Pasal 19 UUPA
4
Pasal 1
Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh Pemerintah secara terus - menerus,
berkesinambungan dan teratur, meliputi
pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan
penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data
yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai
bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah
susun, termasuk pemberian surat tanda bukti
haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada
haknya dan hak milik atas satuan rumah susun
serta hak-hak tertentu yang membebaninya.
5
Pasal 2
Pasal 3
6
Pasal 5
Pasal 19
10
Pasal 20
11
A. Dasar Hukum Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah
Pasal 19 Undang Undang Pokok Agraria
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah jo Peraturan Menteri
Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 3 Tahun 1997
Undang Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak
Tanggungan
Undang Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang
Satuan Rumah Susun
Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan
Pertanahan Nasional lainnya.
12
B. Tujuan Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah
13
Pelaksanaan Pendaftaran Tanah selama ini tidak
sepenuhnya sesuai dengan pasal 19 UUPA. Pendaftaran
Tanah yang dikehendaki pasal 19 UUPA adalah
pendaftaran tanah massal desa demi desa, atas semua
bidang tanah dengan titel apapun. Sedangkan yang
dilaksanakan selama ini lebih banyak dalam rangka
melayani permohonan-permohonan pemilik tanah secara
sporadis.
14
Kelemahan Pendaftaran Tanah secara sporadis
adalah karena pengukuran hanya dilakukan atas tanah
yang dimohonkan pendaftarannya saja sehingga ikatan
antara bidang tanah satu dengan bidang tanah yang lain
terabaikan, sehingga pada gilirannya berpotensi
menimbulkan kasus tumpang tindih. Namun secara
bertahap pemerintah telah memasang titik-titik ikatan
sampai dengan titik dasar teknik orde 3, sedangkan
pemohon berkewajiban menyediakan 2 buah titik dasar
orde 4 sebagai tempat ikatannya, apabila dilokasi
bidang tanah yang dimohon belum atau tidak ada
petanya
15
Kesulitan lain yang sekaligus mengandung kekecewaan
adalah pada pembuktian alas hak bidang tanah yang akan
didaftar. Sebagian besar obyek hak atas tanah yang akan
didaftar adalah hak milik Indonesia (milik Adat). Berbeda
dengan tanah bekas hak barat yang administrasinya di Kantor
Pertanahan sudah terbit dan lengkap data-data teknisnya,
(Sejak Kantor Kadaster), sedangkan tanah hak adat
mempunyai kelemahan di bidang pembuktian. Kelemahan ini
membawa akibat langsung sulitnya menyelidiki riwayat
penguasaan dan kepemilikan tanah yaitu :
- Benarkah tanah tersebut adalah tanah adat bukan tanah
negara ?
- Benarkah permohonan (orang yang mengajukan pendaftaran
untuk orang yang menjual kepadanya) adalah pemilik
sebenarnya ?
- Benarkah letak tepatnya sebagaimana yang ditunjuk untuk
pemohon ? (untuk tanah kosong rawan sengketa batas
16
akibat salah penunjukan batas-batas bidang tanahnya)
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka penyelidikan
penguasaan dan pemilikan hak atas tanah dilaksanakan
melalui penelusuran :
18
D. Proses Pensertipikatan Hak Atas Tanah
23
k. Surat penunjukan atau pembelian kaveling tanah
pengganti tanah yang diambil oleh Pemerintah atau
Pemerintah Daerah; atau
l. Surat keterangan riwayat tanah yang pernah dibuat oleh
Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan dengan
disertai alas hak yang dialihkan; atau
m.Lain-lain bentuk alat pembuktian tertulis dengan nama
apapun juga sebagaimana dimaksud dalam pasal II, VI
dan VII Ketentuan-ketentuan Konversi UUPA.
24
TERIMA KASIH
25