Anda di halaman 1dari 1

HUKUM LAUT INTERNASIONAL KELAS C

SITI FAUZIYATI
NIM 11010113130371
Judul artikel
Tanggal artikel
Sumber artikel

: Australia Terobos Perairan Indonesia


: 9 Januari 2014
: jakartagreater.com/australia-terobos-perairan-indonesia/

Tentara Nasional Indonesia (TNI) dinilai tidak mampu mencegah pelanggaran perairan oleh tiga
kapal perang Australia pada 19 Desember 2013. Pelanggaran perairan Indonesia oleh kapal
perang Australia terjadi lagi pada 6 Januari 2013. Itu pun tidak dicegah aparat keamanan
Indonesia. Kapal perang Australia masuk ke perairan Indonesia hingga 7 mil dari pesisir Pulau
Rote, Nusa Tenggara Timur, untuk mengiring kembali perahu pengangkut imigran yang berlayar
ke negara itu.
Penilaian pihak Australia itu disampaikan salah satu imigran, Rabu (8/1). Tentara Australia
bilang tentara Indonesia itu kecil. Tidak mampu berbuat apa-apa, kata Mohamed Abdirashid,
18, imigran asal Somalia. Ia mengisahkan, selama pelayaran melintasi perairan Indonesia
menuju Australia, lampu kapal perang tersebut dipadamkan termasuk pada malam hari.
Pemadaman lampu tersebut bertujuan mengelabui aparat keamanan Indonesia. Kami berlayar
hampir dekat ke Pulau Rote kemudian melihat perahu di kejauhan. Kami mengira itu kapal
perang Indonesia, ternyata bukan, ujarnya. Oleh kapal yang ternyata milik Australia, Abdirashid
diminta untuk terus jalan karena Pulau Rote sudah dekat.
Sementara itu, Ketua Yayasan Peduli Timor Barat Ferdi Tanoni mendesak Pemerintah Indonesia
khususnya TNI agar tegas kepada Australia. Pasalnya, keberadaan kapal perang Australia di
perairan Indonesia yang tanpa izin merupakan pelecehan. Tindakan Australia menghalau para
imigran sampai perairan Indonesia merupakan pelecehan yang harus diambil tindakan tegas oleh
Jakarta, katanya.
Imigran Timur Tengah yang dihalau kapal perang Australia kembali ke Indonesia sebanyak dua
kali. Pertama pada 19 Desember 2013 sebanyak 47 orang. Kedua pada 6 Januari 2014 sebanyak
45 orang sehingga total imigran yang ditampung di sebuah hotel di Kota Kupang sebanyak 93
orang. Kepala Imigrasi Kupang Silvester Sililaba mengatakan imigran ditampung di hotel karena
Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kupang saat ini penuh.
ANALISIS
TNI seharusnya dapat menjaga kedaulatan Indonesia dengan menjaga perairan di seluruh
wilayah teritorial negara. Jangan sampai terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh negara lain,
jangan sampai negara lain yang meremehkan Indonesia. Setiap pelanggaran perairan harus
ditindak tegas untuk menjaga kewibawaan negara Indonesia di mata dunia.

Anda mungkin juga menyukai