Anda di halaman 1dari 7

( Rohatil Atyaru Tasydu , fi layalil maulidi

Wa bariiqun-Nuri yabdu, min ma'ani Ahmadi )


2
Wa bariiqun-Nuri yabdu, min ma'ani Ahmadi
Wa bariiqun-Nuri yabdu, min ma'ani Ahmadi
Fi layalil Maulidi
Fi layalil Maulidi
Abdullah nama Ayahnya , Aminah ibundanya
Abdul Muttholib kakeknya, Abu Tholib pamannya
Khodijah istri setia, Fatimah putri tercinta
Semua bernasab mulia, dari Quraisy ternama
Inilah kisah sang Rosul, yg penuh suka duka
Inilah kisah sang Rosul, yg penuh suka duka
Oh penuh suka duka
Oh penuh suka duka
2 bulan di kandungan, wafat Ayahandanya
Tahun gajah dilahirkan, Yatim dengan kakeknya
Sesuai Adat yang ada, disusui Halimah
6 tahun usianya, wafat Ibu terpuja
Inilah kisah sang Rosul, yg penuh suka duka
Inilah kisah sang Rosul, yg penuh suka duka
Oh penuh suka duka
Oh penuh suka duka
8 tahun usia, kakeknya meninggalnya
Abu Tholib pun menjaga, Paman paling membela
Saat kecil menggembala, dagang saat remaja
Umur 25, memperistri Khodijah
Inilah kisah sang Rosul, yg penuh suka duka
Inilah kisah sang Rosul, yg penuh suka duka
Oh penuh suka duka
Oh penuh suka duka
Di umur ke 30, mempersatukan bangsa
Saat peletakan batu, hajar aswad mulia
Genap 40 tahun, mendapatkan risalah
Ia pun menjadi Rosul, Akhir para Anbiya
Inilah kisah sang Rosul, yg penuh suka duka
Inilah kisah sang Rosul, yg penuh suka duka

Oh penuh suka duka


Oh penuh suka duka

Abdullah.. Nama ayahnya


Aminah.. Ibundanya
Abdul Muththolib.. Kakeknya
Abu Tholib.. Pamannya
Khodijah.. Istri setia
Fathimah.. Putri tercinta
Semua bernasab mulia
Dari Quraisy ternama
Inilah kisah Sang Rosul yang penuh suka duka.. Oh penuh suka duka..

Burung-burung berkicauan teramat bahagia di malam kelahiran Baginda Nabi SAW, dan kilatan
cahaya terpancarkan penuh makna-makna dari Ahmad, yakni Baginda Nabi SAW

Qosidah Rohatil Athyaru Tasydu (Burung-burung berkicauan teramat bahagia)




Roohatil athyaaru tasyduu fii layaaliil maulidi


Wa bariiqun-nuuri yabduu min maaanii Ahmadi

Fii layaaliil maulidi


Maulidul haadii salaamaa anta lil ajyaal iidi



Nuurukal aalii tasaamaa min himaal baitil majiid


Wa bariiqun-nuuri yabduu min maaanii Ahmadi

Fii layaaliil maulidi


inda maa naadaal munaadii jaa-a syamsul aalamiin


Wazdahat bainal ibaadi tholatul haadiil amiin


Wa bariiqun-nuuri yabduu min maaanii Ahmadi

Fii layaaliil maulidi

Latar Belakang Keluarga


Habib Muhammad Rizieq Syihab bin Husein Shihab (Pimpinan
Front Pembela Islam:FPI) lahir di Jakarta 24 Agustus 1965,
ayahnya bernama Sayyid Husein Syihab (alm), dan ibunya
bernama Syarifah Sidah Al-Attas. Rumahnya terletak di Jl.
Petamburan III No. 83, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Di ujung gang
rumahnya terdapat sebuah took/warung usaha minyak wangi dan
perlengkapan shalat kepunyaan Habib Rizieq.

Ayahnya Sayyid Husein (alm) bersama kawan-kawannya pada


tahun 1937 mendirikan PAI atau Pandu Arab Indonesia. Sebuah
perkumpulan kepanduan yang didirikan orang Indonesia
berketurunan Arab yang berada di Jakarta, yang selanjutnya
menjadi PII atau Pandu Islam Indonesia. Di dalam diri Habib
Rizieq Syihab mengalir darah Arab dan juga Betawi, status sosial
beliau juga sebagai keturunan Habib dan mengaku sebagai
keturunan ke-38 Nabi Muhammad SAW. Sebutan lain dari Habib
adalah Sayyid. Sayyid (jamak dari Sadah) adalah kata yang
berasal dari bahasa arab, yang artinya tuan. Sharif (jamak dari
Sharaf) yang artinya dihormati adalah sinonim dari Sayyid. Sayyid
adalah gelar dan tertuju kepada seseorang atau kelompok. Gelar
ini identik untuk laki-laki, untuk perempuan adalah Sayyidah atau
Syarifah. Sayyid tertuju kepada orang arab, khususnya yang
mengklaim sebagai keturunan Nabi Muhammad melalui cuu
Beliau, Husein (anak dari Fatimah Az-Zahrah dan Ali bin Thalib).
Beliau menikah pada 11 September 1987 dengan Syarifah
Fadhlun yang masih berasal dari keluarga dan kalangan Habib.

Dari hasil pernikahannya, Beliau dikarunia lima orang anak :


Rufaidah Shihab, Humairah Shihab, Zulfa Shihab, Najwa Shihab,
dan Mumtaz Shihab. Kelima anaknya disekolahkan di Jamiat
Khair, dan juga didatangkan guru privat (ilmu agama dan umum).
Selain berjualan minyak wangi dan perlengkapan shalat, Habib
Rizieq juga berdakwah dan mengajar di Jamiat Khair. Di
rumahnya setiap malam Jumat diadakan pengajian yang dimulai
dari pukul 17.30 sampai 20.30, wirid yang dilafadzkan adalah
Wirid al-Lathif dan Ratib Al-Haddad. Dua macam wirid ini populer
di kalangan tarekat Haddadiyah , yang namanya diambil dari
Sayyid atau Habib Abdullah al-Haddad, yang dinisbahkan kepada
Imam Alawi bin Ubaidillah putra Imam Ahmad al-Muhajir yang
dipandang sebagai founding father kaum Hadhrami, kelompok
Sayyid yang berasal dari Hadramaut, Yaman Selatan. Tarekat
yang dianut oleh para Habaib adalah tarekat Alawiyyin/Alawiyyah,
yang berasal dari kata Ba Lawi yaitu suatu marga yang berasal
Sayyid Muhammad bin Alawi. Tarekat ini berbeda dengan tarekat
lain pada umumnya, perbedaan itu dapat dilihat dari praktiknya
yang tidak menekankan segi riyadhah (olah rohani) dan
kezuhudan melainkan lebih menekankan kepada amal, akhlak,
dan beberapa wirid serta dzikir ringan.
Dari perspektif sejarah, kelompok Sayyid yang sekarang ada di
Indonesia berasal dari Hadramaut. Hadramaut adalah salah satu
provinsi di Yaman Selatan. Pada tahun 1885, orang Hadramaut
yang berada di Indonesia berjumlah 20.000 orang, 10.888 berada
di Jawa dan Madura, dan 9.613 berada di pulau lain. Tahun 1905,
orang Hadramaut bertambah menjadi 30.000 orang. 19.148
berada di Jawa dan Madura, dan 10.440 berada di pulau lain.
Menjelang tahun 1934, sekitar 20 sampai 30 persen orang
Hadramaut menetap di Hindia Belanda (Indonesia), Afrika Utara,
dan negara-negara laut merah. Orang Hadramaut umumnya
tinggal di sekitar pantai, kota-kota besar seperti Batavia (Jakarta),
Pekalongan, Semarang, dan Surabaya serta Palembang.
Riwayat Pendidikan
Pendidikannya sekolahnya dimulai di SDN 1 Petamburan, SMP 40
Pejompongan, SMP Kristen Bethel Petamburan Jakarta, SMAN 4
Gambir, dan SMA Islamic Village (Tangerang) sampai pada tahun
1982. Kemudian tahun 1983 kuliah di LIPIA selama setahun

kemudian Habib mendapat beasiswa dari OKI untuk melanjutkan


studi S1 di King Saud University, jurusan Dirasah Islamiyah,
Fakultas Tarbiyah. Tahun 1990 Habib Rizieq berhasil
menyelesaikan studinya dan sempat mengajar di sebuah SLA di
Riyadh selama 1 tahun lalu kembali ke Indonesia pada tahun
1992. Beliau juga sempat melanjutkan studi program Master (S2)
di Universitas Anta Bangsa, Malaysia namun hanya sampai 1
tahun dan Beliau kembali ke Indonesia untuk melanjutkan
dakwahnya.
Karier Habib Rizieq Syihab
Selain mengisi pengajian-pengajian, Habib Rizieq juga pernah
menjabat sebagai Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Jamiat Khair
sampai tahun 1996. Walaupun sudah tidak menjabat sebagai
kepala sekolah, Beliau masih aktif mengajar di sekolah tersebut
sebagai guru bidang fiqih atau ushul fiqh. Pengalaman
organisasinya dimulai ketika Beliau menjadi anggota Jamiat
Khair, ormas berbasis keturunan Arab dan Habib. Habib Rizieq
juga pernah menjabat Dewan Syariat BPRS At-Taqwa, Tangerang.
Sebelum menjadi Ketua FPI, beliau pernah menjadi pimpinan atau
pembina sejumlah majlis talim se-Jabodetabek lalu dari mulai
berdirinya FPI (tahun 1998) sampai 2002 menjabat sebagai Ketua
Umum FPI, dan dari 2003 sampai sekarang menjabat sebagai
Ketua Majelis Tanfidzi FPI.
Peran Habib Rizieq Dalam Tubuh FPI
FPI merupakan sebuah organisasi yang memiliki struktur. Adanya
struktur menunjukkan bahwa hubungan antara satu bagian
dengan bagian lainnya merupakan suatu ikatan atas-bawah
secara hierarkis. Relasi atas-bawah itu berlangsung dalam sistem
komando, dengan posisi puncak ditempati oleh Habib Rizieq.
Selain sebagai pusat komando, Habib Rizieq juga merupakan
sebagai pusat wacana. Ide dan gagasan yang berkembang dalam
tubuh FPI berasal dari Habib Rizieq. Bagi kalangan pengikut FPI,
buku Dialog Amar Maruf Nahi Munkar bisa dikatakan sebagai
kitab suci bagi kalangan pengikut FPI.
Posisi Habib Rizieq di posisi puncak komando dan wacana
semakin kuat, hal ini dikarenakan adanya pencitraan positif
terhadap dirinya dari para pengikut FPI tanpa disadari oleh diri

Habib Rizieq sendiri. Pencitraan positif ini juga dikolerasikan


dengan keimanan, pengetahuan, dan keberanian. Konsistensi
(istiqamah) adalah refleksi keimanan; karya tulis, pendidikan
tinggi, dan kedalaman ilmu adalah bukti keilmuan; tak gentar
menghadapi tantangan dan resiko walau harus masuk penjara
adalah bukti keberanian. Di mata pengikutnya, Habib Rizieq
memiliki semua sifat dan citra positif ini.
Dalam kehidupan sehari-hari Habib Rizieq hidup sangat
sederhana. Hal ini dapat dilihat dari rumah Beliau yang kecil dan
berada di gang kecil, itu pun masih mengontrak. Mobil yang
Beliau gunakan pun masih kredit atau cicilan, padahal Beliau
sangat mungkin untuk hidup secara kaya dan mewah dari
jaringan social dan posisi yang Beliau pegang. Namun semua itu
ditolak oleh Habib Rizieq untuk menikmati itu semua dan lebih
memilih hidup apa adanya sambil terus berjuang.
Pilihan hidup ini membuat dan mempertahankan kedekatan jarak
sosial Habib Rizieq dengan para pengikutnya sehingga Beliau
tetap berada dalam kelas sosial budaya dengan para
pendukungnya. Dengan kata lain, pilihan Beliau untuk tetap hidup
apa adanya menjaga Habib Rizieq berada dalam akar budaya dan
sosial para pengikutnya.
Pencitraan positif ini telah menjadi bagian dari alat reproduksi
pengaruhnya. Kenyataan lain yang membuat menguatnya citra
positif Habib Rizieq di kalangan pengikutnya adalah adanya
kedekatan Habib Rizieq dengan beberapa tokoh politik, pejabat,
dan militer. Ada kebanggan di hati para pengikutnya ketika
mereka tahu bahwa Habib Rizieq mempunyai relasi dengan
Jendral Wiranto, Mayjen Jaja Suparman, Irjen Noegroho
Djayusman, dan beberapa pejabat tinggi negara. Kebanggan ini
telah memperkuat wibawa dan pengaruh Habib Rizieq.
Relasi kuasa di FPI terpusat pada satu orang atau satu tokoh,
yaitu Habib Rizieq. Jika seseorang membicarakan FPI berarti
orang tersebut juga sedang membicarakan Habib Rizieq, jika
seseorang membicarakan Habib Rizieq berarti orang tersebut
juga sedang membicarakan FPI. FPI merupakan transformasi dari
Habib Rizieq, bisa dikatakan bahwa Habib Rizieq adalah FPI.

Anda mungkin juga menyukai