TINJAUAN PUSTAKA
V.1 Diare
V.1.1 Definisi Diare
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih
dari biasnya (>3x perhari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan atau
tanpa darah dan atau lendir.5 Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari
3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan
darah yang berlangsung kurang dari satu minggu. Pada bayi yang minum ASI sering
frekuensi buang air besar lebih dari 3-4 kali perhari, keadaan ini tidak dapat disebut diare,
tetapi masih bersifat fisiologis atau normal. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal
tersebut tidak tergolong diare , tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum
sempurnanya perkembangan saluran cerna. Untuk bayi yang minum ASI secara eksklusif
definisi diare yang praktis adalah meningkatnya frekuensi buang air besar atau konsistesinya
menjadi cair yang menurut ibunya abnormal atau tidak seperti biasanya. Kadang-kadang pada
seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari, tetapi konsistesinya cair, keadaaan
ini sudah dapat disebut diare.6
V.1. 2 Etiologi
Diare disebabkan oleh faktor infeksi, malabsorpsi, makanan dan faktor psikologis.7
1. Faktor Infeksi
Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama diare pada anak.
Jenis-jenis infeksi yang umumnya menyerang antara lain:
2.
3.
Faktor Makanan
Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi,
beracun, terlalu banyak lemak, mentah (sayuran) dan kurang matang. Makanan yang
terkontaminasi jauh lebih mudah mengakibatkan diare pada anak-anak balita.
4.
Faktor Psikologis
Faktor stress dan cemas, walaupun jarang terjadi dapat mengakibatkan diare pada
kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum dan masak air harus
mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi
manusia. Sumber air minum utama merupakan salah satu sarana sanitasi yang tidak kalah
pentingnya berkaitan dengan kejadian diare. Sebagian kuman infeksius penyebab diare
ditularkan melalui jalur fekal oral. Mereka dapat ditularkan dengan memasukkan ke
dalam mulut, cairan atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya air minum, jari-jari
tangan, dan makanan yang disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air tercemar. 5
b. Jenis tempat pembuangan tinja
Pembuangan tinja merupakan bagian yang penting dari kesehatan lingkungan.
Pembuangan tinja yang tidak menurut aturan memudahkan terjadinya penyebaran
penyakit tertentu yang penularannya melalui tinja antara lain penyakit diare. Menurut
Notoatmodjo, syarat pembuangan kotoran yang memenuhi aturan kesehatan adalah : 5
a.
b.
c.
d.
menggunakan sabun dan air. Penggunaan sabun dan air tetap penting pada kedua tangan
yang terlihat kotor. Sabun adalah produk-produk pembersih (berbentuk batangan, cair,
selebaran, atau bubuk) yang menurunkan tegangan permukaan sehingga membantu
membuang kotoran, debu, dan mikroorganisme sementara dari kedua belah tangan.10
Lima waktu penting mencuci tangan yang diperkenalkan di Indonesia adalah :
a. Setelah buang air besar
b. Setelah membersihkan anak yang buang air besar
c. Sebelum menyiapkan makanan
d. Sebelum makan
e. Setelah memegang/menyentuh hewan.
Praktik CTPS yang benar memerlukan sabun dan air mengalir. Air mengalir
dari kran bukan keharusan, yang penting air mengalir dari sebuah wadah bisa berupa
botol, kaleng, ember tinggi, gentong, jerigen, atau gayung. Tangan yang basah disabuni,
digosok-gosok bagian telapak maupun punggungnya, terutama di bawah kuku minimal
20 detik. Bilas dengan air mengalir dan keringkan dengan kain bersih atau kibaskibaskan di udara. Dengan penggunaan yang tepat, semua jenis sabun efektif dalam
membantu melunturkan kotoran/kuman (penyebab diare) dari tangan.11
Membuang tinja (termasuk tinja bayi) harus dilakukan secara bersih dan benar.
Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi tidaklah berbahaya, padahal sesungguhnya
mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar. Tinja bayi dapat pula menularkan
penyakit pada anak-anak dan orang tuanya. 9
d) Menggunakan air minum yang tercemar
Air mungkin sudah tercemar dari sumbernya atau pada saat disimpan dirumah.
Pencemaran dirumah dapat terjadi kalau tempat peyimpanan tidak tertutup atau tangan
yang tercemar menyentuh air pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan. Untuk
mengurangi risiko terhadap diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan
melindungi air tersebut dari kontaminasi.
e) Menggunakan jamban
Penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penularan risiko
terhadap penyakit diare. Keluarga yang tidak mempunyai jamban sebaiknya membuat
jamban dan keluarga harus buang air besar di jamban. Bila tidak mempunyai jamban,
jangan biarkan anak-anak pergi ke tempat buang air besar hendaknya jauh dari rumah,
jalan setapak, tempat anak-anak bermain dan harus berjarak kurang lebih 10 meter dari
sumber air, serta hindari buang air besar tanpa alas kaki. 9
f) Pemberian imunisasi campak
Diare sering timbul menyertai campak, sehingga pemberian imunisasi campak
juga dapat mencegah diare. Oleh karena itu segera memberikan anak imunisasi campak
setelah berumur 9 bulan. Diare sering terjadi dan berakibat berat pada anak-anak yang
sedang menderita campak, hal ini sebagai akibat dari penurunan kekebalan tubuh
penderita9
V.1.5 Status Gizi
Hubungan status gizi dan kejadian diare menurut Brown, K.H., kekurangan gizi
dapat menyebabkan rentan terhadap infeksi karena dampak negatif terjadi perubahan
pada perlindungan yang diberikan oleh kulit dan selaput lendir serta menginduksi
Etiologi :
Faktor Resiko:
perubahan
fungsi kekebalan tubuh.
meningkatkan
diare. Pada
Faktor Infeksi
Faktor Malnutrisi
sosiodemografi
(tingkat kejadian
pendidikan/pengetahuan
ibu)
Faktor Makanan
Faktor keparahan
lingkungan
malnutrisi
terjadi peningkatan derajat
penyakit diare. Hubungan antara gizi
Faktor Malabsorbsi
Faktor perilaku
anak
dan penyakit
infeksi adalah
hubungan
Faktor
Psikologis
Status
gizi dua arah, yaitu penyakit yang sering dapat
mengganggu status gizi dan status gizi yang buruk dapat meningkatkan resiko infeksi.
Pada penelitian menunjukkan bahwa efek merugikan dari infeksi tertentu pada
pertumbuhan dapat dikurangi atau dihilangkan dengan memperbaiki gizi. Intervensi
meningkatkan gizi menjadi lebih baik dapat mencegah dan mengendalikan infeksi.13
V.2 Kerangka Teori
Cara Penularan :
Kejadian Diare
Faktor perilaku :
Kebiasaan mencuci tangan
Kejadian Diare
Gambar V.3 Kerangka Konsep