Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

BLOK 16
PRAKTIKUM OBAT NSAIDS

Disusun Oleh :
1 Tristira Urvina
132010101067
2 Tawang Handayani
132010101068
3 Wahyu Dian Puspita 132010101069
4 Sarah Kinan Andalusia132010101070
5 Fatmalia F. N.
132010101071
6 Fiana Rijal Hafid I
132010101072
7 Arum Pratika Hidayati 132010101073
8 Oessi Salsabila
132010101074
9 Mohammad Haedar F. 132010101075
10 M Fakhri Ali
132010101076
11 Yosalfa Adhista K.
132010101057

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016

I. PENDAHULUAN
Aktivitas yang menggunakan otot dengan beban lebih besar dari biasanya akan
menyebabkan cedera. Cedera dapat ringan sampai berat, mulai dari contusio musculorum
sampai terjadi robekan otot. Latihan beban pada otot dapat menyebabkan kerusakan
struktur otot dengan manifestasi reaksi inflamasi yang ditandai dengan kalor, dolor, rubor

dan functio laesa. Pasien dapat mengeluhkan rasa nyeri pada otot yang digunakan setelah
latihan. Cedera otot ringan ini sebenarnya merupakan mekanisme fisiologis yang nantinya
justru akan memperkuat otot tersebut dengan cara memperbaiki struktur, menambah
jaringan, sehingga otot menjadi lebih besar dan lebih kuat.
Obat anti inflamasi non steroid, merupakan suatu kelompok obat yang heterogen,
bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia. Walaupun demikian, ternyata, obatobat ini mempunyai persamaan dalam efek terapi maupun efek samping, yaitu untuk
menghambat biosintesis prostaglandin. Prostaglandin ini akan dilepaskan bila sel
mengalami kerusakan. NSAID menghambat enzim siklo-oksgenase sehingga konversi
asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu.
NSAIDs dapat mengurangi nyeri yang dikeluhkan pasien yang mengalami cedera
otot. Untuk cedera ringan biasanya tidak memerlukan obat, namun apabila pasien
mengeluhkan nyeri yang mengganggu, diperlukan obat penghilang nyeri yang biasanya
adalah golongan NSAIDs.
II. METODE
A. Alat dan Bahan
1) Probandus (subyek yang diamati) 6 orang perkelompok
2) Obat : NSAIDs sesuai dengan yang disediakan
3) Bak plastik besar
4) Lembar inform concent
B. Cara Kerja
1) Menetapkan pemimpin kelompok sebelum memulai tugas
a. Pemimpin kelompok membagi tugas dalam kelompok
b. Menetapkan 6 anggota kelompok yang menjadi probandus, dipilih yang tidak
biasa atau rutin melakukan aktivitas fisik
2) Membuat inform concent untuk pasien
3) Percobaan dengan sit up
a. Melakukan pemanasan dan peregangan singkat.
b. Menyiapkan bangku untuk sit up
c. Berbaring di bangku sit up.
d. Melakukan angkat beban dengan 8 kali repetisi, mengulangi sebanyak 2 kali.
Jeda waktu setiap kali latihan adalah 2-3 menit.
e. Menambahkan beban sedikit demi sedikit, melakukan dengan 8 kali repetisi
dan diulangi 2 kali.
f. Melakukan penambahan beban sampai hanya kuat melakukan 1 kali repetisi.
g. Mencatat beban maksimum yang dicapai.
h. Setelah makan malam, minumlah obat sesuai pembagian.
4) Mencatat hasil pengamatan pada tabel.
III. HASIL PENGAMATAN
a.
Nama : Tawang Handayani
Obat : A
N

Waktu Pencatatan

Nyeri

o
1
Sebelum Latihan
2
Setelah Latihan
3
Sebelum minum obat
4
2 jam setelah minum obat
5
Bangun tidur
Beban maksimal : 5 kg
b.

Nama : Wahyu Dian Puspita


N

Gerak
+
+
+

Waktu Pencatatan

Nyeri
Tekan
+
+
-

Spontan
+
+
-

Gerak
+
+
+

Nyeri
Tekan
+
+
-

Gerak
+
+
-

Nyeri
Tekan
+
+
-

Gerak
+
+
+

Nama : Sarah Kinan Andalusia Obat : B


N

Waktu Pencatatan

o
1
Sebelum Latihan
2
Setelah Latihan
3
Sebelum minum obat
4
2 jam setelah minum obat
5
Bangun tidur
Beban maksimal : 10 kg
d.

Tekan
+
+
+

Obat : A

o
1
Sebelum Latihan
2
Setelah Latihan
3
Sebelum minum obat
4
2 jam setelah minum obat
5
Bangun tidur
Beban maksimal : 5 kg

c.

Spontan
+
+
-

Nama : Fiana Rijal Hafid I


N

Waktu Pencatatan

Spontan
+
+
-

Obat : B

o
1
Sebelum Latihan
2
Setelah Latihan
3
Sebelum minum obat
4
2 jam setelah minum obat
5
Bangun tidur
Beban maksimal : 15 kg

Spontan
+
-

e.

Nama : Mohammad Haedar F. Obat : C


N

Waktu Pencatatan

o
1
Sebelum Latihan
2
Setelah Latihan
3
Sebelum minum obat
4
2 jam setelah minum obat
5
Bangun tidur
Beban maksimal : 15 kg

f.

Nama : M Fakhri Ali


N

Waktu Pencatatan

Spontan
+
+
-

Nyeri
Tekan
+
-

Gerak
+
+
-

Nyeri
Tekan
+
-

Gerak
+
+
-

Obat : C

o
1
Sebelum Latihan
2
Setelah Latihan
3
Sebelum minum obat
4
2 jam setelah minum obat
5
Bangun tidur
Beban maksimal : 20 kg

Spontan
+
+
-

g. PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan yang didapatkan, seluruh probandus tidak mengalami nyeri
sebelum latihan. Sedangkan pada pengamatan setelah latihan, 3 probandus mengalami
nyeri tekan. Hal tersebut tidak dipengaruhi beban latihan dan jenis kelamin dari
probandus.
Pada saat sebelum meminum obat semua probandus mengalami nyeri, baik nyeri
spontan, nyeri gerak maupun nyeri tekan. Pada 2 jam setelah minum obat, semua
probandus yang meminum obat C cenderung lebih cepat mengalami penyembuhan dari
pada probandus yang lain. Namun pada saat bangun tidur semua probandus yang
meminum obat A dan satu probandus yang meminum obat B, tetap mengalami nyeri.
Jawaban Pertanyaan
a. Gerakan sit up:

Tulang
Vertebrae
Coxae
Femur
Pattela
tibia
Otot
Rectus abdominis.
Rectus femoris.
Sartorius.
m. obliqus exterior
m. tensor fasciae latae
Sternocleidomastoid
b. Otot bergaris karena dapat digerakkan secara volunter, selain itu semua otot rangka
adalah otot bergaris.
c. Normalnya otot jika digunakan secara wajar tidak timbul rasa nyeri. Tetapi, bila otot di
gunakan melebihi kemampuanya akan terjadi rasa nyeri akubat kerusakan kecil pada
sel dan filamen-filamen otot (kontusio muskulorum). Pada kejadian ini terjadi
degradasi filamen Z, beberapa jam kemudian baru terjadi proses inflamasi oleh sel-sel
inflamasi dan dilepaskanya mediator mediator inflamasi. Biasanya rasa nyeri
dirasakan tidak timbul secara langsung, tetapi beberapa jam setelah olahraga karena
proses inflamasi yang tertunda (DOMS= delayed onset muscle soreness).
d. Paracetamol (A)
Parasetamol menghambat siklooksigenase sehingga konversi asam arakhidonat
menjadi prostaglandin terganggu. Setiap obat menghambat siklooksigenase secara
berbeda. Parasetamol menghambat siklooksigenase pusat lebih kuat dari pada aspirin,
inilah yang menyebabkan Parasetamol menjadi obat antipiretik yang kuat melalui efek
pada pusat pengaturan panas. Parasetamol hanya mempunyai efek ringan pada
siklooksigenase perifer. Inilah yang menyebabkan Parasetamol hanya menghilangkan
atau mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol tidak mempengaruhi
nyeri yang ditimbulkan efek langsung prostaglandin, ini menunjukkan bahwa
parasetamol menghambat sintesa prostaglandin dan bukan blokade langsung
prostaglandin. Obat ini menekan efek zat pirogen endogen dengan menghambat
sintesa prostaglandin, tetapi demam yang ditimbulkan akibat pemberian prostaglandin
tidak dipengaruhi, demikian pula peningkatan suhu oleh sebab lain, seperti latihan
fisik.
Asam mefenamat (B)
Asam mefenamat mempunyai khasiat sebagai analgetik dan anti inflamasi. Asam
mefenamat merupakan satu-satunya fenamat yang menunjukkan kerja pusat dan juga

kerja perifer. Mekanisme kerja asam mefenamat adalah dengan menghambat kerja
enzim sikloogsigenase

Piroksikam (C)
Piroksikam adalah obat anti inflamasi non steroid (AINS) derivate oksikam. Turunan
ini termasuk golongan asam enolat yang mempunyai akivitas anti inflamasi dan
analgesik, dengan gugus 4-hidroksi-1,2- benzotiazin karboksamida. Piroksikam
digunakan untuk pengobatan rematik, artritis, gout akut, spondolitis ankilosa serta
menghilangkan nyeri. Piroksikam berfungsi hanya untuk penyakit inflamasi sendi
Mekanisme Piroksikam sebagai AINS melalui inhibisi enzim siklooksigenase.
e. NSAID yang menghambat COX-2, Piroksikam.
h. KESIMPULAN
Dari pengamatan yang dilakukan, obat C yang merupakan piroksikam, lebih cepat
menghilangkan nyeri daripada obat yang A dan B.
i. KEPUSTAKAAN
Syarif, Amir., dkk. 2012. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
j. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai