Anda di halaman 1dari 20

KOLABORASI

PEMANTAU PEMILU IMM DENGAN


PENINDAKAN PELANGGARAN PEMILU DI KOTA
SEMARANG

Oleh :
Naya Amin Zaini, S.H., M.H.
Kordiv Penindakan Pelanggaran BAWASLU Kota Semarang
Semarang, 7 April 2019
Dasar Hukum
1. UU No 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
2. Perbawaslu No. 4 Tahun 2018 tentang
Pemantau Pemilu.
3. Perbawaslu No 7 Tahun 2018 tentang
laporan/temuan penanganan
pelanggaran.
4. Perbawaslu No 8 Tahun 2018 tentang
penanganan pelanggaran administrasi.
5. Perbawaslu No 31 Tahun 2018 tentang
Sentra Gakkumdu Pemilu.
Apa esensi mendasar kita
berpemilu ?
1. Memberikan arah negara yg konstruktif (alinea 4 UUD
45)
2. Ikhtiyar untuk mengubah nasib hidup rakyat mjd baik.
3. Memperkuat kualitas demokrasi dan kedaulatan rakyat.
4. Sarana memilih pemimpin yg dikehendaki rakyat.
5. Sarana adu gagasan, ide, program, dlm menyakinkan
rakyat.
6. Saran pemimpin yg terpilih hendaknya membuat
kebijakan negara, alokasi anggaran, eksekusi kebijakan
yg lngsung menyentuh rakyat.
7. Tidak hany pemilu maksimal, namun juga berkualitas,
martabat, integritas.
Tahapan Pemilu yg masih
berlangsung saat ini, sbb :
1. Tahapan Kampanye.
2. Tahapan Pelayanan Daftar pemilih
(pemeliharaan DP)
3. Tahapan Bimtek PTPS.
4. Tahapan Bimtek Saksi Partai Politik.
5. Tahapan Rekruitmen KPPS.
6. Tahapan Pembentukan TPS.
Pemantau Pemilu
1. Pihak yang melakukan pemantauan secara
teregistrasi oleh Bawaslu.
2. Memiliki legal standing dalam menjadi
pelapor.
3. Dapat dilibatkan kepada pihak yang
bersengketa untuk menjadi saksi.
4. Memiliki legitimasi hukum dan administratif
sebagai pemantau.
5. Diakui dan diatur dalam UU 7 Tahun 2017.
6. Diakui dan diatur dalam Perbawaslu No 4
Tahun 2018 tentang PM.
Penindakan pelanggaran
1. Dimiliki wewenang oleh Bawaslu dan
jajarannya.
2. Jika pidana, maka tergabung dalam sentra
gakkumdu pemilu (polisi dan jaksa).
3. Beberapa jenis saluran hukum dlm
pelanggaran (pidana, administrasi, etik, per-
uu-an lainnya) dan PSPP.
4. Output pidana => penjara dan denda.
5. Output administrasi => putusan,
penertiban, penghentian, rekomendasi,
perbaikan sistem, himbaun.
Hal – hal komplek dan spesifikasi
kota semarang
1. DPT = 1,2 juta.
2. Kelurahan = 117 kelurahan, 16
Kecamatan.
3. Caleg = 668 caleg.
4. TPS / PTPS = 4.542 buah.
5. Ibukota provinsi Jawa Tengah.
Penanganan Pelanggaran oleh
Bawaslu Kota Semarang, sbb :
1. Pelanggaran adminidtrasi : Pelanggaran
yg tdk sesuai syarat, prosedur, tata cara,
mekanisme dlm setiap tahapan.
2. Pelanggaran pidana : pelanggaran yg
melanggar pasal-pasal pidana dlm UU 7 /
2017.
3. Pelanggaran etik : pelanggaran yg
melanggar kode etik, sumpah janji
jabatan, kode etik PP.
4. Pelanggaran per-uu-an lainnya :
pelanggaran yg melanggar per-uu-an,
selain pelanggaran adm, pid, kode etik.
Bekerjanya Pelanggaran akan di
proses, ketika :
1. Laporan : laporan dari pelapor (WNI yg
pny hak pilih, PEMANTAU PEMILU, Peserta
Pemilu) kepada Bawaslu.
2. Temuan : wewenang melekat dari Bawaslu
dalam menjalankan tugasnya melihat
adanya pelanggaran.
3. Pemberi Informasi Awal : masyarakat yg
memberi informasi awal dengan
menggunakan surat, email, medsos,
telpon, dsj terkait bukti / info awal dugaan
pelanggaran.
Penegakan Pelanggaran
Administrasi, ada beberapa macam :
1. Pelanggaran administrasi biasa : pelanggaran administrasi
yg dilakukan oleh KPU dan / atau peserta pemilu dalam
setiap tahapan pemilu. (tahapan Mutarlih-DPT-rekruitmen
KPU & jajarannya-pencalonan-tungsura, dll)
2. Pelanggaran administrasi penertiban APK-BK (tahapan
kampanye)
3. Pelanggaran administrasi TSM (Terstruktur-Sistematis-
Masif) : perbuatan money politik yg bersifat TSM, selain
pidana juga dapat di diskualifikasi. (tahapan kampanye-
hari tenang-pungut hitung).
4. Pelanggaran Administrasi dengan Adjudikasi (sidang), ada
1 kasus.
5. Kasus di Bawaslu kosem, administrasi biasa ada sekitar 30
kasus, penertiban APK-BK sekitar 7.000-an,
Contoh kongrit kasus pelanggaran
administrasi :
1. Merekomendasi temuan daftar pemilih yg berasal
dari temuan lapangan (meninggal, polri-tni, pindah,
pensiun, anak-anak, dll) ke KPU.
2. Merekomendasi pelayanan surat pindah memilih yg
terlambat mengurus.
3. Menyidangkan kasus atas laporan, pelapor tidak
keterima dlm rekruitmen PPK di GM krn melanggar
syarat, tata cara, prosedur.
4. Menertibkan APK – BK yg berserabutan / melanggar
se-kota semarang.
5. Pelaksana kampante yg tdk terdaftar di KPU.
6. Berkampanye yg tdk ada SPK – STTP dr kepolisian.
7. APK – BK yg tidak sesuai ukuran, desaign.
Penegakan Pelanggaran Pidana, sbb
:
1. Bawaslu bersama Polisi dan jaksa
tergabung dalam Sentra Gakkumdu
Pemilu.
2. Menegakkan pasal – pasal pidana yg
tercantum dalam UU 7/2017.
3. Pasal pidana misalnya money politik, dsb.
4. Pembahasan tingkat 1, 2, 3, 4 semua
melalui pembahasan dalam SGP.
5. Kasus di Bawaslu dan Gakkumdu Kosem
ada sekitar 10 kasus pidana.
Contoh kongkrit kasus penanganan
pelanggaran pidana :
1. Caleg yg berkampanye di tempat ibadah
(pasal 521)
2. Caleg berkampanye di tmt fasilitas
pemerintah (pasal 521)
3. Pejabat negara yg melakukan tindakan
dapat menguntungkan / merugikan
peserta pemilu (pasal 547)
4. Kampanye menggunakan anggaran
negara (pasal 521)
5. Politik uang masa kampanye (523).
6. Perusakan APK – BK (521)
Penegakan Pelanggaran Per-UU-an
lainnya, sbb :
1. Pelanggar adalah melanggar selain UU
7/2017, selain pelanggaran adm dan
pidana.
2. Pelanggar melanggar UU ASN, UU Pemda,
dsb
3. Pelanggar melanggar kode etik disiplin
ASN dan Kepala Daerah, dsb.
4. Merekomendasi ke KASN dan Mendagri.
5. Kasus yg ditangani Bawaslu Kota
Semarang sekitar ada 5 kasus.
Contoh kasus melanggar peer-uu-an
1. Camat aktif mendatangi kampanye.
2. Sekcam aktif mendatangi kampanye.
3. Dosen ASN yang meng-like postingan
kampanye.
4. ASN yg berfoto dengan caleg dengan
menunjukkan simbol tangan untuk
peserta pemilu tertentu.
Penyelesaian Sengketa Proses
Pemilu
1. Sengketa yg terjadi antara Peserta Pemilu
dengan Peserta Pemilu.
2. Sengketa yg terjadi antara Peserta pemilu
dengan Penyelenggara Pemilu.
3. Obyek Sengketa adalah Keputusan dan /
atau perbedaan penafsiran.
4. Cara menyelesaian dengan cara sidang
adjudikasi 12 hari dan / atau acara cepat
hari itu juga harus diputus.
5. Bawaslu Kosem dan jajarannya sudah
menyelesaikan 2 kasus sengketa.
Model Kolaborasi IMM dengan
Bawaslu, sbb :
1. IMM dapat akreditasi dan tanda pengenal dari Bawaslu
untuk melakukan pemantauan.
2. IMM harus mentaati kode etik sebagai pemantau
pemilu, hal yg boleh dan hal yg tdk boleh dilakukan.
3. IMM dapat menjadi pelapor jk ada dugaan pelanggaran.
4. IMM ikut dalam terlibat masuk dalam
mengawal/memantau hajatan demokrasi pemilu 2019,
dan sebagai tonggak sejarah.
5. Pengalaman yg berharga ketika nanti akan
dikembangkan menjadi penyelenggara pemilu kedepan.
6. IMM arus menentukan personil dan daerah TPS yg akan
dilakukan pemantauan.
Kesimpulan :
1. Kota Semarang sebagai ibukota provinsi Jateng mjd
barometer dalam penindakan pelanggaran.
Sehingga dibutuhkan peran serta aktif dari
masyarakat semarang.
2. Kasus – kasus yg ditangani Bawaslu kosem sangat
signifikan apalagi masuk dalam wilayah diibukota
provinsi, dibutuhkan pemantauan bersama2.
3. Urusan pemilu tdk hany penyelenggara pemilu,
namun urusan masyarakat luas untuk
mengkualitaskan, integritaskan, martabatkan
proses pemilu.
4. Setiap pelanggaran apa saja, akan di proses sesuai
ketentuan per-uu-an yg berlaku.
Penutup
Sekian dan terima kasih
“Bersama Rakyat Awasi Pemilu,
Bersama Bawaslu Tegakkan
Keadilan Pemilu”
Pantun untuk IMM
“Burung Pipit, minum teh hangat. Pemilu
makin sempit, IMM harus semangat”.

Anda mungkin juga menyukai