Anda di halaman 1dari 7

3.

5 Analisis Kelayakan Usaha Tani


3.5.1 R/C Ratio
Nilai R/C Ratio untuk menganalisa usaha tani yang dilakukan oleh petani objek
(bapak Ponirun ) adalah sebagai berikut :
R/C =Pq. Q /(TFC + TVC)
Keterangan :

TFC : Total Biaya Tetap (Rp.)


R

: Revenue ; C : Biaya ( Cost )

TVC : Total Biaya Variabel Rp.)


Pq

: Harga Output , Q : Quantity

Dari perhitungan

0,214 maka

R
C

ratio

R
C

ratio

di atas dilihat bahwa hasilnya sebesar

<1 sehingga usaha tersebut tidak beruntung atau tidak

layak. Jika dilihat dari hasil perbandingan R/C Ratio tiap komponen
pembilang dan penyebutnya maka total revenue yang diterima oleh bapak

yunus sebesar Rp. 525.000,- setiap musim tanam, dan total biaya produksi
yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 2.450.000,- memberikan nilai R/C Ratio
sebesar 0,214. Nilai tersebut apabila dibandingkan dengan kriteria kelayakan
usahatani yang normal (laba tinggi) dapat dikatakan tidak layak karena
keuntungan yang diperoleh juga tidak tinggi.
Hal ini dikarenakan hasil penjualan bapa ponirun dari 13 kuintal,
yang dijual hanya 1 kuintal-1,5 kunital dijual ke selep. Sisanya dikonsumsi
oleh keluarga dan dikirim ke anaknya yang berada di Bali. Harga jual ke
selep 350.000 per kuintal. Sehingga jikalau dijual hanya mendapatkan
525.000,- dan jika dibandingkan dengan total pengeluaran 1.175.000,dikategorikan usahanya tidak layak. Akan tetapi karena Pak Ponirun bekerja
sebagai buruh tani sehingga dapat menutupi kerugian dari Total Cost.
3.5.2 BEP (Break Even Point)
Menganalisa BEP (Break Even Poin) pada kegiatan usahatani yang
dilakukan oleh petani objek (Bapak Ponirun) dapat dihitung dengan 2 cara
antara lain
a. Break Event Point unit ( BEP unit)

b. Break Event Point Harga (rupiah)

Berdasarkan pada analisis BEP (Break Even Point) yang telah


dilakukan dengan berbagai cara yang ada tersebut maka dapat diketahui nila
BEP produksi, BEP dan BEP harga yang harus dipenuhi oleh perusahaan
agar tidak mengalami kerugian atau berada pada posisi impas antara biaya
produksi yang dikeluarkan (TC) dengan penerimaan yang didapatkan dari
penjualan sejumlah produk (TR). Dalam Hal ini tidak dapat ditentukan BEP
unit karena bapa Ponirun hanya menjual 1 kuintal- 1,5 kuintal sedangkan TC
yang dikeluarkan tidak sebanding dengan pengeluaran yang dikeluarkan.
Jika 13 kuintal tersebut dapat dijual sepenuhnya dapat diidentifikasi BEP
unitnya.
Apabila produksi gabah basah yang didapatkan dibawah ambang
ukur BEP produksi tersebut maka bapak Ponirun akan merugi karena
usahatani yang dilakukan akan membutuhkan biaya produksi lebih tinggi
jika dibandingkan dengan hasil produksi per

2000 m 2. Nilai BEP

penerimaan yang harus didapatkan Bapak Ponirun apabila standard BEP

agar tidak merugi sebesar Rp. 16.333 / kg. Hal ini untuk menutupi hasil
penjualan 150 kg untuk Biaya total Rp 2.450.000,3.6 Pemasaran Hasil Pertanian
Hasil Survei:
No Uraian
1

Dikonsumsi

Jumlah
Unit
11,5-12

sendiri

kuintal

Dijual

1-1,5
kuintal

%
93

Pemasaran
Lembaga
Tempat
Rumah

Alasan
Untuk mencukupi

dan

kebutuhan pangan

dikirim

keluarga dalam 1

Selep/

ke anak
Gapok-

musim tanam
Mudah
dalam

Tengkulak

tan

akses

penjualan.

Tidak butuh tenaga


kerja
Tingkat

tambahan.
kerugian

rendah
Pemasaran hasil panen merupakan salah satu unsur penting dalam kegiatan usaha
Dari hasil survey dalam melakukan pemasaran hasil panen tanaman padi dijual pada
tengkulak terdekat didaerah setempat dengan sistem tengkulak datang langsung
terhadap petani dan terjun lansung ke lahan untuk mempertimbangkan harga patokan
yang akan diberikan pada petani dengan melihat luas lahan dan kuantitas maupun
kualitas produk. Pada umumnya sistem yang digunakan adalah sistem tebasan atau
dapat juga sistem kuintalan. Pak Ponirun menjual hasil panennya sebanyak 7% dari
total hasil panen yang mencapai 13 kuintal/ 0,2 Ha, sedangkan 93% untuk
dikonsumsi sendiri. Dalam hal ini Pak Ponirun memilih melakukan penjualan

3.7 Kelembagaan Petani


No
1.

Jenis Kelembagaan
Kelompok Tani

Lokasi
Rumah

(sumber beras 1)

Ponari

Manfaat
Bapak - Musyawarah
- Gotong royong dalam
perbaikan

saluran

irigasi
Bimbingan

dalam

melakukan usaha
Wadah
penyalur
aspirasi

untuk

pengajuan alsintan
Mendapatkan bantuan
bibit

Lembaga adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau
kegiatan masyarakat yang dianggap penting yang mempunyai tujuan baik dalam
kesejahteraan. Dalam usaha tani kelembagaan mempunyai peranan dalam penunjang
keberhasilan suatu usaha seperti halnya koperasi dalam penyediaan sarana produksi
baik itu benih, pinjaman modal, pupuk dll. Kelembagaan usahatani memiliki potensi
untuk meningkatkan produktivitas dan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
pelaku usahatani (Viswanathan, 2006). Kelempok tani sumber beras 1 rutin
melakukan musyawarah jika terdapat masalah. Pertemuan dilakukan di rumah
anggota masing-masing. Umumnya, musyawarah dilakukan 1 bulan sekali. Selain itu
pada kelompok tani tersebut, Pak ponari mendapatkan manfaat yaitu mendapatkan
bantuan bibit untuk bertanam. Terkadang bibit diberikan secara geratis untuk ditanam.
Untuk masalah penyediaan air, dengan kelompok tani sebagai wadah
musyawarah, menjadikan anggota kelompok tani sumber beras 1 tidak kekurangan
air. Pasalnya, Irigasi bagi air dilakukan setiap minggu selama 1 bulan pada saat ingin

menanam dan dilakukan secara bergantian. Hal ini yang membuat persediaan
pengairan untuk penanaman selalu tersedia. Beberapa waktu yang lalu, terdapat
penyuluh ke kelompok tani untuk memberikan pengaraha. Kegiatan tersebut
membantu kegiatan usaha tani guna meningkatkan produksi petani.
Kelompok tani pada umumnya dibentuk berdasarkan kepentingan teknis
untuk memudahkan pengkoordinasian apabila ada kegiatan atau program pemerintah,
sehingga lebih bersifat orientasi program, dan menjamin kemandirian kelompok dan
keberlanjutan kelompok. Adanya kelompok tani mempunyai banyak keuntungan
seperti halnya sebagai sarana musyawarah antar masyarakat petani dan juga
bimbingan dari penyuluh pertanian guna mengetahui ataupun belajar tentang
bagaimana caraq bercocok tanam yang baik, pengenalan alat-alat terbaru yang dapat
digunakan dalam kegiatan budidaya.
Pada daerah yang kami amati kelompok tani banyak bermanfaat dalam hal
wadah aspirasi masyarakat dan juga mempererat tali kerukunan warga seperti gotong
royong. Pada intinya kelompok tani mengajak para anggota untuk saling melakukan
kerja sama (gotong royong) dalam hal perbaikan saluran irigasi dan drainase, dengan
tidak menutup kemungkinan dapat menjaga keutuhan saluran sehingga air yang
dibutuhkan dapat tercukupi.
1.8 Kendala Usahatani
Dalam usaha tani jarang menemukan suatu usaha yang tidak
mempunyai kendala. Pada daerah yang kami amati kendala usaha terutama lahan
bapak Ponirun dengan komoditas padi kendala usahanya adalah munculnya hama
yaitu tikus, Penggerek Batang, dan Wereng. Tikus merupakan salah satu binatang
pengerat yang dapat menurunkan hasil panen secara signifikan. Selain itu
penyerangan hama terbesar yaitu Hama penggerek batang dan diikuti wereng.
Untuk pengendalian, Bapak Ponirun melakukan 2 pengendalian
yaitu

Anda mungkin juga menyukai