A. PENGERTIAN
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan
kelainan metabolisme karbohidrat, lemak, dan berkembang komplikasi makrovaskuler
dan neurologis. Diabetes Melitus digolongkan sebagai penyakit endokrin atau hormonal
karena gambaran adanya gangguan produksi atau penggunaan insulin (Barbara C. Long,
2002)
Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa)darah akibat
kekurangan insulin baik absolute maupun relative (Slamet Suyono, 2002)
Diabetes Melitus adalah merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin ,kerja insulin
atau kedua-duanya (Sidartawan dan Sugondo, 2002).
Diabetes Melitus adalah hiperglikemi kronik disertai berbagai kelainan metabolik
akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata,
ginjal , saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis (Mansjoer Arif ,
2000).
Non Insulin Independent Diabetes Melitus atau disebut dengan DMTTI (Diabetes
mellitus Tidak Tergantung Insulin)
a. Tidak Gemuk
b. Gemuk
3. Malnutrition Relacted Diabetes Melitus ( MRDM) atau Diabetes Melitus
Tergantung Makanan (DMTM)
4. DM tipe lain yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu:
-Penyakit Pankreas
-Penyakit Hormonal
-Karena obat atau bahan kimia lain
-Kelainan rseptor insulin
-Sindrom Genetik tertentu
-Sirosis Hepatis
5. DM Gestasional (GDM)
Awitan selama kehamilan , biasanya terjadi pada trimester kedua atau
ketiga.Disebabkan oleh hormone yang disekresikan plasenta dan menghambat kerja
insulin.
C. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Presipitasi
Menurut Sylvia Anderson Price, 2006
a. Kelainan fungsi atau jumlah sel beta yang bersifat genetic
b. Faktor faktor lingkungan yang mengubah fungsi integritas sel beta
c. Gangguan sistem imun
d. Kelainan aktifitas insulin
e. Faktor-faktor hormonal
2. Predisposisi
Menurut Slamet Suyono, 2002:
Faktor resiko tidak hanya keturunan saja , tetapi ada juga factor lain seperti:
a. Kegemukan
b. Pola makan yang salah
c. Minum obat obatan yang bisa meningkatkan kadar glukosa darah
d. Proses menua dan stress
3. Patofisiologi
Apabila jumlah atau dalam fungsi atau aktifitas insulin mengalami defisiensi
(kekurangan) insulin , hiperglikemia akan timbul dan hiperglikemia ini adalah
diabetes.Kekurangan insulin ini bisa absolut apabila pancreas tidak menghasilkan sama
sekali insulin atau menghasilkan insulin, tetapi dalam jumlah yang tidak cukup , misalnya
yang terjadi pada IDDM(DM Tipe I).Kekurangan insulin dikatakan relative apabila
pancreas menghasilkan insulin dalam jumlah yang normal , tetapi insulinnya tidak
efektif.Hal ini tampak pada NIDDM( DM Tipe II), ada resistensi insulin.Baik kekurangan
insulin absolut maupun relative akan mengakibatkan gangguan metabolisme bahan bakar ,
yaitu karbohidrat , protein , dan lemak. Tubuh memerlukan bahan bakar untuk
melangsungkan fungsinya, membangun jaringan baru, dan memperbaiki jaringan.
Hormon (insulin ,glukagon, GH,ACTH,Kortisol, Norepinefrin, dan epinefrin)
mempunyai fungsi yaitu mengarahkan
metabolisme.Dari semua hormone yang terkait dalam metabolisme glukosa, hanya insulin
yang bisa menurunkan gula darah.Hormon yang lain adalah counterregulatory hormones
karena bisa membuat gula darah meningkat.Insulin adalah hormon yang kurang (absolute
atau relative) dalam penyakit DM.Homon insulin disintesis (dihasilkan) oleh sel beta
Pulau Langerhans yang terdapat pada pancreas.Peran insulin adalah melihat bahwa sel
tubula dapat memakai bahan bakar.Insulin berperan sebagai kunci yang bisa membuka
pintu sel agar bahan bakar bisa masuk kedalam sel.Pada permukaan setiap sel terdapat
reseptor.Dengan membuka reseptor (oleh insulin), glukosa dan asam amino bisa masuk ke
dalam sel tubuh.
Glukosa, asam amino, dan produk metabolic lainnya tidak bisa masuk kedalam
sel sehingga sel tanpa hormone insulin tidak bisa memakainya untuk memperoleh
energy.Glukosa yangtidak bisa masuk kedalam sel akan tertimbun dalam darah.Bagian
endokrin pancreas memproduksi , menyimpan , dan mengeluarkan hormon dari Pulau
Langerhans.Pulau Langerhans mengandung empat kelompok sel khusus, yaitu alfa, beta,
delta, dan sel F.Sel alfa menghasilkan glucagon, sedangkan sel beta menghasilkan
insulin.Kedua hormon ini membantu mengatur metabolisme.Sel delta menghasilkan
somatostatin (factor penghambat pertumbuhan hipotalamik) yang bisa mencegah sekresi
glucagon dan insulin.Sel F menyekresi polipeptida pancreas yang dikeluarkan kedalam
darah setelah individu makan.Fungsi pancreas polipeptida belum diketahui secara jelas.
Penyebab gangguan endokrin utama pancreas adalah produksi dan kecepatan
pemakaian metabolic insulin. Kurangnya insulin secara relative dapat mengakibatkan
peningkatan glukosa darah dan glukosa dalam urine.Dalam keaadan normal, makanan
yang telah dicerna dalam gastrointestinal diubah menjadi glukosa, lemak, dan asam amino
serta masuk kedalam peredaran darah.Dengan insulin, hepar dapat mengambil glukosa
,lemak, dan asam amino dari perearan darah.Hepar menyimpan glukosa dalam bentuk
glikogen , yang lain disimpan dalam sel otot dan sel lemak.Cadangan ini(glikogen)dapat
diubah kembali menjadi glukosa apabila diperlukan.
Kurangnya insulin , baik relative
tidak cukup atau insulin tidak efektif , glukosa tidak bisa ditarik dari peredaran darah dan
glikogenesis (pembentukan glikogen dari glukosa) akan terhambat.Karena sel tidak dapat
memperoleh bahan bakar, hepar memproduksi glukosa (melalui glikogenolisis atau
glukoneogenesis) dan mengirim glukosa ke dalqm peredaran darah.Keadaan ini akan
memperberat hiperglikemia.Jaringan perifer yang dependent pada insulin seperti otot dan
jaringan lemak tidak bisa mengambil bahan bakar dari darah ( tidak ada insulin), akan
memetabolis glikogen yang tersimpan dalam otot dan jaringan lemak.
Transpor asam amino kedalam sel otot memerlukan insulin.Tanpa insulin,sintesis
dan ambilan protein kedalam sel akan terganggu. Metabolisme trigliserida ,asam lemak,
dan gliserol juga ikut terganggu.Seharusnya yang terjadi adalah lipogenesis pembentukan
trigliserida ,tetapi yang terjadi adalah lipolisis(pemecahan trigliserida).Oleh karena
itu,hepar akan meneruskan dan meningkatkan pembentukan badan keton dari asam lemak.
Perubahan dalam metabolisme ini mengakibatkan glikosuria karena glukosa
darah sudah mencapai kadar ambang ginjal,yaitu 180 mg/dl pada ginjal yang
normal.Dengan kadar glukosa darah 180 mg/dl, ginjal sudah tidak bisa mereabsorpsi
glukosa dari filtrat glomerulus sehingga timbul glikosuria.Karena glukosa menarik air,
osmotic diuretic akan terjadi yang mengakibatkan poliuria.Poliuria akan mengakibatkan
hilangnya banyak air dan elektrolit lewat urine,terutama natrium, klorida, kalium,dan
fosfat.Hilangnya air dan natrium akan mengakibatkan sering merasa haus dan peningkatan
asupan air (polidipsi).Karena sel tubuh juga mengalami kekurangan bahan bakar (cell
starvation),pasien
dan ada
peningkatan
asupan makanan
(polifagia).Pada IDDM, lingkaran setan dengan hilangnya banyak glukos (lewat urine)dan
glukosa yang tidak dapat dipakai (dalam darah) akan mengakibatkan banyak kalori yang
hilang dan berat badan pasien menurun walaupun ia banyak makan.
glikosuria, dan katabolisme protein setiap saat.Apabila perubahan yang telah dibahas tidak
ditangani , komplikasi DM kronis dan akut bisa timbul.Pada komplikasi akut , pasien bisa
mengalami mual, muntah-muntah, memberatnya masalah cairan dan elektrolit bisa dengan
cepat berkembang ke coma hyperglycemia atau diabetic ketoacidosi(DKA).Pada
komplikasi kronis , psien bisa mengalami gangguan mikrovaskular,makrovaskuler,atau
neuropati.(Mary Baradero , 2009.
3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala Diabetes Melitus menurut Greenspan S.F dan Bexter D.John, 1998:
a. Diabetes Melitus Tipe I( DMTI)
Sering berkemih merupakan
konsekuensi
diuretic
osmotik
akibat
dari
Poliuria
Rasa haus
Penglihatan kabur berulang
Parasthesia dan kelemahan merupakan manifestasi dari hiperglikemia dan
diuresisosmotik
Infeksi kulit kronik yang sering terjadi,pruritus generalisata
4. Pemeriksaan Penunjang
Uji diagnostic dan laboratorium
Kriteria diagnostic untuk DM, gangguan toleransi glukosa, dan diabetes
gestasional:
a. Dewasa tidak hamil .Diagnosis DM pada orang dewasa, tidak hamil, dibatasi pada
orang yang menunjukkan kelainan dari salah satu diantara pemeriksaan ini:
1) Glukosa plasma puasa 126 mg/dl
2) Adanya gejala DM, misalnya poliuria,polidipsi,berat badan menurun tanpa jelas,
dengan glukosa plasma 200 mg/dl yang diambil pada sembarang waktu
3) Glukosa plasma dua-jam postprandial 200mg/dl waktu uji toleransi glukosa oral
dilakukan sesuai criteria WHO, yaitu memakai glukosa anhidrase 75 g, dilarutkan
dalam air dan diminumkan pada pasien.
b. Gangguan uji toleransi glukosa.Glukosa plasma 2 jam postprandial 140 mg/dl dan
kurang dari dan atau sama dengan 200 mg/dl waktu uji toleransi glukosa oral.Uji
toleransi glukosa dilakukan sesuai dengan criteria WHO, yaitu memakai glukosa
anhidrase 75 g dilarutkan dalam air
c. Diabetes gastasional (ibu hamil).Setelah diberikan glukosa oral 100g, diabetes
gestasional dapat didiagnosis apabila dua nilai glukosa plasma sama atau lebih dari:
Puasa : 105 mg/dl
Satu jam : 190 mg/dl
Dua jam : 165 mg/dl
Tiga jam :145 mg/dl
Uji darah diagnostic
Uji fungsi
Glukosa darah puasa
Puasa setelah pukul 24.00
Kadar >126 mg/dl pada dua kali
pemeriksaan secara terpisah
adalah diagnostic untuk DM
Interpretasi
Uji peptide-C
Tidak perlu puasa
Nilai normal :2-20 g/ml
Menurut
Suzanne
C.
Smeltzer
komplikasi
diabetes
mellitus
(membrane mukosa
kering , turgor kulit jelek), takikardi , dan tanda- tanda neurologis yang
bervariasi (perubahan sensori , kejang-kejang , hemiparesis).
b. Komplikasi Kronik
Disebabkan oleh perubahan dinding pembuluh darah sehingga terjadi
arteriosklerosis yang khas , yaitu:
1) Kardiovaskuler : Hipertensi , infark miokard , penyakit arteri koroner
2) Mata : Retinopati diabetikum , katarak
3) Syaraf : Neuropati diabetika
4) Paru-paru : TBC
5) Ginjal : Pielonefritis , glumerulonefritis
6) Hati : Sirosis hepatis
7) Kulit / ekstrimitas : Pruritus generalisata , gangrene
6. Penatalaksanaan
Menurut Sjaifoellah Noer , 1996:
Tujuan penatalaksanaan Diabetes Melitus yaitu:
1. Tujuan jangka pendek yaitu untuk menghilangkan keluhan atau gejala DM.
2. Tujuan jangka panjang adalah untuk mencegah komplikasi.
Kerangka utama penatalaksanaan Diabetes Melitus yaitu perencanaan makan ,
latihan jasmani , obat hipoglikemik dan penyuluhan.
1. Perencanaan makan
10-15%
- Lemak
20-25 %
2. Latihan jasmani
Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu) selama 30
menit. Yang sifatnya sesuai CRIPE (Continous, Rtymical , Interval , Progresive ,
Endurance training). Latihan dilakukan terus menerus tanpa berhenti , otot-otot
berkontraksi dan relaksasi secara teratur , selang seling antara gerak cepat dan lambat
, berangsur angsur dari sedikit latihan yang lebih berat secara bertahap dan bertahan
dalam waktu tertentu. Sedapat mungkin mencapai zona sasaran 78-85% denyut nadi
maksimal (220-umur), disesuaikan kemampuan dan kondisi penyakit penyerta.Sebagai
contoh olahraga ringan adalah berjalan kaki biasa selama 30 menit , olahraga sedang
adalah jalan cepat selama 20 menit dan olahraga berat misalnya jogging.
3. Penyuluhan
Penyuluhan untuk rencana pengelolaan sangat penting untuk mendapatkan
hasil yang maksimal.Edukasi diabetes adalah pendidikan dan pelatihan mengenai
pengetahuan dan keterampilan bagi pasien diabetes yang bbertujuan menunjang
perubahan perilaku untuk meningkatkan pemahaman pasien akan penyakitnya. Yang
diperlukan untuk mencapai keadaan sehat optimal dan penyesuaian keadaan psikologik
serta kualitas hidup yang lebih baik.
Dengan berbagai macam usaha tersebut , diharapkan sasaran pengendalian
diabetes mellitus seperti yang dianjurkan oleh pakar diabetes di Indonesia dapat
dicapai , sehingga pada gilirannya nanti komplikasi kronik Diabetes Melitus juga dapat
dicegah.
4. Obat-obatan
Pengobatan yang dapat dilakukan menurut Moerdowo (1989) adalah
a.
- Klorpropamid
- Talbutamin
- Glibenklamid
- Glipizid
- Glikuidan
100-600 mg/hr
100-1000 mg/hr
2,5-20 mg/hr
2,5-40 mg/hr
30-120 mg/hr
2) Biquanid
Beberapa golongan biquanid adalah metformin , phenformin,
timedieintegration buformin
b. Pengobatan dengan insulin
Insulin diberikan tiga kali sehari 15-30 menit sebelum makan
Ada 3 jenis aturan insulin yang penting menurut cara kerjanya:
1) Insulin masa kerja cepat ( Reguler insulin ) 2-4 jam
2) Insulin masa kerja sedang ( NPH : Netral Protamin Hegedom) 6-12 jam
3) Insulin masa kerja panjang ( PZI: Protamin Zine Insulin) 18-24 jam
Indikasi pengobatan dengan insulin
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Ketoasidosis diabetic
Diabetes dengan berat badan kurang
Diabetes yang mengalami stress ( infeksi , operasional dan lain-lain)
Diabetes hamil (gestasional DM)
Diabetes tipe I
Kegagalan pemakaian obat hipoglikemi oral
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan pada penyakit Diabetes Melitus menurut Marilyn E
Doengoes ,2000 antara lain sebagai berikut:
akut
( dan
F. FOKUS INTERVENSI
Rencana asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus :
memggambarkan
kesalahan
dari
ginjal
nilai
osmolalitas
Intervensi :
a.
Diskusikan dengan pasien aktivitas yang dibutuhkan dan aktivitas yang melelahkan
Rasional : Meningkatkan motivasi pasien dalam melakukan aktivitas
b. Beri alternative aktivitas dengan adanya periode istirahat
Rasional : Mencegah kelelahan yang berlebihan
c. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas
Rasional : Mengidentifikasikan tingkat toleransi fisik pasien
d. Diskusikan dengan pasien aktivitas yang dapat mengurangi energy
Rasional : Pasien akan lebih banyak menyelesaikan aktivitas yang lebih kecil
e. Tingkatkan partisipasi pasien dalam ADL swesuai toleransi
Rasional ;Meningkatkan kemandirian pasien secara bertahap
6. Ketidakberdayaan berhubungan dengan sakit jangka panjang yang tidak dapat
disembuhkan
a.
factor-faktor
penyebab
atau
penunjang
yang
menghalangi
Mansjoer ,Arief , 2000 , Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 , Media Aesculapius , FKUI :
Jakarta
Moerdowo, 1989, dikutip dari Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, FKUI : Jakarta
Noer , Sjaifoellah , 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam , Balai Penerbit FKUI : Jakarta
Perry & Potter, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan , EGC, : Jakarta
Price, Anderson Sylvia , 2006 , Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 6 ,
EGC ; Jakarta
Soegondo, Sidartawan , 2002 , Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu , FKUI : Jakarta
Suyono, Slamet, 2002, dikutip dari Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, FKUI : Jakarta
Suzanne C.Smeltzer , 2002 , Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth
Edisi 8 Volume 2 , EGC : Jakarta
Tucker , Susan Martin , 1998 , Patien Care Standarts Nursing Proces Diagnosis and
autcom , Toronto : The Mosby Company
Wilkinson, Judith. M, 2006, Buku Saku Diagnosis Keerawatan Dengan Intervensi NIC dan
Kriteria hasil NOC, EGC : Jakarta