2

500 JUTA

P3-3

100 JUTA

TOTAL

51,950 M

D STRATEGY CONTROL & EVALUATION


D.1.BALANCE SCORE CARD

Perspektif
Keuangan

Perspektif
Konsumen

Perspektif
Internal

Efisiensi
biaya
operasional

Meningkatkan
ROE 15%

Melakukan
Rebuilding
Perusahaa
nnn

Memperkuat
Pangsa Pasar
dengan Lini
Produk Obat

Membuka
Jaringan
Apotek

Membangun Sistem
Jaringan Distribusi

Penerbitan
saham PT
BioFararma

Memperkuat
Pangsa
Pasar Global

Mengurangi
Penggunaan
Agen

Perekrutan
Karyawan untuk
Perspektif
Sistem
Pertumbuhan dan
Distribusi Baru
Pembeajaran

Perspektif
Area
Keuangan

Objectives

Perekrutan
Karyawan untuk
Jaringan Apotek

Measureme

Insentif
Karyawan pada
Strategi Baru

Targets

Initiative

nts
-

- ROE 15%

-!5%

Meningkatkan

-Total

-Naik 5%

Meminimalisa

ROE

pendapatan

-Tolenransi

si yang

Probabilitas

biaya aktual

under

dianggap

-Jumlah

budgeting <

kurang perlu

Meminimalisa

investasi yang

15%

-Agresif

si biaya

menanamkan

-Saham yang

selling

- Menerbitkan

modal

terjual

strategy

saham

meningkat >

vaksin dan

sebagai

25%

anti sera

tambahan

Pelanggan

modal
-Melakukan

-Brand

-Masyarakat

-Menjual

rebuilding

awareness

semakin

bauran poduk

perusahaan

-Presentase

mengenal

yang lebih

-Memperuas

pasar dari

BioFarma

banyak

pangsa pasar

sektor vaksin

-Naik 4%

-Strategi

global

-Presentase

-Naik5%

diversifikasi

-Memperluas

pengsa pasar

produk vaksin

pangsa pasar

BioFarma

dan anti sera

dengan lini

dalam

-Strategi

produk obat

penjualan obat

divrsifikasi
produk

Proses

-Membuka

-Apotek baru

-Meyebarkan

BioFarma
-Membuka

Bisnis

pangsa

dengan nama

apotek

Apotek mulai

Internal

apotek

BioFarma

diseluruh

dari kota

-Membangun

-Presentase

Indonesia

besar

sitem jaringan

jaringan baru

-Menyebarkan

-Membangun

distribusi

-Presentase

apotek ke

sistem dari

-Mengurangi

pengurangaan

seluruh

apotek kota

penggunaan

agen

Indonesia

besar

-Mengurangi

Berkurangnya

agen-agen

agen

penggunaan

Pembelajar

-Perekrutan

-Presentase

agen
-90%

-Sosialisasi

an dan

karyawan

karyawan

karyawan

mengenai

jarigan apotek

untuk apotek

berpengalama

apotek baru

-Perekrutan

-Presentase

melalui

karyawan

karyawan

-90%

advertising

untuk sistem

untuk sistem

karyawan

- Sosialisasi

distriusi baru

baru

berpengalama

mengenai

-Pelantikan

-Presentase

sistem baru

insentif untuk

karyawan

-90%

- Sosialisasi

karyawan

untuk strategi

karyawan

mengenai

pada strategi

baru

berpengalama

strategi baru

Pertumbuha
n

baru

Anda mungkin juga menyukai