Anda di halaman 1dari 14

Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan

yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau


berdasarkan berat kering (dry basis). Kadar air berat basah
mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100 persen,
sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari
100 persen. (Syarif dan Halid, 1993).
Tabrani (1997), menyatakan bahwa kadar air merupakan pemegang.
peranan penting, kecuali temperatur maka aktivitas air mempunyai
tempat tersendiri dalam proses pembusukan dan ketengikan. Kerusakan
bahan makanan pada umumnya merupakan proses mikrobiologis,
kimiawi, enzimatik atau kombinasi antara ketiganya. Berlangsungnya
ketiga proses tersebut memerlukan air dimana kini telah diketahui bahwa
hanya air bebas yang dapat membantu berlangsungnya proses tersebut.
Ada beberapa macam metoda kadar air, yakni :
a. Metoda pemanasan langsung
b. Metoda pengering vakum
c. Metoda karl fischer
Pemilihan metoda yang akan dipakai, tergantung dengan bagaimana
keadaan/sifat contoh yang akan ditetapkan. Dalam penetapan kadar air
pada sampel mie dan sirup, dilakukan metoda pemanasan langsung.
Metoda pemanasan langsung digunakan untuk menetapkan kadar air dari
zat yang tidak mudah rusak atau menguap pada suhu pemanasan 100o
105o C.
Penetapan ini relative sederhana dimana contoh yang telah ditimbang
atau diketahuo bobotnya dipanaskan dalam suatu pengering listrik pada
suhu 100o 105oC sampai bobot tetap. Selisih bobot contoh awal dengan
bobot tetap yang telah dicapai setelah pengeringan adalah air yag telah
menguap.
Analisa kadar air menggunakan pengering oven merupakan cara analisis
yang paling banyak digunakan karena relative sederhana.

Namun demikia, sering adanya kesalahan yang diabaikan praktikan, yakni


:

Jika suhu oven yang digunakan lebih kecil dari yang seharusnya
(105o C) dapat mengakibatkan tidak semua air dalam contoh
teruapkan hingga dapat menyebabkan kadar air yang diperoleh
kecil dari yang seharusnya.

Jika suhu oven lebih besar dari yang seharusnya dapat


menyebabkan kadar air lebih tinggi karena tidak hanya air yang
teruapkan tetapi minyak atsiri yang mudah menguap ikut
teruapkan.
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan,

yang dinyatakan dalam persen (%). Kadar air juga salah satu karakteristik
yang sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat
memspengaruhi penampakan, tekstur dan citarasa pada bahan pangan.
Kadar air cenderung menurun dengan meningkatnya lama pengeringan,
proses pengeringan sangat dipengaruhi oleh lama pengeringan.
Pengeringan dengan menggunakan suhu yang tinggi dapat
mengakibatkan pengeringan yang tidak merata, yaitu bagian luar kering
sedangkan bagian dalam masih banyak mengandung air.
Penentuan kadar air dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan
beberapa metode, yaitu metode pengeringan (dengan oven biasa),
metode destilasi, metode kimia, dan metode khusus (kromatografi,
nuclear magnetic resonance / NMR). Pada praktikum kali ini, metode yang
digunakan adalah metode pengeringan dengan oven biasa dan metode
destilasi.
Metode oven memiliki beberapa kekurangan, yaitu bahan
lain ikut menguap, terjadi penguraian karbohidrat menghasilkan
air yang ikut terhitung, ada air yang terikat kuat pada bahan
yang tidak terhitung. Berat sampel yang dihitung setelah dikeluarkan
dari oven harus didapatkan berat konstan, yaitu berat bahan yang tidak

akan berkurang atau tetap setelah dimasukkan dalam oven. Berat sampel
setelah konstan dapat diartikan bahwa air yang terdapat dalam sampel
telah menguap dan yang tersisa hanya padatan dan air yang benar-benar
terikat kuat dalam sampel, setelah itu dapat dilakukan perhitungan untuk
mengetahui persen kadar air dalam bahan.
Pada metode destilasi harus menggunakan pelarut imicible yang
mempunyai massa jenis lebih ringan daripada air dan mempunyai titik
didih lebih besar daripada air, contohnya toluene. Air yang masuk ke
dalam kondensor harus mengalir. Pada metode ini, sampel dan pelarut
dimasukkan dalam labu sampai sampel terendam kemudian dipanaskan
sehingga terjadi penguapan. Uap yang terbentuk akan naik dan masuk ke
kondensor yang mengkondensasi uap sehingga akan mencair kembali dan
ditampung untuk mengukur kadar airnya.
Pada kedua metode diatas, sebelum dilakukan penimbangan sampel
harus dimasukkan terlebih dahulu ke dalam desikator selama 15 menit
yang bertujuan untuk mendinginkan sampel tetapi tidak terjadi
penyerapan air. Penentuan kadar air dengan metode destilasi lebih cepat
dan akurat daripada metode oven.
nalisa Kadar Air dengan Metode Destilasi (Thermovolumetri). Prinsip penentuan kadar
air dengan cara destilasi ini adalah menguapkan air dengan bantuan cairan kimia. Zat
kimia yang di gunakan tidak sembarang tetapi zat kimia yang memenuhi syarat-syarat berikut
ini, yaitu:
Syarat zat kimia untuk analisa kadar air Metode Destilasi
1. Zat kimia tersebut harus mempunyai titik didih lebih tinggi dari air,
2. Zat kimia tersebut tidak dapat bercampur dengan air,
3. Zat kimia tersebut harus mempunyai berat jenis lebih rendah dari air.
Berdasarkan syarat-syarat yang tersebut diatas, setidaknya ada 5 jenis zat kimia yang bisa di
gunakan dalam analisa kadar air dengan metode Thermovolumetri. Zat kimia tersebut antara
lain: Touluena, Xylen, Benzen, Tetrakhlorethilen dan Xylol.

Cara analisa kadar air dengan metode destilasi (Toluena)


Langkah-langakh analisa kadar air dengan cara destilasi adalah sebagai berikut:

1. Timbang sample yang telah di potong-potong kecil atau berupa bubuk yang di
perkirakan mengandung kira-kira 2-5 ml air secukupnya (10g) lalu masukan kedalam
labu distilasi.
2. Tambahkan Toluena sebanyak 75-100 ml.
3. Pasang labu distilasi pad aalat distilasi khusus dengan penampung air panas yang
menguap.
4. Atur pemanasan distilasi sampai kira-kira 4 tetes toluena jatuh dari kondensor setiap
detiknya.
5. Lanjutkan distilasi sampai semua air menguap dan air dalam penampung tidak
bertambah lagi.
6. Bila pada tabung penampung di lengkapi skala, maka kadar air bahan dapat langsung
di ketahui dengan cara membaca skalanya.
Kelebihan analisa kadar air dengan Metode Distilasi
1. Dapat di gunakan untuk menentukan kadar air dalam zat yang kandungan airnya
sangat kecil.
2. Waktu analisa tidak lama atau relatif lebih singakat di bandingkan metode
thermogravitimetri.
3. Dengan metode destilasi, oksidasi senyawa lipid dan dekomposisi gula dapat di
hindari.
4. Hasil analisa lebih akurat dan tepat di bandingkan penentuan kadar air dengan
pengeringan.
5.

6.

Sereh merupakan salah satu jenis rumput-rumputan yang merupakan jenis tanaman tahunan yang
membentuk rumpun tebal dengan tinggi sampai 2 meter. Nama ilmiahnya Cymbopogon citratus.
Tanaman ini hidup baik di daerah yang udaranya panas maupun basah, sampai ketinggian 1000 m
diatas permukaan laut. Cara berkembangbiaknya dengan anakatau akarnya yang bertunas. Supaya
daunnya tumbuh subur danlebat, sebaiknya penanaman dilakukan dengan jarak sekitar 65cm per baris.
Ada kemungkinan Malaysia dan Sri Langka merupakantempat asal jenis tanaman ini. Sekarang jenis
ini telah tersebar didaerah-daerah tropik lainnya dan ditanam untuk minyaknya,terutama di negaranegara Guatemala, Brazil, Hindia Barat, IndoCina, Kongo, Republik Malagasy dan Tanzania.
Dalam setahun 1 hektar tanah dapat menghasilkan rata-rata 30 ton daun sereh yang dapat disuling
untuk diambil minyak serehnya sebanyak 45-80 kg. Tanaman ini dapat dipanen setelah berumur 4-8
bulan. Panen dapat dilakukan dengan cara memotong rumpun dekat tanah, setiap 3-4 bulan sampai
tanaman berumur 5 tahun. Hasil daun basah kira-kira 10 - 15 ton/ha/tahun dengan kadar minyak0,5%
dan 1,2%. Secara umum, sereh dibagi menjadi 2 jenis,yaitu sereh dapur (lemon grass) dan sereh
wangi(sitronella). Keduanya memiliki aroma yangberbeda. Minyak sereh yang selama ini dikenal
diIndonesia merupakan minyak sereh wangi(citronella oil) yang biasanya terdapat dalam komposisi
minyaktawon dan minyak ganda pura. Minyak sereh wangi telah dikembangkan di Indonesia dan
eterisnya sudah diproduksi secara komersial dan termasuk komoditas ekspor. Sedangkan minyak sereh
dapur (lemon grass oil) belum pernah diusahakan secara komersial. Dari segi komposisi kimianya,

7.

8.

keduanya memiliki komponen utama yangberbeda. Sereh wangi kandungan utamanya adalah
citronella, sedangkan sereh dapur adalah sitral.
Minyak sereh wangi dihasilkan dengan cara menyuling daun seerh yang mengandung kurang dari 0,51,2% minyak. Bahan yang terpenting dalam minyak sereh wangi adalah persenyawaan aldehid dengan
nama sitronellal dan persenyawaan alkohol disebut geraniol. Kadar
sitronellol dan geraniol sangat menentukan mutu minyak sereh wangi. Jenis
tanaman sereh yang menghasilkan produksi dan mutu yang terbaik adalah
jenis Mahapengiri yang banyak ditanam dipulau Jawa. Jenis tanaman ini
mengandung 80-97% total geraniol dan 30-45% sitronellal. Sedangkan jenis
Lenabau dari Ceylon hanya mengandung 55-65% total geraniol (Ketaren,
1985). Sifat kimia minyak sereh wangi ditentukan oleh senyawa-senyawa
yang terdapat didalamnya, terutama sitronellal, geraniol, dan sitronellol.
Ketiga senyawa ini mempunyai ikatan rangkap. Mengingat adanya ikatan rangkap pada senyawasenyawa didalam minyak sereh wangi, maka penyebab kerusakan atau penurunan mutu minyak sereh
wangi disebabkan oleh adanya proses oksidasi dan polimerisasi (resinifikasi). Proses oksidasi dapat
menyebabkan perubahan bau dan warna serta menurunkan jumlah geraniol, geraniol, dan sitronellol.
Proses resinifikasi akan menyebabkan minyak sereh kelihatan keruh. Selain itu penurunan mutu
minyak sereh juga dapat disebabkan karena reaksi hidrolisis senyawa ester yang terdapat didalam
minyak sereh, seperti senyawa geranil asetat, sitronellil asetat, dan linalil asetat. Hidrolisis senyawa
ester akan menimbulkan bau yang tidak enak karena pembentukan asam-asam organik berantai karbon
pendek (ketaren, 1985).
Minyak sereh wangi biasanya berwarna kuning muda sampai kuning tua, bersifat mudah menguap.
Pada suhu 1 5 C mempunyai bobot jenis 0,886-0,894; indeks bias pada suhu 20C adalah 1,467-1,473.
Dan dapat larut dalam 3 bagian volume alkohol 80% tetapi bila diencerkan kelarutannya berkurang dan
larut menjadi keruh (Guenther, 1987).

Anonim, 2012. Olive oil Lemon. ). http://www.google.co.id/imgres [diakses 23 Maret 2012]


Anonim, 2012. Minyak Sedap Malam ( Tuberose Oil). http://www.google.co.id/imgres [diakses 23 Maret 2012]
Anonim, 2012. Eugenol ( Minyak Cengkeh). http://www.google.co.id/imgres [diakses 23 Maret 2012]
Guenther, E. 1948. the Essential Oil. Volume I. D. Van NostrandsCompany Inc., New York.
Ketaren, S. 1987. Eteris. Vol I. Terjemahan. UI Press, Jakarta.
Marwati, T., M.S. Rusli, E. Noor dan E. Mulyono. 2005. Peningkatan mutu minyak daun cengkeh melalui
proses pemurnian. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian. 2 (2):93-100.
Rusli, S., 1991. Pemurnian/peningkatan mutu minyak nilam dan daun cengkeh. Prosiding Pengembangan
Tanaman Atsiri di Sumatera, Bukit Tinggi, 4 8 1991. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat,
Bogor. hal. 89 96.
Sastrohamidjojo, H. 2002. Kimia Minyak Atsiri. FMIPA, UGM. Yogyakarta.
Srivinash, M., N. Murthy, and M.V. Chandravadana, 1996. Genotype and seasonal variation for concrete content
in tuberose (Polianthes tuberose L.). J. Essent. Oil 8: 541-542.

http://mnurcholis.lecture.ub.ac.id/files/2013/03/AZG-Air.pdf
Pada percobaan kali ini dilakukan isolasi dan penetapan kadar minyak atsiri dari Cinnamomi
cortex dengan cara destilasi uap Stahl. Destilasi uap Stahl adalah metode destilasi yang
digunakan untuk mengisolasi minyak atsiri dari suatu senyawa simplisia. Metode destilasi
digunakan pada bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri, dalam hal ini digunakan
Cinnamomi cortex. Prinsip dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih dari zat-zat cair
dalam campuran zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang memiliki titik didih terendah

akan menguap lebih dahulu, kemudian apabila didinginkan akan mengembun dan menetes
sebagai zat murni (destilat). Kelebihan dari destilasi uap Stahl ini adalah dapat
menetapkan kadar minyak atsiri yang diperoleh secara langsung dengan mengukur
volume minyak atsiri yang terukur pada alat. Destilasi uap Stahl merupakan metode yang
sederhana dan menggunakan pelarut air karena air mempunyai titik didih lebih besar dari
minyak atsiri sehingga pemisahan dengan destilasi dapat dilakukan.
Dalam penentuan kadar minyak atsiri dengan metode destilasi uap Stahl, hal yang pertama
adalah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Alat-alat yang akan digunakan dicuci dan
dikeringkan untuk mencegah adanya kontaminan yang dapat mempengaruhi hasil percobaan.
Simplisia Cinnamomi cortex yang digunakan dipotong-potong terlebih dahulu untuk
memperkecil ukuran partikel sehingga minyak atsiri dapat keluar dengan lebih mudah dari sel
dan untuk memperluas permukaan simplisia sehingga semakin banyak simplisia yang
berinteraksi dengan larutan penyari. Setelah dipotong-potong, simplisia ditimbang sebanyak
gram kemudian simplisia dimasukkan ke dalam labu Stahl. Simplisia tersebut
dicampurkan dengan sejumlah tertentu air hingga seluruh simplisia dalam labu terendam atau
2/3 dari volume labu terendam. Penambahan air hingga simplisia terendam bertujuan agar
isolasi minyak atsiri yang terkandung di dalamnya dapat lebih optimal sehingga didapat
jumlah minyak atsiri yang lebih banyak. Air dapat menembus ke dalam pori-pori sel dan
membawa komponen yang terkandung di dalamnya untuk keluar. Selain itu, air merupakan
pelarut yang bersifat polar. Air dapat menarik metabolit yang bersifat polar maupun non
polar. Pelarut polar termasuk pelarut yang tidak selektif sehingga dapat menarik hampir
seluruh metabolit yang terdapat pada tanaman, termasuk minyak atsiri.
Pelarut polar termasuk pelarut yang tidak selektif sehingga dapat menarik hampir seluruh
metabolit yang terdapat pada tanaman, termasuk minyak atsiri. Walaupun air dan minyak
atsiri memiliki kepolaran yang berbeda, teteapi air tetap bisa menarik minyak atsiri keluar
dari sel tumbuhan. Selain itu, dengan pemasanan kepolaran air akan menurun karena
merenggangnya ikatan hidrogen antar molekul air sehingga momen dipolnya menurun dan
kepolarannya pun menurun. Oleh karena itu, air dapat lebih mudah menarik minyak atsiri
dari sel tumbuhan. Air dan uap air akan menembus dinding sel dengan adanya panas, minyak
atsiri akan terbawa oleh uap air.
Pada pendinginan, minyak atsiri akan tekondensasi dan terpisah dari airnya. Penambahan air
juga untuk melarutkan simplisia sehingga pemanasan terjadi merata, tidak hanya pada bagian
bawah labu yang bisa menimbulkan kegosongan. Setelah simplisia dan air berada di dalam
labu Stahl, ditambahkan boiling chip ke dalam labu. Penambahan boiling chip ke dalam labu
Stahl bertujuan untuk menghindari adanya bumping atau letusan akibat gelembung air yang
dihasilkan ketika pemanasan. Dengan adanya boiling chip, gelembung air akibat pemanasan
akan diserap dan tidak akan terjadi bumping atau letusan. Setelah labu Stahl siap, rangkaian
alat destilasi Stahl dipasang dan direkatkan dengan vaselin agar rangkaian alat tidak lepas dan
tidak terjadi kebocoran selama destilasi berlangsung.
Setelah rangkaian alat destilasi Stahl dipasang, alat pemanas yang berada dibawah labu Stahl
(mantel heater) dinyalakan dan diatur suhunya. Destilasi dilakukan selama 3 jam. Larutan
sampel (simplisia dengan air) akan mendidih dan menghasilkan uap air, yang di dalamnya
juga berisi minyak atsiri, karena dengan pemanasan kepolaran air akan berkurang sehingga
bisa melarutkan minyak atsiri yang bersifat non polar, kemudian uap air akan menuju
kondensor dan mengalami kondensasi sehingga uap akan kembali wujudnya menjadi cairan.
Titik didih minyak atsiri lebih rendah daripada titik didih air sehingga minyak atsiri akan

terbawa juga dalam uap air. Proses ini akan berlangsung terus-menerus selama destilasi
berlangsung. Air dan uap air akan menembus dinding sel dan dengan adanya panas, minyak
atsiri akan terbawa oleh uap air. Pada pendinginan, minyak atsiri akan terkondensasi dan
terpisah dari airnya. Minyak atsiri dapat terbentuk secara langsung oleh protoplasma akibat
adanya peruraian lapisan resin dari dinding sel atau oleh hidrolisis dari glikosida tertentu.
Destlasi dihentikan hingga destilasi berjalan lambat tapi teratur.
Dari hasil destilasi 200 gram simplisia Cinnamomi cortex, di dapat minyak atsiri sebanyak
1,25 mL. Kadar minyak atsiri dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Metode Oven Biasa (pemanasan langsung)
Metode oven biasa merupakan salah satu metode pemanasan langsung dalam
penetapan kadar air suatu bahan pangan. Dalam metode ini bahan dipanaskan pada suhu
tertentu sehingga semua air menguap yang ditunjukkan oleh berat konstan bahan setelah
periode pemanasan tertentu. Kehilangan berat bahan yang terjadi menunjukkan jumlah air
yang terkandung. Metode ini terutama digunakan untuk bahan-bahan yang stabil terhadap
pemanasan yang agak tinggi, serta produk yang tidak atau rendah kandungan sukrosa dan
glukosanya seperti tepung-tepungan dan serealia (AOAC 1984).
Metode ini dilakukan dengan cara pengeringan bahan pangan dalam oven. Berat
sampel yang dihitung setelah dikeluarkan dari oven harus didapatkan berat konstan, yaitu
berat bahan yang tidak akan berkurang atau tetap setelah dimasukkan dalam oven. Berat
sampel setelah konstan dapat diartikan bahwa air yang terdapat dalam sampel telah menguap
dan yang tersisa hanya padatan dan air yang benar-benar terikat kuat dalam sampel. Setelah
itu dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui persen kadar air dalam bahan (Crampton
1959).
Secara teknik, metode oven langsung dibagi menjadi dua yaitu, metode oven
temperatur rendah dan metode oven temperatur tinggi. Metode oven temperatur rendah
menggunakan suhu (103 + 2)C dengan periode pengeringan selama 17 1 jam. Periode
pengeringan dimulai pada saat oven menunjukkan temperatur yang diinginkan. Setelah
pengeringan, contoh bahan beserta cawannya disimpan dalam desikator selama 30-45 menit
untuk menyesuaikan suhu media yang digunakan dengan suhu lingkungan disekitarnya.
Setelah itu bahan ditimbang beserta wadahnya. Selama penimbangan, kelembaban dalam
ruang laboratorium harus kurang dari 70% (AOAC 1970). Selanjutnya metode oven
temperatur tinggi. Cara kerja metode ini sama dengan metode temperatur rendah, hanya saja
temperatur yang digunakan pada suhu 130-133C dan waktu yang digunakan relatif lebih
rendah (Crampton 1959).
Metode ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu:

a.

Bahan lain disamping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap air
misalnya alkohol, asam asetat, minyak atsiri dan lain-lain

b. Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah menguap.
Contoh gula mengalami dekomposisi atau karamelisasi, lemak mengalami oksidasi
c.

Bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya meskipun sudah
dipanaskan (Soedarmadji 2003).

2. Metode Oven Vakum


Metode ini digunakan untuk produk yang mengandung komponen yang dapat
terdekomposisi pada suhu 1000C, atau relativ banyak mengandung senyawa volatil.
Prinsip metode oven-vakum adalah mengeringkan produk yang mudah terdekomposisi
pada suhu 1000C didalam suatu tempat yang dapat dikurangi tekanan udaranya atau di
vakum kan. Dengan demikian proses pengerinagn dapat berlangsung pada suhu dan
3.

tekanan rendah.
Metode Destilasi

Metode destilasi adalah suatu metode yang digunakan


untuk menetapkan kadar air suatu bahan pangan yang
mudah menguap, memiliki kandungan air tinggi, dan
bahan yang mudah teroksidasi. Metode ini digunakan
untuk bahan-bahan yang memiliki ciri-ciri di atas agar
pengeringan yang dilakukan tidak menghilangkan kadar
air seluruhnya.
Destilasi dilakukan melalui tiga tahap, yakni evaporasi
yaitu memindahkan pelarut sebagai uap air dari cairan
pemisahan uap cairan di dalam klom, untuk memisahkan
komponen dengan titik didih lebih rendah yang lebih
volatil dari komponen lain yang kurang volatil dan
kondensasi dari uap cairan untuk mendapatkan fraksi
pelarut yang lebih volatil (Guenther 1987).
Metode destilasi ini diguanakan suatu pelarut yang
immiscible yaitu pelarut yang tidak dapat saling
bercampur dengan air dan diisuling bersama-sama dari
contoh yang telah ditimbang dengan teliti. Pelarut
tersebut memiliki titik didih sedikit di atas titik didih air.
Pelarut yang biasa digunakan adalah toluene, xylene,
dan campuran pelarut-pelarut ini dengan pelarut lain.
Metode ini sering digunakan pada produik-produk bahan
pangan yang mengadung sedikit air atau mengandung
senyawa volatil, diantaranya adalah keju biru, kopi dan
bahan volatil seperti rempah-rempah yang banyak
mengandung minyak volatil.
4.

Metode Karl Fischer


Metode ini digunakan untuk mengukur kadar air contoh dengan metode volumetri
berdasarkan prinsip titrasi. Titran yang digunakan adalah pereaksi Karl Fischer (campuran
iodin, sulfur dioksida, dan pridin dalam larutan metanol). Pereaksi karl fischer pada metode
ini sangat tidak stabil dan peka terhadap uap air oleh karena itu sebelum digunakan pereaksi
harus selalu distandarisasi.
Selama proses titrasi terjadi reaksi reduksi iodin oleh sulfur dioksida dengan adanya air.
Reaksi reduksi iodin akan berlangsung sampai air habis yang ditunjukka munculnya warna
coklat akibat kelebihan iodin. Penentuan titik akhir titrasi sulit dilakukan karena kadangkadang perubahan warna yang terjadi tidak terlalu jelas.

Pereaksi karl fischer sangat sensitif terhadap air. Sehingga metode ini dapat diaplikasikan
untuk analisis kadar air bahan pangan yang mempunyai kandungan air sangat rendah (seperti
minyak/lemak, gula, madu, dan bahan kering). Metode Karl Fischer juga dapat digunakan
untuk mengukur kadar air konsentrasi 1 ppm.
DAFTAR PUSTAKA
AOAC. 1984. Official Methods of Analysis of The Association of Official Analytical Chemistry. 14th
Ed. Virginia : AOC, Inc
.Crampton, EW. 1959. Fundamental of Nutrition. USA: Freeman and Company
Direktorat Gizi Depkes RI, 1996. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhratara Karya Aksara, Jakarta.

Dwijosepputro.D.1994.Dasar-dasar mikrobiologi.Djambatan.Jakarta
Rukmana, Rahmat. 1995.Bertanam wortel. Yogyakarta : Kanisius.
Tonucci, L., M.J. Holden, G.R. Beecher, F. Khacik, C.S. Davis, and G Mulokozi (1995), carotenoid
content of thermally processed tomato based food product, J. Agric, Food Chem., (43):579586.
Sediaoetama, A. D. 1987. Ilmu Gizi Jilid 1. Bharata Karya Aksara. Jakarta
Soenarjo, D. R. 1984. Potensi ubi jalar sebagai bahan baku gula fruktos. J. Balai Penelitian dan
Pengembanagn Pertanian. Bogor. 3 (1) : 6-11.

.Sudarmadji, Slamet, H.Bambang, Suhardi. 2003. Analisa Bahan Makanan

dan Pertanian.

Yogyakarta : Liberty.
Wenny Irawaty, dkk., 2007, Potensi Tomat Lokal Indonesia dalam Pembuatan Pasta Tomat
Menggantikan Pasta Tomat Impor, SRKP 2007

Distilasi
azeotropik
Air diuapkan bersama-sama dengan pelarut yang sifatnya imisibel pada perbandingan yang
tetap. Tiga jenis pelarut yang sering digunakan adalah toluena, xilena (dimetil benzena), dan
tetrakloroetilena. Toluena paling banyak digunakan. Toluena dan xilena memiliki berat jenis
lebih rendah dari air, berat jenis toluena 0,866 g/ml, xilena 0,866-0,87 g/ml. Tetrakloroetilena
mempunyai berat jenis lebih tinggi dari air 1,62 g/ml.
Penggunaaan pelarut yang mempunyai berat jenis lebih ringan dari air bertujuan agar air
berada di bagian bawah gelas penampung sehingga pengukuran volume lebih mudah.
Penggunaan pelarut dengan berat jenis lebih tinggi akan menyulitkan pengukuran volume air
(akan
terbentuk
dua
meniskus
sehingga
ketelitian
data
kurang).
Pada kondisi biasa, titik didih air dan toluen akan bersama-sama menguap pada suhu 850C
dengan perbandingan air toluen = 20:80. Uap air dan pelarut dikondensasi, oleh karena air

dan toluen tidak dapat bercampur maka setelah kondensasi air dan toluen akan terpisah
sehingga volume air dapat ditentukan.
Keuntungan metode ini adalah kadar air ditetapkan langsung dan hasil akhir merupakan
nilai kadar air yang nyata dan bukan karena kehilangan berat contoh. Hasil lebih teliti
dibandingkan metode pengeringan oven karena jumlah contoh lebih banyak. Waktu
analisis singkat (0,5-1 jam), peralatan sederhana dan mudah didapat serta pengaruh
kelembababn lingkungan dapat dihindari dan dapat mencegah oksidasi selama
pemanasan. Selain itu metode ini memiliki cara pengerjaan sederhana dan mudah
ditangani.
Kelemahan metode ini adalah permukaan alat gelas harus selalu bersih dan kering.
Senyawa alkohol atau gliserol mungkin terdistilasi bersama air yang dapat mengakibatkan
data yang diperoleh lebih tinggi dari nilai sebenarnya. Pelarut yang digunakan mudah
terbakar, sebagian pelarut beracun (misal benzena), serta ketelitian membaca volume air
yang
terkondensasi
terbatas.
Analisis kadar air metode distilasi azeotropik (SNI 01-3181-1992 yang dimodifikasi)
memiliki prinsip bahwa penguapan air dari bahan bersama-sama dengan pelarut yang sifatnya
imisibel pada suatu perbandingan yang tetap. Uap air dari bahan beserta pelarut dikondensasi
kemudian ditampung dalam gelas penampung. Air yang mempunyai berat jenis lebih besar
dibandingkan pelarutnya (jika digunakan pelarut dengan berat jenis lebih rendah) akan berada
di baian bawah pelarut sehingga volumenya dapat dengan mudah ditentukan. Berikut adalah
prosedur kerja dari metose distilasi azeotropik:
https://indo-digital.com/pengukuran-kadar-air.html. Digital Meter Indonesia 2014.
Rendemen Minyak Sereh
Rendemen minyak yang dihasilkan dari daun sereh tergantung dari bermacam-macam
faktor antara lain: iklim, kesuburan tanah, umur tanaman dan cara penyulingan. Rendemen
dipengaruhi oleh musim rata 0,7 % dan musim hujan 0,5 % (Anonim, 2012). Menurut De
Jong rendemen minyak dari daun segar sekitar 0,5 - 1,2%, dan rendemen minyak di musim
kemarau lebih tinggi dari pada di musim hujan. Daun sereh jenis lenabatu menghasilkan
rendemen minyak 0,5 %.(Anonimous, 1970).
Pada praktikum yang telah dilakukan diperoleh rendeman minyak sereh wangi
sebesar 0,0468%. Jika dibandingkan dengan literatur rendeman yang diperoleh jauh lebih
kecil dari rendemen rata-rata minyak sereh. Rendeman minyak diperoleh dari pembagian
antara berat bahan baku awal yaitu kurang lebih 4 kg dengan hasil minyak yang
dihasilkan yaitu 1,872 gram. Faktor yang mempengaruhi rendahnya rendeman minyak
sereh antara lain yaitu dari jumlah bahan baku yang digunakan yang terbatas dan kondisi
musim yang merupakan musim penghujan yang mungkin kadar air dalam bahan tinggi
sehingga rendemen yang dihasilkan kurang maksimal.
Anonimous, 1970. Spesification standards essential oil association of USA Inc.

Penyulingan minyak sereh wangi di Indonesia biasanya dilakukan dengan


menggunakan uap air yaitu dengan dua cara, secara langsung dan secara tidak langsung.
Pada penyulingan secara langsung, bahan atau daun sereh wangi yang akan diambil
minyaknya dimasak dengan air, dengan demikian penguapan air dan minyak berlangsung
bersamaan. Namun penyulingan langsung terlihat memudahkan penanganan tetapi ternyata
mengakibatkan kehilangan hasil dan penurunan mutu. Penyulingan langsung dapat
mengakibatkan teroksidasi dan terhidrolisis, selain itu menyebabkan timbulnya hasil
sampingan yang tidak dikehendaki. Hal ini akan menurunkan kualitas minyak yang
dihasilkan. Pada penyulingan secara tidak langsung, yaitu dengan cara memisahkan
penguapan air dengan penguapan minyak. Bahan tumbuhan diletakkan ditempat terpisah
yang dialiri uap air, atau secara lebih sederhana bahan tumbuhan diletakkan di atas air
mendidih. (Harris, 1987)
Pada percobaan kali ini dilakukan isolasi dan penetapan kadar minyak atsiri dari Cinnamomi
cortex dengan cara destilasi uap Stahl. Destilasi uap Stahl adalah metode destilasi yang
digunakan untuk mengisolasi minyak atsiri dari suatu senyawa simplisia. Metode destilasi
digunakan pada bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri, dalam hal ini digunakan
Cinnamomi cortex. Prinsip dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih dari zat-zat cair
dalam campuran zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang memiliki titik didih terendah
akan menguap lebih dahulu, kemudian apabila didinginkan akan mengembun dan menetes
sebagai zat murni (destilat). Kelebihan dari destilasi uap Stahl ini adalah dapat menetapkan
kadar minyak atsiri yang diperoleh secara langsung dengan mengukur volume minyak atsiri
yang terukur pada alat. Destilasi uap Stahl merupakan metode yang sederhana dan
menggunakan pelarut air karena air mempunyai titik didih lebih besar dari minyak atsiri
sehingga pemisahan dengan destilasi dapat dilakukan.
Dalam penentuan kadar minyak atsiri dengan metode destilasi uap Stahl, hal yang pertama
adalah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Alat-alat yang akan digunakan dicuci dan
dikeringkan untuk mencegah adanya kontaminan yang dapat mempengaruhi hasil percobaan.
Simplisia Cinnamomi cortex yang digunakan dipotong-potong terlebih dahulu untuk
memperkecil ukuran partikel sehingga minyak atsiri dapat keluar dengan lebih mudah dari sel
dan untuk memperluas permukaan simplisia sehingga semakin banyak simplisia yang
berinteraksi dengan larutan penyari. Setelah dipotong-potong, simplisia ditimbang sebanyak
gram kemudian simplisia dimasukkan ke dalam labu Stahl. Simplisia tersebut
dicampurkan dengan sejumlah tertentu air hingga seluruh simplisia dalam labu terendam atau
2/3 dari volume labu terendam. Penambahan air hingga simplisia terendam bertujuan agar
isolasi minyak atsiri yang terkandung di dalamnya dapat lebih optimal sehingga didapat
jumlah minyak atsiri yang lebih banyak. Air dapat menembus ke dalam pori-pori sel dan
membawa komponen yang terkandung di dalamnya untuk keluar. Selain itu, air merupakan
pelarut yang bersifat polar. Air dapat menarik metabolit yang bersifat polar maupun non
polar. Pelarut polar termasuk pelarut yang tidak selektif sehingga dapat menarik hampir
seluruh metabolit yang terdapat pada tanaman, termasuk minyak atsiri.
Pelarut polar termasuk pelarut yang tidak selektif sehingga dapat menarik hampir seluruh
metabolit yang terdapat pada tanaman, termasuk minyak atsiri. Walaupun air dan minyak

atsiri memiliki kepolaran yang berbeda, teteapi air tetap bisa menarik minyak atsiri keluar
dari sel tumbuhan. Selain itu, dengan pemasanan kepolaran air akan menurun karena
merenggangnya ikatan hidrogen antar molekul air sehingga momen dipolnya menurun dan
kepolarannya pun menurun. Oleh karena itu, air dapat lebih mudah menarik minyak atsiri
dari sel tumbuhan. Air dan uap air akan menembus dinding sel dengan adanya panas, minyak
atsiri akan terbawa oleh uap air.
Pada pendinginan, minyak atsiri akan tekondensasi dan terpisah dari airnya. Penambahan air
juga untuk melarutkan simplisia sehingga pemanasan terjadi merata, tidak hanya pada bagian
bawah labu yang bisa menimbulkan kegosongan. Setelah simplisia dan air berada di dalam
labu Stahl, ditambahkan boiling chip ke dalam labu. Penambahan boiling chip ke dalam labu
Stahl bertujuan untuk menghindari adanya bumping atau letusan akibat gelembung air yang
dihasilkan ketika pemanasan. Dengan adanya boiling chip, gelembung air akibat pemanasan
akan diserap dan tidak akan terjadi bumping atau letusan. Setelah labu Stahl siap, rangkaian
alat destilasi Stahl dipasang dan direkatkan dengan vaselin agar rangkaian alat tidak lepas dan
tidak terjadi kebocoran selama destilasi berlangsung.
Setelah rangkaian alat destilasi Stahl dipasang, alat pemanas yang berada dibawah labu Stahl
(mantel heater) dinyalakan dan diatur suhunya. Destilasi dilakukan selama 3 jam. Larutan
sampel (simplisia dengan air) akan mendidih dan menghasilkan uap air, yang di dalamnya
juga berisi minyak atsiri, karena dengan pemanasan kepolaran air akan berkurang sehingga
bisa melarutkan minyak atsiri yang bersifat non polar, kemudian uap air akan menuju
kondensor dan mengalami kondensasi sehingga uap akan kembali wujudnya menjadi cairan.
Titik didih minyak atsiri lebih rendah daripada titik didih air sehingga minyak atsiri akan
terbawa juga dalam uap air. Proses ini akan berlangsung terus-menerus selama destilasi
berlangsung. Air dan uap air akan menembus dinding sel dan dengan adanya panas, minyak
atsiri akan terbawa oleh uap air. Pada pendinginan, minyak atsiri akan terkondensasi dan
terpisah dari airnya. Minyak atsiri dapat terbentuk secara langsung oleh protoplasma akibat
adanya peruraian lapisan resin dari dinding sel atau oleh hidrolisis dari glikosida tertentu.
Destlasi dihentikan hingga destilasi berjalan lambat tapi teratur.
Keunggulan dari distilasi uap air adalah adanya peristiwa hidrodifusi dimana uap air akan masuk
kedalam jaringan sel tanaman yang mengakibatkan pecahnya dinding sel tanaman sehingga
minyak yang terkandung didalamnya akan terdorong keluar. Campuran uap air dan minyak nilam
akan mengalir ke kondensor sehingga terjadi pengembunan dan dihasilkan distilat.
Penentuan kadar air pada sampel untuk mengetahui berapa banyak air yang masih terdapat pada
tanaman nilam sebelum didistilasi. Semakin kecil kandungan air pada proses distilasi tanman
nilam maka akan meningkatkan efisiensi, karena kurangnya kadar air pada sampel akan
mempercepat proses ekstraksi minyak nilam (Najmi Abdjul, Mardjan Paputungan, Suleman
Duengo).
ANALISIS KOMPONEN KIMIA MINYAK ATSIRI PADA TANAMAN NILAM HASIL
DISTILASI UAP AIR DENGAN
MENGGUNAKAN KG-SM
Najmi Abdjul, Mardjan Paputungan, Suleman Duengo). 2010.
Semakin lama waktu distilasi kesempatan pelarut dengan bahan untuk bersentuhan semakin besar
sehingga zat yang terekstrak juga akan semakin meningkat sampai larutan menjadi jenuh dan daya
ekstraknya menurun sehingga penambahan waktu tidak akan memberikan kenaikan konsentrasi yang
nyata [4]. Sedangkan penurunan rendemen diduga terjadi karena semakin banyak jumlah air pada
proses distilasi maka jumlah alkohol dan asam juga semakin besar dan proses hidrolisa akan

berlangsung sampai tahap lebih lanjut. Hal ini mengakibatkan rendemen minyak yang dihasilkan akan
berkurang.
Violetta Prisca Effendi1*, Simon Bambang Widjanarko1. 2014.

Daun : daun sereh dapur mengandung 0,4% minyak atsiri dengan komponen yang
terdiri dari sitral, sitronelol (66-85%), -pinen, kamfen, sabinen, mirsen, felandren, p-simen, limonen, cis-osimen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4ol, -terpineol, geraniol, farnesol, metil heptenon, n-desialdehida, dipenten,
metil heptenon, bornilasetat, geranilformat, terpinil asetat, sitronelil asetat,
geranil asetat, -elemen, -kariofilen, -bergamoten, trans-metilisoeugenol, kadinen, elemol, kariofilen oksida.1,2,15)
Anonim., 1984. Aplication of Gas-liquid Chroma-tography to The Analysis of Essential oils, Part
XI, Monographs for Seven Essential Oil Analyst, Vol. 109, 1348
Anonim., 1985. Serai Dapur (Cymbopogon nardus var. flexuosus Hack.), BALITRO, Edisi Khusus,
Mei, No. 2, Bogor.
Rusli, S., Sumangat, D., dan Sumirat, I.S., 1979. Pengaruh Lama Pelayuan dan Lama Penyulingan
terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Pada Penyulingan Serai Dapur, Pemberitaan LPTI JuliSeptember No. 30, Bandung.

Sereh (Cymbopogon nardus (L.) Rendle.)


Kandungan kimia yang terdapat di dalam tanaman serai antara lain pada daun sereh dapur
mengandung 0,4% minyak atsiri dengan komponen yang terdiri dari sitral, sitronelol (6685%),-pinen, kamfen, sabinen,mirsen,-felandren, p-simen, limonen, cisosimen, terpinol, sitronelal,borneol, terpinen-4ol,-terpineol, geraniol, farnesol, metil eptenon, n-desialdehida, dipenten,metil heptenon,
bornilasetat, geranilformat,terpinil asetat, sitronelil asetat, geranil asetat,-elemen,kariofilen,-bergamoten, trans-metilisoeugenol,
-kadinen, elemol, kariofilen oksida(Anonim,
1984; Anonim, 1985; dan Rusli dkk.,1979)

Anda mungkin juga menyukai