Definisi
Nama Lain : tussis quinta, whooping cough, batuk rejan. Penyakit infeksi akibat Bordetella
pertussis yang ditandai oleh batuk rejan.
Etiologi (morfologi kuman, transmisi)
Bordetella pertussis
Haemophilus pertussis
B. parapertussis
B. bronchisepta
Morfologi :
kuman kecil
tidak bergerak
gram (-)
Transmisi : Droplets
Epidemiologi
Dapat mengenai semua golongan umur. Terbanyak pada usia 1 5 tahun, lebih banyak pada
pria daripada wanita.
Patogenesis dan Patofisiologi
Kuman masuk menempel pada silia epitel torak mukosa pada bronkus dan bronkiolus
terjadi proses inflamasi bila berlanjut terus menerus terjadi nekrosis bagian basal disertai
infiltrat dari neutrofil dan makrofag menimbulkan eksudasi dan mukopurulen. Apabila
eksudasi sampai ke alveolus bisa menyebabkan Corynebacterium diphtheriae ditularkan
dengan kontak langsung melalui batuk, bersin, dan berbicara, atau kontak tidak langsung
melalui debu, baju, buku, atau mainan yang terkontaminasi. Corynebacterium Menurut FK
UI (2007) Transmisi terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi urin/feses
dari penderita tifus akut dan para pembawa kuman/karier. Empat F (Finger, Files, Fomites
dan fluids) dapat menyebarkan Infeksi primer adalah infeksi yang terjadi saat pertama kali
terpajan kuman TB.
infeksi sekunder.
Gejala Klinis
Masa tunas 7 14 hari penyakit dapat berlangsung sampai 6 minggu atau lebih. Terbagi
menjadi 3 stadium, yaitu :
a) Stadium Kataralis
-
menyerupai influenza
mulanyabatuk ringan terutama malam harimakin lama makin berat terjadi siang
dan malam
Gejala penyerta
Manifestasi klinis difteri tergantung kepada:
yaitu pilek, serak, dan anoreksia
b) Stadium Spasmodik
-
akhir minggu batuk makin berat dan terjadi paroksismal berupa batuk khas
serangan batuk panjang, tidak ada inspirasi di antaranya dan di akhiri dengan whoop
(= tarikan napas panjang dan dalam serta berbunyi melengking)
kadang tampak pasien akan memperlihatkan keluhan- keluhan yang tidak spesifik
seperti: perdarahan subkonjungtiva dan epistaksis akibat meningkatnya tekanan
pada saat serangan batuk.
c) Stadium Konvalensi
-
minggu ke 4jumlah dan berat serangan batuk berkurang, muntah berkurang, dan
nafsu makan timbul kembali.
Diagnosis
Pada stadium kataralis sukar dibuat diagnosa karena menyerupai common cold, namun
terdapat leukositosis dan limfositosis.
Akhir stadium kataralis dan Diagnosis difteri sebaiknya dibuat berdasarkan manifestasi
klinisnya yang khas.
Pencegahan
Secara aktif pemberian vaksin pertusis yaitu DPT yang mulai diberikan pada bayi usia
0 bulan sebanyak 1 dosis (0,5 ml) kemudian bayi usia 2 bulan sebanyak 3 dosis (@ 0,5 ml)
dengan interval minimal 4 minggu
Secara pasif.